Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


UPTD PUSKESMAS WONOREJO
KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR
Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien sesuai
standart yang ditetapkan, maka Puskesmas Wonorejo memerlukan buku panduan
pelaksanaan program. Untuk menyelesaikan berbagai masalah dan sebagai langkah
konkrit dalam menerapkan harapan masyarakat guna meningkatkan mutu di
Puskesmas Wonorejo, maka diperlukan alat bantu untuk memudahkan penerapan
manajemen mutu dan keselamatan pasien secara menyeluruh, yaitu menggunakan
pelaksanaan program.

Kami menyadari bahwa penyusunan “pelaksanaan program” ini masih jauh


dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik sangat kami perlukan guna
perbaikan dan penyempurnaan panduan ini. Semoga Panduan Pelaksanaan
Program ini dapat bermanfaat.

Kediri, 2021

Kepala UPTD Puskesmas

Wonorejo

drg. Muchoiyaroh
BAB I

1.1 PENDAHULUAN

Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan


masyarakat yang cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
bergesernya pola penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang
cenderung meurun menjadi penyakit yang tidak menular yang secraa global
meningkat di dunia dan secara nasional telah menduduki sepuluh besar
penyakit penyebab kematian kasus terbanyak, diantaranya penyakit diabetes
melitus (DM). Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa dari statistik kematian di Dunia, 57 jiwa kematian terjadi
setiap tahunnya di sebabkan oleh PTM dan diperkirakan bahwa sekitar 3,2
juta jiwa per tahun penduduk dunia meninggal akibat DM. Selanjutnya pada
tahun 2003 WHO memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar
penduduk dunia yang berusia 20-79th menderita DM da pada 2025 akan
meningkat menjafi 333 juta jiwa. WHO memprediksi Indonesia, bahwa ada
kenaikan dari 8,4 juta diabetisi pada tahun 2000, akan meningkat menjadi
sekitar 21,3 juta diabetisi pada tahun 2030. Ahl ini akan menjadikan Indonesia
menduduki rangking 4 dunia setelah Amerika serikat, China, DAN India dalam
prevalesnsi diabetes (Diabetes Care,2004).
Pada tahun 2005 WHO telah mecatatat bahwa 70 % angka kematian
dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular. Yaitu 30% karena penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker (13%), penyakit kronis lainnya
(9%),saluran pernafasan kronis (7%),kecelakaan (7%), dan 2% disebabkan
karena DM. Kontribusi DM terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah
sebagai penyebab kematian utama tersebut sangat besar. Hasil telaah para
pakar diabetes menyimpulkan bahwa penyakit hipertensi pada diabetisi di
Indonesia meningkat dari 15% menjadi 25%, dan 40%-50% dari penderita
penyakit jantung adalah diabetisi. Sedangkan komplikasi kronik lainnya, seerti
stroke, kebutaan, penyakit ginjal kronik, luka di kaki yang sulit sembuh, dan
impotensi merupakan masalh besar bagi kelangsungan hidup dan produktivits
manusi yang mengakibatkan beban biaya kesehatan yang sangat mahal
(WHO, 2005).
1.2 Tujuan Pengendalian Diabetes Mellitus

Tujuan Umum

1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan pengendalian factor resiko


Diabetes Mellitus.

2. Memantau adanya penyakit tidak menular Diabetes Mellitus pada usia


produktif di Masyarakat

3. Meningkatkan dan mempertahan kesehatan fisik usia produktif di


Masyarakat

4. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental masyarakat

khususnya usia produktif (15-59 th)

5. Mencegah adanya komorbid di masa pandemi covid -19 pada usia produktif

Tujuan Khusus

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin gejala – gejala Diabetes Mellitus

2. Mengenal dan menangani Diabetes Mellitus pada usia produktif

3. Menurunkan angka kematian akibat Diabetes Mellitus


BAB II

2.1 RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS

Dalam pelaksanaan pengendalian Diabetes Mellitus perawat harus


melaksanakan secara komprehensif atau menyeluruh

Adapun lingkup pelaksanaan pengendalian Diabetes Mellitus :

a Mengumpulkan data riwayat kesehatan pasien serta keluarga

b Melaksanakan pemeriksaan fisik dan pengukuran gula darah

c Melaksanakan pengkajian keluhan

d Mengkaji status nutrisi pasien

e Mengkaji lingkungan tempat tinggal pasien

f Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat agar Diabetes


Mellitus dapat terkendali

2.2 PRINSIP POKOK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS

Prinsip merupakan dasar atau azas kebenaran yang menjadi pokok


dasar berfikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang perawat dalam
melakukan pengendalian Diabetes Mellitus harus berdasarkan prinsip sesuai
tugas pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar
kewenangn atau mal praktik. Selain harus memiliki kompetensi, perawat
dalam melaksanakan pengendalian Diabetes Mellitus harus berpegang pada
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); undang – undang
kesehatan Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan dan praktik perawat.

2.3 STANDART PELAKSANAAN PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS

a Meja 1 : Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat


data individu pasien sesuai buku observasi pasien.

b Meja 2 : Pemeriksaan Gula darah


c Meja 3 : Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

d Meja 4 : Konseling oleh petugas gizi bila diperlukan

2.4 Pengendalian Diabetes Mellitus Terintegrasi

Pengendalian Diabetes Mellitus dapat dilaksanakan terintegrasi dengan


upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja
atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain di mana
masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin,
misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan organisasi politik
maupun kemasyarakatan.

Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan


Pengendalian Diabetes Mellitus dengan kegiatan yang sudah dilakukan
meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan
tenaga yang ada.

2.5 Tenaga pofesional pelaksana pengendalian diabetes mellitus

Dalam melaksanakan Posbindu, perawat merupakan tenaga profesional


yang dibantu oleh Kader Desa.

2.6 Peran dan Tanggung Jawab Perawat dalam pelaksanan Pengendalian


Diabetes Mellitus

a Peran

1. Pelaksana : memberikan pelayanan. Perawat mempunyai 3 tugas


utama yaitu : mandiri, kolaborasi, dan rujukan

2. Pengelola : menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan


pelaksanaan, mengolah data, berpartisipasi dalam kegiatan
Pengendalian diabetes mellitus

3. Pendidik : melakukan penyuluhan dan edukasi

4. Peneliti : melakukan penelitian

b. Tanggung Jawab Perawat


1. Perawat wajib memberikan pelayanan Pengendalian diabetes
mellitus sesuai standart profesi dengan menghormati hak-hak klien

2. Wajib memberikan informasi kepada klien, memberikan kesepatan


klien untuk bertanya, dan merujuk jika terdapat indikasi

2.7 Macam – macam pemeriksaan pada penderita diabetes mellitus

1. Pelayanan registrasi dan administrasi

Mencatat data individu pasien sesuai buku monitoring.

2. Wawancara keluhan

Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan pengendalian


diabetes mellitus yaitu : patuh obat atau tidak, patuh diit atau tidak, dan
keluhan khas penderita diabetes mellitus.

3. Pemeriksaan

Memeriksa tekanan darah dan kadar glukosa darah

4. Konseling dan Edukasi.

Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap


pelaksanaan pelayanan pengobatan sebagai upaya pengendalian
diabetes mellitus. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor
risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara
mengendalikannya.
BAB III

3.1 Tata laksana pelaksanaan Pengendalian diabetes mellitus.

Dalam melaksanakan Pengendalian diabetes mellitus, ada 2 standart


pelayanan adalah sebagai berikut (kemenkes RI, 2011)

1. Pemeriksaan gula darah

2. Konseling dan edukasi mecakup faktor resiko, pencegahan, dan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai