Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA

ACUAN
PROGRAM KERANGKA ACUAN PROGRAM
PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR (PTM)

I. PENDAHULUAN

Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak


pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan
disablilitas, namun juga berdampak kehilangan produktivitas
yang berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat.Upaya pengendalian penyakit tidak
menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
Upaya prefentif dan promotif dilakukan dengan upaya Kesehatan
masyarakat (UKM). Pencegahan di titik beraytkan pada
pengendalian faktor resiko PTM yang dapat di rubah di antaranya
adalah, merokok, kurang buah sayur, kurang aktivitas fisisk,
konsumsi gula, konsumsi garam dan konsumsi lema, serta
minuman beralkohol. Upaya pencegahan dilakukan dengan
promosi Kesehatan,deteksi didni faktor resiko dan perlindungan
khusus, Upaya pengendalian dilakukan dengan upaya menemuan
didni kasus dan tatalaksana dini .
Upaya kuratif dan rehabilitative di titik beratkan pada Upaya
Kesehatan perorangan (UKP). Upaya kuratif dan rehabiklitatif
dilaksanakan dengan konperhensif dan berkesinambungan. Dalam
pelaksanaan pengendalian PTM dilakukan dengan survailans PTM.
Surveilans PTM dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, intepretasi data, serta diseminasi
informasi terhadap faktor risiko, penyakit, dan penyebab kematian.
Surveilans PTM dilaksanakan melalui kegiatan surveilans faktor
risiko,registri penyakit, surveilans kematian. Survrlans faktor resiko
di laksanakan dengan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM)
II. LATAR BELAKANG:
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian
utamasebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang
terjadi di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di
negara yang sedang berkembang (WHO) 2010. Peningkatan
kematian akibat PTM dimasa mendatang di proyeksikan akan terus
terjadi sebesar 15% (44 juta kematian ) dengan rentang waktu
antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan
perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada negara-nrgara yang sedang berkembang.
Pada awal perjalana PTM sering kali tidak bergejala dan tidak
menunjukan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah
terlambat ,atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset
kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari
kasus Diabetes Melitus dan 63,2 % dari kasus hypertensi masih
belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan kurun
waktui tahun 1995-2007. Kematian akibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Sroke 12,1% per
1000, penyakit Jantung Koroner 1,5%, gagal jantung 0,3%,
Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4% per 1000,
Penyakit Paru Obtruktif Kronik3,7% dan cidera 8,2%. Prevalansi
hasil riskesdas 2018 Dm meningkat dari 6,9 % menjadi 8,9%,
prevalansi hypertensi meningkat dari 25,8 % menjadi 34,1 %
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu
merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi
minuman beralkohol.Mencegah dan mengendalikan faktor resiko
relatif lebih murah bila dibandingan dengan biaya pengobatan PTM.
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah
agar tidak tyerjadi faktor resiko bagi yang belum memiliki faktor
resiko, mengembalikan kondisi faktor resiko PTM menjadi normal
kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunysai
faktor resiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM ,
pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan
kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup, salah satu strategi
pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan
dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian
resiko faktor PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta
tindak lanjutnya.Kegiatan ini disebut Pos pembinaan terpadu
(Posbindu PTM).
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM
serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan
periodik. Kegiatan posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan
sikap mawas diri masyarakat.terhadap faktor resiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang
lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak
hanya pada saat sakit, melainkan juga pada saat keadaan sehat.
Dalam menyelenggarakan posbidu PTM diperlukan suatu pedoman
yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi
para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.Pola
makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko
yang lain, kegemukan , minum minuman beralkohol lingkungan
yang tidak sehat merupakan faktor risiko penyakit tidak
menular,yang harus dikendalikan, antara lain: dilakukan secara
terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS-PK dan
Germas, Gentas(Gerakan nusantara tekan obesitas), menguatkan
strategi komunikasi pencegahan PTM dengan CERDIK (cek
Kesehatan, enyahkan asap rokok, Rajin berolah raga, diet
seimbang, istirahat cukup dan Kelola stress), pengendalian
Hypertensi dengan PATUH, Pandu PTM, KTR

III. Tujuan
A. TujuuanUmum
Tujuan umum dari Penyelenggaran program PTM (penyakit
tidak menular) adalah melindungi masyarakat dari risiko
PTM,meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak
sosial, budaya, serta ekonomi akibat PTM pada individu,
keluarga, dan masyarakat; dan memberikan kepastian hukum
dalam penyelenggaraan Penanggulangan PTM yang
komprehensif, efisien, efektif, dan berkelanjutan.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan PTM diantaranya adalah, pencegahan
dilaksanakan dengan melakukan deteksi dini faktor resiko PTM
dan Upaya pengendalian dilakukan dengan intervensi dini faktor
resiko PTM, upaya kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan pada
penyandang PTM agar tidak terjadi atau jatuh pada keadaan
kesakitan atau komplikasi .

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan;


A. Kegiatan Pokok:
Kegiatan pokok pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM
melalui kegiatan UKM untuk pencegahan dan kegitan UKP untuk
pengendalian.
B. Rincian kegiatan diantaranya dengan :
1. Deteksi dini faktor resiko PTM pada usia produktif yaitu usia 15-59
tahun dalam waktu satu tahun satu kali yang dilaksanakan pada
POSBINDU PTM.
2. Pemeriksaan Kesehatan standar pada usia 60 tahun keatas yang
di lakukan di POSBINDU PTM,
3. Penata laksanaan kasus Hipertensi pada penatalaksanaan
PANDU PTM di Puskesmas
4. Penatalaksanaan kasus Diabetes melitus pada penatalaksanaan
PANDU PTM di Puskesmas.
5. Deteksi dini penatalaksanaan kannker leher rahim dan kanker
payudara pada perempuan usia 30-50 tahun.
6. Kawasan tanpa rokok
7. Deteksi dini dan rujukan kasus katarak di puskesmas serta upaya
percepatatan eliminasi kebutaan akibat katarak.
8. Deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran
9. Skrining thalassemia pada remaja
V. CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN;
VI. Sasaran;
Sasaran kegiatan pengendalian PTM ditetapkan melalui SK
Kepala
UPTD Puskesmas
…….
Jadual Pelaksanaan
Kegiatan;
(susun matriks jadual pelaksanaan kegiatan
sesuai
kebutuhan……………………………………………
)

VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya.

Anda mungkin juga menyukai