Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SDG’S DAN PROGRAM PEMERINTAH DALAM KEBIDANAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan


Pengampu Ibu Dwi Wahyuningtyas, S.SiT. MPH

Oleh :
Kelompok 1

ALFIA LIBRIESTI VISCA 21153020102


ALVIN PRATIWI 21153020103
SUKARNO 21153020106
AYU SHINTA SEPTIA 21153020107
CHINTIA RIZKI PRATIWI 21153020108
DEASY LUSYANA 21153020110
DWI YULIANTI 21153020112
ESSI MEGASARI 21153020113
FARID NUR AINI 21153020114
FATIMATUS SAHROH 21153020115
FATMAWATI 21153020117
FIRDAUSI NUZULA 21153020118
HABIBAH 21153020119
HOIRIYAH 21153020120
IKA PUTRI UTAMI

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2022-2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan bimbingan-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SDG’S Dan Program-
Program Pemerintah Dalam Kebidanan”.
Bersama ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. H. Mustofa Haris, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Yayasan STIKES Ngudia
Husada Madura.
2. Lely Vida Apriyanti, selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan STIKES Ngudia
Husada Madura.
3. Ibu Dwi Wahyuningtyas, S.SiT. MPH selaku dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas
4. Teman-teman yang sudah membantu penulisan makalah ini
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna tetapi kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi profesi kebidanan.

Bangkalan, oktober 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….… i


Daftar Isi ……………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 1
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………………… 1
1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………………. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………... 3
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………… 10
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 10
B. Saran …………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 lalu
di New York, Amerika Serikat, secara resmi telah mengesahkan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai kesepakatan pembangunan
globalSekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Jusuf
Kalla, turut mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 untuk
IndonesiaSDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan
berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun penulis membuat makalah ini agar para bidan lebih aktif lagi
mempromosikan Pelayanan Kebidanan Untuk Ibu Bersalin dan Ibu Nifas.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian dari Promosi Kesehatan
b. Mengetahui Visi & Misi Promosi Kesehatan
c. Mengetahui Ruang Lingkup Promkes pada Ibu Bersalin
d. Mengatahui Ruang lingkup Promkes pada Ibu Nifas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SDGs
2.1.1 Pengertian
SDGs adalah singkatan atau kepanjangan dari Sustainable Development
Goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka
pembangunan dan perundingan negara-negara di duniaKonsep SDGs melanjutkan
konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) dimana konsep itu
sudah berakhir pada tahun 2015.
2.1.2 tujuan SDGs
SDGs memiliki 5 pondasi utama yaitu manusia, planet, kesejahteraan,
perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030
berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim.
Kemiskinan masih menjadi isu penting dan utama, selain dua capaian lainnya.
Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global
berikut ini :
1. Tanpa Kemiskinan ; Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh
penjuru dunia.
2. Tanpa Kelaparan ; Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan ; Menjamin kehidupan yang sehat serta
mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas ; Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan
meningkatkan kesempatan belajar untuk semua orang.
5. Kesetaraan Gender ; Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu
dan perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi ; Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau ; Menjamin akses terhadap sumber energi yang
terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak ; Mendukung perkembangan
ekonomi yang berkelanjutan, lapangan kerja yang produktif serta pekerjaan yang
layak untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur ; Membangun infrastruktur yang berkualitas,
mendorong peningkatan industri yang berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan ; Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah
negara maupun di antara negaranegara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas ; Membangun kota-kota serta pemukiman
yang berkualitas, aman dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab ; Menjamin keberlangsungan
konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi Terhadap Iklim ; Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut ; Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan
kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat ; Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan
keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secaraberkelanjutan,
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian ; Meningkatkan perdamaian
termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk
keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh
kalangan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan ; Memperkuat implementasi dan
menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
2.1.3 Perbedaan SDGs dan MDGs
Pada dasarnya SDGs dan MDGs memiliki persamaan yaitu tujuan yang sama.
hal tersebut karena SDGs melanjutkan tujuan utama dari MDGs yaitu perihal
penanggulangan kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun, dokumen MDGs yang
disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut telah habis pada tahun 2015.
Kemudian para pemimpin dunia merasa agenda MDGs (Milenium Development
Goals) perlu diteruskan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama SDGs
(Sustainable Development Goals). Setelah kita mengetahui bahwa SDGs adalah
kelanjutan dari MDGs dan mengetahu persamaannya, selanjutnya selain persamaan
tentunya juga terdapat beberapa perbedaan antara SDGs dengan MDGs. Salah satu
perbedaannya adalah MDGs hanya mempunyai 8 tujuan sedangkan SDGs memiliki
17 Tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 target, oleh sebab itu SDGs
mempunyai cakupan yang lebih luas dan akan mampu lebih tanggap atas penyebab
utama kemiskinan serta kebutuhan universal.
Tujuan SDGs mencakup tiga dimensi dari 5 pembangunan berkelanjutan,
yaitu pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan terhadap lingkungan.
SDGs dibuat berdasarkan momentum dan keberhasilan MDGs. Tujuan SDGs
meliputi lebih banyak aspek kehidupan yang diiringi dengan ambisi untuk
menanggapi perubahan iklim, pekerjaan yang layak, ketidaksetaraan, pertumbuhan
ekonomi, kota dan pemukiman masyarakat, industrialisasi, energi, konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan, perdamaian dan keadilan. Tujuan serta target SDGs
akan dimonitor dan ditinjau setiap saat dengan menggunakan indikator-indikator
global. Dan kerangka kerja indikator global tersebut juga terus dikembangkan oleh
Kelompok Lintas Badan dan Ahli. Selain itu pemerintah juga akan turut serta
mengembangkan indikator-indikator nasional guna membantu memantau kemajuan
dalam mencapai tujuan dan target SDGs. Berikutnya tindak lanjut dalm proses
peninjauan akan dilaksanakan setiap tahun oleh Forum Tingkat Tinggi Politik tentang
Pembangunan Berkelanjutan dengan menggunakan sebuah Laporan Kemajuan SDGs
yang dipersiapkan oleh Sekretaris Jenderal.
2.2 Pembangunan zona Integritas
2.2.1 pengertian
Zona integritas dijelaskan dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 52
Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan Instansi
Pemerintah, Zona integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pembangunan Zona Integritas adalah role model Reformasi Birokrasi dalam
penegakan integritas dan pelayanan berkualitas. Dengan demikian pembangunan
Zona Integritas menjadi aspek penting dalam hal pencegahan korupsi di
pemerintahan. Peraturan Menteri ini mengatur lebih detail tentang mekanisme
pelaksanaan pembangunan unit kerja yang telah membangun Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM). Dalam menetapkan satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBK).
Ditetapkan syarat syarat yaitu : dianggap sebagai unit yang penting / strategis dalam
melakukan pelayanan publik, kemudian instansi tersebut mengelola sumber daya
yang cukup besar, selanjutnta memiliki tingkat pencapaian Reformasi Birokrasi yang
cukup tinggi di unit tersebut. Setelah unit kerja yang diusulkan sebagai Zona
Integritas menuju WBK / WBBM ditetapkan, maka hal yang selanjutnya dilakukan
adalah menentukan komponen-komponen yang harus dibangun. Ada dua jenis
komponen yang harus dibangun dalam unit kerja terpilih, yaitu komponen pengungkit
dan komponen hasil. komponen pengungkit yang diharapkan dapat menghasilkan
sasaran pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta peningkatan kualitas
pelayanan publik. Pelaksanaan dari program-program komponen pengungkit
tersebutlah yang menjadi tahap selanjutnya dalam pembangunan zona integritas.
2.2.2 Komponen Pengungkit Pembangunan Zona Integritas
Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penentu
pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
Terdapat enam indikator komponen pengungkit, yaitu :
1. Manajemen Perubahan Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara
sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), serta budaya kerja
(culture set) individu pada unit kerja yang dibangun, menjadi lebih baik sesuai
dengan tujuan dan sasaran pembangunan zona integritas
2. Penataan Tatalaksana Penataan tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan
terukur pada Zona Integritas Menuju WBK/WBBM.
3. Penataan Manajemen SDM Penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada Zona Integritas Menuju
WBK/WBBM.
4. Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai misi dan
tujuan organisasi.
5. Penguatan Pengawasan Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing
instansi pemerintah.
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
2.2.3 Komponen Hasil
Dalam Permen PAN NO 52 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan zona
integritas yang diagendakan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi pada seluruh
instansi pemerintah diselenggarakan demi terciptanya kinerja birokrasi. Hasil yang
diharapkan terjabar dalam komponen hasil pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM), dimana fokus pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada dua sasaran
utama, yaitu:
1. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN Sasaran terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN diukur dengan menggunakan indikator
ukuran : Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) dan Presentase penyelesaian TLHP
2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat
Sasaran Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
diukur melalui nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal)

2.3 Program Indonesia sehat

2.4 Reformasi birokrasi


2.5 Program kementerian kesehatan dalam upy pencegahan korupsi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
 Dengan adanya makalah ini tenaga Kesehatan khususnya bidan bisa
belajar berbagai strategi promosi kesehatan khususnya dalam praktik
kebidanan pada ibu bersalin dan nifas.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/44608923/Makalah_Konseptual_Zona_Integritas

https://lpm.iainlhokseumawe.ac.id/sibak-v2/BIDANG%20KERJASAMA/
DOKUMEN%20LAPORAN%20PKM%20LUAR%20NEGERI/2017/25%20-
%202017.pdf

Anda mungkin juga menyukai