Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kasus kasus ostomy pada umumnya disebabkan oleh keganasan ( kanker ) sementara pada
anak anak sering dilakukan karena ada kelainan bawaan seperti atresia ani, hirschprung dll,
stoma ada yang permanent dan ada yang sementara.Pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien pasien ostomy dimulai dari masa persiapan operasi sampai masa pasien
pulang dari Rumah Sakit
Pelayanan perawatan preoperasi memegang peranan penting karena menjadi titik awal dari
perawatan selanjutnya, penjelasan yang akurat,pendidikan kesehatan yang adekuat dan stoma
sitting yang tepat serta didukung oleh persiapan operasi yang sesuai standart dan
penatalaksanaan post operative yang baik
Setiap ostomet berhak untuk hidup normal dan tetap mampu melakukan kegiatan sehari
hari seperti sebelum dia dilakukan operasi stoma, dimana dia tetap mampu untuk beraktifitas,
melakukan perjalanan, olah raga, berperan dikeluarga dan mampu melakukan pekerjaan
meskipun mereka memiliki stoma.Sering sekali stoma membawa masalah bagi pasien baik
fisik maupun psikologi,hal ini memacu kita untuk selalu mengembangkan serta
meningkatkan ilmu pengetahuan dalam pelayanan keperawatan khususnya pada pasien
pasien stoma
Sistem Pencernaan teridiri dari Mulut Esophagus - Lambung Usus halus ( Duodenum
Jejenum Ileum ) Usus besar Rektum Anus.dan fungsi dari system pencernaan tersebut
antara lain : Ingesti, Digesti, Absorbsi, Eliminasi dan Regulasi cairan dan Elektrolit

Diversi usus atau fekal secara umum disebut pembedahan ostomi, dapat permanen atau
sementara. Ini dilakukan terutama pada obstruksi usus mekanis, paling umum adalah kanker
kolon, kolitis ulseratif, penyakit divertikular, dan trauma pada usus.
Ostomi dibuat melalui pembedahan dengan membuat lubang (stoma) melaui dinding
abdomen dengan menggunakan segmen proksimal dari usus. Feses kemudian dikeluarkan
melalui stoma.
Awalan yang mengikuti ostomi menunjukkan segmen usus yang dikeluarkan melalui dinding
abdomen.
- Ileostomi : lubang stoma yang dibuat di ileum.
1

- Kolostomi :
Kolostomi ascending : pembuatan lubang stoma di kolon ascenden (di sebelah kanan
abdomen). Stool yang keluar dari stoma berbentuk cair
Kolostomi Transverse : pembuatan lubang stoma di kolon transversum (disebelah atas
abdomen kearah tengah atau sisi kanan)
Kolostomi Descending / sigmoid : pembuatan lubang stoma di kolon desenden dan sigmoid
( di sebelah kiri bawah abdomen).

2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian ostomy ?
2. Apa saja jenis ostomy
3. Apa saja jenis kantung ostomy ?
4. Apa saja komplikasi dari ostomy ?
5. Apa saja tindakan dalam perawatan ostomy ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ostomy
2. Untuk mengetahui apa saja jenis ostomy
3. Untuk mengetahui jenis kantung ostomy
4. Untuk mengetahui komplikasi ostomy
5. Untuk mengetahui tindakan perawatan ostomy

BAB II
ISI
A. Definisi

Ostomi adalah prosedur pembedahan untuk membuat lubang atau stoma pada usus
besar atau kecil yang berfungsi mengeluarkan feses. Ostomi biasanya dibuat karena
adanya trauma, karsinoma, inflamasi atau obstruksi di bawah lokasi ostomi. Stoma
dapat dibuat untuk sementara atau permanen bergantung pada integritas dan/ fungsi
usu dan tujuan dari pembedahan.

Ostomy adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991.

Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui dinding perut
untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)

Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk mengeluarkan
feces.

Stoma dalam bahasa Yunani adalah mulut. Stoma adalah : usus yang dikeluarkan dari dinding
abdomen melalui proses operasi dan biasanya dilakukan karena ada kelainan baik bawaan
maupun ditemukan saat terjadi kecelakaan atau bahkan karena ada penyakit dibagian saluran
pencernaan ataupun disaluran perkemihan
Fungsi dari stoma adalah : Diversi isi usus ( Ileostomy, colostomy, urostomy ) dan Pemberian
asupan nutrisi enteral ( Gastrostomi, jejunostomy )Stoma dibentuk ada yang bersifat
permanen dan ada yang bersifat sementara untuk penyebabnya ada beberapa factor antara lain
: Ileustomy disebabkan oleh Crohn disease, Ulcerative colitis, Cancer dan Familial polyposis
sementara untuk colostomy disebabkan oleh cancer, Divertikulitis, Congenital condition,
stab/gunshot wound dan disebabkan oleh trauma
Tindakan operasi yang sering dilakukan untuk membuat stoma tergantung dari penyebabnya
dimana ada beberapa jenis tindakan operasi antara lain : Miles procedure, APR, APER dan
Hartman.
Gastrointestinal Stoma
Pada umumnya dibuat untuk ileum (ileostomy) atau colon (colostomy). Tedapat 2 jenis
gastrointestinal Stoma :

1. Temporary (de-functioning) stomas : meliputi ileostomy atau colostomy yang dibuat


untuk melindungi suatu anastomosis atau dekompresi atau penyembuhan segmen usus
bagian distalnya. Stoma mempunyai 2 lubang yaitu lubang proksimal adalah tempat
keluarnya faeces dan lubang distal tempat keluarnya mukus dari usus bagian
distalnya.
2. Permanent stoma : lubang dinding abdomen yang dibuat secara permanen tempat
menempelkan bagian akhir dari usus pada permukaan kulit. Terdapat beberapa bentuk
permanent stoma antara lain:

a. Panproctocolectomy : ileostomy permanent yang dibuat dari ileum terminalis,


seluruh colon rectum dan anus diangkat.
b. Total colectomy: ileostomy dibuat tetapi ujung rectum tetap dan disalurkan ke
dinding abdomen sebagai mucus fistula.
c.

Abdomenoperineal (A-P) excision : colostoly pada fossa iliaca sinistra,


rectum dan anus diangkat, sering disertai dengan pengangkatan 1/3 bagian
atas dinding posterior vagina

d. Hartmarns procedure, eksisi dari sigmoid atau atas rectum colostomy dibuat
dan ujung rectum ditutup dan dibiarkan didalam pelvis.
e. Pelvis exenteration: operasi radikal untuk pengangkatan organ pelvis; dibuat
colostoly dan urostomy.
a. Kelainan pada organ Pencernaan yang menimbulkan indikasi tindakan
gastrointestinal Stoma :
b. Esafagus : Kanker pada bagian ini akan menyebabkan gangguan menelan, dimulai
sulit menelan dan bila tidak cepat diangkat akan tersumbat total sehingga tidak bisa
menelan sama sekali.
c.

Lambung : Seperti di Esophagus kanker di lambung juga akan menyebabkan


tersumbatnya saluran cerna, tetapi tergantung

d. Usus Besar : Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan pola defikasi
artinya secara berangsur angsur penderita merasa tidak nyaman diperut kemudian
mulas yang sukar diterangkan sebabnya dilanjutkan dengan diare / mencret berak
darah lender ini terutama untuk kanker rectum dan obstruksi saluran cerna karena
tersumbatnya usus besar akhirnya perut kembung karena kotoran menumpuk dalam
usus karena tidak bisa keluar.
Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini
4

dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum. Pengangkatan
seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap
(pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus
besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang
disebut kantung kolostomi.
e. Usus Halus : Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak. Kebanyakan tumor jinak
tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan
terdapatnya darah dalam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau
penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya
(intususepsi).
f. Pangkreas : Kanker pangkreas karena letaknya sangat sulit terdiagnosis, biasanya
diketahui setelah ada komplikasi ikterus atau penyumbatan pada usus 12 jari.
g. Hati : Kanker primer yang terletak ditepi pada keadaan dini bila cepat diketahui dan
segera diambil tindakan operasi akan menyembuhkan penyakitnya. Pada hati sering
dijumpai kanker sekunder yang berasal dari penyebaran kanker alat tubuh lain seperti
usus, paru, payudara, genitalia, interna.
h. kolon
Kolostomi Dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut
diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal sebagai
anus buatan.
Kapan kolostomi dikerjakan ?
Kolostomi dikerjakan / dibuat pada keadaan :
1) Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari batas anus)
2) Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
3) Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5 cm diatas
anus
Perawatan Colostomy
1. Penjelasan yang baik pada penderita maupun keluarga baik sebelum dan sesudah
operasi.
2. Kosongkan pouch (kantong) beberapa kali sehari dan ganti setiap 1-3 hari atau bila
terjadi perembesan, cara :
a. Persiapkan pouch pengganti
b. Lepas / angkat pouch yang diganti
c. Perhatikan keadaan kulit sekitar stoma (adakah luka, iritasi, atau radang), bersihkan
kulit dengan air hangat tanpa sabun atau alcohol atau desinfektans
d. Pasang pouch yang baru.
5

B. Urinary Stoma :
Pada umumnya merupakan prosedur yang permanent baik menggunakan saluran
intestinal (dapat menggunakan ileum atau colon) maupun ureterostomy dan keduanya
disebut urostomy. Istilah ileostomy hanya digunakan untuk faecal stoma.
Ureterostomy dapat dibuat dari salah satu atau ke 2 ureter.
Terdapat beberapa jenis urostomy:
1. Urostomy dengan total cyctectomy, merupakan urostomy permanent, biasanya
menggunakan saluran ileum
2. Urostomy tanpa pengangkatan bladder, sering menggunakan saluran ileum.
3. Percutaneus nephrostomy adalah pemasangan catheter pada sistem
pelviocaliceal melalui dinding abdomen.
a. Kelainan pada organ perkemihan yang menimbulkan indikasi tindakan
urinary Stoma sebagian besar diakibatkan oleh keganasan sel pada
organ tersebut, adapun kelainan tersebut antara lain :
1) Blader : Pada Blader Neoplasma sering terjadi hematuri
disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya
intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam
mencari pelayanan diagnostik. Akibat perkembangan penyakit
klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross
hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari
pengobatan.
2) Saluran Kemih : Seorang yang menderita penyakit batu saluran
kemih jika terdapat faktor predisposisi, kurang minum
sehingga konsentrasi zat pembentuk dalam air seni menjadi
lebih pekat mengakibatkan mudah terbentuk batu. Faktior
predisposisi lainnya : faktor batu saluran kemih/infeksi saluran
kemih sebelumnya, riwayat keluarga yang menderita batu
saluran kemih, penyakit gout (peningkatan kadar asam urat
darah yang tinggi), mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kalsium atau oxalat (coklat, cola, kacang, teh) dan
sumbatan saluran kemih.
3) Ginjal : Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan
gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak
ditemukan adalah hematuria (adanya darah di dalam air
kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak
kemerahan atau diketahui melalui analisa air kemih. Tekanan
darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke
beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu
dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan
tekanan darah.
Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon
eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk
meningkatkan pembentukan sel darah merah. Gejala lainnya
6

yang mungkin terjadi berupa nyeri pada sisi ginjal yang


terkena, penurunan berat badan
4) Kandung kemih : Gejala pada pasien yang menderita Ca
Kandung Kemih dapat berupa hematuria (adanya darah dalam
air kemih), rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih,
desakan untuk berkemih, sering berkemih. Gejala dari kanker
kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih
(sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.
Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar
untuk infeksi,k gejalanya tidak menghilang.
5) Pelvis Renalis dan Ureter : Kanker pada pelvis renalis dan
ureter dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis
dan ureter. Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis
disebut karsinoma sel transisional. Pelvis renalis adalah bagian
ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air
kemih ke ureter. Ureter adalah tabung / saluran yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Gejala awal
biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika
aliran air kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah
antara tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di perut bagian
bawah.
6) Uretra : Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang
terjadi, yang ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan
saluran tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Pada
wanita, panjang uretra adalah sekitar 3,75 cm dan ujungnya
adalah berupa lubang yang terletak diatas vagina. Pada pria,
panjang uretra adalah sekitar 20 cm, menembus kelenjar prostat
dan berakhir sebagai sebuah lubang di ujung penis.
Gejala pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih
(hematuria), yang mungkin hanya dapat diketahui dengan
pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga tampak sebagai air
kemih yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa
tersumbat, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam
berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan sedikit.
C. Tracheostomy
Adalah lubang buatan pada dinding anterior trachea untuk membuat saluran udara.
Terdapat 2 macam tracheostomy :
1. Tracheal stoma post laryngectomy : merupakan tracheostomy permanen. Tracheal
cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada leher. Rigiditas cartilage
mempertahankan stoma tetap terbuka sehingga tidak diperlukan tracheostomy tube
(canule).
2. Tracheal stoma without laryngectomy : merupakan tracheostomy temporer. Trachea
dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat obstruksi. Digunakan
tracheostomy tube (canule) terbuat dari metal atau Non metal (terutama pada
penderita yang sedang mendapat radiasi dan selama pelaksanaan MRI Scanning.

Perawatan Trachestomy :
a) Tracheostomy tube terdiri dari iner tube (canule) dan outer tube
b) Iner tube harus diganti tiap 7-14 hari (maksimal 30 hari)
c) Iner tube harus dikeluarkan minimal sekali sehari untuk melihat adanya kerak dan
bersihkan dengan sabun cair dan air hangat yang mengalir (jangan menggunakan
sikat, cleaner atau spong). Bila sekret kental dan timbul kerak bersihkan dengan
Natrium bicarbonat kemudian bilas dengan air hangat yang mengalir.
d) Outer tube harus diganti tiap 30 hari.
e) Suctioning: gunakan suction catheter dengan ukuran lebih kecil dari separuh ukuran
lubang tube.
f) Bersihkan daerah sekitar tracheostomy dengan normal saline dan usahakan tetap
kering untuk mencegah infeksi.
g) Humidifikasi dengan saline Nebulizer (melalui tracheal stoma).
Yang harus diperatikan pada pasien dengan menggunakan Stoma
Tracheostomy
1) Pada saat bicara tutuplah dengan kasa atau kertas
2) Siapkan selalu pelebar trachea, termometer
3) Hisaplah bila sudah mulai banyak sekret
4) Jangan sampai kemasukan air saat mandi
5) Bila memungkinkan menggunakan pakaian yang bisa melindungi lubang tetapi udara
bebas keluar masuk
Tujuan dan hasil perawatan
1. Pasien kembali dapat merawat diri sendiri atau kembali ke status sebelum
hospitalisasi.
2. Pasien ,keluarga, dan pemberi perawatan beradaptasi terhadap perubahan citra tubuh.
3. Pasien, keluarga, dan pemberi perawatan dapat merawat ostomi setiap hari.
4. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
5. Berat badan pasien dalam rentang 10% dari BB normal.
6. Pola elimiminasi pasien adekuat berkenaan dengan status pasien .
7. Ostomi tidak bocor dan pasien tidak mengalami ketidaknyamanan karena ostomi.
8. Pasien tidak mengalami kerusakan kulit lainnya, kerusakan kulit sebelumnya telah
sembuh.
9. Pasien dapat mendemontrasikan strategi koping yang efektif.
10. Martabat dan privasi pasien dihargai, saat bantuan perawatan diri dan ADK diberikan.

11. Keluarga dapat menyatakan poin penting yang berhubungan dengan penatalaksanaan
penyakit.
B. Jenis Ostomi
1. Kolostomi adalah dapat permanen atau sementara. Digunakan ketika hanya
sebagian dari usus besar diangkat. Umumnya diletakkan di kolon sigmoid,
stoma dibuat dari usus besar dan lebih besar dibandingkan ileostomi. Produksi
feses mulai lunak sampai padat.
a. Kolostomi permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila klien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum
sehingga tidak memunginkan feces melalui anus.Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang).
b. Kolostomi temporer/sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feces sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan
seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini
mempounyai dua ujung yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut
kolostomi double barrel.

Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan berupa mukosa kemerahan


yang disebut Stoma. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih
terjadi pembengkakkan sehingga stoma tampak membesar.

Klien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan


laparatomi (pembukaaan dinding abdomen). Luka laparatomi sangat
beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang
stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feces yang dapat
mengkontaminasi luka laparatomi.
Perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka
dan mengganti balutan jika balutan terkontamiansi feces.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong telah
terisi feces atau jika kantong kolostomi bocor dan feces cair mengotori
9

abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit klien disekitar stoma


tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi kulit dan
untuk kenyamanan klien.

Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink
salep/zink oil atau segera konsultasikan pada dokter ahli jika klien alergi
terhadap perekat kantong kolostomi. Pada klien yang alergi tersebut
mungkin perlu dipikirkan untuk remodifikasi kantong kolostomi agar
kulit klien tidak teriritasi.

2. Ileostomi adalah dapat permanen atau sementara. Digunakan ketika seluruh


usus besar diangkat. Stoma dibuat dari usus halus dan lebih kecil
dibandingkan kolostomi. Produksi feses berkisar menyerupai pasta sampai
cair.
3. Urostomi adalah digunakan ketika dilakukan pemintasan kandung kemih atau
harus diangkat seluruhnya.
D. Jenis kantong ostomy
1. Drainable Pounches / Open-ended pouch :
Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari kantong
untuk mengalirkan output. tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan
klem.tipe ini biasanya di gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden
dan kolostomi transversum.

10

2. Close Pounches/ Close-ended pouch:


Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudia diambil dan dibuang,
kemudian di pasang lagi dengan yang baru. Kantong ini biasanya digunakan
oleh pasien dengan kolostomi desenden dan sigmoid. Output dari jenis
kantong kolostomi ini tidak perlu untuk dialirkan .

11

3. Valve/tap closure Pounches :


Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary. Dapat
digunakan sampai beberapa hari

Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong :


1. One-piece:
Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit. Penghalang
kulit mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar stoma dan
ditempelkan ke kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan diganti
dengan baru, kantong kecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit.
2. Two-piece:
Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat adesif dan
kantong penampung faeces. Face plate tetap berada dalam tempatnya saat
kantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti dengan kantong baru
kemudian kantong baru dihubungkan ke face plate. Kantong baru tidak
perlu dilengketkan kembali kekulit setiap kali pergantian kantong,cukup di
hubungkan kembali dengan face plate, sehingga sistem ini sangat
menolong untuk pasien dengan kulit sensitive

Jenis kantong berdasarkan warna kantong :


1. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan /
bening, cocok di gunakan untuk post operasi karena dapat
mengobservasi kondisi stoma.
2. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih

E. Komplikasi Ostomy
12

1. Obstruksi/penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feces yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari teiadinya sumbatan,
klien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada klien dengan
kolostomi permanent tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar klien dapat
melakukannya secara mandiri dikamar mandi.
2.

Infeksi
Kontaminasi feces merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus
sangat diperlukan dan tindakkan segera mengganti balutan luka dan mengganti
kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

3. Retraksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang lerlalu sempit dan
juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yang mengalamI
pengerutan
4. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong
stoma yang kurang adequat pada saat pembedahan.
5. Stenosis
Penyernpitan dari kuman stoma yang terjadi karena adanya jaringan parut / scar
pada pertemuan mukosa stoma dan kulit.
6. Pendarahan stom
diet bagi penyandang stoma (ostomate)
Bagi penyandang stoma (ostomate), perhatian terhadap makanan/minuman yang masuk ke dalam
tubuhnya adalah hal yang penting dan senantiasa diperhatikan terutama respon sensitive seseorang
terhadap makanan/minuman tertentu yang akan berdampak langsung terhadap konsistensi feses yang
akan dikeluarkan (bisa terjadi diare/konstipasi), tentu jika itu terjadi akan menyebabkan masalah
tersendiri buat ostomet.
Berikut adalah prinsip diet pada ostomet:

Makanan harus mengandung serat tinggi


Rendah lemak
Bergizi
Dan harus disertai banyak minum

13

Dengan menerapkan prinsip tersebut diharapakan dapat meminimalkan terjadinya masalah pada
proses pengeluaran sisa makanan/feses, sehingga pasien akan merasa aman dan nyaman dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Adapun makanan yang harus dihindari adalah:

Makanan yang dikhawatirkan dapat menyebabkan sumbatan. Misalnya: kelapa parut, kacangkacangan, kulit buah, jagung
Makanan yang dapat menyebabkan gasMisalnya: brokoli, kubis, sawi, nangka, durian, ubiubian dan minuman bersoda
Makanan yang dapat menyebabkan kotoran/bauMisalnya: bawang putih, telur, ikan, lobak,
susu
Makanan yang menyebabkan diareMisalnya: cabe-cabean, paprika, rujak, asinan
Dengan memahami dan melaksanakan diet tersebut diharapkan ostomat akan makin
bersemangat dalam mengisi hari dan menjalankan aktivitas tanpa khawatir bermasalah pada
stomanya.

F. Perawatan Ostomy
Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi
secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan
1. Menjaga kebersihan klien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya
Persiapan Klien
1. Memberi penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan dll
2. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
3. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup gorden jendela,
pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga
untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi
klien dll)
Sikap Perawat Saat Merawat Kolostomi
Tidak menunjukkan rasa jijik
Terampil dan tidak ragu-ragu
Menjalankan komunikasi terapeutik
Menunjukkan sikap empati
Efktif dan efisien
14

Menjaga privacy klien.


1. Tahap Pre-Interaksi
a. Mengecek catatan medik
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat :
Kantong kolostomi sesuai kebutuhan
Kapas
Larutan NaCI 0,9 %/ air matang
Bedpan/pispot
Spidol
Gunting (k/p)
Pola ukuran stoma
Stoma powder
Stoma hasive paste
Waslap
Sabun mandi
Air hangat
Sepasang sarung tangan
Kasa kering
Bengkok/piala ginjal
Perlak dan pengalasnya
Kantong plastic
Tempat sampah
2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
3. Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Persiapkan peralatan
3. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
4. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden, jendela,
pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga untuk

15

menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi


klien dll)
5. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
10 Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai letak
stoma
6. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien
7. Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air matang
8. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika tipe
kantong kolostomi drainable, buka klem buang feses ke pispot.
9. Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan sangat
hati-hati dan tangan kiri menekan kulit klien.
10. Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik
11. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg
menggunakan waslap
12. Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI 0,9%
dengan sangat hati-hati (hindari perdarahan)
13. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa/tisue.
14. Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma
15. Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta disekitar
stoma
16. Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong dengan
menggunakan spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang adesif pada
kantong stoma kemudian gunting sesuai ukuran stoma
17. Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan dengan
tepat dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi
18. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/ miring
sesuai kebutuhan kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem kantong
kolostomi jika menggunakan tipe drainable pounch
4.Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.
b. Merapikan klien dan alat.
c. Melepas sarung tangan dan cuci tangan.

16

d. Mendokumentasikan : kondisi stoma(bentuk,warna stoma,kelaian


stoma) keluaran stoma(warna,jumlah)

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ostomi adalah prosedur pembedahan untuk membuat lubang atau stoma pada usus besar
atau kecil yang berfungsi mengeluarkan feses. Ostomi biasanya dibuat karena adanya
trauma, karsinoma, inflamasi atau obstruksi di bawah lokasi ostomi. Stoma dapat dibuat
untuk sementara atau permanen bergantung pada integritas dan/ fungsi usu dan tujuan
dari pembedahan.
Stoma dalam bahasa Yunani adalah mulut. Stoma adalah : usus yang dikeluarkan dari
dinding abdomen melalui proses operasi dan biasanya dilakukan karena ada kelainan baik
bawaan maupun ditemukan saat terjadi kecelakaan atau bahkan karena ada penyakit
dibagian saluran pencernaan ataupun disaluran perkemihan
Stoma bukanlah suatu barang atau penyakit yang harus ditakuti, hal yang paling penting
dan harus benar benar diperhatikan adalah persiapan pasien sebelum dilakukan operasi.
Tenaga kesehatan terutama perawat tidak boleh melepaskan prinsip-prinsip perawatan
pasien dimana harus selalu berfokus pada kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan
Spiritual pasien, dan pada saat pasien mau dilakukan tindakan operasi evaluasi kembali
apakah calon ostomet tersebut sudah mengerti sepenuhnya tentang procedure dan efek dari
tindakan tersebut, pasca operasi sering terjadi berbagai komplikasi baik dengan psikis,fisik
dan terutama komplikasi dengan stoma dan kulit sekitar disinilah peranan kita sebagai
ETN harus selalu mendampingi pasien, melakukan managemen pada saat terjadi masalah masalah komplikasi di stoma atau kulit sekitarnya dan memberi dukungan spiritual,
sehingga seorang ostomet merasa nyaman dan aman. Senyuman indah dan tulus,optimis
dari hati seorang ostomet untuk menghadapi dan melihat masa depan adalah bukti
keberhasilan seorang tenaga kesehatan khususnya ETN dalam penanganan luka dan stoma
serta incontinence.
G. Jenis kantong ostomy
4. Drainable Pounches / Open-ended pouch :
Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari kantong
untuk mengalirkan output. tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan
klem.tipe ini biasanya di gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden
dan kolostomi transversum.

18

5. Close Pounches/ Close-ended pouch:


Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudia diambil dan dibuang,
kemudian di pasang lagi dengan yang baru. Kantong ini biasanya digunakan
oleh pasien dengan kolostomi desenden dan sigmoid. Output dari jenis
kantong kolostomi ini tidak perlu untuk dialirkan .
6. Valve/tap closure Pounches :
Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary. Dapat
digunakan sampai beberapa hari

B. Saran
Pada perawatan pasien ostomy harus di butuhkan ketelitian dan keahlian dalam perawatan
pasien ostomy dan harus selalu berfokus pada kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan
Spiritual pasien.

19

DAFTAR PUSTAKA

Myers, Ehren.2012.Keterampilan Klinis untuk Perawat. Jakarta: Erlangga.)


Loeb,Stanley.(1991). Illustrated Manual Of Nursing Practice.Spring House Corporation.
Pennysylvania
Blackley,Patricia.(2004).Practical Stoma Wound And Continence Management 2nd Ed.
National Publication of Australia. Australia

20

Anda mungkin juga menyukai