Oleh
Kelas 1.A
Dosen Pembimbing :
2018/2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Diabetes Melitus....................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Demikian kata pengantar dari kami penulis, harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima sebagai perwujudan penulis dalam dunia kesehatan.
Dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, semoga kita semua mendapat faedah dan diterangi
hatinya dalam setiap menuntut ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengonsumsi bahan makanan serat terutama sayur dan buah serta beberapa jenis
serat lain seperti havermouth juga baik bagi penderita kolesterol tinggi. Untuk menurunkan
kolesterol, bisa mengkonsumsi vitamin E, vitamin C, dan berbagai zat lain seperti niasin dan
lesitin yang terkandung dalam beras, kedelai, gandum, kacang kedelai, dan bawang
putih.Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan
pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak
mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang.Diet
bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah, jadwal,
dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus
dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam.
Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolesterol.
Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel, pepaya,
tomat, kedondong, salak, dan pisang.
Pengaturan makan yang tepat sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian
diabetes melitus atau kencing manis yang secara medis didefinisikan sebagai kumpulan
gejala terkait metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat kekurangan atau gangguan
fungsi insulin. Pengobatan dengan perencanaan makanan diit/terapi nutrisi medik masih
merupakan pengobatan utama, tetapi bila hal ini dilaksanakan bersama dengan latihan
jasmani/kegiatan fisik dan ternyata gagal maka diperlukan penambahan obat oral atau
insulin. Untuk itu dalam merencanakan makan bagi penderita diabetes harus dibicarakan
bersama antar dokter, ahli gizi, penderita dan keluarganya. Dengan demikian dalam membuat
aturan makan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi penderita diabetes secaa individual.
B. Rumusan Masalah
6. Apa saja bahan makanan yang baik diberikan untuk diet diabetes mellitus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang diabetes melitus
2. Untuk mengetahui tujuan diet diabetes melitus
3. Untuk mengetahui syarat diet diabetes melitus
4. Untuk mengetahui macam macam dan indikasi diabetes melitus
5. Untuk mengetahui pengelolaan bahan makanan pada diet diabetes mellitus
6. Untuk mengetahui bahan makanan yang baik diberikanuntuk diet diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa
darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreas sangat penting untuk
menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu
puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi
gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa
darah cenderung naik. Gejala bagi penderita Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan
banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri),
badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah
pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).
Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah :
1. Usia Diatas 45 Tahun.
Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini
diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan
sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.
2. Obesitas Atau Kegemukan.
Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu
munculnya Diabetes Mellitus.
3. Pola Makan
Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat
perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab
Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim.
4. Riwayat Diabetes Mellitus Pada Keluarga
Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus)
mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen
Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga DiabetesMellitus.
5. Kurangnya Berolahraga Atau Beraktivitas
Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan
sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan
lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002).
2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar
pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume
reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas
hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor
yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.
Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal
tersebut :
a. Obesitas.
b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
c. Kurang gerak badan (olahraga).
d. Faktor keturunan.
Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang
timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam
komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus
berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004).
Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya
ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan
karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah
dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai
bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu
kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan
proses metabolisme. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta
dipankreas.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu
dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam
dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya
didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber
energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak
kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa
yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa
didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).
Pengobatan
Diit IV s/d V :diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal.
Diit VI s/d VIII :diberikan kepada penderita kurus,diabetes remaja (juvenile diabetes) atau
.(Sumber:Penuntun Diit,1996)
penukar A - - -
Sayuran - - - -
Atau 1 1 1
penukar B 1 1 1 1
Minyak
atau
penukar
10.00 Buah atau penukar 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu atau penukar - - - - - - 1 1
(Sumber:Penuntut Diit:1996)
Kalori 1500
Protein 60 g
Lemak 40 g
Hidrat arang 225 g
Pagi
Pukul 10.00
Siang
Sore
Pukul 21.00
Contoh menu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Diabetes melitus adalah suatu keadaan didapatkan peningkatan kadar gula darah yang
kronik sebagai akibat dari gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein karena
kekurangan hormone insulin. Masalah utama pada penderita DM ialah terjadinya komplikasi,
khususnya komplikasi DM kronik yang merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian
penderita DM (Surkesda, 2008). DM adalah suatu sindrom kronik gangguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada
jaringan yang dituju (Dorland, 2005).
Penderita DM mengalami gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh sehingga
tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara efektif, akibatnya terjadi kelebihan glukosa di
dalam darah (80-110 mg/dl) yang akan menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang
tertahan dalam darah tersebut melimpah ke sistem urin (Wijayakusuma, 2004).
Patofisiologi
a). DM Tipe 1 ( DMT 1 = Diabetes Mellitus Tergantung Insulin )
DMT 1 merupakan DM yang tergantung insulin. Pada DMT 1 kelainan terletak pada sel beta
yang bisa idiopatik atau imunologik. Pankreas tidak mampu mensintesis dan mensekresi insulin
dalam kuantitas dan atau kualitas yang cukup, bahkan kadang-kadang tidak ada sekresi insulin
sama sekali. Jadi pada kasus ini terdapat kekurangan insulin secara absolut (Tjokroprawiro,
2007).
Pada DMT 1 biasanya reseptor insulin di jaringan perifer kuantitas dan kualitasnya cukup atau
normal ( jumlah reseptor insulin DMT 1 antara 30.000-35.000 ) jumlah reseptor insulin pada
orang normal ± 35.000. sedang pada DM dengan obesitas ± 20.000 reseptor insulin
(Tjokroprawiro, 2007).
DMT 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1 tubuh penderita hanya
sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu
untuk bertahan hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya.
DMT1 tanpa pengaturan harian, pada kondisi darurat dapat terjadi (Riskesdas, 2007). 16
b). DM Tipe 2 ( Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin =DMT 2) DMT 2 adalah DM tidak
tergantung insulin. Pada tipe ini, pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi
insulin) dan kemudian disusul dengan disfungsi sel beta pankreas (defek sekresi insulin), yaitu
sebagai berikut : (Tjokroprawiro, 2007)
1. Sekresi insulin oleh pankreas mungkin cukup atau kurang, sehingga glukosa yang sudah
diabsorbsi masuk ke dalam darah tetapi jumlah insulin yang efektif belum memadai.
2. Jumlah reseptor di jaringan perifer kurang (antara 20.000-30.000) pada obesitas jumlah
reseptor bahkan hanya 20.000.
3. Kadang-kadang jumlah reseptor cukup, tetapi kualitas reseptor jelek, sehingga kerja insulin
tidak efektif (insulin binding atau afinitas atau sensitifitas insulin terganggu).
4. Terdapat kelainan di pasca reseptor sehingga proses glikolisis intraselluler terganggu.
5. Adanya kelainan campuran diantara nomor 1,2,3 dan 4.
DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang tidak menyadari telah
menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetes tipe 2
sudah menjadi umum di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak
sehat, kegemukan dan malas berolahraga (Riskesdas, 2007).
B.Rumusan Masalah
5. Apa saja bahan makanan yang baik diberikan untuk diet diabetes mellitus?
C.Tujuan
5.Untuk mengetahui bahan makanan yang baik diberikanuntuk diet diabetes mellitus?
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit gangguan metabolisme gula darah yang
disebabkan oleh kekurangan hormoninsulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah
dengan segala akibatnya.
Diit IV s/d V :diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal.
Diit VI s/d VIII :diberikan kepada penderita kurus,diabetes remaja (juvenile diabetes) atau
(Sumber:Penuntun Diit,1996)
(Sumber:Penuntun Diit,1996)
(Sumber:Penuntut Diit:1996)
(Sumber:Kementrian RI,2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pengaturan pola makan pada penderita Diabetes Melitus sangatlah penting dan
membutuhkan kesabaran baik dari penderita DM sendiri, maupun dari perawat itu sendiri.
Setelah membaca dan mediskusikan makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon
perawat dapat mengaplikasikan dalam profesinya, agar seluruh konsep dan pembahasan dari
makalah dapat bejalan sesuai dengan tujuan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cet 2. Jakarta: FKUI.
Dr. Andry Hartono,SpGK. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2: EGC
Ikram, Ainal. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga. Jakarta: FKUI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: RinekaCipta
Penata laksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
R.S Dr. Cipto Mangunkusumo, Bagian Gizi dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1986
Waspadji, S. (2009). Diabetes melitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam Soegondo et al (Ed.).
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Brosur-Diet-Diabetes-Melitus.pdf(20 April
2019 8:44)