Anda di halaman 1dari 9

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

NO. Data Etiologi Masalah


1. DS: Kerusakan sistem Nyeri Kronis
 Pasien mengeluh saraf
nyeri kepala sejak
satu setengah tahun
yang lalu
 Sekitar ±enam
bulan yang lalu
nyeri kepala
dirasakan semakin
sering dan semakin
memberat
DO:
 Hasil pemeriksaan
CT-scan dan
diperoleh kesan
SOL dengan
gambaran tampak
massa yang
menyebabkan
pergeseran midline
shift ke kanan
2. DS: Tumor otak Risiko perfusi serebral tidak
 pasien efektif
mengeluhkan
pandangan mata
kabur dan terasa
gelap
DO:
 Dari hasil mini
mental status
examniation
(MMSE) diperoleh
hasil kemungkinan
gangguan kognitif
dengan jumlah skor
18
3. DS: Peningkatan TIK Defisit nutrisi
Pasien muntah tanpa
didahului mual, dan
muntah berupa makanan
yang dimakan

DO:

4. DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas


 Pasien mengeluh
lemah pada lengan
dan kaki kanan
sehingga sulit
melakukan
aktivitas
DO:
 kekuatan otot
superior 2/5
 kekuatan otot
inferior 2/5

Diagnosa Keperawatan:

1. Nyeri kronis b.d kerusakan sistem saraf


2. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d tumor otak
3. Defisit nutrisi b.d peningkatan TIK
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
SDKI SLKI SIKI

No SDKI SLKI SIKI


Nyeri kronis b.d  Kemampuan 1. Observasi
kerusakan sistem menuntaskan  lokasi, karakteristik,
saraf aktivitas meningkat durasi, frekuensi,
5 kualitas, intensitas
 Keluhan nyeri nyeri
menurun 5  Identifikasi skala nyeri
 Gelisah menurun 5  Identifikasi respon

 Kesulitan tidur nyeri non verbal

menurun 5  Identifikasi faktor yang

 Perasaan depresi memperberat dan

menurun 5 memperingan nyeri

 Perasaan takut  Identifikasi

mengalami cedera pengetahuan dan

berulang menurun 5 keyakinan tentang nyeri


 Identifikasi pengaruh
 Ketegangan otot
nyeri pada kualitas
menurun 5
hidup
 Pupil dilatasi
 Monitor keberhasilan
menurun 5
terapi komplementer
 Muntah menurun 5
yang sudah diberikan
 Mual menurun 5
 Monitor efek samping
 Frekuensi nadi
penggunaan analgetik
membaik 5
2. Terapeutik
 Pola napas
 Berikan teknik
membaik 5
nonfarmakologis
 Nafsu makan
untuk mengurangi rasa
membaik 5
nyeri (mis. TENS,
 Pola tidur membaik
hypnosis, akupresur,
5
terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Risiko perfusi  Tingkat kesadaran 1. Observasi
serebral tidak efektif meningkat 5  Identifikasi penyebab
b.d tumor otak  Kognitif meningkat peningkatan TIK (mis.
5 Lesi, gangguan
 Sakit kepala metabolisme, edema
menurun 5 serebral)

 Gelisah menurun 5  Monitor tanda/gejala

 Kecemasan peningkatan TIK (mis.

menurun 5 Tekanan darah

 Demam menurun 5 meningkat, tekanan


nadi melebar,
 Tekanan arteri rata-
bradikardia, pola napas
rata membaik 5
ireguler, kesadaran
 Tekanan darah
menurun)
sistolik membaik 5
 Monitor ICP (Intra
 Tekanan diastolik
Cranial Pressure),
membaik 5
jika tersedia
 Monitor status
pernapasan
 Monitor intake dan
output cairan
 Monitor cairan
serebro-spinalis (mis.
Warna, konsistensi)
2. Terapeutik
 Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
 Berikan posisi semi
fowler
 Hindari maneuver
Valsava
 Cegah terjadinya
kejang
 Hindari penggunaan
PEEP
 Hindari pemberian
cairan IV hipotonik
 Atur ventilator agar
PaCO2 optimal
 Pertahankan suhu
tubuh normal
3. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika
perlu
 Kolaborasi
pemberian diuretic
osmosis, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika
perlu

3. Defisit nutrisi b.d  Porsi makanan 1. Observasi


peningkatan TIK yang dihabiskan  Identifikasi status
sedang 3 nutrisi
 Identifikasi alergi
dan intoleransi
makanan
 Identifikasi makanan
yang disukai
 Identifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
 Monitor asupan
makanan
 Monitor berat badan
2. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik),
jika perlu
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

4. Intoleransi aktivitas  Kemudahan 1. Observasi


b.d kelemahan melakukan aktivitas  Identifkasi gangguan
sehari-hari menurun fungsi tubuh yang
1 mengakibatkan
 Kecepatan berjalan kelelahan
menurun 1  Monitor kelelahan fisik
 Kekuatas tubuh dan emosional
bagian atas  Monitor pola dan jam
menurun 1 tidur

 Kekuatan tubuh  Monitor lokasi dan

bagian bawah ketidaknyamanan

menurun 1 selama melakukan

 aktivitas
2. Terapeutik
 Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau
aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah
atau berjalan
3. Edukasi
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

Anda mungkin juga menyukai