Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM KAKI DIABETIK DAN DIET DIABETIK

PENYULUHAN KESEHATAN

Disusun Oleh :

SITI NUR ISTIQOMAH

J230181079

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Senam kaki diabetik dan diet DM

Tempat : Rumah Ny. S, Menuran, Baki

Hari/Tanggal : Senin, 29 April 2019

Waktu : 15.30-selesai

Sasaran : Ny. S

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dan salah
satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya dimasa datang, World
Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025 angka kejadian
DM meningkatmenjadi 300 juta orang. Meningkatnya prevalensi DM di
negara berkembang salah satunya perubahan gaya hidup. Indonesia salah satu
negara yang masuk dengan negara yang prevalensi DM juga meningkat dan
diperkirakan pada tahun 2025 DM di Indonesia menjadi urutan kelima (12.4
juta orang) dari sebelumnya urutan ketujuh pada tahun 1995 (4.7 juta orang)
(Suyono, 2014). DM adalah penyakit kelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh
kurangnya insulin, tidak mampu insulin bekerja atau keduanya. Klasifikasi
DM dibagi dalam beberapa bagian yaitu DM tipe 1 (IDDM = Insulin
Dependen Diabetes Melitus), DM tipe 2 NIDDM = Non Insulin Dependen
Diabetes Melitus), DM kehamilan dan DM yang berhubungan dengan
kondisi lainnya. Diantara klasifikasi DM, DM tipe 2 paling banyak ditemui
sekitar 90-95% dari pasien DM (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
Manifestasi klinis pasien DM adalah peningkatan frekuensi urin (polyuria),
peningkatan rasa haus (polydipsia) dan peningkatan masukan makanan
dengan penurunan berat badan (polyphagia) (Black & Hawks, 2009). Akibat
lanjut atau komplikasi dari DM dapat bersifat jangka panjang berupa
mikroangiopati dan makrongiopati dan jangka pendek yang hingga
menyebabkan kematian. Adapun komplikasi mikrovaskuler meliputi

2
retinopati, nefropati dan neuropati sedangkan kerusakan makrovaskuler
meliputi penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah serebral dan juga
kerusakan pembuluh darah perifer tungkai yang biasa disebut dengan kaki
diabetes (Lewis, Dirksen, Heitkemper, Bucher, & Camera, 2011; Waspadji,
2014).
Menurut Waspadji (2014) kaki diabetes merupakan salah satu infeksi
kronik DM yang paling ditakuti, berakhir dengan kecacatan (amputasi) dan
kematian. Di Indonesia angka kematian dan angka amputasi masih tinggi
masing-masing sebesar 16% dan 25%. Terjadinya kaki diabetik dimulai dari
glukosa yang tinggi akan merusak pembuluh darah perifer kaki yang awal
mulanya terjadinya iskemia yang dapat juga menyebabkan Peripheral Artery
Disease (PAD). Komplikasi kaki adalah hal yang bisa terjadi pada pasien
diabetes yang dapat meningkatkan angka amputasi serta mengancam
kehidupan. Dalam hal menurunkan hal yang mengancam kehidupan maka
perawatan kaki dengan baik (Chong, Moissinac, Hwa, Murugesan, & Kim,
2004). Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pencegahan primer dan skunder. Pencegahan primer yaitu mencegah agar
tidak terjadinya luka dan pencegahan skunder yaitu mencegah kecacatan
akibat luka. Tujuan pengelolaan diabetes yaitu hilangnya berbagai keluhan
gejala diabetes dan tercegahnya berbagai komplikasi baik pada pembuluh
darah sehingga pasien dapat menikmati kehidupan yang sehat dan nyaman.
Apabila seseorang terdiagnosa diabetes mellitus maka sangat diperlukan yaitu
pencegahan primer yaitu dengan perawatan kaki seperti membersihkan kaki,
memakai kaus kaki dan tidak berjalan menggunakan alas kaki(Tjokroprawiro
& Murtiwi, 2014;Waspadji, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Sihombing, Nursiswati, & Prawesti (2008 )menyimpulkan bahwa perawatan
kaki wajib dilakukan oleh setiap orang khususnya pada pasien DM karena
sangat rentan dan membutuhkan waktu yang lama.
Selain aktivitas atau senam, pengaturan makanan atau diet diabets militus
juga sangat penting diketahui oleh penderita. Pentingnya menjaga normalitas
gula dalam darah yakni dengan mengatur maknan yang masuk pada tubuh
penderita

3
B. Tujuan
1 Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, pasien dapat mengetahui
tentang senam kaki diabetik
2 Khusus
 Mampu mengetahui pengertian senam kaki diabetik
 Mampu memahami tujuan senam kaki diabetik
 Mampu memahami indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetik
 Mampu memahami cara/gerakan senam kaki diabetik
C. Bahasan
1. Pokok Bahasan : senam kaki diabetik
2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian senam kaki diabetik
b. Tujuan senam kaki diabetik
c. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetik
d. Gerakan senam kaki diabetik
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktik
E. Media
1. Leaflet
F. Materi
(Terlampir)
G. Pengorganisaian
1. Pelaksana
Penyaji : Siti Nur Istiomah
H. Setting Tempat

1. Perawat 2. Pasien

4
I. SusunanAcaraPenyuluhan
No Waktu Kegiatan Respon
1 5 Menit Pembukaan : 1. Membalas salam
1. Salam penyaji
2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Apersepsi 3. Menyetujui konrak
waktu
4. Menjawab apersepsi
2 20 menit 1. Pelaksanaan : 1. Mendengarkan dan
a. Memberikan penjelasan memperhatikan
tentang diet DM 2. Audience bertanya
b. Memberikan penjelasan dengan penyaji
macam diet 3. Memberikan pertanyaan
c. Memberikan penjelasan kepada audience
pengertian senam kaki
diabetik
d. Memberikan penjelasan
tujuan senam kaki diabetik
e. Memberikan penjelasan
tentang indikasi dan
kontraindikasi
f. Memberikan penjelasan
tentang gerakan senam kaki
diabetikI
2. Memberikan waktu kepada
pasien untuk bertanya
3. Melakukan evaluasi
3 5 Menit 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
2. Menutup dan mengungkapkan memperhatikan
salam 2. Menjawab salam

5
J. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pasien dapat terkoordinir dengan mudah dan mengikuti edukasi dengan
tenang.
2. Evaluasi Proses
a. Pre-test dan post-test materi terlaksana dengan lancar.
b. Penyaji menyampaikan materi dengan baik.
c. Pasien dapat mengikuti dengan tenang dan lancar
d. Tanya jawab berjalan lancar.
3. Evaluasi hasil
Peserta dapat menyebutkan :
a. Pasien dapat menyrbutkan contoh makanan yang cocok untuk
penderita DM
b. Pasien dapat menyebutkan tujuan senam kaki diabetik
c. Pasien dapat menyebutkan indikasi dan kontraindikasi senam kaki
diabetik
d. Pasien dapat mendemonstrasikan gerakan senam kaki diabetik

6
Lampiran materi
Diet Diabetes Militus
1. Pengertian DM
Suatu penyakit dimana kadar gula darah meningkat akibat
rusaknya system tubuh yang bertugas memecahkan makanan
2. Penyebab dari DM
a. Keturunan
b. Kelebihan berat badan
c. Stress
d. Infeksi
e. Obat-obatan
f. Hormone
g. Gaya hidup/pola makan
3. Tanda dan gejala DM

a. Kesemutan dan rasa baal


b. Haus, lapar, banyak kencing yang terus menerus
c. Kelemahan tubuh
d. Luka yang tidak sembuh-sembuh
4. Pengobatan bagi penderita DM
a. Terapi diit dan gizi
b. Olah raga
c. Terapi obat
d. Penyuluhan gizi
5. Manfaat dari Diit bagi penderita DM
a. Untuk menurunkan kadar gula dalam darah
b. Menurunkan kadar gula dalam air kencing
c. Menstabilkan aktivitas system tubuh
6. Diit – diit yang penting bagi penderita DM
a. Diit rendah garam
 Syarat nya :
Cukup kalori
Bentuk mkanan disesuikan dengan keadaan penyakit

7
Jml garam disesuaikan dengan beratnya pembengkakan pada kaki
dan tangan dan tekanan darah.
 Contoh menu : ( memberikan garam ½ sendok the )
beras 70 gr = 1 gls
Telur 50 gr = 1 btr
Minyak 5 gr = 1 ½ sdm
Tempe 2 ptg sdg
b. Diit Rendah Gula
 Contoh menu :
beras 100 gr = 1 gls
ayam tanpa kulit 40 gr = 1 ptg sdg

kacang hijau 20 gr = 2 sdm

jeruk 2 buah

8
Senam Kaki Diabetik

1. Pengertian
Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien yang menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya
luka dan membantu memperlancar peredaran darah pada bagian kaki
(Setyoadi & Kushariadi, 2011; 119).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk
kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan
juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
2. Tujuan senam kaki diabetik
a. Latihan menguatkan sendi pergelangan kaki
b. Latihan menguatkan otot kaki
c. Latihan menguatkan otot intrinsik (jari kaki)
d. Memperbaiki sirkulasi darah
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
f. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
g. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi
Senam kaki ini dapat dibeikan kepada seluruh penderita Diabetes
Melitus dengan tipe I dan II. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien
didiagnosa menderita Diabetes Melitus
b. Kontraindikasi
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau
nyeri dada
2) Orang yang depresi , khawatir dan cemas
4. Gerakan senam diabetik

Dalam posisi duduk

 Posisi duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai

9
 Letakkan tumit di lantai , Jari jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah
seperti cakar ayam sebanyak 10 x.

10
 Letakkan tumit salah satu kaki di lantai angkat telapak kaki
lainnya , jari – jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit
kaki diangkatkan ke atas . Cara ini dilakukan bersamaan
pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 x.

 Tumit kaki diletakkan di lantai . Bagian ujung kaki


diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 x.

11
 Jari – jari diletakkan di lantai . Tumit diangkat dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 x.

 Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari


ke depan, turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke
kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
 Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat
kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah
lalu turunkan kembali ke lantai.
 Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8,
namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi
sebanyak 10 kali.
 Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi
tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke
belakang.
 Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

12
 Letakkan sehelai Koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi
seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.

1. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua


bagian koran.
2. Sebagian Koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil
dengan kedua kaki.
3. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut
dengan kedua kaki lalu letakkan sobekan kertas
pada bagian kertas yang utuh.
4. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi
bentuk bola.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kushariadi & Setyoadi.2011.Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta:Salemba Medika
Noer, Sjaifoellah.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta: FKUI
PSIK – STIKES WIRA MEDIKA.2009/2010.Buku Panduan Skills Lab Program Reguler
Semester III.PSIK-STIKES WIRA MEDIKA
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed.8.Jakarta: EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai