Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA PENDERITA DM (DIABETES MELITUS)


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

DISUSUN OLEH :

Fitriyani widia ( C.0105.19.007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
KOTA CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti
oleh pembaca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam memahami asuhan keperawatan komunitas pada penderita
diabetes melitus atau DM.

Cimahi, 31 Januari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai dengan 
intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola  dengan menyesuaikan
perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai
dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan
pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan
Pentalogi Terapi DM meliputi : 1. Terapi Primer, yang terdiri dari :
Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes, Latihan Fisik. 2. Terapi Sekunder,
yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi Diabetes Militus berhubungan dengan
meningkatnya kadar glukosa darah dan bertambahnya risiko komplikasi
gawat darurat bila tidak dikelola dengan baik (Soegondo,1999). Komplikasi
dapat timbul  oleh karena ketidak patuhan pasien  dalam menjalankan 
program terapi  sebagai berikut : pengaturan diet, olah raga dan penggunaan
obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah menunjukan ketidak
patuhan pasien DM  terhadap perawatan diri sendiri( Efendi Z,1991).
Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat,
jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang
lebih  150 juta, tahun 2000= 175,4 juta (1 ½ kali tahun 1994),tahun
2010=279,3 juta ( kurang lebih  2 kali 1994)  dan tahun 2020 = 300 juta atau
kurang lebih 3 kali tahun 1994. Di Indonesia  atas dasar prevalensi  kurang
lebih 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994
adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta .
Disamping peningkatan prevalensi DM,   penderita memerlukan perawatan
yang komplek  dan perawatan yang lama. Kepatuhan  berobat merupakan
harapan dari setiap penderita DM. Berarti setiap penderita DM sanggup
melaksanakan instruksi–instruksi ataupun anjuran  dokternya agar penyakit
DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,1986). Pada umumnya 
penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala
/ yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari.  Begitu ia
bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat
berkurang. Ketidakpatuhan    ini sebagai masalah medis yang sangat berat,
Taylor         [ 1991]. La Greca & Stone  [ 1985] menyatakan bahwa mentaati
rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter merupakan masalah yang
sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi  dalam
populasi medis yang kronis. Walaupun  pasien DM telah mendapatkan
pengobatan OAD, masih banyak pasien  tersebut mengalami kegagalan. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : pengetahuan yang relatif 
minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak
melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991). Dalam
meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM  diperlukan suatu
proses yang berkesinambungan  dan sesuai dengan prinsip-prinsip
penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi : 1. Dukungan yang positif
untuk menghindari kecemasan. 2. Pemberian informasi secara bertahap. 3.
Mulai dengan hal sederhana 4. Penggunaan  alat bantu pandang (audio
visual ). 5. Lakukan pendekatan dan stimulasi Materi penyuluhan ini
meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J :  jenis, jadwal dan
jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM.  Disamping itu materi
penyuluhan difocuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan
obat anti  diabetik secara realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci pokok  
keberhasilan program terapi DM. Dari uraian diatas , maka perlu diadapak
penelitian guna mengetahui faktor-faktor  yang dapat mempengaruhi
kepatuhan pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam
menberikan asuhan keperawatan pada pasien DM.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diabetes melitus?
2. Apa penyebab dari diabetes melitus?
3. Bagaimana konsep penyakit diabetes melitus?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas yang diberikan pada
pasien diabetes melitus?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas
pada pasien DM
3. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas
pada pasien DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan
pasien DM dalam menjalankan program terapi.
1.4 Manfaat penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi diabetes melitus
2. Mahasiwa dapat mengetahui penyebab dari diabetes melitus
3. Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit diabetes melitus
4. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien diabetes melitus
BAB II
TINJAUAN KASUS

Di RT 3 RW 5 kelurahan Sukagalih terdapat penduduk yang menderita


diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak 180
orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah penduduk yang
menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia dewasa
dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60
orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM
25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105 orang, dan DM
dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak 30
orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali
penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan
keperawatan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan
melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah
tersebut.
2.1 Pengkajian
2.1.1 Data Inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
 Propinsi Daerah Tingkat 1: Jawa Barat
 Kabupaten/ kotamadya : Cianjur
 Kecamatan : Cikalongkulon
 Kelurahan : Sukagalih
 RW : 05
 RT : 03
 Luas wilayah : 5.220 m2
 Batas wilayah/wilayah
- Utara : Jalan raya melati
- Selatan : RT 06 /RW 04,
- Barat : RT 07,
- Timur : RT 18/ RW 03
 Keadaan tanah : Menurut pemanfaatannya
 Pemukiman : 4550 m2
2. Data Demografi
 Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
 Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
 Jumlah penderita asma : 20 orang
 Jumlah penderita DM : 300 orang
3. Berdasarkan jenis kelamin
 Laki-laki : 120 orang (45 %)
 Perempuan : 180 orang (55 %)
4. Berdasarkan kelompok DM
 Anak-anak : -
 Remaja : -
 Dewasa : 150 orang (50 %)
 Lansia : 90 orang (30 %)
 Ibu hamil : 60 orang (20%)
 Jumlah penderita DM gangren : 90 orang
5. Berdasarkan agama
 Islam: 210 orang (80%)
 Kristen : 30 orang (10%)
 Hindu : 15 orang (5%)
 Budha : 15 orang (5%)
 Katolik : -
6. Berdasarkan suku bangsa
 Jawa : 210 orang (70%)
 Madura : 75 orang (25%)
 Sunda : 9 orang (3%)
 WNI keturunan : 6 orang (2%)
7. Berdasarkan status perkawinan
 Kawin : 195 orang (65%)
 Tidak kawin : 60 orang (20%)
 Duda : 30 orang (10%)
 Janda : 15 orang (5%)

2.1.2 Data Sub system


1. Ligkungan fisik
1) Sumber air dan air minum
a. Penyediaan air bersih
 PAM : 180 orang (60%)
 Sumur : 120 orang (40%)
 Sungai :-
b. Penyediaan air minum
 PAM : 150 orang (50%)
 Sumur : 90 orang (30%)
 Sungai :-
 Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
c. Pengolahan air minum
 Selalu dimasak : 300 orang (100%)
 Air mentah :-
2) Saluran pembuangan air/sampah
a. Kebiasaan membuang sampah
 Diangkut petugas : 30%
 Dibuang sembarangan : 70%
b. Pembuangan air limbah
 Got/parit : 100%
 Sungai :-
c. Keadaan pembuangan air limbah
 Baik/lancer : 25%
 Kotor : 75%
3) Jamban
a. Kepemilikan jamban
 Memiliki jamban : 80%
 Tidak memiliki jamban : 20%
b. Macam-macam jamban
 Septitank : 75%
 Di sungai : 25%
c. Keadaan jamban
 Bersih : 45%
 Kotor : 55%
4) Keadaan rumah
a. Tipe rumah
 Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
 Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
 Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
b. Status rumah
 Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
 Kontrak : 120 orang (40%)
c. Lantai rumah
 Tanah : 30 orang (10%)
 Papan : 90 orang (30%)
 Tegel/keramik : 180 orang (60%)
d. Ventilasi
 Ada : 240 orang (80%)
 Tidak ada : 60 orang (20%)
e. Luas kamar tidur
 Memenuhi syarat : 180 orang (60%)
 Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
f. Penerangan rumah dengan matahari
 Baik : 120 orang (40%)
 Cukup : 150 orang (50%)
 Kurang : 30 orang (10%)
5) Halaman rumah
a. Kepemilikan pekarangan
 Memiliki : 240 orang (80%)
 Tidak memiliki : 60 orang (20%)
b. Pemanfaatan pekarangan
 Ya : 270 orang (90%)
 Tidak : 30 orang (10%)

Pelayanan kesehatan / social


1) Fasilitas umum
a. Sarana kegiatan kelompok
 Karang taruna : 1 kelompok
 Pengajian : 2 kelompok
 Ceramah agama : 1 kelompok
 PKK : 1 kali per bulan
b. Sarana tempat perkumpulan umum
 Balai desa : ada (1 buah)
 Dukuh : ada (1 buah)
 RW : ada (1 buah)
 RT : ada (1 buah)
 Masjid/Mushola : ada (2 buah)
2) Fasilitas kesehatan
a. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Puskesmas : 150 orang (50%)
 Rumah sakit : 50 orang (16,6%)
 Para dokter swasta : 25 orang (8,3%)
 Praktek kesehatan lain : 75 orang (25%)
b. Kebiasaan check up kesehatan
 Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
 Jarang : 210 orang (70%)

Ekonomi
1) Jenis pekerjaan
 PNS/ABRI : 60 orang (20%)
 Pegawai swasta : 60 orang (20%)
 Wiraswasta : 30 orang (10%)
 Buruh tani/pabrik : 150 orang (50%)
2) Rata-rata penghasilan
 < dari UMR : 150 orang (50%)
 UMR – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
 > dari UMR : 60 orang (20%)
3) Rata-rata pengeluaran perbulan
 <dari UMR : 165 orang (55%)
 UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
 > dari UMR : 30 orang (10%)
4) Kepemilikan usaha
 Toko : 30 orang (10%)
 Warung makanan : 15 orang (5%)
 UKM : 9 orang (3%)
 Tidak punya : 246 orang (82%)

Keamanan dan transportasi


a. Keamanan
1. Diet makan
 Kebiasaan makan makanan manis : 70% (210 org)
 Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% (60 org)
 Lain-lain : 10% (30 org)
2. Kepatuhan terhadap diet
 Patuh : 25% (75 org)
 Kadang-kadang : 30% (90 otg)
 Tidak patuh : 45% (135 org)
3. Kebiasaan berolahraga
 Sering : 15% (45 org)
 Kadang-kadang : 40% (120 org)
 Tidak pernah : 45% (135 org)
4. Kebiasaan sehari-hari
Memakai alas kaki
 Setiap saat : 60% (180 org)
 Saat diluar rumah : 30% (90 org)
 Jarang memakai : 10% (30 org)
5. Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
 Sering : 10% (30 org)
 Kadang-kadang : 15% (40 org)
 Tidak pernah : 75% (225 org)
b. Transportasi
1) Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum, ambulan
2) Alat transportasi yang dimiliki
 Sepeda : 90 orang (30%)
 Motor : 120 orang (40%)
 Mobil : 6 orang (2%)
 Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
3) Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
 Angkutan umum : 165 orang (55%)
 Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)
Politik dan pemerintahan
Struktur organisasi : ada
- Terdapat kepala desa dan perangkatnya
- Ada organisasi karang taruna
Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu)
Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ada yaitu puskesmas
Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM belum ada
Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan belum ada

Komunikasi
1) Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio : 225 orang (75 %)
 TV : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
 Majalah/koran : 135 orang (45%)
2) Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster tentang diit DM : ada
 Pamflet tentang penanganan DM : ada
 Leaflet tentang penanganan DM : ada
3) Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas : ada tapi jarang

Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD : 135 orang (45%)
 SLTP : 90 orang (30%)
 SLTA : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi : 15 orang (5%)

Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Sukagalih
2.2 Analisa Data

No. Pengelompokkan Data Etiologi Masalah


1. Ds : Pengetahuan yang Ketidakpatuhan terhadap
Dari hasil wawancara di dapat tingkat kurang diet Di RT 3 RW 5
pendidikan ada 50% warga yang tidak patuh kelurahan Sukagalih
menjalankan diit

Do :
 Data menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan SD sebanyak 135 orang
(45%)
 Penyuluhan kader dari masyarakat
dan petugas kesehatan dari
puskesmas jarang ada
 Kebiasaan masyarakat makan
makanan yang manis sebanyak 210
orang (70%)

2.3 Diagnosa Keperawatan


Ketidakpatuhan terhadap diet Di RT 3 RW 5 kelurahan Sukagalih

2.4 Intervensi Keperawatan


Data Diagnosa NOC (Hasil) NIC (Intervensi)
Keperawatan
Ds : Ketidakpatuhan Prevensi Primer Prevensi Primer
terhadap diet Di RT
Dari hasil wawancara di  Meningkatkan Pengembangan program:
3 RW 5 kelurahan
dapat tingkat pendidikan Sukagalih kompetensi masyarakat  Pelatihan kader untuk
ada 50% warga yang  Meningkatkan derajat meningkatkan pelayanan
tidak patuh menjalankan kesehatan masyarakat kesehatan diabetes
diit mellitus
Prevensi Sekunder
Do :  Meningkatkan Edukasi :
 Data pengetahuan dan  Pendidikan kesehatan
menyebutkan perilaku sehat tentang pencegahan
bahwa tingkat diabetes mellitus
pendidikan SD Prevensi tersier
sebanyak 135 meningkatkan kualitas Prevensi Sekunder
orang (45%) hidup keluarga Modifikasi perilaku
 Penyuluhan kader Partisipasi tim kesehatan  Mengubah untuk
dari masyarakat dalam keluarga mengurangi kebiasaan
dan petugas masyarakat mengonsumsi
kesehatan dari makanan yang beresiko
puskesmas jarang terhadap diabetes
ada mellitus
 Kebiasaan
masyarakat Manajemen system
makan makanan
yang manis kesehatan
sebanyak 210  Pengontrolan kadar gula
orang (70%)
darah minimal 1 kali
dalam 1 minggu

Manajemen resiko
komunitas
 Kader melakukan
skrining kesehatan
deteksi dini untuk
kelompok beresiko.

Prevensi tersier
Perawatan siklus kehidupan.
 Bantu kader untuk
mendukung keluarga
akan tentang
pengontrolan penyakit
 System kesehatan
 Motivasi keluarga untuk
rutin konsul tentang
kesehatan keluarga
 Test diagnostik
Rujukan jika perlu
2.5 Evaluasi Keperawatan
TUJUAN EVALUASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan Jangka Tujuan Jangka Pendek
NO
KRITERIA STAND
Panjang

1. Ketidakpatuhan terhadap diet Di RT Setelah dilakukan tindakan 1. Peningkatan 90% masyara


Setelah dilakukan tindakan
3 RW 5 kelurahan Margo Rukun keperawatan selama 2x30 pengetahuan desa X dapat
keperawatan pada
masyarakat  menit Desa X Diharapkan : masyarakat mendeteksi d

Desa X 1. Pengetahuan  tentang cara menjaga kada


dalam waktu dua minggu
masyarakat tentang perawatan darah nya sen
maka diharapkan :
Lansia di desa X memiliki perawatan penyakit anggota keluarga anggota kelua

status kesehatan yang (Diabetes Mellitus) dan yang menderita


optimal
perubahan-perubahan yang Diabetes

terjadi pada warga sekitar Mellitus

2.   2. Masyarakat mampu 2. Adanya Motivasi


menjelaskan tentang masyarakat

perawatan penyakit dalam

Diabetes Mellitus memeriksa

3.  3. Pengetahuan kelompok kesehatan

masyarakat tentang cara 3. Adanya

merawat klien dengan partisipasi warga

Diabetes Mellitus,  dengan dalam

cara masyarakat mampu memeriksa

menyebutkan pengertian Diabetes

penyebab tanda-tanda dan Mellitus

gejala, akibat serta cara

perawatan lansia dengan

penyakit
2.6 Peran Dan Fungsi Keperawatan Komunitas

1. Peran Perawat Komunitas


Sebagai penyuluh/pendidik (educator) dalam memberikan informasi/pengetahuan tentang diabetes mellitus.
2. Fungsi Perawat Komunitas
Fungsi interdependen : Kerja sama tim untuk mengadakan penyuluhan kesehatan mengenai pengetahuan tentang diabetes
mellitus kepada masyarakat.

2.6 Strategi Keperawatan

TUJUAN
NO DIAGNOSA Tujuan Jangka Tujuan Jangka Pendek STRATEGI RENCANA
KEGIATAN
KEPERAWATAN Panjang

1. Ketidakpatuhan terhadap Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Setelah dilakukan tindakan Melatih kader 1. Memberikan

diet Di RT 3 RW 5 masyarakat  keperawatan selama 2x30 menit untuk memberikan Penkes kepada

kelurahan Sukagalih Desa X Desa X Diharapkan : penkes kepada masyarakat oleh

masyarakat kader mengenai


dalam waktu dua minggu maka diharapkan : 1. Pengetahuan  tentang risiko risiko penyakit

Lansia di desa X memiliki status kesehatan masyarakat tentang perawatan penyakit yang yang terjadi dan

yang optimal penyakit Diabetes Mellitus dan terjadi dan cara cara meningkatkan

perubahan-perubahan yang terjadi meningkatkan kesehatan

pada masyarakat meningkat kesehatan lansia masyarakat

2. Pemeriksaan

2.   2. Masyarakat mampu kesehatan berupa

menjelaskan tentang perawatan pemeriksaan kadar

penyakit Diabetes Mellitus gula darah secara

berkala

3.  3. Pengetahuan kelompok

masyarakat tentang cara merawat

keluarga dengan Diabetes

Mellitus,  dengan cara masyarakat


mampu menyebutkan pengertian

penyebab tanda-tanda dan gejala,

akibat serta cara perawatan

keluarga dengan penyakit

2.7 Aspek Etik Legal

Aspek etik legal dalam kasus tersebut adalah beneficience (berbuat baik atau menguntungkan) dengan memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang pengetahuan hipertensi kepada masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikatis


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI

Anda mungkin juga menyukai