Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TERAPI DIET UNTUK PASIEN PENYAKIT DIABETES MILITUS

Mata Kuliah : Gizi dan Diet

Dosen Pengampu : Noviana Nur Sari.,S.Si.,MPH

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Erisa Yuliatri (1926039)


2. Eka Shela Pratiwi (2027017)
3. Kadek Nita Savira (2027039)
4. Muhammad Ade Saputra (2027051)
5. Oktava Mahmuda (2027061)
6. Putri Febrinda (2027065)
7. Risa Melinda (2027073)
8. Rosi Aprian Saputri (2027075)
9. Tantio Renaldi (2027083)

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Terapi Diet untuk Pasien DM.

Makalah ini kami buat dengan berbagai observasi melalui internet. Makalah ini berisikan
tentang informasi mengenai Terapi Diet untuk Pasien DM. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dengan mudah
memahami terapi diet untuk pasien DM.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami menerima saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritikkan dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan semoga
senantiasa tuhan yang maha esa melancarkan semua usaha kita.

Bandar Lampung , 28 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………..…….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..……1

C. Tujuan……………………………………………………………………………..…..1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengetian Penyakit Diabetes Militus………………………………………………..…2


2. Prinsip, Tujuan, dan Syarat Diet untuk Penderita DM………………………………...3
3. Macam-macam Diet DM………………………………………………………………5
4. Terapi Gizi Medis……………………………………………………………………..5
5. Langkah-langkah Terapi Gizi Medis………………………………………………….6
6. Kebutuhan Zat Gizi pada Penderita DM………………………………………………7
7. Komplikasi Penyakit Diabetes Militus………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………….…………….12

B. Saran………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit
akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif
menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga
dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup modern dimana orang lebih suka
makan makanan siap saji, kurangnya aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan
teknologi seperti penggunaan kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan
kaki. 

Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap


tahunnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO)
angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985
menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka ini terus
meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya
cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO
memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena
penyakit diabetes mellitus (Depkes RI, 2000).

Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada
terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%
sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan
pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit
yang tidak menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya.
Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan efek
negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit tidak menular tersebut
diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini
bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020.
Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima dimensi
yang saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor
lingkungan dan faktor sosial ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat dan prinsip diet pada penyakit diabetes militus ?
2. Apa saja makanan yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM ?
3. Apa saja makanan yang dianjurkan pasien DM ?
4. Apa saja tingkatan diet DM  l – Vlll ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja prinsip diet pada penyakit DM ?
2. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien
penyakit DM 
3. Untuk mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan pasien DM 
4. Untuk mengetahui apa saja tingkatan diet DM  l – Vll
1

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian penyakit Diabetes Militus


Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terus menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan
keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron.

Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan bahwa


penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Data Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap
maupun rawat jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit
endokrin adalah diabetes mellitus. 

Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:


Penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik.
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu
kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa
sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan.

Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita
semestinya mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak
terjadi komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai sikap
yang positif terhadap diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada
akhirnya akan menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan
menghindari komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus
menjalankan gaya hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan
olahraga yang teratur. Sikap penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus
sangatlah penting karena pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes melitus
untuk menentukan sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau
dapat mengurangi,kondisi penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes
melitus baik, maka sikap terhadap diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung
terhadap kepatuhan diet diabetes melitus itu sendiri (Effendi, 1999).
2
2. Prinsip,Tujuan dan Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
a. Prinsip Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
1) Prinsip Tepat Jadwal Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Tepat jadwal sangat penting bagi diet untuk penderita diabetes
melitus karena memakan makanan yang tepat jadwal sudah sangat
membantu untuk menjaga kadar gula dalam darah. Tepat jadwal yang
dimaksud disini adalah anda harus mengikuti jadwal makanan yang
sudah diprogram yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3 jam.
Yaitu 3X makanan utama dan 3x snack. Itu berarti jika anda sudah
sarapan, anda tidak boleh makan makanan yang berat seperti nasi dan
kue sampai jadwal makan siang. Anda hanya diperkenankan memakan
snack yang berupa beberapa potong kecil makanan rendah karbohidrat
dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah snack
anda boleh makan utama lagi, begitu sampai anda memasuki makan
malam. Pada malam hari tidak diperkenankan makan lagi setelah
makan malam. Untuk jumlah asupan karbohidrat yang diperbolehkan
dalam setiap jadwal bervariasi tergantuung berat dan tinggi badan
anda. Untuk lebih tepatnya, coba konsultasi ahli diet untuk mengukur
jumlah makanan yang boleh anda makan.

2) Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya anda hindari
dalam melakukan diet untuk penderita diabetes melitus. Bukan karena
mereka tidak enak namun karena makanan tersebut bisa membuat
kadar gula anda naik drastis. Makanan-makanan yang harus dibatasi
misalnya segala macam kue dan roti yang mengandung banyak gula,
minuman soda, alcohol, dan semua jenisnya yang mempergunakan
gula, selai, es krim, permen, susu manis, buah-buah yang berasa manis
dan tentu saja gula. Sementara itu makanan yang dianjurkan adalah
banyak mengkonsumsi sayuran mentah, sayuran olahan, dan buah-
buahan yang tidak terlalu manis. Jika anda ragu akan boleh tidaknya
suatu buah dimakan, maka anda bisa menanyakannya kepada ahli gizi,
dokter.

3) Prinsip Tepat Jumlah Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


Bagi pendetita diabetes melitus, gula dalam darah mereka
sudah sangat tinggi oleh sebab itu tubuh tidak membutuhkan banyak
tambahan gula. Oleh sebab itu, ketika penderita diabetes makan, maka
kalori yang masuk harus bisa dihabiskan oleh pasien tersebut. Oleh
sebab itu, dalam diet untuk penderita diabetes melitus, maka jumlah
makanan yang boleh dimakan harus tepat jumlahnya. Hal ini bisa
dihitung dengan IMT atau index massa tubuh yang didapat dengan
membagi berat badan dan tinggi badan. Jika IMT anda tergolong kurus
maka anda hanya boleh mengkonsumsi 40-60 kalori/hari X berat
badan. Jika anda normal, maka anda bisa mengkonsumsi 30 kalori x
BB anda. Untuk orang gemuk 20 kalori x bb perhari. Untuk orang
obesitas kalori yang diperbolehkan yaitu 10-15 kalori x BB perhari.
3
b. Tujuan Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik dengan cara  Mempertahankan kadar glukosa darah
supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik. Mencapai dan
mempertahankan kadar lipida serum normal.Memberi cukup energi untuk
mempertahankan atau mencapai berat badan normal.

Mengindari atau menangani komplikasi akut pasien yang


menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan
jangka panjang serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui zat gizi yang
optimal.
 Mencapai serta mempertahankan kadar gula dalam darah mendekati
normal
 Mencapai serta mempertahankan lipid mendekati normal
 Mencapai berat badan normal
 Mencegah komplikasi penyakit yang bersifat kronik
 Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita
 Diabetes melitus agar dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari
dengan normal.

c. Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


a) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal.
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makanan pagi (20%) siang
(30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan
(masing-masing 10-15 %). 
b) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total. 
c) Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi
total. 
d) Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu
60-70 % 
e) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif
adalah bahan pemanis selain sukrosa. 
f) Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat di dalam sayur dan buah. 
g) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk gram dapur seperti orang sehat,
yaitu 3000 mg/hari. 
h) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak
diperlukan.
4
3. Macam- macam diet Diabetes Militus 
1. Diet pada DM Tipe 1
Pasien penderita Diabetes Tipe 1 (IDDM) memerlukan terapi diet
untuk mengendalikan kadar glukosa darah.
Tujuan Diet Diabetes Melitus Tipe 1 :
 Mengendalikan kadar glukosa dan lemak darah
 Mempertahankan asupan energi dan protein untuk tumbuh kembang di
samping kebutuhan gizi lainnya.
 Menghasilkan status gizi dan kesehatan yang memadai
 Mencegah komplikasi akut mapupun kronis yang dapat membawa
kematian atau disabilitas.

2. Diet Diabetes Mellitus Tipe 2 


Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun
pemberian insulin mutlak diberikan kepada pasien yang menderita DM tipe 1.
Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2 :
 Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi
diabetes dapat dicegah atau ditunda
 Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal
 Menghasilakn status gizi yang adekuat
 Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula
darah dapat menghilangkan keluhan mudah lelah, sering pusing atau
sakit kepala, kram, kesemutan, gatal-gatal dan sebagainya.

4. Terapi Gizi Medis


Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes
memperbaiki kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik, dan beberapa tujuan khusus yaitu :
 Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau
obat hipoglikemik oral dan tingkat aktufitas.
 Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
 Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat
badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik.
 Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat
dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh
orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin
tidak sama dengan yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.
 Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,
masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik
diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit
jantung.
 Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

5
5. Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis
A. Pengkajian
Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan
sendiri kadar glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan
trigliserida) dan hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk
mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk
melakukannya.Aspek budaya, etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan kepatuhan pasien yang tinggi.Informasi yang dikumpulkan oleh tim
diabetes perlu dicatat pada dokumen medik sehingga perencanaan penanganan
diabetes secara menyeluruh dapat dikembangkan dan semua anggota tim dapat
membantu pasien.Pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara atau dengan
penggunaan kuesioner. Dietisien yang bekerja di ruang perawatan dapat
menggunakan kuesioner yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu
mengidentifikasi masalah gizi dan miskonsepsi yang ada.
B. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai
Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan
dicapai. Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan
dalam penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan.Tujuan yang ditetapkan
hendaknya membantu orang dengan diabetes membuat perubahan yang positip
dalam kebiasaan makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain
perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak darah serta memperbaiki asupan
gizi.
C. Intervensi Gizi
Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan
dicapai menentukan dasar intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan
berapa banyak informasi yang perlu diberikan, kemampuan baca dan tulis pasien
dan jenis alat peraga yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip chart, food
models). Intervensi gizi ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada
pasien yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.Intervensi gizi
melibatkan 2 tahap pemberian informasi :
 Intervensi Gizi Dasar
Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi,
petunjuk penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill yang
dianggap perlu untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan pada saat
sakit)
 Intervensi Gizi Lanjutan
Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan
makan yang lebih mendalam seperti menu, penghitungan kalori,
penghitungan lemak, daftar bahan penukar, dan lain-lain.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis.
Dietisien dank lien bersamasama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi
ini, pemecahan masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan
tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah
dan hemoglobin glikat (AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk
mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.

6
Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan penting oleh karena pola
makan yang konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola makan
yang serampangan. Tindak lanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-6
bulan sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.
A. Terapi Gizi pada DM Tipe 1
Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan
sehari-hari individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan
terapi insulin dengan pola makan dan latihan jasmani yang biasanya
dilakukan. Individu yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada
waktu yang konsisten dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan.
Selanjutnya individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis insulin
dan jumlah makanan yang biasa dimakan.
B. Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya
pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan
diet hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar
glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control
metabolik jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya
tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu
ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid.
Namun demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga
dicapai dan dipertahankan.Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan
zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak
jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi
tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg)
sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan
idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan
baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan
pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
E. Diet Militus sesuai paket kandungan kalori
 Diet Diabetes Militus I :1100 kalori
 Diet Diabetes Militus I I :1300 kalori
 Diet Diabetes Militus III :1500 kalori
 Diet Diabetes Militus IV :1700 kalori
 Diet Diabetes Militus V :1900 kalori
 Diet Diabetes Militus VI :2100 kalori
 Diet Diabetes Militus VII :2300 kalori
 Diet Diabetes Militus VIII :2500 kalori

6. Kebutuhan Zat Gizi Pada Penderita Diabetes Melitus 


1. Protein.
Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi
dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia
kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan
energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya
bernilai biologi tinggi.

7
2. Total Lemak.
Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih
10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70%
total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat.Anjuran persentase
energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat
badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan
dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari
30% asupan energi dari lemak total dan < 10% energy dari lemak jenuh. Dalam
hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila
peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet
dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari
30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari.

Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama,


pendekatan yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan
peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh
tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi masing-masing dari lemak
jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah.

3. Jenuh dan Kolesterol.


Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah
untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan
energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

4. Karbohidrat dan Pemanis.


Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total
karbohidrat dari pada jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon
glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan
mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah
total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat. Anjuran
konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60 – 70%
energi.

5. Sukrosa.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian
dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu
dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak
hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan.
8
6. Pemanis.
 Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.
Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20%
energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan
diabetes.
 Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang
menghasilkan respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan
karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secra berlebihan dapat
mempunyai pengaruh laxatif.
 Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat
diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.

7. Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah
kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.

8. Natrium.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk
biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi
ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.

7. Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus


Penderita diabetes melitus haruslah selalu mengontrol kadar gula
darah/glukosa secara teratur, menjaga pola makan, mengatur berat badan dan
melakukan cek up secara rutin. Pola hidup seperti itu sangat perlu untuk mencegah
terjadinya komplikasi diabetes melitus.
1. Komplikasi Jangka Pendek
Penyakit diabetes melitus bisa diikuti dengan berbagai komplikasi. Dalam
jangka pendek, diabetes dapat menyebabkan:
 Hiperglikemia (Hyperglycemia)
Hiperglikemia atau gula darah tinggi dalam waktu yang panjang
dapat menyaebabkan kerusakan jaringan dan orjan tubuh. Komplikasi ini
dapat terjadi jika pasien tidak mengambil tindakan-tindakan untuk
mengurangi level glukosa dalam darah seperti injeksi insulin, atau karena
disebabkan pola makan dan hidup yang tidak berorientasi pada
penanganan penyakit diabetes. Hiperglikemia adalah kondisi yang serius
dan membutuhkan tindakan medis secepatnya.

9
 Hipoglikemia (Hypoglycemia)
Dalam beberapa kasus, penderita diabetes melakukan penanganan
yang salah dan berlebihan sehingga level glukosa dalam darah menjadi
terlalu rendah. Melewatkan jam makan dan olahraga serta mengkonsumsi
obat diabetes (memperkecil kadar glukosa) atau melakukan injeksi insulin
bisa menyebabkan hipoglikemia.Selalu mengontrol level glukosa dalam
darah dan konsultasikan dengan dokter mengenani penanganan diabetes
yang tepat, agar pasien tidak jatuh dalam kondisi hipoglikemia ini.
 Ketoacidosis
Ketoacidosis adalah komplikasi penyakit diabetes yang terjadi saat
tubuh tidak mampu menggunakan glukosa/gula darah sebagai energi
karena kekurangan insulin. Saat sel-sel tubuh kekurangan energi, mereka
akan menggunakan cadangan lemak sebagai energi.Saat jaringan lemak
terganggu, terbentuklah zat keton (racun) dalam tubuh. Kondisi ini bisa
mengakibatkan kesulitan bernapas, sakit perut parah, dan juga dehidrasi.

2. Komplikasi Jangka Panjang


Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi
pula resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini.
Penanganan yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau
semakin baik pasien mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil
resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan
pembuluh darah. Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh
darah menyempit dan mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh
seperti mata, ginjal, jaringan saraf, dan lain sebagainya. Akibatnya bagian-bagian
tubuh tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius, bahkan mengancam
nyawa.
 Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang
bisa menyebabkan berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina,
hingga kebutaan.
 Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki.
Rusaknya jaringan saraf dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah
ke tempat tersebut. Luka gores kecil di kaki atau kulit dengan mudah
berubah menjadi luka infeksi yang sangat parah. Tanpa perhatian yang
serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan merusak. Pada kondisi
terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak terus
menyebar.
 Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah
jantung. Peneliti mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada
penderita diabetes sama dengan orang yang pernah terkena serangan
jantung sebelumnya.

10
Beberapa masalah pada jantung dan penyempitan pembuluh darah
yang berhubungan dengan diabetes antara lain:
 Stroke
 Kerusakan pembuluh arteri
 Tekanan darah tinggi
 Kolesterol tinggi
 Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan
pembuluh di kaki dan tangan,menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit
atau sensasi seperti terbakar.Pada kondisi mati rasa yang parah, penderita
diabetes bahkan tidak dapat merasakan rasa sakit jika tergores,hingga
akhirnya sadar saat luka tersebut melebar dan terinfeksi.Selain beberapa
komplikasi di atas, penyakit-penyakit berikut juga memiliki potensi terjadi
pada penderita diabetes dalam jangka panjang:
 Infeksi kulit
 Infeksi saluran kemih
 Gagal ginjal
 Disfungsi ereksi
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah,
serta menjaga pola hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan
mengurangi resiko komplikasi akibat penyakit diabetes.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak hal yang harus diperhatika untuk terapi diet penyandang diabetes melitus atau
DM. Diantaranya adalah :
a. Pola makan
b. Komposisi makanan
c. Aturan makan sehari- hari
d. Makanan yang tidak dianjurkan
e. Dan jenis makanan yang dianjurkan
Makanan untuk diet sehat adalah konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan,protein dan
karbohidrat dengan jumblah yang cukup dan tidak berlebihan.

B. Saran
Ada hal yang perlu kita lakukan agar terhindar dari diabetes melitus atau DM :
1. Jaga pola makan teratur
2. Jenis makanan yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring model
T , yang terdiri dari :
 Sayur – sayura ( tomat, wortel, bayam dll )
 Karbohidrat ( nasi, kentang, jagung, ,ubi , singkong dll )
 Protein ( ikan, telur,tempe , tahu, kacang hijau, kacang merah dll )
Pengolahan sayur , karbohidrat dan protrin tidak menggunakan gula ,garam dan
lemak yang berlebihan.
3. Hindari makanan junk food.
4. Gunakan sosial media untuk mendapatkan pengetahuan tentang makanan sehat
sehari – hari dan bijak dalam memilih makanan dan promosi makanan melalui
sosial media.
12

DAFTAR PUSTAKA

www.sehatq.com

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/diet-diabetes-
melitus-dm-dilakukan-dengan-pola-makan-sesuai-dengan-aturan-3j-apa-saja-3j

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/12/diet-
pada-diabetes-melitus-cara-pengaturan-makanan

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/16/3-hal-
yang-perlu-diperhatikan-dalam-membuat-menu-makanan-diabetes

https://www.academia.edu/28793946/makalah_diet_pada_penyakit_gangguan_metabolic_dia
betes_militus

Anda mungkin juga menyukai