Anda di halaman 1dari 4

TATA LAKSANA HIPERTENSI ESENSIAL

S0P No.Dokumen
No.Revisi
: / VII/SOP/ / /
:1
Tanggal terbit : 4 Juni 2020
Halaman : 3/3
UPTD Puskesmas Rahmat Massi,SKM,MAP
Talise NIP:19770429199703100

1. Pengertian Hipertensi esensial adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan


darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan hipertensi.
3. Kebijakan Keputusan kepala UPTD Puskesmas Talise
NO.440.03.01/PT-TU/VI/2020 tentang pelayanan klinis

4. Referensi 1.Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan


primer.Kementerian Kesehatan RI tahun 2014.
2.Pedoman pelayanan klinik UPTD Puskesmas talise tahun 2020

5. Langkah- langkah/ 1. Dokter melakukan hand hygiene dan memakai APD sesuai standar
Prosedur sebelum melakukan pemeriksaan,
2. Dokter melakukan identifikasi pasien.
3. Dokter melakukan anamnesis terhadap pasien atau keluarga pasien.
Hasil anamnesis dapat ditemukan keluhan antara lain:sakit
kepala,pusing,jantung berdebar-debar,tegang leher,nyeri dada dan
dapat juga tanpa gejala atau keluhan.
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
5.Dokter memberikan rujukan pemeriksaan laboratorium bila ada
indikasi
6. Dokter menerima hasil pemeriksaan laboratorium pasien.
7. Dokter menegakkan diagnosis penyakit pasien.
8. Dokter memberikan terapi hipertensi,yakni :
a.terapi non farmakologis( perubahan gaya hidup):
 Penurunan berat badan
 Diet kaya buah,sayuran,produk rendah lemak dengan jumlah
lemak total dan lemak jenuh yg rendah
 Kurangi hingga < 100 mmol per hari( 2.0 gram natrium atau 65 gr
natrium klorida atau 1 sendok teh perhari.
 Aktifitas fisik aerobik yg teratur,30 menit sehari,hampir setiap hari
dalam seminggu.
 Pembatasan konsumsi alkohol.laki-laki dibatasi hingga < 2 kali
perhari.wanita dan orang yang lebih kurus dibatasi hingga < 1 kali
perhari.

b.terapi farmakologi:
Hipertensi tanpa compeling indicatiaon:
Kontrol pengobatan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan pengobatan.
1.Hipertensi stage 1
 Dapat diberikan diuretik (Hct 12,5 mg-50 mg/hari atau furosemid 2
x 20-80 mg/hari),atau penghambat ACE ( captopril 2x 25 -100
mg/hari) atau penghambat calsium ( amilodipin 1 x 2,5-10
mg/hari.atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari).

2.Hipertensi stage II
 Bila target tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu,dapat
diberikan kombinasi 2 obat.
Golongan diuretik,tiazid dan penghambat ACE atau antagonis
reseptor A II atau penyekat reseptor beta atau penghambat
calsium.
 Pemilihan antihipertensi didasarkan ada atau tidak kontraindikasi
dari masing-masing antihipertensi
 Bila target tidak tercapai maka lakukan optimalisasi dosis atau
tambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai( kondisi
untuk merujuk ke spesialis)

Hipertensi dengan compeling indication:


1.Gagal jantung : golongan diuretik,beta
blocker,ACEI,ARB.CCB.Antagonis aldosteron.
2.Pasca infarkmiokard akut : golongan beta
bloker,ACEI,ARB,antagonis aldosteron.
3.Resiko tinggi PJK : golongan diuretik,beta blocker,ACEI,CCB.
4.DM : golongan diuretik,beta blocker,ACEI,CCB.
5.Penyakit ginjal kronik : ACEI,ARB.CCB.
6.Pencegahan strok berulang : diuretik,ACEI.

Untuk kondisi tertentu:


1.Kehamilan : golongan metildopa,antagonis calsium
2.lanjut usia : golongan diuretik mulai dosis rendah 12,5 mg/hari
3.Penyakit arteri perifer :semua kelas antihipertensi,tatalaksana faktor
resiko dan pemberian aspirin.
Kriteria rujukan :
1.Hipertensi dengan kompilkasi
2.resistensi hipertensi
3.krisis hipertensi(hipertensi emergensi dan urgensi).

\6. Unit Terkait R.Pemeriksaan umum


R.Pemeriksaan lansia

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
1 Kebijakan layanan klinis 1 juni 2020

Anda mungkin juga menyukai