Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAENA

KERANGKA ACUAN KERJA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR (P2PTM)
Nomor: /KAK/PPN/I/2022
PEMERINTAH KOTA JAYAPURA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAENA
Jl. Dafonsoro Perumnas I Waena, Distrik Heram
KOTA JAYAPURA - PAPUA
Kode Pos 99352, No.Telp (0967) 5170975, HP 085342476788, Email puskesmaswaena@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (P2PTM)
I. Pendahuluan
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan maupun kelompok
dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayahnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat perlu pedoman dan acuan
dalam pelaksanaan kegiatan maupun administrasi kegiatan tersebut. Pedoman dan
acuan kegiatan diharapkan dapat dilaksanakan dengan profesional, agar tercapai tujuan
program yang optimal. Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM terintegerasi dan
sinergis dengan kebijakan Kementerian Kesehatan, meliputi upaya Promotif dan
Preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitif, partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat, kemitraan dan jejaring kerja, penguatan peran pemerintah
daerah, pendekatan berjenjang dan pendekatan siklus kehidupan. Serta dukungan
ketersediaan infrastruktur Kesehatan yang memadai dengan kendali mutu.

II. Latar Belakang


Saat ini, Penyakit Tidak Menular ( PTM ) menjadi penyebab utama kematian. Pada
awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis
secara khusus sehingga sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian didunia adalah penyakit
Tidak Menular ( PTM ) yang membunuh 36 juta jiwa pertahun. Sekitar 80% kematian
tersebut terjadi di Negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini
disebabkan oleh penyakit tidak menular , 35% karena Penyakit jantung dan pembuluh
darah, 12% oleh penyakit Kanker, 6% oleh penyakit pernafasan Kronis, 6% karena
penyakit Diabetes dan 15% lainnya oleh penyakit PTM lainya (Data WHO, 2018).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya
kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian PTM,
khususnya di Negara berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs
2030 sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara. Indonesia saat
ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan tidak menular.
Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor resiko yang
meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, IMT atau obesitas, pola makan tidak
sehat, kurang aktivitas fisik dan merokok serta alkohol.
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak
terjadi faktor resiko bagi yang belum memiliki faktor resiko, mengembalikan kondisi
faktor resiko PTM menjadi normal kembali. Salah satu strategi pengendalian PTM yang
efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat .
Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam
pengendalian faktor resiko PTM dengan di bekali pengetahuan dan ketrampilan untuk
melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini
di sebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.
Program Kemenkes lainnya yang disinergikan dengan program PTM utama adalah
pengendalian gangguan indera serta berfokus pada gangguan penglihatan dan
pendengaran serta gangguan Disabilitas. Untuk itu dibutuhkan komitmen Bersama
Dalam menurunkan Morbiditas, mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensifikasi
pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia sehat, sehingga perlu adanya
pemahaman yang optimal serta menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM dan
faktor resikonya pada semua pengelola program di setiap jenjang pengambil kebijakan
dan lini pelaksanaan. Atas dasar hal tersebut diatas, maka di pandang sangat penting
untuk ditertibkannya Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Program Pencegahan dan
Pengendalian PTM (P2PTM) sebagai acuan penyelenggaraan program yang
berkesinambungan sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan
berhasil guna, untuk memudahkan pelaksanaan pemegang atau pengelola program
dalam Melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan tercapainya Kinerja
Puskesmas yang maksimal.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memudahkan Pemegang Program dalam pelaksanan Upaya guna meningkatkan
capaian Kinerja Puskesmas dalam pencegahan dan penemuan faktor dini resiko
PTM (Penyakit Tidak Menular).
2. Tujuan Khusus :
a. Terselenggaranya pelayanan PTM (Penyakit Tidak Menular) secara efektif dan
efisien.
b. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat.
c. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk
melakukan tindakan pencegahan.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
a. Pelaksanaan Kegiatan POSBINDU di Puskesmas (Kegiatan Luar Gedung
Puskesmas)
b. Pemeriksaan IVA dan SADANIS
c. Pembinaan KTR
2. Rincian Kegiatan
a. Deteksi dini atau Skrining FR PTM di Puskesmas (Kegiatan Dalam dan Luar
Gedung Puskesmas
b. Deteksi kemungkinan adanya FR kanker serviks (IVA) dan Tumor payudara
(sadanis)
c. Pemantauan Penerapan kebijakan perda KTR di kawasan tanpa rokok.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Posbindu dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP.
2. Pemeriksaan IVA dan SADANIS dilaksanakan sesuai dengan KAK dan SOP.
3. Pembinaan KTR di laksanakan sesuai dengan KAK dan SOP.

VI. Sasaran
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
yang berusia 15 tahun keatas.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiataan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati masing-masing
setiap program.

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan program penyakit tidak menular
dilaksanakan setiap bulan dengan hasil dilaporkan oleh Pengelola Program dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Waena untuk Rencana Tindak Lanjut.
IX.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan kegiatan program penyakit tidak menular dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan pada buku register kegiatan, pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap
akhir bulan.

Jayapura, 10 Januari 2022


Kepala Puskesmas Waena

dr. Evalina Diodoran Malau


NIP. 19830120 200909 2 003

Anda mungkin juga menyukai