Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA DEPOK

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA
Jl. Arjuna Raya No.1 Kel. Mekarjaya, Kec.Sukmajaya
Telp/Fax .(021)77824908; ( 021 ) 29503597 ; Email uptpkmsukmajaya@gmail.com
KOTA DEPOK 16411

KERANGKA ACUAN SKREENING DIABETES MELITUS


PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK

1 PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada
tahun 2005 (WHO). Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 antara lain
kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik
dari 1.4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8% prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10.9% dan
penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah,
diabetes melitus naik dari 6.9% menjadi 8.5%; dan hasil pengukuran tekanan darah,
hipertensi naik dari 25.8% menjadi 34.1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini
berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok. konsumsi minuman beralkohol,
aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Sejak 2013 prevalensi merokok pada remaja
(10-18 tahun) terus meningkat yaitu 7.2% (Riskesdas 2013)) dan 9.1% (Riskesdas 2018).
Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3.3%.

Masalah perilaku menyangkut kebiasaan dan pola hidup tidak sehat. Kurang aktivitas
fisik, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi
buah dan sayur kurang pada penduduk 2 5 tahun. masih sangat bermasalah yaitu sebesar
95.5%. Prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk umur ≥ 15 tahun,
2013-2018 yaitu menurut konsensus Perkeni 2015 pada penduduk umur ≥ 15 tahun yaitu 6,9
% pada tahun 2013 dan 8,5% pada tahun 2018. WHO merumuskan bahwa DM merupakan
suatu kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah factor, dimana didapati deisiensi
insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi insulin. Diabtetes mellitus diklasifisikan
menjadi DM tipe 1, yang dikenal sebagai insulin-dependent, ditandai dengan kurangnya
produksi insulin.DM tipe 2 yang dikenal dengan non-insulin-dependent, disebabkan
ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif yang kemudian mengakibatkan
kelebihan berat badan dan kuang aktivitas fisik. Sedangkan diabetes gestasional adalam
hiperglikemia yang diketahui pertama kali saat kehamilan. Kematian akibat DM terjadi pada
Negara dengan pendapatan rendah dan menengah dengan proporsi sebesar 80%. Pada
tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian di dunia.

Indonesia merupakan Negara yang berada diurutan keempat dengan prevalensi


diabtes tertinggi didunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Bahkan, jumlah pengidap
DM mengalami penikatan dari tahun ke tahun, terutama untuk DM tipe 2. WHO
memperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di indonesia akan meningkat signifikan hingga
21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang. Oleh karena itu, dilakukan screening DM yaitu deteksi
dini penyakit tidak menular khususnya DM. Gambaran pelaksaan program PTM salah
satunya screening DM secara garis besar yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu, IMT dan
lingkar perut untuk mendeteksi masyarakat dalam miningkatkan derajat kesehatan sehingga
dapat mengindentifikasi masalah kesehatannya, mencari solusi serta menjalankan pola
hidup sehat .
I.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum : Dalam rangka penanggulangan penyakit tidak menular

B. Tujuan Khusus :

1. Mendeteksi kesehatan masyarakt dalam pengendalian penyakit tidak menular khususnya


pada diabtes mellitus baik yang diperkirakan mengidap atau diperkirakan tidak mengidap
penyakit tersebut.

2. Untuk mengurangi morbiditas dan atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini.\

II. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok screening DM dipuskesmas meliputi :

a. Luar gedung

1. Rincian Kegiatan

a. Kegiatan luar gedung

1) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi dan pelayanan kesehatan pendeita DM

2) Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular melalui screening


kader posbindu PTM

3) Pelayanan posbindu dan screening lansia resiko tinggi

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

No Rincian Kegiatan Cara melaksanakan


1 Sosialisasi screening Memberikan pendidikan kesehatan dengan
dimasyarakat cara konseling saat kegiatan PISPK
maupun penjaringan
2 screening kader posbindu Pembinaan dalam peningkatan
PTM pengetahuan kader posbindu PTM

3 Pelayanan posbindu dan Pemeriksaan yang dilakukan di 34


screening lansia resiko tinggi posbindu

VI. SASARAN
TERLAMPIR

V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


TERLAMPIR
VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan 1-2 x pertahun oleh penanggung jawab program
dan membuat laporannya kepada kepala puskesmas. Apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan, maka kepala puskesmas bersama dengan penanggung jawab
program dan pelaksana kegiatan harus mencari penyebab terjadiny masalah dan mencari
solusi penyelesaiannya.

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan harus dilakukan oleh setiap petugas saat melaksanakan kegiatan dan dikelola
dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan. Pelaporan dilakukan setiap
bulan oleh penanggung jawab pogram menggunakan pelaporan offline ke email
p2ptmdinkesdepok.gmail.com. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat
evaluasi tengah tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Sukmajaya Penanggung Jawab Program

drg. Anita Rachmawati dr. Ni Luh Putu Agustin Ayuningsih


NIP : 19720622 200012 2004 NIP : 19800815 201403 2002

Anda mungkin juga menyukai