Anda di halaman 1dari 5

KAK

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Nomor
Revisi ke
Berlaku Mulai Tanggal

PEMERINTAH KABUPATENPURWOREJO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SRUWOHREJO
Jl. Ds. Sruwohrejo Kecamatan BUTUH Kabupaten PURWOREJO Kode Pos 54264
Telp 082136323478 Email : puskesmassruwohrejo@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SRUWOHREJO
Alamat: Sruwohrejo, Kec. Butuh, Purworejo, KP.54264

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

I. Pendahuluan

Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai
penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan maupun kelompok dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau
dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes RI,
2009).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Perkesmas 75 Tahun
2014). Dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan unuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayahnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat perlu pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun administrasi kegiatan tersebut. Pedoman dan acuan kegiatan
diharapkan dapat dilaksanakan dengan profesional, agar tercapai tujuan program yang optimal.
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM terintegerasi dan sinergis dengan kebijakan
Kementerian Kesehatan, meliputi upaya Promotif dan Preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitif, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, kemitraan dan jejaring kerja,
penguatan peran pemerintah daerah, pendekatan berjenjang dan pendekatan siklus kehidupan.
Serta dukungan ketersediaan infrastruktur Kesehatan yang memadai dengan kendali mutu.

II. Latar Belakang


Saat ini, Penyakit Tidak Menular ( PTM ) menjadi penyebab kematian utama. Pada awal
perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus
sehingga sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi
kelainan yang terjadi pada dirinya.
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian didunia adalah penyakit Tidak Menular
( PTM ) yang membunuh 36 juta jiwa pertahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di
negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73 % kematian saat ini disebabkan oleh penyakit
tidak menular , 35 % karena Penyakit jantung dan pembuluh darah, 12 % oleh penyakit Kanker,6 %
oleh penyakit pernafasan Kronis, 6 % karena penyakit Diabetes dan 15 % lainya oleh penyakit PTM
lainya (Data WHO,2018 ).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya kesepakatan
tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian PTM,khususnya di negara
berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi
prioritas pembangunan di setiap negara. Indonesia saat ini menghadapi beban ganda
penyakit,yaitu penyakit menular dan tidak menular. Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan
meningkatnya factor resiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah,guladarah,IMT atau
obesitas,pola makan tidak sehat,kurang aktivitas fisik dan merokok serta alkohol.
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor
resiko bagi yang belum memiliki faktor resiko, mengembalikan kondisi faktor resiko PTM menjadi
normal kembali. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat . Masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan di bekali
pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta
tindak lanjutnya. Kegiatan ini di sebut dengan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ). Kegiatan
Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat di cegah.
Program Kemenkes lainya yang disinergikan dengan program PTM utama adalah pengendalian
gangguan indera serta berfokus pada gangguan penglihatan dan pendengaran serta gangguan
Disabilitas. Untuk itu dibutuhkan komitmen Bersama dalam menurnkan Morbiditas,mortalitas dan
disabilitas PTM melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia
sehat,sehingga perlu adanya pemahaman yang optimal serta menyeluruh tentang besarnya
permesalahan PTM dan factor resikonya pada semua pengelola program di setiap jenjang
pengambil kebijakan dan lini pelaksanaan. Atas dasar hal tersebut diatas,maka di pandang sangat
penting untuk ditertibkanya Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk Program Pencegahan dan
Pengendalian PTM ( P2PTM) sebagai acuan penyelenggaraan program yang berkesinambunagn
sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan berhasil guna,untuk
memudahkan pelaksanaan pemegang atau pengelola program dalam Melakukan Upaya Kesehatan
Masyarakat dengan tercapainya Kinerja Puskesmas yang maksimal.

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


A. Tujuan Umum
Memudahkan Pemegang Program dalam pelaksanan Upaya guna meningkatkan capain
Kinerja Puskesmas dalam pencegahan dan penemuan faktor dini resiko PTM ( Penyakit
Tidak Menular ).

B. Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya pelayanan PTM ( Penyakit Tidak Menular ) secara efektif dan efisien.
2. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat.
3. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk
melakukan tindakan pencegahan.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
A. Kegiatan Pokok
1. Pelaksanaan Kegiatan POSBINDU di setiap Desa
2. Pemeriksaan IVA dan SADANIS pada WUS
3. Penemuan kasus gangguan Indra dan fungsi
4. Pembinaan KTR
5. Pemeriksaan kesehatan jiwa

B. Rincian Kegiatan
1. Deteksi dini atau Skrining FR PTM di Puskemmas
2. Deteksi dini atau skrining FR PTM di setiap desa
3. Deteksi kemungkinan adanya FR kanker
4. Deteksi adanya gangguan Indra dan fungsi
5. Deteksi dini pemeriksaan kesehatan jiwa.

V. Cara melaksanakan kegiatan

1. Posbindu dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP


2. Pemeriksaan IVA dan SADANIS dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP
3. Pelaksanaan kegiatan dalam penemuan kasus gangguan Indra dan Fungsi sesuai KAK
dan SOP
4. Pembinaan KTR di laksanakan sesuai dengan KAK dan SOP
5. Pemeriksaan Kesehatan Jiwa sesuai dengan KAK dan SOP

VI. Sasaran.
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM yang
berusia 15-59 tahun.
VII. Jadwal Kegiatan
Kegiataan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati masing masing setiap
program.

VIII. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan program penyakit tidak menular
dilaksanakan setiap bulan dengan hasil dilaporkan kepada Koordinator Program dan
dilanjutkan kepada Kepala Puskesmas Sanden

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi kegiatan.


Pencatatan kegiatan program penyakit tidak menular dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan pada buku register kegiatan, pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap akhir
bulan.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sruwohrejo Butuh Koordinator PTM

dr. Andri Hartanto, M.Sc Dwi Indah S. Amd.Keb


NIP. 197912272010011009 NIP : 198609052017042007

Anda mungkin juga menyukai