OLEH
KELAS:PPN TINGKAT 2
NIM :PO530320919235
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat serta bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “diet pada
pasien penyakit pada mellitus” Tanpa pertolongmu mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaiakan dengan baik .
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman pasien diet pada pasien yang
terkena diabetes mellitus. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada pembaca. Akhir kata, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi
atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke
waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat
dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya
aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan kendaraan bermotor
dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000). Jumlah penderita diabetes mellitus
secara global terus meningkat setiap tahunnya.Menurut data yang dipublikasikan oleh World
Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30
juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka
ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya
cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan
pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus
(Depkes RI, 2000).Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu
penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif
menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal
sebagai penyakit akibat dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap
saji, kurangnya aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan
kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000). Jumlah penderita
diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap tahunnya.Menurut data yang
dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di
dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada
tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes
mellitus di Indonesia jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes
mellitus, WHO memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan
terkena penyakit diabetes mellitus (Depkes RI, 2000).
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit Diabetes Militus
Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terusmenerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan
keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Bilous, 2002).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson
Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan kronis dimana tubuh tidak dapat membuat atau
menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh
pankreas yang mengontrol pergerakan glukosa ke dalam sel-sel dan metbolisme
glukosa”. Ketika terjadi disfungsi insulin, maka akan terjadi kelebihan insulin dalam
darah dan hal ini akan dilepaskan atau dikeluarkan melalui urine. Diabetes dapat juga
didefinisikan sebagai gangguan yang ditandai oleh berlebihnya gula dalam darah
(hyperglycemia) serta gangguan-gangguan metabolisme karbonhidrat, lemak dan protein,
yang bertalian dengan definisi absolut atau sekresi insulin (Menurut Taylor 1995: 525).
Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes melitus sangat berperan penting untuk
menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus, sedangkan kepatuhan itu
sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas
(kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet yang
kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan
cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan
serta pemberiannya diikuti dengan benar (Tambayong, 2002).
Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita semestinya
mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi,
baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai sikap yang positif terhadap
diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan
menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan menghindari
komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus menjalankan gaya
hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang teratur.
Sikap penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini
pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus sangatlah penting karena
pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes melitus untuk menentukan sikap,
berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi,kondisi
penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes melitus baik, maka sikap terhadap
diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes
melitus itu sendiri (Effendi, 1999).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro
vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
2.2 Prinsip,Tujuan dan Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
2.2.1 Prinsip Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
1. Prinsip Tepat Jadwal Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Tepat jadwal sangat penting bagi diet untuk penderita diabetes melitus karena memakan
makanan yang tepat jadwal sudah sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam
darah. Tepat jadwal yang dimaksud disini adalah anda harus mengikuti jadwal makanan
yang sudah diprogram yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3 jam. Yaitu 3X
makanan utama dan 3x snack. Itu berarti jika anda sudah sarapan, anda tidak boleh
makan makanan yang berat seperti nasi dan kue sampai jadwal makan siang. Anda hanya
diperkenankan memakan snack yang berupa beberapa potong kecil makanan rendah
karbohidrat dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah snack anda
boleh makan utama lagi, begitu sampai anda memasuki makan malam. Pada malam hari
tidak diperkenankan makan lagi setelah makan malam. Untuk jumlah asupan karbohidrat
yang diperbolehkan dalam setiap jadwal bervariasi tergantuung berat dan tinggi badan
anda. Untuk lebih tepatnya, coba konsultasi ahli diet untuk mengukur jumlah makanan
yang boleh anda makan.
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan
energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar
25-30 kkal/kg BB normal. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makanan pagi
(20%) siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-
masing 10-15 %).
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total.
4. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %
5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis
selain sukrosa.
6. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di
dalam sayur dan buah.
7. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam
bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
8. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin
dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson
Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Glasgow RE, Toobert DJ, (1988). Social environment and regimen adherence among type II
diabetic patients. Jounal of Diabetes Care, Vol.11, Supplement 5, 377-86. Diperoleh dari
http://care.diabetesjournals.org/ pada tanggal 10 Februari 2012.
Waspadji, S. (2009). Diabetes melitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam Soegondo
et al (Ed.). Penata laksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Papalia, D.E, Selly W. Old dan Ruth D. Feldman. (2008). Human Developoment (Psikologi
Perkembangan). Edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.