Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RESIKO TINGGI PADA KELOMPOK DIABETES MELLITUS

Dosen Pembimbing : Priyoto, S.kep, Ners, M.kes

DISUSUN OLEH:
1. DELLA MUTIARA (201702059)
2. M. ROMADHON (201702082)
3. SHALSYABILLA N (201702091)
4. WAHYU PRATITA (201702099)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RESIKO
TINGGI PADA KELOMPOK DIABETES MELLITUS” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Madiun, 11 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Pengertian...............................................................................................................4
2.2 Klasifikasi...............................................................................................................4
2.3 Etiologi...................................................................................................................5
2.4 Patofisiologi............................................................................................................6
2.5 Tanda dan gejala.....................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Laboratorium.....................................................................................7
2.7 Test diagnosa..........................................................................................................7
2.8 Pengobatan..............................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................9
3.1 Skenario Kasus.......................................................................................................9
3.2 Pengkajian..............................................................................................................9
3.3 Analisa Data..........................................................................................................17
3.4 Prioritas Masalah..................................................................................................19
3.5 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................20
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................25
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................25
4.2 Saran....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai
dengan  intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola  dengan
menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan
yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan
perlunya diadakan pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang
dikenal dengan pentalogi terapi DM meliputi terapi primer, yang terdiri dari
penyuluhan kesehatan, diet diabetes, latihan fisik dan terapi sekunder, yang
terdiri dari obat hipoglikemi
Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar
glukosa darah dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak
dikelola dengan baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul  oleh
karena ketidak patuhan pasien  dalam menjalankan  program terapi  sebagai
berikut : pengaturan diet, olah raga dan penggunaan obat-obatan
(Putra,1995). Berbagai penelitian telah menunjukan ketidak patuhan pasien
DM  terhadap perawatan diri sendiri( Efendi Z,1991).
Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan
akan meningkat, jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta,
1998 kurang lebih  150 juta, tahun 2000= 175,4 juta (1 ½ kali tahun
1994),tahun 2010=279,3 juta ( kurang lebih  2 kali 1994)  dan tahun 2020 =
300 juta atau kurang lebih 3 kali tahun 1994. Di Indonesia  atas dasar
prevalensi  kurang lebih 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM
pada tahun 1994 adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan
2020 = 6,5 juta.
Disamping peningkatan prevalensi DM,   penderita
memerlukan perawatan yang komplek  dan perawatan yang lama.
Kepatuhan  berobat merupakan harapan dari setiap penderita DM. Berarti
setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksi–instruksi ataupun

1
anjuran  dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik
(Haznam,1986). Pada umumnya penderita DM patuh berobat kepada dokter
selama ia masih menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup
rutinnya sehari-hari.  Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka
kepatuhannya untuk berobat berkurang. Ketidakpatuhan    ini sebagai
masalah medis yang sangat berat, Taylor (1991). La Greca & Stone  (1985)
menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan
dokter merupakan masalah yang sangat penting. Tingkat ketidakpatuhan
terbukti cukup tinggi  dalam populasi medis yang kronis.
Walaupun  pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD,
masih banyak pasien  tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain : pengetahuan yang relatif  minim tentang
penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak melakukan
latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
DM  diperlukan suatu proses yang berkesinambungan  dan sesuai dengan
prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :
1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.
2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan  alat bantu pandang (audio visual).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang
ditekankan pada 3 J :  jenis, jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada
pasien DM.  Disamping itu materi penyuluhan difocuskan pada aktifitas
fisik secara teratur dan penggunaan obat anti  diabetik secara realistis.
Ketiga hal ini merupakan kunci pokok   keberhasilan program terapi DM.

Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna


mengetahui faktor-faktor  yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien
dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil penelitian ini dapat

2
memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan asuhan
keperawatan pada pasien DM.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus (DM)?
2. Bagaimanakah klasifikasi penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
3. Apa saja etiologi dari penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
5. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
6. Apa saja pemeriksaan laboratorium dari penyakit Diabetes Mellitus
(DM)?
7. Apa saja test diagnosa dari penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
8. Apa saja pengobatan yang dapat dilakukan dari penyakit Diabetes
Mellitus (DM)?
9. Bagaimanakah proses keperawatan dari kelompok DM ditinjau dari
kasus semu?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Komunitas
pada Penderita Diabetes Mellitus.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM.
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan
komunitas pada pasien DM.
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita
DM.
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap
kepatuhan pasien DM dalam menjalankan program terapi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang
kebabanyakan herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai
dengan atau tidak adanya gejala klinik acut maupun cronik, sebagai akibat
dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh, dimana
gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya
disertai juga gangguan metabolisme protein dan lemak.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa menurut
WHO 1985 :
1. Clinical Classes
a. DM
 IDDM ( DM  Type 1 ).
 NIDDM ( DM Type 2 ).
 Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
 MRDM
(a) Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
(b) Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
(c) DM type lain dengan keadaan dan gejala yang tertentu.

4
 Impaired Glucosa Tolerance ( GTG )
 Gestasional Diabetes Mielitus.
2. Statistical Risk Classes.
a. Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
b. Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
c. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.

2.3 Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai
lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang
dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi
antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi
insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang
terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

5
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat
dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan
timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap
kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul
polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan
mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta
cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan
energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan
oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis,
penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan
memudahkan terjadinya gangren.

2.5 Tanda dan gejala


1. Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :
a. Poliuria (banyak dan sering kencing)

6
b. Polipagia (banyak makan)

c. Polidipsi (banyak minum)

2. Kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :

a. Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.


b. Berat badan menurun
c. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
saraf
d. Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
e. Infeksi saluran kencing
f. Kelainan ginjal kalogi: keputihan
g. Infeksi yang sukar sembuh

2.6 Pemeriksaan Laboratorium

a. Kadar gula darah meningkat


b. Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
c. Glukosuria

2.7 Test diagnosa

a. Test Glukosa darah


b. Gula dalam urine
c. Glukosa toleran test
d. Plasma proinsulin

2.8 Pengobatan

a. Diet rendah kalori


b. Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site
c. Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif

7
d. Khusus untuk ganggren :
e. Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas
di OK
f. Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Skenario Kasus


Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk
yang menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu
sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah
penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50
%) usia dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu
hamil sebanyak 60 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus
dengan tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105
orang, dan DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM
gestasional sebanyak 30 orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM
sangat sedikit sekali penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula
darahnya.
Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat,
perumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader kesehatan, tokoh
masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.

3.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data
inti dan data sub sistem.

3.2.1 Data Inti Komunitas

1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas


a. Lokasi        :
 Propinsi daerah tingkat 1 : Jawa Timur

9
 Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
 Kecamatan : Sumber Asri
 Kelurahan : Margorukun
 RW : 05
 RT : 03
 Luas wilayah : 5.220 m2
 Batas wilayah/wilayah
- Utara : Jalan raya melati
- Selatan : RT 06 /RW 04
- Barat  : RT 07
- Timur  : RT 18/ RW 03
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
 Pemukiman : 4550 m2
3. Data demografi
a. Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
b. Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
c. Jumlah penderita asma : 20 orang
d. Jumlah penderita DM : 300 orang
 Berdasarkan jenis kelamin
- Laki-laki : 120 orang (45 %)
- Perempuan                   : 180 orang (55 %)
 Berdasarkan kelompok penderita DM
- Anak-anak :-
- Remaja :-
- Dewasa : 150 orang (50 %)
- Lansia : 90 orang (30 %)
- Ibu hamil : 60 orang (20%)
- Jumlah penderita DM gangren : 90 orang
 Berdasarkan agama
- Islam : 20 orang (80%)

10
- Kristen : 30 orang (10%)
- Hindu : 15 orang (5%)
- Budha : 15 orang (5%)
- Katolik :-
 Berdasarakan suku bangsa
- Jawa : 210 orang (70%)
- Madura : 75 orang (25%)
- Sunda : 9 orang (3%)
- WNI keturunan : 6 orang (2%)
 Suku bangsa
- Jawa : 210 orang (70%)
- Madura : 75 orang (25%)
- Sunda : 9 orang (3%)
- WNI keturunan : 6 orang (2%)
 Status perkawinan
- Kawin : 195 orang (65%)
- Tidak kawin : 60 orang (20%)
- Duda : 30 orang (10%)

- Janda : 15 orang (5%)

3.2.2 Data sub sistem

1. Data lingkungan fisik


a. Sumber air dan air minum
 Penyediaan Air bersih
- PAM                         : 180 orang (60%)
- Sumur             : 120 orang (40%)
- Sungai               :-
 Penyediaan air minum
- PAM                     : 150 orang (50%)
- Sumur               : 90 orang (30%)

11
- Sungai               :-
- Lain-lain/air mineral     : 60 orang (20%)
 Pengolahan air minum
- Selalu dimasak          : 300 orang (100%)
- Air mentah          :-
b. Saluran pembuangan air/sampah
 Kebiasaan membuang sampah
- Diangkut petugas         : 30%
- Dibuang sembarangan   : 70%
 Pembuangan air limbah
- Got/parit              : 100%
- Sungai                      :-
 Keadaan pembuangan air limbah
- Baik/lancar               : 25%
- Kotor                  : 75%
c. Jamban
 Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban    : 80%
- Tidak memiliki jamban : 20%
 Macam jamban yang dimiliki
- Septitank                 : 75%
- Disungai                        : 25%
 Keadaan jamban
- Bersih                         : 45%
- Kotor                  : 55%
d. Keadaan rumah
 Tipe rumah
- Tipe A/permanen        : 210 orang (70%)
- Tipe B/semipermanen    :  75 orang (25%)
- Tipe C/tidak permanen  :  15 orang (5%)

12
 Status rumah
- Milik rumah sendiri    : 180 orang (60%)
- Kontrak                       : 120 orang (40%)
 Lantai rumah
- Tanah            : 30 orang (10%)
- Papan                      : 90 orang (30%)
- Tegel/keramik             : 180 orang (60%)
 Ventilasi
- Ada                           : 240 orang (80%)
- Tidak ada           : 60 orang (20%)
 Luas kamar tidur
- Memenuhi syarat           : 180 orang (60%)
- Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
 Penerangan rumah oleh matahari
- Baik               : 120 orang (40%)
- Cukup                     : 150 orang (50%)
- Kurang                      : 30 orang (10%)
e. Halaman rumah
 Kepemilikan pekarangan
- Memiliki                     : 240 orang (80%)
- Tidak memiliki    : 60 orang (20%)
 Pemanfaatan pekarangan
- Ya                               : 270 orang (90%)
- Tidak                           : 30 orang (10%)
2. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
 Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna           : 1 kelompok
- Pengajian                        : 2  kelompok
- Ceramah agama              : 1  kelompok

13
- PKK                               : 1 kali per bulan
 Tempat perkumpulan umum
- Balai desa                          : ada (1 buah)
- Dukuh                               : ada (1 buah)
- RW                                    : ada (1 buah)
- RT                                     : ada (1 buah)
- Masjid/Mushola                : ada (2 buah)

b. Fasilitas kesehatan
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas                   : 150 orang (50%)
- Rumah sakit                    : 50 orang (16,6%)
- Para dokter swasta          : 25 orang (8,3%)
- Praktek kesehatan lain    : 75 orang (25%)
 Kebiasaan check up kesehatan
- Rutin tiap bulan              : 90 orang (30%)
- Jarang                            : 210 orang (70%)
c. Ekonomi
 Karekteristik pekerjaan
- PNS/ABRI                    : 60 orang  (20%)
- Pegawai swasta              : 60 orang  (20%)
- Wiraswasta                     : 30 orang  (10%)
- Buruh tani/pabrik           : 150 orang (50%)
 Penghasilan rata-rata perbulan
- < dari UMR                   : 150 orang (50%)
- UMR  – 1.000.000,00     :  90 orang (30%)
- > dari UMR                    :  60 orang (20%)
 Pengeluaran rata-rata perbulan
- < dari UMR                     : 165 orang (55%)
- UMR  – 1.000.000,00     : 105 orang (35%)
- > dari UMR                     :  30 orang (10%)

14
 Kepemilikan usaha
- Toko                         :  30 orang (10%)
- Warung makanan          :  15 orang (5%)
- UKM                               :   9 orang (3%)
- Tidak punya                    : 246 orang (82%)

3. Keamanan dan transportasi


a. Keamanan
 Diet makan
- Kebiasaan makan makanan manis : 70% (210 org)
- Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% (60 org)
- Lain-lain                                              : 10% (30 org)
 Kepatuhan terhadap diet
- Patuh                            : 25% (75 org)
- Kadang-kadang             : 30% (90 org)
- Tidak patuh                   : 45% (135 org)
 Kebiasaan berolah raga
- Sering                          : 15% (45 org)
- Kadang-kadang  : 40% (120 org)
- Tidak pernah : 45% (135 org)
 Kebiasaan sehari-hari
Memakai alas kaki
- Setiap saat                      : 60% (180 org)
- Saat di luar rumah         : 30% (90 org)
- Jarang memakai      : 10% (30 org)
 Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
- Sering             : 10% (30 org)
- Kadang-kadang         : 15% (40 org)
- Tidak pernah       : 75% (225 org)
b. Transportasi

15
 Fasilitas transportasi      : Jalan raya, angkutan umum,
ambulan
 Alat transportasi yang dimiliki
- Sepeda                  : 90 orang (30%)
- Motor                           : 120 orang (40%)
- Mobil                            : 6 orang (2%)
- Lain-lain/ becak            : 84 orang (28%)
 Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
- Angkutan umum           : 165 orang (55%)
- Kendaraan pribadi       : 135 orang (45%)
4. Politik dan pemerintahan
a. Struktur organisasi : ada
 Terdapat kepala desa dan perangkatnya
 Ada organisasi karang taruna
b. Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna,
panti, posyandu)
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ada yaitu
puskesmas
d. Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM belum
ada
e. Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan belum ada
5. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio                :  225 orang (75 %)
 TV                                 : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone       : 120 orang (40 %)
 Majalah/koran                 : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster  tentang diit DM                    : ada
 Pamflet tentang penanganan DM     : ada

16
 Leaflet tentang penanganan DM      : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas             : ada tapi jarang
6. Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD                                        : 135 orang (45%)
 SLTP                                   : 90 orang (30%)
 SLTA                                   : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi                   : 15 orang (5%)
7. Rekreasi
 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan
alun – alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata
bersama kader kesehatan RT 05  RW 03 Kelurahan Margo
Rukun.

3.3 Analisa Data


No Pengelompokan Data Etiologi Masalah
1. Ds  : Pengetahuan Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada yang kurang terhadap diit Di RT 3
50% warga yang tidak patuh menjalankan diit RW 5 kelurahan
Do  : Margo Rukun
- Data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD
sebanyak 135 orang (45%)
- Penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas
kesehatan dari puskesmas jarang ada
- Kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis
sebanyak 210 orang (70%)

17
2 Ds: Faktor Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan penghasilan masyarakat /
masyarakat untuk melaksanakan check up kesehatan yang rendah penderita DM
sebanyak 219 orang (70%) melaksanakan check
up kesehatan  Di RT
Do: 3 RW 5 kelurahan
Margo Rukun
- Sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- Lulusan SD sebanyak 135 orang
- Lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- Penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- Penghasilan > UMR 60 orang

3 Ds: Kurangnya Resiko peningkatan


Dari hasil wawancara didapat jumlah penderita DM 300 pengetahuan penderita ganggren
orang penderita DM Di RT 3 RW 5
tentang kelurahan Margo
Do: pencegahan Rukun
terjadinya luka
- Jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak ganggren
30%  (90 orang)
- Distribusi penderita DM berdasarkan tingkat
pendidikan formal,
SD     : 45% (135 orang)
SLTP : 30% (90 orang)
SLTA : 20% (60 orang)
PT : 5%(15 orang)
- Sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check
up secara rutin
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat
memakai alas kaki sebanyak 45 orang (15%),saat
dilauar rumah 75 orang (25%) dan jarang memakai
180 orang (60%)

18
3.4 Prioritas Masalah
Diagnosa Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian untuk Score
Keperawatan penyelesaian masalah untuk penyelesaian di peningkatan kualitas
komunitas hidup
1 : rendah
0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang
1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang 2 : sedang

3 : tinggi 3 : tinggi
Ketidakpatuhan
terhadap diit di RT
5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun
3 3 3 9
berhubungan
dengan 
Pengetahuan yang
kurang
Ketidakpatuhan
masyarakat/pender
ita DM
melaksanakan
check up
kesehatan di RT 5
3 2 1 6
RW 3 kelurahan
Margo Rukun
berhubungan
dengan  faktor
penghasilan yang
rendah
Resiko 3 2 2 7
peningkatan
penderita ganggren
di RT 5 RW 3
kelurahan Margo
Rukun
berhubungan
dengan 

19
Kurangnya
pengetahuan
penderita DM
tenytang senam
kaki DM dan
pencegahan
terjadinya luka
ganggren

3.5 Diagnosa Keperawatan


2. Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 5 RW 3 kelurahan Margo
Rukun berhubungan dengan  Pengetahuan yang kurang ditandai
dengan :
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada 50% warga
yang tidak patuh menjalankan diit
Do :
- Data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 135
orang (45%)
- Penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari
puskesmas jarang ada
- Kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 210
orang (70%)
3. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check
up kesehatan di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan
dengan  faktor penghasilan yang rendah ditandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk
melaksanakan check up kesehatan sebanyak 219 orang (70%)
Do:
- Sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- Lulusan SD sebanyak 135 orang

20
- Lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- Penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- Penghasilan > UMR 60 orang
4. Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3
kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan  Kurangnya
pengetahuan penderita DM tentang senam kaki DM dan pencegahan
terjadinya luka ganggren di tandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat jumlah penderita DM 300 orang
Do:
- Jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak 30%  (90 orang)
- Distribusi penderita DM berdasarkan tingkat pendidikan formal :
SD    : 45% (135 orang)
SLTP       : 30% (90 orang)
SLTA                : 20% (60 orang)
Perguruan tinggi : 5%(15 orang)
- Sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check up secara
rutin
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat memakai alas
kaki sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar rumah 75 orang (25%)
dan jarang memakai 180 orang (60%)

21
22
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

N Dx. Kep Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat Pj


O komunitas umum khusus intervensi kegiatan kriteria standar
1 Ketidakpatuhan Setelah Setelah  Pemberdayaan  Gotong  Patuhnya  Keluarga Mahasiswa Wilayah Bapak
terhadap diit di RT 5 dilakukan dilakukan keluarga dan royong terhadap dan , keluarga Rt 5 Rw rt dan
RW 3 kelurahan tindakan tindakan masyarakat dietdi RT masyaraat dan 3 ita
Margo Rukun keperawatan Keperawata dan tentang 5 RW 3 patuh masyarakat keluraha
berhubungan komunitas n diet DM kelurahan terhadap n Margo
dengan  Pengetahuan patuhan komunitas : Margo diet Rukun
yang kurang terhadap diet  Patuh rukun
DM di RT 5 terhadap
RW 3 diet DM  100%
kelurahan  Pendidikan  Pendidikan masyaraka  Masyarakat
Margo Rukun kesehatan kesehatan t Rt 5 Rw Rt 5 Rw 3
kepada tentang : 3 Margo mengerti
keluarga dan pencegaha Rukun tentang :
masyarakat n DM mengerti pencegahan
tentang : DM
pencegaha
n DM

2 Ketidakpatuhan Setelah Mahasiswa Wilayah Bapak

23
masyarakat/penderita dilakukan  Pemberdayaan  Pendidikan  Patuhnya  Keluarga , keluarga Rt 5 Rw rt dan
DM melaksanakan tindakan Setelah keluarga dan kesehatan terhadap dan dan 3 ita
check up kesehatan keperawatan dilakukan masyarakat tentang : medical masyarakat masyarakat keluraha
di RT 5 RW 3 komunitas tindakan tentang - Pengertian check up di Rt 5 Rw 3 n Margo
kelurahan Margo patuh dalam Keperawata pentingnya DM Rt 5 Rw 3 kelurahan Rukun
Rukun berhubungan melaksanaka n medical check - Tanda dan kelurahan Margo
dengan  faktor n medical komunitas : up gejala DM Margo Rukun
penghasilan yang check up di  Patuh - Penyebab Rukun mengerti
rendah Rt 5 Rw 3 terhadap  Pendidikan DM pentingnya
kelurahan medical kesehatan - Pencegaha  Keluarga medical
Margo Rukun check up kepada n DM dan check up
keluarga dan masyarakat
masyarakat Rt 5 Rw 3
Margo
rukun
mengerti
tentang :
- Pengertian
DM
- Tanda
gejala DM
- Penyebab
DM
- Pencegaha
n DM

24
3 Resiko peningkatan Setelah Mahasiswa Wilayah Bapak
penderita ganggren dilakukan  Pemberdayaan  Pendidikan  Penurunan  Masyarakat , keluarga Rt 5 Rw rt dan
di RT 5 RW 3 tindakan masyarakat kesehatan angka Rt 5 dan dan 3 ita
kelurahan Margo keperawatan Setelah tentang tentang : penderita Rw 3 masyarakat keluraha
Rukun berhubungan komunitas dilakukan pentingnya - Pengertian gangrene di mengerti n Margo
dengan  Kurangnya menurunya tindakan perawatan luka DM Rt 5 rw 3 tentang : Rukun
pengetahuan penderita Keperawata dan senam kaki - Tanda dan kelurahan - Pengertian
penderita DM gangrene di n DM gejala DM Margo DM
tentang senam kaki Rt 5 Rw 3 komunitas :  Pendidikan - Penyebab Rukun - Tanda
DM dan pencegahan Kelurahan  Penurunan kesehatan DM  Masyarakat gejala DM
terjadinya luka Margo Rukun penderita kepada - Pencegaha Rt 5 dan - Penyebab
ganggren gangrene keluarga dan n DM Rw 3 DM
masyarkat - Perawatan mengerti - Pencegahan
luka tentang : DM
- Senam kaki - Pengertian - Perawatan
DM DM luka DM
- Tanda - Senam kaki
gejala DM DM
- Penyebab
DM
- Pencegaha
n DM
- Perawatan
luka DM
- Senam kaki
DM

25
BAB IV
PENUTUP

4.3 Kesimpulan
Mampu mendeskripsikan hasil Asuhan Keperawatan keluarga dan
masyarakat dengan masalah DM di Rt 5/Rw3 kelurahan Margo rukun, merupakan
salah satu bentuk dari asuhan keperawatan dengan metode ilmiah proses
keperawatan, yang bersifat kompehensif karena yang di kaji adalah semua
anggota keluarga dan masyarkat. DM ini bisa menjadi penyakit bawaan yang ada
pada keluarga dan masyarakat tersebut. Jadi apabila ada pada keluarga riwayat ini,
keluarga harus merawatnya dengan baik seperti melakukan pengontrolan
kesehatan dirumah sakit/puskesmas agar penyakit ini bisa disembuhkan.

4.4 Saran
Oleh karena itu kami tim penulis memberikan beberapa saran :

a) Makalah ini dapat dimanfaatkan bagi peneliti untuk menambah wawasan,


pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluarga dan masyarakat dengan masalah DM
b) Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber pembelajaran
dijurusan keperawatan pada kasus mengenai penerapan asuhan
keperawatan keluarga dan masyarakat dengan masalah DM

26
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011. Penatalaksanaan Diabetes


Millitus Trepadu, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

AlbersA. R., Krichavsky M. Z. &BaladyG. J., 2006. Stress Testing in Patients


With Diabetes Mellitus Diagnostic and Prognostic Value. Circulation is
availablevol pp.583-592

Kozier, E., Berman &Snyder, 2010. Buku ajar fundamental keperawatan. 7


ed.Jakarta: EGC.

27

Anda mungkin juga menyukai