Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GUNUNG TUA
Jl. Perwira No.5
Kec.Padang Bolak, Kab. Padang Lawas Utara 22753
Email :gunungtuapuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(P2PTM)

I. PENDAHULUAN
Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan maupun kelompok dan
upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. (Depkes RI, 2009)
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
perventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayahnya, puskesmas menyelenggarakan fungsi upaya kesehatan
perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat perlu pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun admninistrasi kegiatan tersebut. Pedoman dan acuan
kegiatan diharapkan dapat dilaksanakan dengan professional, agar tercapai tujuan program
yang optimal. Kebijaka pencegahan dan pengendalian PTM Terintegrasi dan sinergis
dengan kebijakan kementerian kesehatan, meliputi upaya promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitif, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,
kemitraan dan jejaring kerja, penguatan peran pemerintah daerah, pendekatan berjenjang
dan pendekatan siklus kehidupan. Serta dukungan ketersediaan infrastruktur kesehatan
yang memadai dengan kendali mutu.

II. LATAR BELAKANG


Saat ini, penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama. Pada
awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara
khusus sehingga sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian didunia adalah penyakit
tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa pertahun. Sekitar 80 persen kematian
tersebut terjadi di Negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat
disebabkan oleh penyakit tidak menular , 35 % karena Penyakit jantung dan
pembuluh darah, 12 % oleh penyakit Kanker,6 % oleh penyakit pernafasan Kronis,
6 % karena penyakit Diabetes clan 15 % lainya oleh penyakit PTM lainya (Data
WHO,2018 ).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya
kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian
PTM,khususnya di negara berkembang. PTM telah me1 adi isu strategis dalam
agenda SDGs 2030 sehingga harus me1 adi prioritas pembangunan di setiap
negara. Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit,yaitu penyakit
menular dan tidak menular.Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan
meningkatnya factor resiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah,gula darah,
IMT atau obesitas,pola makan tidak sehat,kurang aktivitas fisik dan merokok serta
alkohol.
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi faktor resiko bagi yang belum memiliki faktor resiko, mengembalikan
kondisi faktor resiko PTM menjadi normal kembali. Salah satu strategi
pengendalian PTM yang efisien clan efektif adalab pemberdayaan clan
peningkatan peran serta masyarakat . Masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM
dengan di bekali pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini,
monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini di sebut dengan
Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ). Kegiatan Posbindu PTM diharapkan
dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko PTM
sehingga peningkatan kasus PTM dapat di cegah.
Program Kemenkes lainya yang disinergikan dengan program PTM
utama adalah pengendalian gangguan indera serta berfokus pada gangguan
penglihatan dan pendengaran serta gangguan Disabilitas. Untuk itu dibutuhkan
komitmen Bersama dalam menurnkan Morbiditas,mortalitas dan disabilitas PTM
melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia
sehat,sehingga perlu adanya pemahaman yang optimal serta menyeluruh
tentang besarnya permesalahan PTM clan factor resikonya pada semua
pengelola program di setiap jenjang pengambil kebijakan dan lini pelaksanaan.
Atas dasar ha! tersebut diatas,maka di pandang sangat penting untuk
ditettibkanya Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk Program Pencegahan dan
Pengendalian PTM ( P2PTM) sebagai acuan penyelenggaraan program yang
berkesinambunagn sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih
tepat dan berhasil guna,untuk memudahkan pelaksanaan pemegang atau
pengelola program dalam Melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan
tercapainya Kinerja Puskesmas yang maksimal.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A.Tujuan Umum
Memudahkan Pemegang Program dalam pelaksanan Upaya guna meningkatkan
capain Kinerja Puskesmas dalam pencegahan dan penemuan faktor dini resiko
PTM ( Penyakit Tidak Menular ).

B.Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya pelayanan PTM ( Penyakit Tidak Menular ) secara efektif clan
efisien.
2. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat.
3. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk
melakukan tindakan pencegahan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok
I. Pelaksanaan kegiatan PANDU PTM di Puskesmas
2. Pelaksanaan Kegiatan POSBINDU di setiap Desa
3. Pemeriksaan IVA dan SADANIS pada WUS
4. Penemuan kasus gangguan Indra dan fungsi
5. Pembinaan KTR
6. Perneriksaan kesehatan j iwa
B. Rincian Kegiatan
I. Deteksi dini atau Skrining FR PTM di Puskemrnas
2. Deteksi dini atau skrining FR PTM di etiap desa
3. Deteksi kemungkinan adanya FR kanker
4. Deteksi adanya gangguan Indra dan fungsi
5. Deteksi dini pemeriksaan kesehatan jiwa.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. PANDU PTM dilaksanakan sesuai dengan KAK Dan SOP
2. Porbindu dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP
3. Pemeriksaan IVA Dan SANADIS dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP
4. Pelaksanaan kegiatan dalam penemuan kasus gangguan indra dan fungsi sesuai
KAK dan SOP
5. Pembinaan KTR dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP
6. Pemeriksaan kesehatan jiwa sesuai dengan KAK dan SOP

VI. SASARAN
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
yang berusia 15 Tahun keatas

VII. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati masing-masing
setiap program.

VIII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN

Monitoring dan Evaluasi pela.ksanaan kegiatan program penyakit tidak menular


dilaksanakan setiap bulan dengan hasil dilaporkan kepada Koordinator Program dan
dilanjutkan kepada Kepala Puskesmas Gunung Tua.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan program penyakit tidak menular dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan pada buku register kegiatan, pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap akhir
tahun
Ditetapkan di : Gunung Tua
Pada Tanggal : 01 Juni 2023
KEPALA PUSKESMAS GUNUNG TUA
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Ernita Manurung, M.K.M

Anda mungkin juga menyukai