DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN I
Dsn.Kubuanyar,Ds.Kubutambahan
Kec.Kubutambahan,Kab.Buleleng,Telp.(0362025642
A. PENDAHULUAN
Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) merupakan
wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan
deteksi dini,monitoring, dan tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular
secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk
kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak menular, mengingat hampir semua faktor
resiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya
(Kemenkes RI, 2014).
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM meliputi merokok,
konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, pengukuran
Indeks Massa Tubuh(IMT), lingkar perut, pemeriksaan gula darah
sewaktu,kolesterol, pemeriksaan klinis payudara, IVA, kadar alkohol dalam
darah,tes amfetamin urin. Jika pada anamnesa pertama, pengukuran dan
pemeriksaan hasilnya tidak sesuai dan dengan kriteria buruk, maka ditindak lanjuti
berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan kelompok atau konseling
perseorangan, selanjutnya di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
(Kemenkes RI, 2014).
Keunggulan dari Posbindu PTM adalah mengajak dan membina masyarakat
untukmembudayakan gaya hidup sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet yang
sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
Disamping itu tujuan utama kegiatan Posbindu PTM adalah untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM,
Sehingga dapat terselenggaranya penanganan dan pemantauan faktor risiko PTM
oleh masyarakat (Kemenkes RI,2014)
Upaya promotif dan preventif sangat efektif untuk mencegah meningkatnya
kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM). Mengingat
pencegahan penyakit akan sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung
oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan
regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif seluruh komponen baik
pemerintah pusat dan daerah, sektor non-pemerintah, dan masyarakat. Untuk
mengubah mindset dan pola hidup masyarakat agar menerapkan gaya hidup sehat
agar terhindar dari berbagai penyakit terutama penyakit tidak menular (PTM) yang
sebagian besar disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat.Dinas Kesehatan
menginisiasi inovasi SI UPIN IPIN(Skrining Usia Produktif Inovasi PTM
Terintegrasi).SI UPIN IPIN merupakan salah satu upaya inovasi penguatan program
pengendalian penyakit tidak menular yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memperoleh pelayanan deteksi dini/skrining faktor resiko PTM
sebagai upaya mewujudkan keluarga yang sehat dan berkualitas di wilayah minimal
setingkat dusun atau rukun warga.SI UPIN IPIN tidak hanya melakukan skrining
saja tapi juga pengobatan untuk hipertensi dan diabetes.
B. LATAR BELAKANG
Di Indonesia faktor resiko PTM dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018) faktor risiko penyakit tidak menular
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yaitu merokok di usia 10-18 tahun
meningkat menjadi (9,1%), konsumsi minuman beralkohol (3,3%), kurang aktivitas
fisik (33,5%), kurang konsumsi buah dan sayur (95,5%). Peningkatan faktor resiko
menyebabkan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular untuk umur 15 tahun
keatas yaitu stroke (10.9%), hipertensi (8.4%), penyakit sendi (7.3%).
Oleh karena itu sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat
usia 15 – 59 tahun baik dengan kondisi sehat agar tetap terjaga dalam kondisi
normal, berisiko untuk mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi normal, maupun
masyarakat dengan penyandang PTM untuk mengendalikan faktor risiko dan
mencegah timbulnya komplikasi PTM (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Setiap warga negara
Indonesia usia 15–59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
(100%). Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun dilakukan di Puskesmas
dan jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Secara nasional tahun 2017, kunjungan masyarakat usia produktif ke Posbindu
PTM sebesar 24,3%, presentase ini masih di bawah target rencana strategis
Kementrian Kesehatan tahun 2017 sebesar 30 %. Pada tahun 2018, Dinas
Kesehatan Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan masyarakat usia produktif ke
Posbindu PTM sebesar …%. Sedangkan di Kabupaten Buleleng tahun 2022
memiliki capaian sebesar ….%.Puskesmas Kubutambahan I sebagai salah satu
Puskesmas di kabupaten Buleleng memiliki jumlah usia produktif tahun 2022
sebanyak 16.462 jiwa.
1. Skrining x x x x x x x x x x x x
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kubutambahan I Pemegang Program PTM