Anda di halaman 1dari 7

DIABETES MELITUS TIPE 2

No. : 445.1.4/PRPU.08/
Dokumen 411.303.02/2019
No. Revisi : 01
SOP Tanggal : 3 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/4

PUSKESMAS dr.
BAGOR NIP.

1.Pengertian Diabetes melitus tipe 2 menurut American Diabetes Association(ADA)


adalah kumpulan gejalayang di tandai oleh hiperglikemia akibat defek
kerja insulin (resisten insulin) dan sekresi insulin atau kedua duanya.

2.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitus (DM)


dan melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan
diabetes melitus.

3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 445.1.1/041/411.303.02/2019,


Tentang Kebijakan Layanan Klinis

4.Referensi Kemenkes No.HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang panduan


praktek klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.(Hal 657 s/d 665)

5.Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut, mengidentifikasi


langkah- pasien dan mengukur TTV pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien ditemukan gejala :
a. Subjectiv
- poliuria (sering kencing),polidipsi (sering haus) dan polifagi
(sering lapar), penurunan berat badan yang tidak jelas
sebabnya.
b. Keluhan tidak khas :
-lemas,kesemutan( rasa baal di ujung ujung
ektrimitas),gatal,mata kabur,dispungsi erksi pada pria,pruritus
pada wanita dan luka yang sulit sembuh.
c.Hasil periksaan fisik dan penunjang sederhana (objektive)
- Penilaian berat badan
- Mata :Penurunan visus, lensa mata buram.
- Extremitas : uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen.
d. Pemeriksaan penunjang.
- Gula Darah Puasa
- Gula Darah 2 Jam Post Prandial
- Urinalisi
3. Petugas menetapkan diagnosa pasien berdasar pemeriksaan.

4. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi


medis (TGM) dan latihan jasmani selama 3 – 5 minggu selama 30-
60 menit minimal 150 menit/minggu(intensitas sedang). Apabila
kadar gula darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi
farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau
suntikan insulin.
a. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan
ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa
darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal.
Pemberian OHO bersamaan dengan pengaturan diit dan
latihan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian
OHO tunggal atau OHO kombinasi. Terapi OHO kombinasi
harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai
mekanisme kerja berbeda

1|PUSKESMAS BAGOR
1). Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
2). Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg
dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit
sebelum makan, 1-2 kali/hari.
3). Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal
50 mg dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari.
Kriteria rujukan:
1). DM tipe II dengan komplikasi
2). DM tipe II dengan kontrol gula buruk
3). DM tipe II dengan infeksi bera5t
5. Petugas mengedukasi pasien tentang cara mengatasi sementara
keadaan gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara
teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
6. Petugas menulis dan menyerahkan resep pasien.
7. Petugas menulis hasil pemeriksaan rekam medic pasien

6.Bagan alir
memanggil pasien sesuai
nomor urut dan
mengidentifikasi pasien
serta mengukur TTV

Petugas melakukan anamnesa pada pasien ditemukan gejala

Petugas menetapkan diagnosa pasien berdasar


pemeriksaan.

Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM

Petugas mengedukasi pasien

Petugas menulis dan menyerahkan resep pasien

Petugas menulis hasil


pemeriksaan kedalam rekam
medic pasien

7.Dokumen 1. Catatanmedik
terkait 2. Blangko rujukan
3. Blangko resep

2|PUSKESMAS BAGOR
8.Unit terkait 1. Pelayanan Ruang pemeriksaan umum
2. Pelayanan Laboratorium
3. Pelayanan Ruang ASI
4. Pelayanan Farmasi

9. Rekam No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


histori di berlakukan
perubahan

3|PUSKESMAS BAGOR
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR
Tanggal :
TILIK
Terbit
Halaman :
dr.Masruchah
PUSKESMAS
NIP. 19591005 198802
BAGOR
2 002

Unit : ………………………………………………………………………
Nama Petugas : ………………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………………………………

Tidak
Berlak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak u
1 Apakah petugas memanggil pasies sesuai nomor
urut.
2 Apakah petugas menulis identitas pasien di buku
register
3 Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien
apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang
berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering
haus) dan polifagi (serng lapar).
5 Apakah petugas menanyakan pada pasien apakah
terdapat keluhan lain seperti berat badan turun
tanpa penyebab yang jelas, kesemutan, gatal, mata
kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada
wanita, serta adakah luka yang tidak kunjung
sembuh.
6 Apakah petugas melakukan pemeriksaan tekanan
darah

4|PUSKESMAS BAGOR
7 Apakah petugas melakukan pemeriksaan nadi
8 Apakah petugas melakukan pemeriksaan suhu
9 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik
termasuk ekstremitas atas dan bawah termasuk jari.
6 Apakah bila diperlukan petugas membuat
permintaan pemeriksaan gula darah atau urin ke
laboratorium
7 Apakah petugas menyerahkan surat permintaan
kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium
8 Apakah petugas membaca hasil laboratorium dan
menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥
200 mg/dl (darah kapiler)
b. Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥
100 mg/dl (darah kapiler)
c. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200
mg/dl atau GDP ulang ≥ 100 mg/dl (darah
kapiler).
9 Apakah petugas memberikan penatalaksanaan awal
DM berupa terapi gizi medis (TGM) dan latihan
jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila kadar gula
darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi
farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO)
dan atau suntikan insulin.
10 Apakah petugas mengedukasi pasien tentang
penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan gula darah, penyulit DM dan resikonya
serta bagaimana mengatasi sementara keadaan
gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan
hipoglikemia)
11 Apakah petugas mengedukasi pasien tentang terapi
gizi medis (TGM) makanan yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan
12 Apakah petugas mengedukasi pasien tentan latihan
jasmani secara teratur 3 – 4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit.
13 Apakah petugas menulis resep

5|PUSKESMAS BAGOR
14 Apakah petugas menyerahkan resep kepada pasien
15 Apakah petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam
medic pasien
17 Apakah petugas merujuk pasien ke ruang konseling
gizi?

Compliance rate (CR) : ……………………………….%


………………………………..,
Pelaksana / Auditor

…………………………….
NIP: …………………..…

6|PUSKESMAS BAGOR
Nomor
Revisi Ke
Berlaku tanggal

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DIABETES MELITUS

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BAGOR
Jalan Raya Madiun Nomor 100 Bagor Kode Pos 64461
Telp/Fax (0358) 326581 Email : Puskesmas.bagor@gmail.com

7|PUSKESMAS BAGOR

Anda mungkin juga menyukai