DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUKAMERANG Jln.
Raya Bandrek – Cibatu Kp. Sukamerang Desa Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kode
Pos: 44194 Email : pkm_sukamerang@yahoo.com
Jln. Raya Bandrek – Cibatu Kp. Sukamerang Desa Sukamerang Kecamatan Kersamanah
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SKRINING PTM
I. PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang sering tidak
bergejala dan tidak memiliki tanda klinis secara khusus. Hal ini menyebabkan
seseorang tidak menyadari kondisi tersebut sejak awal. Keterlambatan
penanganan akibat tidakadanya gejala tersebut dapat mengkakibatkan tingginya
biaya uang harus dikeluarkan untuk pengobatan Kejadian ini dapat dicegah
melalui faktor risiko penyakit.
Masyarakat perlu mengetahui dampak buruk dari PTM. Masyarakat
berperan sebagai pelaku disamping sebagai sasaran kegiatan untuk
mengendalikan PTM. Kegiatan Posbindu PTM dikembangkan sejalan dengan
kegiatan lain yang sudah ada di masyarakat. Pengelolaan Posbindu PTM yang
dilakukan secara optimal akan berdampak pada tingkat perkembangan dan
kinerja suatu Posbindu PTM disuatu wilayah. Oleh karena itu masyarakat harus
diberikan bimbingan dan di fasilitasidalam melakukan perannya.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi
masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat. Idealnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas
lebih ditekankan pada tindakan promotif dan prefentif dari pada kuratif dan
rehabilitatif. Sesuai dengan tugas dan fungsi pokok puskesmas, maka
Puskesmas Sukamerang melakukan 3 (tiga) fungsi pokok pelayanan yaitu
melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan dalam rangka
meningkatkan setatus kesehatan masyarakat, mengurangi penderita sakit dan
membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan serta aktif dan diharapkan
mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan. Puskesmas sebagai ujung
tombak kesehatan bangsa Indonesia harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mejadi fasilitator dalam program PTM ini dan pastinya tidak terlepas dari tata
nilai Puskesmas Sukamerang yaitu CINTA.
II. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian
utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh
dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang
berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM dimasa
mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian)
dengan rentang waktu antara 2010 dan 2020. Kondisi ini Timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada negara-negara berkembang.
Menurut (WHO, 2017). Penyakit tidak menular menyebabkan 40 juta atau
sekitar 70% dari 56 juta kematian di dunia di tahun 2015 dan sekitar 52%
kematian usia >70 tahun.
Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit, yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular
utama meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) (Rensta RI Tahun 2015-2019).
Diabetes mellitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang
menjadi ancaman serius kesehatan global maupun nasional. Kedua penyakit
tersebut dapat menyebabkan komplikasi penyakit kronik lainnya dan
menyebabkan kematian apabila tidak kendalikan. World Health Organization
(WHO) memprediksikan kenaikan jumlah pasien diabetes mellitus di Indonesia
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030
(PERKENI,2015).
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda-tanda klinis secara khusus sehingga dating sudah terlambat
atau stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang
terjadi pada dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari
kasus diabetes militus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum
terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi
komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995
– 2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit
Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Coroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%,
Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru
Kronik Obbstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor resikonya, yaitu
merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan factor resiko relative lebih mudah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM.
Pengendalian factor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi factor resiko bagi yang belum memiliki factor resiko, mengembalikan
kondisi factor resiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya
PTM bagi yang mempunyai factor risiko, selanjutnya bagi yang sudah
menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi,
kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat, masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian factor risiko
PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi
dini, monitoring factor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut
dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring factor risiko PTM serta tindak
lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodic.
Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri
masyarakat terhadap factor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat
dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku
masyarakat yang lebih sehat dan pemenfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.
Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman
yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggara kegiatan bagi para pemangku
kepentingan serta pelaksana di lapangan
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatan pencegahan dan penanggulangan dengan mengetahui
kondisi seseorang sejak dini terhadap faktor risiko PTM yang akan
berdampak pada angka morbiditas, mortalitas, disabilitas, termasuk
kehilangan produktifitas.
B. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran kelompok usia 15-59 tahun untuk mendeteksi
sedini mungkin faktor resiko PTM
b. Memudahkan rencana tindak lanjut bagi setiap orang yang terdeteksi dini
PTM, untuk di edukasi CERDIK
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui skrining faktor resiko
PTM
d. Meningkatkan kemampuan peran keluarga serta masyarakat dalam
mendeteksi faktor resiko PTM
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Sasaran Cara Melaksanakan Kegiatan Lintas Program Terkait Lintas Sektor
N Kegiatan 2023
o
1 Melakukan
skrining
pemeriksaa
n kesehatan
PTM di
dalam
gedung
2 Melakukan
skrining
pemeriksaa
n kesehatan
PTM di
dalam
gedung
Arif Rahman Hidayat, S.Si., Apt Astri seni Mulyani, S. Kep., Ners
NIP. 19660605.198703.1.007 NIP. 19890709.202321.2.001