Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Oleh:

KELOMPOK 2

Dosen Pembimbing

Hj. Tisnawati, S.St.M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BELIMBING

Pokok Bahasan : Screening di Posyandu Lansia dan Penyuluhan Tentang


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing

Hari/tanggal : Selasa, 9 Februari 2021

Tempat : TK Al-Witri

Waktu : 08.00 – Selesai

I. Identifikasi Masalah
Posyandu lansia merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang tersedia dari
puskesmas. Lansia merupakan salah satu kelompok rentan dari berbagai
macam penyakit. Salah satunya adalah hipertensi. Penyakit hipertensi
merupakan suatu hal yang umum dan banyak terjadi di masyarakat. Namun
masih banyak masyarakat terlebih lansia tidak menganggap rumit dari
keluhan hipertensi. Mengadakan screening dan penyuluhan tentang
hipertensi merupakan salah satu cara untuk memberi edukasi tentang
hipertensi.

II. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan screening serta mendapatkan penyuluhan tentang


hipertensi, diharapkan lansia atau peserta yang hadir dapat mengerti dan
mengetahui masalah kesehatan yang sedang dialami. Selain itu lansia juga
mengerti tentang hipertensi dan cara mengatur diit yang tepat.

2. Tujuan Khusus
Mengetahui kasus masalah kesehatan yang terjadi pada lansia dari hasil
screening serta memberikan edukasi secara merata pada lansia yang hadir
agar dapat memahami cara menghadapi keluhan hipertensi.
III.Sasaran
Sasaran penyuluhan ini adalah lansia yang menghadiri posyandu lansia
pada tanggal 9 februari 2021

IV. Materi
(terlampir )

V. Metode
a. Screening
b. Penyuluhan
c. Tanya jawab

VI. Media
a. Leaflet dan Lembar Balik

VII.KegiatanPenyuluhan
(Terlampir)

VIII. Evaluasi
a. Tes Lisan (Terlampir)

Lampiran 1

  Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Role Model Kegiatan Peserta
Kegiatan 1 (Screening)
50 Melakukan pendataan atau screening pada Peserta yang
menit lansia yang datang, dengan pembagian datang mengikuti
meja: alur pemeriksaan
1. Mendata absensi pada peserta yang screening dengan
datang urutan meja yang
2. Mendata TB dan BB telah disediakan
3. Mengukur tekanan darah
4. Mengecek gula
5. Melakukan wawancara tentang riwayat
kesehatan dan penyakit pasien
Kegiatan 2 (Penyuluhan)
3 Pembukaan : Menjawab salam
menit a. Memberikan salam Mendengarkan dan
b.Menjelaskan tujuan pembelajaran memperhatikan
c.Menyebutkan materi atau pokok bahasan
yang akan disampaikan
16 Pelaksanaan : Menyimak dan
menit Melaksanakan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi : Memperhatikan
1. Pengertian hipertensi Menyimak
2. Tanda dan gejala hipertensi Bertanya
3. Faktor resiko hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
5. Diit hipertensi

8 Evaluasi : Bertanya dan


menit 1. Menjelaskan dan menyebutkan menjawab
pengertian hipertensi pertanyaan
2. Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
3. Menyebutkan factor resiko hiperteni
4. Menyebutkan dan menjelaskan
pencegahan hipertensi
5. Menjelaskan diit hipertensi

7.

3 Penutup : Menjawab salam


menit a. Menyimpulkan meteri yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatiaan dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta

c. Mengucapkan salam

Lampiran 2

Hipertensi

A. Pengertian
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya, seseorang
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90
mmHg.

B. Tanda dan Gejala


Gejala yang muncul pada hipertensi adalah sakit kepala, telinga
berdengung (tinnitus), jantung berdebar-debar, mudah Ielah, pusing
(vertigo), penglihatan kabur, dan mimisan. Hipertensi juga dikenal sebagai
heterogeneouse group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur, sosial, dan ekonomi (Depkes, 2013).

C. Faktor Resiko
Hipertensi 90% tidak diketahui secara pasti faktor penyebabnya, Namun
dari beberapa penelitian ada beberapa faktor yang dapat mempengaruh
terjadinya hipertensi yaitu merokok, minum-minuman beralkohol, berat
badan yang berlebih serta stres (Pradono, 2010). Faktor risiko yang tidak
dapat dikendalikan pada hipertensi seperti jenis kelamin, keturunan, ras
dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti kurang
olah raga atau aktivitas, obesitas, minum kopi, merokok, sensitivitas
natrium, alkoholisme, kadar kalium rendah, pola makan, pekerjaan,
pendidikan dan stres (Andria, 2013).

D. Pencegahan Hipertensi
Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang
hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah,
terutama pada pasien hipertensi di Asia ( Park, J.B., Kario, K., dan Wang,
J.G., 2015). Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai upaya perbaikan
kesehatan bukan sekadar memperbaiki kerusakan atau kelainan fisik, tetapi
melibatkan kompleksitas kebutuhan, motivasi, dan prioritas individu yang
dapat dilakukan melalui komunikasi intrapersonal yang melibatkan jiwa,
kemauan, kesadaran, dan pikiran (Arianto, 2013). Masih kurangnya
informasi mengenai perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga
membuat pengetahuan masyarakat tentang perbaikan pola makan masih
rendah.
E. Diit Pada Hipertensi
Menurut badan PPSDM kesehatan dalam ebook Dietetik Penyakit Tidak
Menular, jenis diet yang ada pada Penuntun Diet edisi baru terdiri dari 3
jenis yaitu Diet Garam Rendah I, Diet Garam Rendah II dan Diet Garam
Rendah III. Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan
retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat dietnya adalah cukup energi,
protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai dengan keadaan
penyakit, jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam
atau air atau hipertensi.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai dengan
kandungan garam/natrium yakni :
a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien dengan edema,
ascites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan masakannya tidak
menambahkan garam dapur.
Contoh menu :
Pagi :

NASI 1 Gls (70 Gr)

Telur 1 butir (50 gr)


Sayuran ½ gls (50 gr)
Minyak ½ sdk makan (5 gr)
Gula pasir 1 sdk makan (10 gr)
Siang dan Sore :

NASI 2 Gls (140 Gr)

Daging 2 potong (50 gr)


Sayuran ¼ gls (75 gr)
Buah 1 buah pisang (75 gr)
Minyak 1 sdk makan (10 gr)

b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan edema,


asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan ½ sendok teh garam dapur.
Contoh menu:

PAGI Nasi, Telur Dadar, Tumis


Kacang Panjang, Sayur
Lodeh, Papaya
Siang Nasi, ikan acar, telur, bacem, pisang
Sore Nasi, daging, tempe kering, sayur

c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan


edema, asites dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan 1 sendok teh (4 gram) garam dapur. Untuk
mempertinggi cita rasa dapat digunakan gula, cuka, bawang merah/
bawang putih, jahe, kunyit dan salam. Makanan yang dikukus, ditumis,
digoreng, dipanggang lebih enak daripada direbus

Ada beberapa jenis makanan yg danjurkan bagi penderita hipertensi:

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Beras, kentang, singkong, Roti, biskuit dan kue-kue yang
karbohidrat terigu, tapioca, hunkwee, gula, dimasak dengan garam dapur
makanan yang diolah dari dan/atau baking powder dan
bahan makanan tersebut diatas soda
tanpa garam dapur dan soda
seperti : makaroni, mi, bihun,
roti, biskuit, kue kering
Sumber protein Telur maksimal 1 butir sehari, Otak, ginjal, lidah, sardine,
hewani daging dan ikan maksimal 100 daging, ikan,susu dan telur
gr sehari yang diawet dengan garam
dapur seperti daging asap, ham,
bacon, dendeng, abon, keju,
ikan asin, ikan kaleng, kornet,
ebi, udang kering, telur asin,
telur pindang
Sumber protein Semua kacang-kacangan dan Keju kacang tanah dan semua
nabati hasilnya yang diolah dan kacang-kacangan dan hasilnya
dimasak tanpa garam dapur yang dimasak dengan garam
dapur dan lain ikatan natrium
Sayuran Semua sayuran segar, sayuran Sayuran yang dimasak dan
yang diawet tanpa garam dapur diawet denga garam dapur dan
dan natrium benzoat lain ikatan natrium, seperti
sayuran dalam kaleng, sawi
asin, asinan dan acar
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang diawet
buah yang diawet tanpa garam dengan garam dapur dan lain
dapur dan natrium benzoat ikatan natrium, seperti buah
dalam kaleng
Lemak Minyak goreng, margarin dan Margarin dan mentega biasa
mentega tanpa garam
Minuman Teh, Kopi Minuman Ringan
Bumbu Semua bumbu-bumbu kering Garam dapur untuk diet garam
yang tidak mengandung garam rendah I, baking powder, soda
dapur dan lain ikatan natrium. kue, vetsin dan bumbu-bumbu
Garam dapur sesuai ketentuan yang mengandung garam dapur
untuk Diet Garam Rendah II seperti : kecap, terasi, maggi,
dan III tomato kecap, petis dan taoco.

Sumber : Instalasi Gizi Perjan RSCM dan AsDI. (2006).


DAFTAR PUSTAKA

1. Andria, Kiki. (2013). Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stres, dan Pola
Makan dengan Tingkat Hipertensi pada lanjut Usia di Posyandu Lansia
Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes
vol. 1, No 2 Desember 2013, 111- 117
2. Arianto. 2013. “Komunikasi Kesehatan” dalam Jurnal Ilmu Komunikasi.
Volume 3 (2). Hlm. 1–13.
3. Dipiro, J., dkk. 2011. Pharmacotherapy: Pathophysiologic Approach
4. Pradono, J. (2010). Faktor-faktor Terjadinya Hipertensi di Daerah Perkotaan.
Jurnal Gizi Indon 2010
5. Park, J.B., Kario, K., dan Wang, J.G. 2015. “Systolic Hypertension: an
Increasing Clinical Challenge in Asia” dalam Hypertension Research.
Volume 38 (4). Hlm. 227–236. Diakses melalui
https://doi.org/10.1038/hr.2014.169.
6. Suryani, Isti., dkk. 2018. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Badan PPSDM
Kesehatan. Diakses: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai