DISUSUN OLEH:
1. DELLA MUTIARA (201702059)
2. M. ROMADHON (201702082)
3. SHALSYABILLA N (201702091)
4. WAHYU PRATITA (201702099)
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RESIKO
TINGGI PADA KELOMPOK DIABETES MELLITUS” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Pengertian...............................................................................................................4
2.2 Klasifikasi...............................................................................................................4
2.3 Etiologi...................................................................................................................5
2.4 Patofisiologi............................................................................................................6
2.5 Tanda dan gejala.....................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Laboratorium.....................................................................................7
2.7 Test diagnosa..........................................................................................................7
2.8 Pengobatan..............................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................9
3.1 Skenario Kasus.......................................................................................................9
3.2 Pengkajian..............................................................................................................9
3.3 Analisa Data..........................................................................................................17
3.4 Prioritas Masalah..................................................................................................19
3.5 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................20
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................25
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................25
4.2 Saran....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
anjuran dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik
(Haznam,1986). Pada umumnya penderita DM patuh berobat kepada dokter
selama ia masih menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup
rutinnya sehari-hari. Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka
kepatuhannya untuk berobat berkurang. Ketidakpatuhan ini sebagai
masalah medis yang sangat berat, Taylor (1991). La Greca & Stone (1985)
menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan
dokter merupakan masalah yang sangat penting. Tingkat ketidakpatuhan
terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang kronis.
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD,
masih banyak pasien tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain : pengetahuan yang relatif minim tentang
penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak melakukan
latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
DM diperlukan suatu proses yang berkesinambungan dan sesuai dengan
prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :
1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.
2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan alat bantu pandang (audio visual).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang
ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada
pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan difocuskan pada aktifitas
fisik secara teratur dan penggunaan obat anti diabetik secara realistis.
Ketiga hal ini merupakan kunci pokok keberhasilan program terapi DM.
2
memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan asuhan
keperawatan pada pasien DM.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang
kebabanyakan herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai
dengan atau tidak adanya gejala klinik acut maupun cronik, sebagai akibat
dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh, dimana
gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya
disertai juga gangguan metabolisme protein dan lemak.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa menurut
WHO 1985 :
1. Clinical Classes
a. DM
IDDM ( DM Type 1 ).
NIDDM ( DM Type 2 ).
Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
MRDM
(a) Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
(b) Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
(c) DM type lain dengan keadaan dan gejala yang tertentu.
4
Impaired Glucosa Tolerance ( GTG )
Gestasional Diabetes Mielitus.
2. Statistical Risk Classes.
a. Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
b. Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
c. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.
2.3 Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai
lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang
dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi
antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi
insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang
terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
5
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat
dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan
timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul
polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan
mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta
cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan
energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan
oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis,
penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan
memudahkan terjadinya gangren.
6
b. Polipagia (banyak makan)
2.8 Pengobatan
7
d. Khusus untuk ganggren :
e. Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas
di OK
f. Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data
inti dan data sub sistem.
9
Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
Kecamatan : Sumber Asri
Kelurahan : Margorukun
RW : 05
RT : 03
Luas wilayah : 5.220 m2
Batas wilayah/wilayah
- Utara : Jalan raya melati
- Selatan : RT 06 /RW 04
- Barat : RT 07
- Timur : RT 18/ RW 03
Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 4550 m2
3. Data demografi
a. Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
b. Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
c. Jumlah penderita asma : 20 orang
d. Jumlah penderita DM : 300 orang
Berdasarkan jenis kelamin
- Laki-laki : 120 orang (45 %)
- Perempuan : 180 orang (55 %)
Berdasarkan kelompok penderita DM
- Anak-anak :-
- Remaja :-
- Dewasa : 150 orang (50 %)
- Lansia : 90 orang (30 %)
- Ibu hamil : 60 orang (20%)
- Jumlah penderita DM gangren : 90 orang
Berdasarkan agama
- Islam : 20 orang (80%)
10
- Kristen : 30 orang (10%)
- Hindu : 15 orang (5%)
- Budha : 15 orang (5%)
- Katolik :-
Berdasarakan suku bangsa
- Jawa : 210 orang (70%)
- Madura : 75 orang (25%)
- Sunda : 9 orang (3%)
- WNI keturunan : 6 orang (2%)
Suku bangsa
- Jawa : 210 orang (70%)
- Madura : 75 orang (25%)
- Sunda : 9 orang (3%)
- WNI keturunan : 6 orang (2%)
Status perkawinan
- Kawin : 195 orang (65%)
- Tidak kawin : 60 orang (20%)
- Duda : 30 orang (10%)
11
- Sungai :-
- Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
Pengolahan air minum
- Selalu dimasak : 300 orang (100%)
- Air mentah :-
b. Saluran pembuangan air/sampah
Kebiasaan membuang sampah
- Diangkut petugas : 30%
- Dibuang sembarangan : 70%
Pembuangan air limbah
- Got/parit : 100%
- Sungai :-
Keadaan pembuangan air limbah
- Baik/lancar : 25%
- Kotor : 75%
c. Jamban
Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban : 80%
- Tidak memiliki jamban : 20%
Macam jamban yang dimiliki
- Septitank : 75%
- Disungai : 25%
Keadaan jamban
- Bersih : 45%
- Kotor : 55%
d. Keadaan rumah
Tipe rumah
- Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
- Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
- Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
12
Status rumah
- Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
- Kontrak : 120 orang (40%)
Lantai rumah
- Tanah : 30 orang (10%)
- Papan : 90 orang (30%)
- Tegel/keramik : 180 orang (60%)
Ventilasi
- Ada : 240 orang (80%)
- Tidak ada : 60 orang (20%)
Luas kamar tidur
- Memenuhi syarat : 180 orang (60%)
- Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
Penerangan rumah oleh matahari
- Baik : 120 orang (40%)
- Cukup : 150 orang (50%)
- Kurang : 30 orang (10%)
e. Halaman rumah
Kepemilikan pekarangan
- Memiliki : 240 orang (80%)
- Tidak memiliki : 60 orang (20%)
Pemanfaatan pekarangan
- Ya : 270 orang (90%)
- Tidak : 30 orang (10%)
2. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna : 1 kelompok
- Pengajian : 2 kelompok
- Ceramah agama : 1 kelompok
13
- PKK : 1 kali per bulan
Tempat perkumpulan umum
- Balai desa : ada (1 buah)
- Dukuh : ada (1 buah)
- RW : ada (1 buah)
- RT : ada (1 buah)
- Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b. Fasilitas kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas : 150 orang (50%)
- Rumah sakit : 50 orang (16,6%)
- Para dokter swasta : 25 orang (8,3%)
- Praktek kesehatan lain : 75 orang (25%)
Kebiasaan check up kesehatan
- Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
- Jarang : 210 orang (70%)
c. Ekonomi
Karekteristik pekerjaan
- PNS/ABRI : 60 orang (20%)
- Pegawai swasta : 60 orang (20%)
- Wiraswasta : 30 orang (10%)
- Buruh tani/pabrik : 150 orang (50%)
Penghasilan rata-rata perbulan
- < dari UMR : 150 orang (50%)
- UMR – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
- > dari UMR : 60 orang (20%)
Pengeluaran rata-rata perbulan
- < dari UMR : 165 orang (55%)
- UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
- > dari UMR : 30 orang (10%)
14
Kepemilikan usaha
- Toko : 30 orang (10%)
- Warung makanan : 15 orang (5%)
- UKM : 9 orang (3%)
- Tidak punya : 246 orang (82%)
15
Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum,
ambulan
Alat transportasi yang dimiliki
- Sepeda : 90 orang (30%)
- Motor : 120 orang (40%)
- Mobil : 6 orang (2%)
- Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
- Angkutan umum : 165 orang (55%)
- Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)
4. Politik dan pemerintahan
a. Struktur organisasi : ada
Terdapat kepala desa dan perangkatnya
Ada organisasi karang taruna
b. Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna,
panti, posyandu)
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ada yaitu
puskesmas
d. Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM belum
ada
e. Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan belum ada
5. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
Radio : 225 orang (75 %)
TV : 165 orang (55 %)
Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
Majalah/koran : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
Poster tentang diit DM : ada
Pamflet tentang penanganan DM : ada
16
Leaflet tentang penanganan DM : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas : ada tapi jarang
6. Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
SD : 135 orang (45%)
SLTP : 90 orang (30%)
SLTA : 60 orang (20%)
Perguruan tinggi : 15 orang (5%)
7. Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan
alun – alun.
Ada program setahun sekali diadakan program wisata
bersama kader kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Margo
Rukun.
17
2 Ds: Faktor Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan penghasilan masyarakat /
masyarakat untuk melaksanakan check up kesehatan yang rendah penderita DM
sebanyak 219 orang (70%) melaksanakan check
up kesehatan Di RT
Do: 3 RW 5 kelurahan
Margo Rukun
- Sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- Lulusan SD sebanyak 135 orang
- Lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- Penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- Penghasilan > UMR 60 orang
18
3.4 Prioritas Masalah
Diagnosa Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian untuk Score
Keperawatan penyelesaian masalah untuk penyelesaian di peningkatan kualitas
komunitas hidup
1 : rendah
0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang
1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Ketidakpatuhan
terhadap diit di RT
5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun
3 3 3 9
berhubungan
dengan
Pengetahuan yang
kurang
Ketidakpatuhan
masyarakat/pender
ita DM
melaksanakan
check up
kesehatan di RT 5
3 2 1 6
RW 3 kelurahan
Margo Rukun
berhubungan
dengan faktor
penghasilan yang
rendah
Resiko 3 2 2 7
peningkatan
penderita ganggren
di RT 5 RW 3
kelurahan Margo
Rukun
berhubungan
dengan
19
Kurangnya
pengetahuan
penderita DM
tenytang senam
kaki DM dan
pencegahan
terjadinya luka
ganggren
20
- Lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- Penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- Penghasilan > UMR 60 orang
4. Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3
kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan penderita DM tentang senam kaki DM dan pencegahan
terjadinya luka ganggren di tandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat jumlah penderita DM 300 orang
Do:
- Jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak 30% (90 orang)
- Distribusi penderita DM berdasarkan tingkat pendidikan formal :
SD : 45% (135 orang)
SLTP : 30% (90 orang)
SLTA : 20% (60 orang)
Perguruan tinggi : 5%(15 orang)
- Sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check up secara
rutin
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat memakai alas
kaki sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar rumah 75 orang (25%)
dan jarang memakai 180 orang (60%)
21
22
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
23
masyarakat/penderita dilakukan Pemberdayaan Pendidikan Patuhnya Keluarga , keluarga Rt 5 Rw rt dan
DM melaksanakan tindakan Setelah keluarga dan kesehatan terhadap dan dan 3 ita
check up kesehatan keperawatan dilakukan masyarakat tentang : medical masyarakat masyarakat keluraha
di RT 5 RW 3 komunitas tindakan tentang - Pengertian check up di Rt 5 Rw 3 n Margo
kelurahan Margo patuh dalam Keperawata pentingnya DM Rt 5 Rw 3 kelurahan Rukun
Rukun berhubungan melaksanaka n medical check - Tanda dan kelurahan Margo
dengan faktor n medical komunitas : up gejala DM Margo Rukun
penghasilan yang check up di Patuh - Penyebab Rukun mengerti
rendah Rt 5 Rw 3 terhadap Pendidikan DM pentingnya
kelurahan medical kesehatan - Pencegaha Keluarga medical
Margo Rukun check up kepada n DM dan check up
keluarga dan masyarakat
masyarakat Rt 5 Rw 3
Margo
rukun
mengerti
tentang :
- Pengertian
DM
- Tanda
gejala DM
- Penyebab
DM
- Pencegaha
n DM
24
3 Resiko peningkatan Setelah Mahasiswa Wilayah Bapak
penderita ganggren dilakukan Pemberdayaan Pendidikan Penurunan Masyarakat , keluarga Rt 5 Rw rt dan
di RT 5 RW 3 tindakan masyarakat kesehatan angka Rt 5 dan dan 3 ita
kelurahan Margo keperawatan Setelah tentang tentang : penderita Rw 3 masyarakat keluraha
Rukun berhubungan komunitas dilakukan pentingnya - Pengertian gangrene di mengerti n Margo
dengan Kurangnya menurunya tindakan perawatan luka DM Rt 5 rw 3 tentang : Rukun
pengetahuan penderita Keperawata dan senam kaki - Tanda dan kelurahan - Pengertian
penderita DM gangrene di n DM gejala DM Margo DM
tentang senam kaki Rt 5 Rw 3 komunitas : Pendidikan - Penyebab Rukun - Tanda
DM dan pencegahan Kelurahan Penurunan kesehatan DM Masyarakat gejala DM
terjadinya luka Margo Rukun penderita kepada - Pencegaha Rt 5 dan - Penyebab
ganggren gangrene keluarga dan n DM Rw 3 DM
masyarkat - Perawatan mengerti - Pencegahan
luka tentang : DM
- Senam kaki - Pengertian - Perawatan
DM DM luka DM
- Tanda - Senam kaki
gejala DM DM
- Penyebab
DM
- Pencegaha
n DM
- Perawatan
luka DM
- Senam kaki
DM
25
BAB IV
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
Mampu mendeskripsikan hasil Asuhan Keperawatan keluarga dan
masyarakat dengan masalah DM di Rt 5/Rw3 kelurahan Margo rukun, merupakan
salah satu bentuk dari asuhan keperawatan dengan metode ilmiah proses
keperawatan, yang bersifat kompehensif karena yang di kaji adalah semua
anggota keluarga dan masyarkat. DM ini bisa menjadi penyakit bawaan yang ada
pada keluarga dan masyarakat tersebut. Jadi apabila ada pada keluarga riwayat ini,
keluarga harus merawatnya dengan baik seperti melakukan pengontrolan
kesehatan dirumah sakit/puskesmas agar penyakit ini bisa disembuhkan.
4.4 Saran
Oleh karena itu kami tim penulis memberikan beberapa saran :
26
DAFTAR PUSTAKA
27