Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan Hipertensi

dengan Kejadian Stroke


Aisyah Muhrini Sofyan* Ika Yulieta Sihombing** Yusuf Hamra***

*Program Pendidikan Dokter FK UHO


**Bagian Neurologi FK UHO
***Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UHO

ABSTRAK

Stroke adalah penyakit neurologi yang paling mengancam kehidupan. Di Indonesia, diperkirakan
setiap tahun terdapat 500.000 penduduk yang terkena serangan stroke. risiko stroke meningkat seiring
dengan berat dan banyaknya faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
umur, jenis kelamin dan hipertensi dengan kejadian stroke pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit
Umum Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain
cross-sectional. besar sampel penelitian adalah 220 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik
systematic random sampling. Pengumpulan data diperoleh dari catatan rekam medik dan dianalisis dengan
menggunakan uji statistic Chi-Square. dari hasil penelitian, ditemukan penderita stroke sebanyak 77 orang
(35%) dan bukan stroke sebanyak 143 orang (65%). Kejadian stroke ditemukan paling banyak pada
golongan umur > 55 tahun (67,5%), jenis kelamin laki-laki (52%) dan penderita hipertensi (88,3%). Dari
hasil analisis bivariat, nampak bahwa variabel umur berhubungan dengan kejadian stroke (p=0,000) dan
variabel jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian stroke (p=0,308). Kesimpulan dari penelitian ini
adalah terdapat hubungan antara umur dan hipertensi dengan kejadian stroke, sedangkan jenis kelamin
tidak berhubungan dengan kejadian stroke.

Kata Kunci: kejadian stroke, umur, jenis kelamin, hipertensi

PENDAHULUAN Dasar (Riskesdas) tahun 2007,


Stroke adalah gangguan fungsi prevalensi stroke di Indonesia ditemukan
otak yang timbulnya mendadak, sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan
berlangsung selama 24 jam atau lebih, yang telah didiagnosis oleh tenaga
akibat gangguan peredaran darah di otak kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk.
(Yayasan Stroke Indonesia, 2010). Hal ini menunjukkan sekitar 72,3%
Istilah stroke atau penyakit kasus stroke pada masyarakat telah
serebrovaskuler mengacu kepada setiap didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Data
gangguan neurologik mendadak akibat nasional yang dikeluarkan oleh
pembatasan atau terhentinya aliran darah Departemen Kesehatan Republik
melalui sistem suplai arteri otak (Price Indonesia menyatakan bahwa stroke
dan Wilson, 2006). menempati urutan pertama sebagai
Stroke adalah penyakit neurologi penyebab kematian untuk semua umur,
yang paling mengancam kehidupan dan dimana stroke menjadi penyebab
merupakan penyebab kematian nomor 3 kematian terbanyak (15,4%) (Depkes RI,
di Amerika Serikat setelah penyakit 2008).
jantung dan kanker (Price dan Wilson, Risiko terjadinya stroke
2006). Diperkirakan, insiden stroke di meningkat seiring dengan berat dan
Amerika Serikat lebih dari 700.000 tiap banyaknya faktor risiko. Faktor risiko
tahun dan meninggal lebih dari 160.000 yang dapat dimodifikasi pada penyakit
tiap tahunnya (Nasution, 2007). stroke diantaranya adalah riwayat stroke,

24
hipertensi, penyakit jantung, diabetes hipertensi dengan kejadian stroke di
melitus, penyakit karotis asimptomatis, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
transient ischemic attack, 2012.
hiperkolesterolemia, penggunaan
kontrasepsi oral, obesitas, merokok, METODE
alkoholik, penggunaan narkotik, Penelitian ini bersifat deskriptif
hiperhomosisteinemia, antibodi analitik dengan desain cross-sectional,
antifosfolipid, hiperurisemia, peninggian yaitu pengumpulan data variabel bebas
hematokrit, dan peningkatan kadar dan variabel terikat dinilai secara
fibrinogen, sedangkan faktor risiko yang simultan pada satu saat (Sastroasmoro
tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, dan Ismael, 2008). Penelitian ini
jenis kelamin, herediter, dan ras/etnis dilaksanakan pada bulan September
(Misbach dkk., 2004). sampai dengan bulan November tahun
Umur dan jenis kelamin 2012 di Rumah Sakit Umum Provinsi
merupakan dua di antara faktor risiko Sulawesi Tenggara. Populasi dalam
stroke yang tidak dapat dimodifikasi. penelitian ini adalah seluruh pasien
Stroke dapat menyerang semua umur, berumur 40 tahun yang di rawat inap
tetapi lebih sering dijumpai pada di Ruang Teratai RSU Provinsi Sulawesi
populasi usia tua. Setelah berumur 55 Tenggara pada bulan Januari-Juni 2012
tahun, Risikonya berlipat ganda setiap yang tercatat dalam rekam medik
kurun waktu sepuluh tahun (Wiratmoko, berjumlah 517 orang. Dari populasi
2008). American Heart Association tersebut, diambil sampel dengan teknik
meng-ungkapkan bahwa serangan stroke systematic random sampling dan
lebih banyak terjadi pada laki-laki didapatkan sampel sebanyak 220 orang.
dibandingkan perempuan dibuktikan Dalam analisis, sebagai variabel terikat
dengan hasil penelitian yang adalah kejadian stroke, dan variabel
menunjukkan bahwa prevalensi kejadian bebas adalah umur, jenis kelamin, dan
stroke lebih banyak pada laki-laki hipertensi. Jenis data yang dikumpulkan
(Goldstein dkk., 2006). dalam penelitian ini adalah data
Salah satu faktor risiko yang sekunder, yaitu data yang dikumpulkan
penting untuk terjadinya stroke adalah dari catatan rekam medik pasien. Metode
hipertensi (Hariyono, 2002). Hasil analisis data yang digunakan adalah uji
penelitian Ramadhanis (2012) Chi-Square dengan bantuan program
menyatakan bahwa pasien hipertensi komputer.
mempunyai peluang sebesar 4,117 kali
menderita stroke dibandingkan pasien HASIL
non hipertensi. Adanya faktor risiko Subyek penelitian adalah pasien
stroke, membuktikan bahwa stroke stroke hemoragik maupun stroke non
adalah suatu penyakit yang dapat hemoragik serangan pertama yang
diramalkan sebelumnya dan bukan berumur 40 tahun yang dirawat inap di
merupakan suatu hal yang terjadi begitu Ruang Teratai Rumah Sakit Umum
saja, sehingga istilah cerebrovascular Provinsi Sulawesi Tenggara yang
accident telah ditinggalkan (Rambe, memiliki catatan rekam medik jelas dan
2006). Tujuan dari penelitian ini adalah lengkap. Jumlah sampel dalam
untuk mengetahui hubungan faktor penelitian ini adalah 220 pasien. Dari
risiko umur, jenis kelamin, dan sampel tersebut, 77 pasien terdiagnosis

25
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian pasien rawat inap di Ruang Teratai RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2012
Stroke Bukan Stroke
N (%) N (%)
40-55 Tahun 25 32,5 68 47,6
Umur
>55 Tahun 52 67,5 75 52,4
Laki-Laki 40 51,9 64 44,8
Jenis Kelamin
Perempuan 37 48,1 79 55,2
Ya 68 88,3 76 53,1
Hipertensi
Tidak 9 11,7 67 46,9
Total 77 35,0 143 65,0

Tabel 2. Analisis hubungan umur dengan kejadian stroke pada pasien rawat inap di Ruang Teratai RSU
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012
Stroke Bukan Stroke Total
Umur X2 p
N (%) N (%) N (%)
Laki-Laki 52 23,6 75 34,0 127 57,7 4,667 0,031
Perempuan 25 11,4 68 31,0 93 42,3
Total 77 35,0 143 65,0 220 100

Tabel 3. Analisis hubungan jenis kelamin dengan kejadian stroke pada pasien rawat inap di Ruang Teratai
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012
Stroke Bukan Stroke Total
Umur X2 p
N (%) N (%) N (%)
Laki-Laki 40 18,2 64 29,1 104 47,3
Perempuan 37 16,8 79 35,9 116 52,7 1,039 0,308
Total 77 35,0 143 65,0 220 100

stroke dan 143 pasien terdiagnosis selain Pada penelitian ini, kelompok
penyakit stroke. Distribusi karakteristik umur yang berisiko tinggi adalah
subjek penelitian dapat dilihat pada tabel kelompok umur > 55 tahun dan
1. Dari seluruh subjek penderita stroke, kelompok umur berisiko rendah adalah
proporsi terbanyak adalah kelompok kelompok umur 40-55 tahun. Hasil
umur > 55 tahun (67,5%) dan jenis analisis uji statistik hubungan umur
kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan kejadian stroke dapat dilihat
(51,9%) namun tidak jauh berbeda pada tabel 2. Berdasarkan hasil uji
dengan jenis kelamin perempuan statistik, diperoleh nilai X2 hitung = 4,667
(48,1%). Berdasarkan status hipertensi, dan nilai p = 0,031. Hal ini menunjukkan
terbanyak adalah subjek dengan bahwa nilai X2 hitung > X2 tabel dan nilai
hipertensi (88,3%). Dari seluruh pasien p<0,05, sehingga dapat disimpulkan
bukan stroke, proporsi terbanyak adalah bahwa terdapat hubungan antara variabel
kelompok umur 40-55 tahun (47,6%), umur dengan kejadian stroke pada
dan jenis kelamin terbanyak adalah pasien rawat inap di Ruang Teratai RSU
perempuan sebanyak (55,2%). Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012.
Berdasarkan status hipertensi, terbanyak Pada tabel 3 nampak jenis
adalah subjek dengan hipertensi kelamin yang berisiko tinggi adalah laki-
(53,1%).

26
Tabel 4. Analisis hubungan hipertensi dengan kejadian stroke pada pasien rawat inap di Ruang Teratai
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012
Stroke Bukan Stroke Total
Umur X2 p
N (%) N (%) N (%)
Laki-Laki 68 30,9 76 34,5 144 65,5
Perempuan 9 4,1 67 30,5 76 34,5 27,371 0,000
Total 77 35,0 143 65,0 220 100

laki dan jenis kelamin yang berisiko disebabkan oleh umur (Noor, 2008).
rendah adalah perempuan. Analisis Pada 77 pasien stroke, kejadian pada
hubungan jenis kelamin dengan kejadian usia 40-55 tahun sebanyak 25 pasien
stroke dapat dilihat pada tabel 3. (32,5%) dan kejadian pada usia > 55
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh tahun sebanyak 52 pasien (67,5%).
nilai X2 hitung = 1,039 dan nilai p = Berdasarkan hasil analisis uji statistik,
0,308. Hal ini menunjukkan bahwa nilai diperoleh nilai p = 0,031, sehingga dapat
X2 hitung < X2 tabel dan nilai p > 0,05, disimpulkan bahwa terdapat hubungan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak antara umur dengan kejadian stroke.
terdapat hubungan antara variabel jenis Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kelamin dengan kejadian stroke pada penelitian Lestari (2010) yang
pasien rawat inap di Ruang Teratai RSU mendapatkan bahwa persentasi
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012. kelompok umur > 55 tahun, lebih
Pada penelitian ini, subjek yang banyak menderita stroke dibandingkan
dikatakan hipertensi adalah jika dengan kelompok umur 40-55 tahun.
memiliki tekanan darah sistolik 140 Penelitian lain yang berhubungan
mmHg atau tekanan darah diastolik 90 dengan penelitian ini adalah penelitian
mmHg, dan dikatakan bukan hipertensi (Puspita dan Putro, 2008) yang
jika tekanan darah sistolik < 140 mmHg menyatakan bahwa risiko terjadinya
dan tekanan darah diastolik < 90 mmHg. stroke pada kelompok umur > 55 tahun
Analisi hubungan hipertensi dengan adalah 3,640 kali dibandingkan
kejadian stroke dapat dilihat pada tabel kelompok umur 55 tahun. Stroke yang
4. Berdasarkan hasil uji statistik menyerang kelompok usia diatas 40
diperoleh nilai X2 hitung = 27,371 dan tahun adalah kelainan otak non-
nilai p = 0,000. Hal ini menunjukkan traumatik akibat proses patologi pada
bahwa nilai X2 hitung > X2 tabel dan nilai p sistem pembuluh darah otak (Majalah
< 0,05, sehingga dapat disimpulkan Farmacia, 2009). Peningkatan frekuensi
bahwa terdapat hubungan antara variabel stroke seiring dengan peningkatan umur
hipertensi dengan kejadian stroke pada berhubungan dengan proses penuaan,
pasien rawat inap di Ruang Teratai RSU dimana semua organ tubuh mengalami
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012. kemunduran fungsi termasuk pembuluh
darah otak. Pembuluh darah menjadi
PEMBAHASAN tidak elastis terutama bagian endotel
Umur sebagai salah satu sifat yang mengalami penebalan pada bagian
karakteristik tentang orang, dalam studi intima, sehingga mengakibatkan lumen
epidemiologi merupakan variabel yang pem-buluh darah semakin sempit dan
cukup penting karena cukup banyak berdampak pada penurunan aliran darah
penyakit yang ditemukan dengan otak (Kristiyawati dkk., 2009).
berbagai variasi frekuensi yang

27
Hasil penelitian terhadap 220 berhubungan dengan hasil penelitian di
sampel, didapatkan bahwa pada kejadian Nigeria yang berjudul Gender Variation
stroke lebih banyak pada jenis kelamin Risk Factors and Clinical Presentation
laki-laki, yaitu sebanyak 40 pasien of Acute Stroke, yang menemukan
(52%) dibandingkan dengan jenis bahwa faktor risiko kebiasaan merokok
kelamin perempuan, yaitu sebanyak 37 dan riwayat mengkonsumsi alkohol
pasien (48%). Namun, hasil analisis uji ditemukan lebih dominan pada
statistik diperoleh nilai p = 0,308, responden laki-laki dan berbeda
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak signifikan dengan responden perempuan
terdapat hubungan antara jenis kelamin (Watila dkk., 2010). Penelitian yang
dengan kejadian stroke. Hasil penelitian dilakukan oleh Marlina (2011)
ini berbeda dengan hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan hasil
sebelumnya yang dilakukan oleh Puspita tabulasi silang antara jenis kelamin dan
dan Putro (2008) yang mendapatkan faktor risiko stroke, wanita lebih sering
bahwa jenis kelamin mempunyai mengalami hiperkolesterolemia dan
hubungan yang bermakna dengan risiko kejadian stroke sebelumnya. Kejadian
kejadian stroke dengan risiko pada jenis stroke pada perempuan juga dikatakan
kelamin laki-laki sebesar 4,375 kali meningkat pada usia pasca menopause,
dibandingkan dengan perempuan. karena sebelum menopause wanita
Namun, hasil penelitian ini sejalan dilindungi oleh hormon esterogen yang
dengan penelitian Siregar (2005) yang berperan dalam meningkatkan HDL,
menyatakan bahwa tidak ada hubungan dimana HDL berperan penting dalam
antara jenis kelamin dengan kejadian pencegahan proses aterosklerosis (Price
stroke. Hal ini didukung dengan hasil dan Wilson, 2006).
penelitian Teguh (2011) yang Hipertensi atau tekanan darah
mendapatkan perbandingan kejadian tinggi adalah terjadinya peningkatan
stroke antara laki-laki dan perempuan tekanan darah secara abnormal dan terus
adalah 1:1. menerus yang disebabkan satu atau
Tidak adanya hubungan jenis beberapa faktor yang tidak berjalan
kelamin dengan kejadian stroke, dapat sebagaimana mestinya dalam
disebabkan oleh karena kejadian stroke mempertahanan tekanan darah secara
tersebut dapat disebabkan multifaktorial, normal (Hayens, 2003). Hasil penelitian
bukan hanya karna jenis kelamin, pada penelitian ini, didapatkan bahwa
diantaranya karena diabetes melitus, kejadian stroke lebih banyak pada
hiperkolesterolemia, merokok, alkohol penderita hipertensi, yaitu sebanyak
dan penyakit jantung. Seseorang yang pasien 68 pasien (88,3%) dan kejadian
memiliki satu atau lebih faktor risiko, stroke pada penderita tidak hipertensi
memiliki kemungkinan yang lebih besar sebanyak 9 pasien (11,7%). Berdasarkan
untuk mendapatkan serangan stroke hasil analisis uji statistik diperoleh nilai
daripa-da orang normal pada suatu saat p = 0,000. Dengan demikian, dapat
sela-ma perjalanan hidupnya bila faktor disimpulkan bahwa terdapat hubungan
risiko tersebut tidak dikendalikan antara hipertensi dengan kejadian stroke.
(Bethesda Stroke Center, 2012). Hasil penelitian ini mendukung
Beberapa faktor risiko stroke penelitian yang menyatakan adanya
tertentu diketahui mempengaruhi hubungan hipertensi dengan kejadian
masing-masing jenis kelamin. Hal ini stroke (Kristiyawati, 2011).

28
Tekanan darah sistemik yang hubungan antar variabel, agar
meningkat akan membuat pembuluh mendapatkan hasil penelitian yang baru,
darah serebral berkonstriksi. Derajat serta dapat menanyakan langsung
konstriksi tergantung pada peningkatan kepada pasien, tidak hanya melalui
tekanan darah. Bila tekanan darah rekam medik. Hal ini bertujuan untuk
meningkat cukup tinggi selama melengkapi data dan meningkatkan
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, gambaran data penelitian secara
akan menyebabkan hialinisasi pada keseluruhan. Bagi masyarakat, agar lebih
lapisan otot pembuluh darah serebral memperhatikan segala faktor risiko yang
yang mengakibatkan diameter lumen dapat menyebabkan terjadinya stroke
pembuluh darah tersebut akan menjadi dan segera memeriksakan diri apabila
tetap. Hal ini berbahaya, karena timbul kelainan yang ditemukan. Selain
pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi itu, diharapkan agar masyarakat lebih
atau berkonstriksi dengan leluasa untuk mengenali tanda atau gejala stroke,
mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sehingga penderita dapat ke rumah sakit
sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan dengan derajat yang lebih ringan.
darah sistemik maka tekanan perfusi ke
DAFTAR PUSTAKA
jaringan otak tidak adekuat, sehingga
Bethesda Stroke Center. 2012.
akan mengakibatkan iskemik serebral.
Pengetahuan Sekilas tentang
Sebaliknya, bila terjadi kenaikan tekanan
Stroke.
darah sistemik maka tekanan perfusi
http://www.strokebethesda.com/i
pada dinding kapiler menjadi tinggi yang
ndex2.php?option=com_content
mengakibatkan terjadi hiperemia,
&do_pdf=1&id=103 (Diakses
edema, dan kemungkinan perdarahan
tanggal 1 Juli 2012) .
pada otak (Hariyono, 2002).
Departemen Kesehatan RI (Depkes RI).
SIMPULAN 2008. Riset Kesehatan Da-sar
Terdapat hubungan antara umur (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan
dan hipertensi dengan kejadian stroke Penelitian dan Pengem-bangan
pada pasien yang dirawat inap di RSU Kesehatan.
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 Goldstein, L.B., Adams, R., Alberts, M.
dan tidak terdapat hubungan antara jenis J., Appel, L. J., Brass, L. M.,
kelamin dengan kejadian stroke pada Bushnell, C. D., Culebras, A.
pasien yang dirawat inap di RSU Hariyono, T. 2002. Hipertensi dan
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012. Stroke. http://www.tempo.co.id/
Bagi tenaga kesehatan, pada medika/arsip/052002/pus-1.htm
pasien yang memiliki faktor risiko (Diakses Tanggal 23 Juni 2012)
stroke, hendaknya melakukan Hayens, B.R. 2003. Buku Pintar
penatalaksanaan faktor risiko dan Menaklukan Hipertensi. Jakarta:
memberikan edukasi yang tepat. Bagi Ladang Pustaka dan Intimedia.
pihak Rumah Sakit, Agar lebih Kristiyawati, S.P., Irawaty, D., Hariyati,
memperlengkap status pada rekam Rr.T.S. 2009. Faktor Risiko
medik, karena hal ini sangat berguna yang Berhubungan de-ngan
baik bagi kepentingan penderita, klinisi Kejadian Stroke di RS Panti
maupun untuk penelitian. Bagi peneliti Wilasa Citarum Sema-rang,
selanjutnya, dapat meneliti variabel Jurnal Keperawatan dan
faktor risiko lain, atau meneliti Kebidanan (JIKK),Volume 1 (1),

29
hal. 1-7. Semarang: STIKES Puspita, M dan Putro, G. 2008.
Telogorejo. Hubungan Gaya Hidup terha-
Lestari, N. K. 2010. Pengaruh Massage dap Kejadian Stroke di Rumah
dengan Minyak Kelapa terhadap Sakit Umum daerah Gambiran
Pencegahan Dekubitus pada Kediri, Buletin Penelitian Sis-
Pasien Stroke di Rumah Sakit tem Kesehatan, Volume 11 (3),
Pusat Angkatan Darat Gatot hal 263-269.
Subroto Jakarta Pusat. Skripsi Rambe, A. S. Stroke : Sekilas Tentang
Sarjana (Diterbitkan). Definisi, Efek, Penyebab dan
Universitas Pembangunan Nasi- Faktor Risiko. Medan:
onal Veteran: Jakarta. Universitas Sumatera Utara.
Majalah Farmacia. 2009. Lebih Baik Ramadhanis, I. 2012. Hubungan
Dicegah Daripada Sekadar Hipertensi dengan Kejadian
Momok. http://www.majalah- Stroke di RSUD Kraton
farmacia.com/rubrik/one_news_p Kabupaten Pekalongan. Skripsi
rint.asp?IDNew s=1245 (Diakses Sarjana (Diterbitkan). Surakarta:
tanggal 7 september 2012) Universitas Muhamadiyah.
Marlina, Y. 2011. Gambaran Faktor Sastroasmoro, dan Ismael, S. 2008.
Risiko pada Penderita Stroke Dasar-dasar Metodologi Peneli-
Iskemik di RSUP H. Adam Malik tian Klinis. Edisi III. Jakarta:
Medan Tahun 2010. Skripsi Sagung Seto.
Sarjana (Diterbitkan). Medan: Siregar, F.A. 2005. Determinan
Universitas Sumatera Utara. Kejadian Stroke Pada Penderita
Misbach, J., Tobing, L., Ranakusu-ma, Rawat inap RSUP Haji Adam
T.A.S., Suryamiharja, A., Harris, Malik Medan. Majalah Info
S., Bustami, M. 2004. Guideline Kesehatan, Volume IX (1), hal 1-
Stroke 2004, Kelom-pok Studi 6. Medan: Universitas Suma tera
Serebrovaskuler Per-himpunan Utara.
Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Watila, M.M., Nyandaiti, Y. W., Bwala,
Jakarta: Departemen Kesehatan S. A., Ibrahim, A. 2010. Gender
Republik Indonesia. Variation Risk Factors and
Nasution, D.K. 2007. Strategi Pen- Clinical Presentation of Acute
cegahan Stroke Primer. Pidato Stroke, Journal of Neuroscience
Pengukuhan Jabatan Guru Besar and Behavioural Health, Volume
Tetap dalam Bidang Neurologi 3(3), hal. 38-43.
pada Rapat Terbuka Universitas Wiratmoko, H. 2008. Deteksi Dini
Sumatera Utara. Medan: Serangan dan Penanganan Stroke
Universitas Sumatera Utara. di Rumah, Jurnal Infokes
Noor, N.N. 2008. Epidemiologi Edisi STIKES Insan Unggul, hal. 37-
Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka 44. http://isjd.pdii.lipi.
Citra. go.id/admin/jurnal/22103844_20
Price, S.A. dan Wilson, L. 2006. 85-028X.pdf\ (Diakses tanggal
PATOFISIOLOGI : Konsep 27 Juni 2012).
Klinis Proses - Proses Penyakit.
Edisi 6.Vol. II. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

30

Anda mungkin juga menyukai