Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MODUNG
Jl. Raya Modung Telp. 085236270216
BANGKALAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk, peningkatan rerata umur harapan hidup penduduk dunia, dam
sebagian penurunan umur harapan hidup kelompok usia tertentu dan jenis kelamin tertentu,
menyebabkan terjadinya pergeseran penyebab kematian dari kasus penyakit menular,
maternal, neonatal, serta masalah gizi ke penyakit tidak menular. Pada tahun 2010 terjadi
kematian 52,8 juta jiwa di dunia, sebanyak 65,3% disebabkan PTM dengan penyebab utama
penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit paru obstruksi kronis(PPOK), infeksi saluran
pernafasan bawah, dan kanker paru. Kematian akibat PTM terus meningkat selama tiga
decade, pada tahun 1990 jumlah kematian di dunia akibat PTM kurang dari 8 juta jiwa, di
tahun 2010 mencapai 34,5 juta jiwa. Peningkatan terbanyak disebabkan kasus jantung
iskemik dan stroke yaitu 17% di tahun 1990 meningkat sampai 28% dari total kematian di
tahun 2010.
Penyakit tidak menular, juga dikenal sebagai penyait kronis dengan durasi yang panjang
dan progress penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan semua
wilayah di dunia beresiko terkena PTM. Sebanyak 80% kasus penyebab kematian PTM
berada di Negara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya peningkatan pesat kasus
PTM, diprediksi akan menghambat upaya penanggulangan kemiskinan di Negara-negara
berpenghasilan rendah ddan menengah, karena memaksa pemerintah memprioritaskan biaya
pelayanan kesehatan untuk penderita PTM. Beban yang diakibatkan oleh penyakit tidak
menular antara lain meningkatnya kematian premature dan disabilitas, yang akan
berpengaruh terhadap produktivitas dan kependudukan serta berperan pada pertumbuhan
ekonomi Negara.
B. LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui dampak PTM pada individu dan masyarakat dilakukan dengan
pendekatan komprehensif yang mengharuskan keterkaitan semua sector termasuk kesehatan,
pembiayaan, pendidikan, pertanian, perencanaan, termasuk dukungan dari luar negeri dan
penguatan system kesehatan nasional. Upaya efektif dan efisien dibutuhkan sehingga
1
dampak PTM dapat diatasi. Upaya tersebut mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dan atau paliatif.
Upaya tersebut diharapkan dapat dilakukan secara proporsional, untuk upaya promotif
dan preventif difokuskan pada pengendalian faktor risiko melalui deteksi dini faktor risiko
PTM diiuti dengan tindak lanjut dini bila didapatkan kondisi PTM yang memerlukan
tatalaksana lebih lanjut. Pada kondisi PTM yang memerlukan upaya kuratif, rehabilitative
dan palatif diperlukan system kesehatan yang siap baik sarana, prasarana maupun tenaga
kesehatan.
Ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap PTM, menjadi permasalahan
utama dengan mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan sehingga komplikasi dan
kematian terjadi lebih dini. Permasalahan tersebut dapat dikurangi bila masyarakat
berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat melalui upaya pelayanan
kesehatan yang berbasis promotif dan preventif. Oleh karena itu agar upaya tersebut dapat
berjalan secara optimal diperlukan partisipasi masyarakat sehingga dikembangkan suatu
model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat dikenal dengan Posbindu PTM.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular

2. Tujuan Khusus
Tujuan pelaksanaan program Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
antara lain:
a. Meningkatkan cakupan dan terjaringnya masyarakat yang memiliki factor resiko
penyakit tidak menular
b. Menigkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai penyakit tidak
menular
c. Melakukan rujukan jika dibutuhkan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Melakukan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
2. Rincian Kegiatan
a. Melaksanakan kegiatan 5 langkah
b. Edukasi tentang penyakit tidak menular
c. Tindak lanjut jika di butuhkan rujukan

2
3. Cara melakukan kegiatan
a. Melaporkan ke RW dan RT setempat dan melampirkan jadwal posbindu
b. Pemberitahuan kepada masyarakat
c. Melaksanakan 5 langkah
d. Registrasi peserta dengan mencatat nomor identitas dan data lainnya sesuai
format yang sudah disiapkan
e. Melakukan wawancara di langkah ke dua
f. Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar perut di langkah 3
g. Pengukuran tekanan darah di langkah ke 4
h. Konseling, edukasi dan tindak lanjut di di langkah 5
i. Dilakukan pandu PTM bagi masyarakat yang dirujuk

E. SASARAN
Sasaran pelaksanaan deteksi dini factor resiko pada usia 15-59 tahun

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sosialisasi dan
advokasi program √
PTM kepada
lintas sektor
2 Posbindu PTM di √ √
instiusi
3 Posbindu PTM di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
masyarakat
4 Pemberdayaan
Kader masyarakat
terlibat dalam

pelaksanaan
deteksi dini faktor
resiko Penyakit
tidak menular
5 Koordinasi
√ √ √ √
program ptm ke
dina kesehatan

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan segera setelah kegiatan berlangsung

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan setiap selesai melaksanakan kegiatan. Pelaporan pelaporan
dilakukan setiap sebulan sekali maksimal tanggal 30. Laporan berupa laporan internal

3
puskesmas dan laporanyang ditujukan ke dinas melalui https://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/
dan http://bit.ly/sipptimewa

4
PENUTUP

Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan dapat terlaksana
dengan lancar dan tujuan kegiatan ini dapat tercapai.

KEPALA PUSKESMAS MODUNG

H. AGUS ANSORI, S.Kep, Ns


NIP. 19660307 198703 1 010

Anda mungkin juga menyukai