Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GIZI DAN DIET

“DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS”

OLEH

NAMA: Melisa Molana

KELAS:PPN TINGKAT 2

NIM :PO530320919235

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat serta bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “diet pada
pasien penyakit pada mellitus” Tanpa pertolongmu mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaiakan dengan baik .

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman pasien diet pada pasien yang
terkena diabetes mellitus. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada pembaca. Akhir kata, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kupang , 16 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..


1.2 Tujuan ………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………..

2.1 konsep teori..................................................................………..

2.2 konsep askep kasus maya..........................................................

BAB III PENUTUP ………………………………………………..

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….

3.2 Saran …………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi
atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke
waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat
dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya
aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan kendaraan bermotor
dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000). Jumlah penderita diabetes mellitus
secara global terus meningkat setiap tahunnya.Menurut data yang dipublikasikan oleh World
Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30
juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka
ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya
cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan
pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus
(Depkes RI, 2000).Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu
penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif
menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal
sebagai penyakit akibat dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap
saji, kurangnya aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan
kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000). Jumlah penderita
diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap tahunnya.Menurut data yang
dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di
dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada
tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes
mellitus di Indonesia jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes
mellitus, WHO memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan
terkena penyakit diabetes mellitus (Depkes RI, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja syarat dan prinsip diet pada penyakit diabetes militus ?
2. Apa saja makanan yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM ?
3. Apa saja makanan yang dianjurkan pasien DM ?
4. Apa saja tingkatan diet DM  l – Vlll ?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui apa saja prinsip diet pada penyakit DM

2. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM

3.Untuk mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan pasien DM

4.Untuk mengetahui apa saja tingkatan diet DM 1-VII

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyakit Diabetes Militus
Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terusmenerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan
keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Bilous, 2002).

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik


progresif. Bahaya diabetes melitus sangat besar dan dapat memungkinkan menjadi gagal
ginjal, buta, dan banyak komplikasi lainnya yang dapat menyebabkan kematian.
Kemajuan di bidang teknologi menyebabkan perubahan pada gaya hidup seperti
tersedianya berbagai produk yang memberi kemudahan sehingga manusia jadi jarang
bergerak, perubahan pola makan yang serba instan juga menyebabkan peningkatan
terjadinya diabetes melitus (Darmono, 2007).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson
Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan kronis dimana tubuh tidak dapat membuat atau
menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh
pankreas yang mengontrol pergerakan glukosa ke dalam sel-sel dan metbolisme
glukosa”. Ketika terjadi disfungsi insulin, maka akan terjadi kelebihan insulin dalam
darah dan hal ini akan dilepaskan atau dikeluarkan melalui urine. Diabetes dapat juga
didefinisikan sebagai gangguan yang ditandai oleh berlebihnya gula dalam darah
(hyperglycemia) serta gangguan-gangguan metabolisme karbonhidrat, lemak dan protein,
yang bertalian dengan definisi absolut atau sekresi insulin (Menurut Taylor 1995: 525).

Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan bahwa penyakit


diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data
Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat
jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin adalah
diabetes mellitus (Tandra, 2008). 

Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:


penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik. Terapi gizi
merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan pasien
terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien
diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan
jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana, 2009).

Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes melitus sangat berperan penting untuk
menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus, sedangkan kepatuhan itu
sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas
(kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet yang
kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan
cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan
serta pemberiannya diikuti dengan benar (Tambayong, 2002).
Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita semestinya
mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi,
baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai sikap yang positif terhadap
diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan
menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan menghindari
komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus menjalankan gaya
hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang teratur.
Sikap penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini
pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus sangatlah penting karena
pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes melitus untuk menentukan sikap,
berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi,kondisi
penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes melitus baik, maka sikap terhadap
diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes
melitus itu sendiri (Effendi, 1999).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro
vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
2.2 Prinsip,Tujuan dan Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
2.2.1 Prinsip Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
1. Prinsip Tepat Jadwal Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Tepat jadwal sangat penting bagi diet untuk penderita diabetes melitus karena memakan
makanan yang tepat jadwal sudah sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam
darah. Tepat jadwal yang dimaksud disini adalah anda harus mengikuti jadwal makanan
yang sudah diprogram yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3 jam. Yaitu 3X
makanan utama dan 3x snack. Itu berarti jika anda sudah sarapan, anda tidak boleh
makan makanan yang berat seperti nasi dan kue sampai jadwal makan siang. Anda hanya
diperkenankan memakan snack yang berupa beberapa potong kecil makanan rendah
karbohidrat dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah snack anda
boleh makan utama lagi, begitu sampai anda memasuki makan malam. Pada malam hari
tidak diperkenankan makan lagi setelah makan malam. Untuk jumlah asupan karbohidrat
yang diperbolehkan dalam setiap jadwal bervariasi tergantuung berat dan tinggi badan
anda. Untuk lebih tepatnya, coba konsultasi ahli diet untuk mengukur jumlah makanan
yang boleh anda makan.

2. Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya anda hindari dalam melakukan diet untuk
penderita diabetes melitus. Bukan karena mereka tidak enak namun karena makanan
tersebut bisa membuat kadar gula anda naik drastis. Makanan-makanan yang harus
dibatasi misalnya segala macam kue dan roti yang mengandung banyak gula, minuman
soda, alcohol, dan semua jenisnya yang mempergunakan gula, selai, es krim, permen,
susu manis, buah-buah yang berasa manis dan tentu saja gula. Sementara itu makanan
yang dianjurkan adalah banyak mengkonsumsi sayuran mentah, sayuran olahan, dan
buah-buahan yang tidak terlalu manis. Jika anda ragu akan boleh tidaknya suatu buah
dimakan, maka anda bisa menanyakannya kepada ahli gizi, dokter.
3. Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Bagi pendetita diabetes melitus, gula dalam darah mereka sudah sangat tinggi oleh sebab
itu tubuh tidak membutuhkan banyak tambahan gula. Oleh sebab itu, ketika penderita
diabetes makan, maka kalori yang masuk harus bisa dihabiskan oleh pasien tersebut.
Oleh sebab itu, dalam diet untuk penderita diabetes melitus, maka jumlah makanan yang
boleh dimakan harus tepat jumlahnya. Hal ini bisa dihitung dengan IMT atau index
massa tubuh yang didapat dengan membagi berat badan dan tinggi badan. Jika IMT anda
tergolong kurus maka anda hanya boleh mengkonsumsi 40-60 kalori/hari X berat badan.
Jika anda normal, maka anda bisa mengkonsumsi 30 kalori x BB anda. Untuk orang
gemuk 20 kalori x bb perhari. Untuk orang obesitas kalori yang diperbolehkan yaitu 10-
15 kalori x BB perhari.
Untuk membantu diet untuk penderita diabetes melitus sangat dianjurkan untuk rajin
berolahraga setiap hari. Olah raga memaksa tubuh untuk mempergunakan kalori yang
ada didalam tubuh. Oleh sebab itu, maka kadar gula dalam darah akan terjaga. Ada
beberapa jenis olahraga yang cocok bagi penderita diabetes melitus seperti lari, jalan
pagi, bersepeda, berenang, dan banyak oleh raga lain yang mengkonsumsi banyak energi
dan menghasilkan keringat. Jika rajin melakukan diet untuk penderita diabetes melitus
serta rajin berolah raga maka kadar gula akan terjaga.

2.2.2 Tujuan Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
dengan cara  Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas fisik. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.Memberi
cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.Mengindari atau
menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
komplikasi jangka pendek, dan jangka panjang serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui zat gizi
yang optimal.
1. Mencapai serta mempertahankan kadar gula dalam darah mendekati normal
2. Mencapai serta mempertahankan lipid mendekati normal
3. Mencapai berat badan normal
4. Mencegah komplikasi penyakit yang bersifat kronik
5. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita
6. Diabetes melitus agar dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal.

2.2.3 Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan
energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar
25-30 kkal/kg BB normal. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makanan pagi
(20%) siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-
masing 10-15 %). 
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total. 
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total. 
4. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 % 
5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis
selain sukrosa. 
6. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di
dalam sayur dan buah. 
7. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam
bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. 
8. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin
dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

2.3 Macam- macam diet Diabetes Militus 

A. Macam – macam tipe diet Diabetes Melitus


1. Diet pada DM Tipe 1
    Pasien penderita Diabetes Tipe 1 (IDDM) memerlukan terapi diet untuk mengendalikan
kadar glukosa darah.
 Tujuan Diet Diabetes Melitus Tipe 1
a.Mengendalikan kadar glukosa dan lemak darah
b.Mempertahankan asupan energi dan protein untuk tumbuh kembang di samping
kebutuhan gizi lainnya.
c. Menghasilkan status gizi dan kesehatan yang memadai
d.Mencegah komplikasi akut mapupun kronis yang dapat membawa kematian atau
disabilitas.
2.  Diet Diabetes Mellitus Tipe 2 
Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun pemberian insulin
mutlak diberikan kepada pasien yang menderita DM tipe 1.
 Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2
a.Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi diabetes dapat
dicegah atau ditunda
b.Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal
c.Menghasilakn status gizi yang adekuat
d.Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula darah dapat
menghilangkan keluhan mudah lelah, sering pusing atau sakit kepala, kram, kesemutan,
gatal-gatal dan sebagainya.

2.4 Terapi Gizi Medis


Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki
kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan
beberapa tujuan khusus yaitu :
1.Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan
makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat
aktufitas.
2.Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3.Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik.
4.Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan
dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes
itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama dengan yang
biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.
5. Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang
berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit
ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
6. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
2.5 Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis
1. Pengkajian
Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan sendiri kadar
glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida) dan
hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk mengetahui apa yang mampu
dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk melakukannya.Aspek budaya, etnik, dan
keuangan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan kepatuhan pasien yang
tinggi.Informasi yang dikumpulkan oleh tim diabetes perlu dicatat pada dokumen medik
sehingga perencanaan penanganan diabetes secara menyeluruh dapat dikembangkan dan
semua anggota tim dapat membantu pasien.Pengkajian dapat dilakukan melalui
wawancara atau dengan penggunaan kuesioner. Dietisien yang bekerja di ruang
perawatan dapat menggunakan kuesioner yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu
mengidentifikasi masalah gizi dan miskonsepsi yang ada.
2. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai
Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan dicapai.
Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan dalam
penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan.Tujuan yang ditetapkan hendaknya
membantu orang dengan diabetes membuat perubahan yang positip dalam kebiasaan
makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar glukosa
darah dan kadar lemak darah serta memperbaiki asupan gizi.
3. Intervensi Gizi
Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan dicapai
menentukan dasar intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan berapa banyak
informasi yang perlu diberikan, kemampuan baca dan tulis pasien dan jenis alat peraga
yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip chart, food models). Intervensi gizi
ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada pasien yang dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.Intervensi gizi melibatkan 2 tahap pemberian informasi :
 Intervensi Gizi Dasar
Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi, petunjuk
penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill yang dianggap perlu
untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan pada saat sakit)
 Intervensi Gizi Lanjutan
Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan yang lebih
mendalam seperti menu, penghitungan kalori, penghitungan lemak, daftar bahan
penukar, dan lain-lain.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis. Dietisien
dank lien bersamasama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi ini, pemecahan
masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan tujuan baru untuk
intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah dan hemoglobin glikat
(AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk mengevaluasi hasil yang
berhubungan dengan gizi.Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan penting oleh
karena pola makan yang konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola
makan yang serampangan. Tindak lanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-
6 bulan sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.

A.Terapi Gizi pada DM Tipe 1


Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan sehari-hari
individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi insulin dengan pola
makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan. Individu yang menggunakan terapi
insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten dan sinkron dengan waktu kerja
insulin yang digunakan. Selanjutnya individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai
dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.
B.Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada pengendalian
glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori (pada pasien yang
gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi
meningkatkan control metabolik jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada
umumnya tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu
ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun demikian
pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan
dipertahankan.Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan
disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan
ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun
berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan
baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari.
5. Diet Militus sesuai paket kandungan kalori
1. Diet Diabetes Militus I :1100 kalori
2. Diet Diabetes Militus I I :1300 kalori
3. Diet Diabetes Militus III :1500 kalori
4. Diet Diabetes Militus IV :1700 kalori
5. Diet Diabetes Militus V :1900 kalori
6. Diet Diabetes Militus VI :2100 kalori
7. Diet Diabetes Militus VII :2300 kalori
8. Diet Diabetes Militus VIII :2500 kalori
2.6 Kebutuhan Zat Gizi Pada Penderita Diabetes Melitus 
1. Protein.
Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein
total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk
orang dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi
0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang
dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak.
Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi
dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari
lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat.Anjuran persentase energi dari lemak
tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan.
Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat
badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak
dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan
<10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah
20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti
anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih
dari 30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila
peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang
mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas
adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10%
masing energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan
asupan karbohidrat lebih rendah.
3. Jenuh dan Kolesterol.
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi
sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya
dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
4. Karbohidrat dan Pemanis.
Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada
jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti,
nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik
yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi
dari pada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan
diabetes di Indonesia adalah 60 – 70% energi.
5. Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan
diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus
diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan
menambahkannya pada perencanaan makan.
6.  Pemanis
a.Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan
keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian, karena
pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial merugikan pada
kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis
untuk orang dengan diabetes.
b.Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan
respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan
pemanis tersebut secra berlebihan dapat mempunyai pengaruh laxatif.
c.Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai
pemanis pada semua penderita DM.
7.  Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan
mengutamakan serat larut.
8. Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mg natrium perhari.

2.7 Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 1 (IDDM) dan DM Tipe 2 (NIDDM)   


a. DM tipe 1 (IDDM)
Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval
sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat makan
harus disesuaikan dengan saat penyuntikan insulin hingga kadar puncak insulin
dengan plasma sama dengan kadar gula darah tertinggi sesudah makan.
Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar, rumput
laut, gelatin,kolang-kaling.
Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi dengan
indeks kekenyangan yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta buah segar yang
berserat dan tidak begitu manis, pisang rebus, roti bekatul, kacang hijau serta kacang
kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan tanpa kalori seperti agar-agar,
kolang-kaling, rumput laut dll.
Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (> 6 gram)
setiap pagi: hindari makan sereal yanaag banyak mengandung gula.
Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan bersama
kulitnya seperti apel, peach, belimbing, jambu, tomat.
Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam
sirup.
Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai pengganti
susu fullcream untuk mengurangi asupaan lemak.
Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak boleh
dilakukan bila kadar gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila terdapat keton
bodies dalam urine ( karena bahaya ketoasidosis).
Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset
membuktikan bahwa pengendalian gula darah dengan melakukan diet, olahraga yang
teratur dan terafi insulin serta pemantauan gula darah di rumah akan mengurangi
perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe 1.
b. DM Tipe 2 (NIDDM)
Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau mengendalikan berat
badan di samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol yang mencakup:
Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu
sekitar 3 jam.
Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan indeks
kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar agar, rumput laut, pisang
rebus, kacang hijau serta kacangkacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-
buahan yang tidak manis (apel, belimbing, jambu)serta alpukat.
Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari dan
gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang rendah kalori
seperti blender tomat, ketimun, dan labu siam yang sudah direbus.
Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan
glukosa darah dalam menu sayuran sedikitnya dua kali sehari. Buncis, bawang dan
beberapa sayuran lunak lain (pare,terong, gambas, labu siam) dianggap dapat
membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau, jagung
rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras
tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung. Jangan
menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goring
dan perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki indeks glisemik yang tinggi).
Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.
Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran. Penyandang
diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang
terdiri atas tepung gandum utuh,havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah-
buahan dengan aroma yang mengundang selera misalnya pisang, stroberi, nanas.
Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi konsumsi
daging merah yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging ayam atau ikan.
Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah sendok
makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus,
memepes, memanggang serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng makanan
dengan banyak minyak.
-Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
-Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti
dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak
diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memmerlukan kecap, gunakan kecap
diet dalam jumlah terbatas.
-Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.
-Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.

2.8 Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus


Penderita diabetes melitus haruslah selalu mengontrol kadar gula darah/glukosa secara
teratur, menjaga pola makan, mengatur berat badan dan melakukan cek up secara rutin.
Pola hidup seperti itu sangat perlu untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes
melitus.
2.8.1 Komplikasi Jangka Pendek
Penyakit diabetes melitus bisa diikuti dengan berbagai komplikasi. Dalam jangka
pendek, diabetes dapat menyebabkan:
1. Hiperglikemia (Hyperglycemia)
Hiperglikemia atau gula darah tinggi dalam waktu yang panjang dapat menyaebabkan
kerusakan jaringan dan orjan tubuh. Komplikasi ini dapat terjadi jika pasien tidak
mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi level glukosa dalam darah seperti
injeksi insulin, atau karena disebabkan pola makan dan hidup yang tidak berorientasi
pada penanganan penyakit diabetes. Hiperglikemia adalah kondisi yang serius dan
membutuhkan tindakan medis secepatnya.
2. Hipoglikemia (Hypoglycemia)
Dalam beberapa kasus, penderita diabetes melakukan penanganan yang salah dan
berlebihan sehingga level glukosa dalam darah menjadi terlalu rendah. Melewatkan
jam makan dan olahraga serta mengkonsumsi obat diabetes (memperkecil kadar
glukosa) atau melakukan injeksi insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.Selalu
mengontrol level glukosa dalam darah dan konsultasikan dengan dokter mengenani
penanganan diabetes yang tepat, agar pasien tidak jatuh dalam kondisi hipoglikemia
ini.
3. Ketoacidosis
Ketoacidosis adalah komplikasi penyakit diabetes yang terjadi saat tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa/gula darah sebagai energi karena kekurangan insulin.
Saat sel-sel tubuh kekurangan energi, mereka akan menggunakan cadangan lemak
sebagai energi.Saat jaringan lemak terganggu, terbentuklah zat keton (racun) dalam
tubuh. Kondisi ini bisa mengakibatkan kesulitan bernapas, sakit perut parah, dan juga
dehidrasi.

2.8.2 Komplikasi Jangka Panjang


Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula
resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini. Penanganan
yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau semakin baik
pasien mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
mengurangi volume aliran darah keberbagai bagian tubuh seperti mata, ginjal, jaringan
saraf, dan lain sebagainya. Akibatnya bagian-bagian tubuh tersebut akan mengalami
kerusakan fungsi yang serius, bahkan mengancam nyawa.
1. Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan
berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga kebutaan.
2. Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya jaringan
saraf dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah ke tempat tersebut. Luka
gores kecil di kaki atau kulit dengan mudah berubah menjadi luka infeksi yang
sangatparah. Tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan
merusak. Pada kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak
terus menyebar.
3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti
mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan
orang yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya.Beberapa masalah pada
jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan dengan diabetes antara
lain:
-Stroke
-Kerusakan pembuluh arteri
-Tekanan darah tinggi
-Kolesterol tinggi
4. Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di kaki
dan tangan,menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti
terbakar.Pada kondisi mati rasa yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat
merasakan rasa sakit jika tergores,hingga akhirnya sadar saat luka tersebut melebar
dan terinfeksi.Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit berikut juga
memiliki potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka panjang:
-Infeksi kulit
-Infeksi saluran kemih
-Gagal ginjal
-Disfungsi ereksi
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta menjaga pola
hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko komplikasi
akibat penyakit diabetes.

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan:


SUMBER MAKANAN DIANJURKAN TIDAKDIANJURKAN
1.Karbohidrat Beras, roti, mie,kentang, singkong, ubi,tepung terigu, tepungsingkong dan
sagu cake, biscuit, crackersdan juga kue-kuemanis.
2.Protein hewani Ikan, ayam tanpa kulit,susu skim, tempe, tahu sapi, telur, susu, danhasil
olahannya Daging dan ikan yangdiawetkan, seperti: ikan asin, dendeng,sarden dan
corned beef.
3.Protein nabati Semua jenis kacangkacangandan hasilnyayang merupakan
sumberprotein bernilaibiologik tinggi. Semua jenis kacangkacangandan hasilnyayang
merupakan sumberprotein bernilaibiologik rendah.
4.Sayuran caisim, kangkung, sawi,wortel, dan terong
5.Buah-buahan Buah-buahan rendahkalium, seperti: jambu,kedondong, mangga,markisa,
melon,semangka, nangka, pir,salak, sawo. Buah-buahan yang tinggikalium, seperti
:anggur, arbei,belimbing, duku, jambubiji, jeruk, papaya,dan pisang.
6.Lemak Semua jenis makanandengan sedikit lemak. Mengandung banyak lemak,
seperti: makanansiap saji cake, dangoreng-gorengan
7.Minuman Minuman dengan kadarglukosa rendah. Berbagai minumanbersoda dan
beralkohol
8 BumbuSemua jenis bumbuselain gula Semua jenis gula dan madu

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson
Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).

3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga  dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Glasgow RE, Toobert DJ, (1988). Social environment and regimen adherence among type II
diabetic patients. Jounal of Diabetes Care, Vol.11, Supplement 5, 377-86. Diperoleh dari
http://care.diabetesjournals.org/ pada tanggal 10 Februari 2012.
Waspadji, S. (2009). Diabetes melitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam Soegondo
et al (Ed.). Penata laksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Papalia, D.E, Selly W. Old dan Ruth D. Feldman. (2008). Human Developoment (Psikologi
Perkembangan). Edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai