(SDGs)
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan anugerahnya kepada kami sehingga kami tim penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Drs. Suryadi,
MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Pembangunan. Kami juga mengucapkan terima
kasih banyak kepada teman-teman semua yang telah membantu kami baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat dengan harapan pembaca dapat memahami apa yang kami
jelaskan disini dan menjadikannya ilmu dan wawasan baru yang berguna di masa yang akan
datang. Namun, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
menerima kritikan dan masukan dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
3
BAB I……………………………………………………………………………………………...3
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….. 3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………… 5
BAB II……………………………………………………………………………………………. 5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………. 5
2.1 Pengertian SDGs…………………………………………………………………………..5
2.2 Apa Target SDGs………………………………………………………………………….6
2.3 Tujuan SDGs………………………………………………………………………………6
2.4 Pilar-pilar Pembangunan SDGs di Indonesia…………………………………………… 10
2.5 Pemangku Kepentingan SDGs di Indonesia…………………………………………….. 10
2.6 Korelasi Pancasila dan SDGs dalam Pembangunan Indonesia…………………………..12
2.7 Indikator TPB/SDGs Indonesia 2021…………………………………………………… 13
BAB III…………………………………………………………………………………………. 23
PENUTUP……………………………………………………………………………………….23
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………… 23
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan paparan tentang latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu:
4
2. Apa target SDGs (Sustainable Development Goals)?
1.3 Tujuan
Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.4 Manfaat
Manfaat yang tim penulis dan pembaca peroleh dari makalah ini yakni sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuh belas tujuan dan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan
pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang
berlebihan, serta ketimpangan) dan negara– negara berkembang (kemiskinan, kesehatan,
pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air
minum).
6
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Meningkatkan ketersediaan dan
variasi pasokan makanan termasuk dan meningkatkan pilihan makanan sehat; (2) Menjaga
pertanian yang berkelanjutan dan praktik pertanian terutama melalui peningkatan produktivitas
dan teknik produksi berkelanjutan; (3) Memperkuat komunikasi perubahan sosial dan perilaku
dalam konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan diet; (4) Memperluas penyediaan
makanan untuk populasi yang rentan melalui program perlindungan sosial, termasuk perluasan
makanan sumber protein serta makanan untuk bayi dan anak kecil; (5) Percepatan pengurangan
stunting dengan meningkatkan efektivitas intervensi spesifik dan perluasan dan penajaman
intervensi spesifik; (6) Intervensi fortifikasi untuk garam dengan yodium, tepung dengan zat besi
dan minyak goreng kelapa sawit dengan Vitamin A untuk memastikan asupan mikronutrien yang
memadai bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin .
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Meningkatkan kualitas pengajaran
dan pembelajaran; (2) Meningkatkan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang dan
percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun; (3) Meningkatkan profesionalisme, kualitas,
pengelolaan, dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan yang merata; (4) Menguatkan
penjaminan mutu pendidikan untuk meningkatkan pemerataan kualitas layanan antarsatuan
pendidikan dan antarwilayah; (5) Meningkatkan tata kelola pembangunan pendidikan, strategi
pembiayaan, dan (6) Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Anggaran Pendidikan.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Mewujudkan Indonesia Layak
Anak melalui penguatan Sistem Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan
karakteristik wilayah anak untuk memastikan anak menikmati haknya; (2) Meningkatkan
7
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; dan (3) Meningkatkan perlindungan
perempuan, termasuk pekerja migran dari kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO).
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Penyediaan akses air minum dan
sanitasi layak dan aman dilaksanakan dengan kebijakan peningkatan tata kelola kelembagaan
dan kapasitas penyelenggara untuk penyediaan air minum layak maupun aman; (2) Peningkatan
kapasitas institusi dalam layanan pengelolaan sanitasi; dan (3) Percepatan penyediaan air baku
dari sumber air terlindungi, peningkatan keterpaduan dalam penyediaan air minum dan
pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan air baku.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Diversifikasi energi dan
ketenagalistrikan untuk pemenuhan kebutuhan; (2) Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi dan
tenaga listrik; (3) Penguatan dan perluasan pelayanan pasokan energi dan tenaga listrik; (4)
Peningkatan tata kelola energi dan ketenagalistrikan; dan (5) Pengembangan kebijakan
pendanaan dan pembiayaan.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah dalam rangka peningkatan nilai tambah
ekonomi mencakup penciptaan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Penguatan
kewirausahaan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi; dan (2) Peningkatan
nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Menguatkan infrastruktur ekonomi
melalui konektivitas jalan, kereta api, laut, udara dan darat; (2) Meningkatkan nilai tambah,
lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi; (3) Menguatkan pilar pertumbuhan
ekonomi dan daya saing ekonomi; (4) Menuntaskan dan memanfaatkan infrastruktur TIK; (5)
8
Melaksanakan pembangunan rendah karbon; dan (6) Meningkatkan kapabilitas iptek dan
penciptaan inovasi.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Mengentaskan kemiskinan; (2)
Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan; (3)
Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial; dan (4) Melakukan pembangunan kewilayahan
melalui pendekatan koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Penguatan sistem pembiayaan,
serta sistem pemanfaatan lahan dan penyediaan perumahan, dan lingkungan yang mendukung
(enabling environment) terkait kolaborasi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia
usaha; (2) Pengelolaan limbah dan pengurangan sampah; dan (3) Pengembangan infrastruktur
tangguh bencana dan penguatan infrastruktur vital, pengelolaan terpadu kawasan rawan bencana,
serta restorasi dan konservasi daerah aliran sungai.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Peningkatan kualitas lingkungan
hidup agar dapat menopang pelaksanaan pembangunan; (2) Penanganan Limbah; (3)
Pengembangan industri hijau; dan (4) Peningkatan kinerja pengurangan dan penanganan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga termasuk sampah plastik.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Peningkatan Ketahanan Bencana
dan Iklim; dan (2) Pembangunan Rendah Karbon. Peningkatan Ketahanan Bencana dan Iklim
dilakukan melalui penguatan konvergensi antara pengurangan risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim, melalui strategi penanggulangan bencana dan peningkatan ketahanan iklim.
Adapun untuk Pembangunan Rendah Karbon dilakukan melalui upaya penurunan emisi dan
intensitas emisi pada bidang-bidang prioritas, meliputi pembangunan energi berkelanjutan,
9
pemulihan lahan berkelanjutan, pengelolaan limbah, pengembangan industri hijau, serta rendah
karbon pesisir dan laut.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Pemulihan pencemaran dan
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (2) Mengurangi laju deforestasi di
Indonesia; dan (3) Mengurangi laju degradasi hutan.
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Konsolidasi demokrasi; (2)
Reformasi birokrasi dan tata kelola; (3) Penegakan hukum nasional; dan (4) Menjaga stabilitas
keamanan nasional.
Kebijakan RPJMN RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Optimalisasi penerimaan
negara; (2) Peningkatan nilai tambah ekonomi yang secara tidak langsung berkaitan dengan
upaya peningkatan remitansi pekerja migran; (3) Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing
ekonomi; (4) Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN); (5) Penuntasan infrastruktur TIK; (6) Peningkatan ketersediaan kualitas
data dan informasi; dan (7). Memperkuat kerja sama pembangunan internasional.
10
1. Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5
2. Pilar pembangunan ekonomi: meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17
3. Pilar pembangunan lingkungan: meliputi Tujuan 6, 11, 12, 13, 14 dan 15
4. Pilar pembangunan hukum dan tata kelola: meliputi Tujuan 16
1. Membangun kepercayaan (trust building); rasa saling percaya antar para pemangku
kepentingan yang bermitra. Kepercayaan (trust) adalah modal dasar dalam membangun
11
kemitraan secara sinergis. Untuk membangun kepercayaan, maka komunikasi yang dibangun
harus dilandasi oleh itikad yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran.
2. Kemitraan setara (equal partnership); setiap pihak mempunyai kedudukan yang setara.
3. Partisipasi; keterlibatan secara aktif para pemangku kepentingan dalam sinergitas
pelaksanaan pencapaian SDGs.
4. Akuntabilitas; adanya evaluasi terhadap proses pelaksanaan pencapaian kegiatan SDGs dan
kinerja para pemangku kepentingan secara bertanggung jawab.
5. Manfaat bersama (mutual benefit); asas saling menguntungkan dalam bermitra melalui
kontribusi para pihak sesuai peran dan kapasitas masing-masing.
Pancasila dan SDGs, keduanya sama-sama berbasis pada semangat moral, nilai-nilai
universal dan saling memperkuat. Pidato Bung Karno di Majelis Umum PBB tahun 1960
memperkenalkan Pancasila kepada dunia sudah selayaknya membuat masyarakat Indonesia
senantiasa bangga dengan peradaban bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki keajaiban
dunia bersifat non-material berupa Pancasila, yang kesaktiannya terbukti menandingi hal-hal
yang bersifat material, kekuatan (power) Pancasila berhasil mengikat bangsa Indonesia menjadi
satu dengan cara yang damai. SDGs pun berangkat dari semangat bahwa kita sebagai individu
memiliki keinginan dan spirit yang sama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Pada prinsipnya kelima Sila yang tertuang dalam Pancasila memiliki keselarasan nilai
dengan SDGs yang berfokus pada tiga subjek yakni ekonomi, sosial dan biosfer, memiliki tujuan
yang sama untuk mengawal kehidupan bermasyarakat untuk memperjuangkan kemanusiaan,
keberadaban dan keadilan. Baik Pancasila maupun SDGs keduanya bersifat brotherly relations
12
dan memiliki aspek lokal dan global sekaligus (beyond nations). Linkater (dalam Thame, 2010)
mengembangkan gagasan global citizenship dengan harapan setiap individu memiliki kesadaran
kosmopolitan yakni kesadaran akan nilai-nilai humanisme bahwa semua umat manusia adalah
sama, lepas dari perbedaan fisik, ras, etnis, agama dan sebagainya. Terlepas dari perbedaan
tersebut, kita adalah satu, kita tinggal di bumi yang satu dan memiliki tanggung jawab dan
impian yang tidak jauh berbeda yakni menyaksikan kehidupan yang adil, damai, sejahtera tanpa
kemiskinan, tidak ada satu orang pun tidur dengan kondisi lapar, masyarakat dimana pun ia
berada dapat hidup dengan sehat, pendidikan tidak lagi menjadi sesuatu yang mewah dimana
semua orang di desa atau pun di kota secara inklusif dapat belajar dengan kualitas yang sama
bagusnya, lingkungan yang pro kesetaraan gender sehingga semua orang dapat memaksimalkan
potensinya, ketersediaan infrastruktur yang merata, kehidupan yang berdampingan dengan
lingkungan. Sebagaimana ujaran Mahatma Gandhi: “You must not lose faith in humanity.
Humanity is like an ocean; if a few drops of an ocean are dirty, the ocean does not become
dirty.”
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, diperoleh hasil capaian Indikator TPB/SDGs
Indonesia 2021 adalah sebagai berikut:
1. Tanpa Kemiskinan
13
seperti rendahnya pendidikan, menurunnya standar hidup, berkurangnya akses layanan
dasar, dan permasalahan lainnya. Kemiskinan berpengaruh pada kesejahteraan dan
kesempatan. Pemberantasan kemiskinan menjadi target bersama, baik masyarakat dan
pemerintah.
2. Tanpa Kelaparan
Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan menjadi tujuan kedua dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat 8 target di tingkat global yang digunakan untuk
mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mencapai tujuan ketiga ini. Di level
nasional, terdapat 11 indikator yang telah berhasil disajikan untuk menghitung capaian
tujuan kedua.
Kehidupan yang sehat dan sejahtera sebagai salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat tiga belas target di tingkat global yang digunakan
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mengentaskan kemiskinan. Di
level nasional, terdapat 26 indikator yang telah berhasil disajikan untuk menghitung
capaian tujuan ketiga.
14
Adanya pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang cukup berat untuk
ketercapaian pada tujuan ini. Selain tingkat penularan yang tinggi, jumlah tenaga
kesehatan yang mampu menangani masyarakat juga tidak seimbang. Pada tahun 2018
hanya terdapat 21 dokter umum per 100.000 penduduk. Tenaga kesehatan sebagai garda
terdepan sangat diperlukan untuk menekan laju penularan. Masalah lainnya yaitu adanya
pembatasan sosial yang menyebabkan sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan. Untuk
itu, diperlukan kesadaran bersama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5M
selama pandemi Covid-19 agar tujuan ketiga dapat tercapai pada tahun 2030
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
15
Secara umum, di tahun 2020 Indonesia mengalami perbaikan capaian pada tujuan
kelima. Pemerintah telah menyediakan kerangka hukum yang mendorong, menetapkan
dan memantau kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi berdasarkan gender.
Oleh karena itu, tindakan kekerasan baik fisik, seksual, dan atau emosional yang dialami
perempuan dewasa dan anak perempuan semakin menurun. Selain itu, peran perempuan
semakin meningkat dalam pengambilan keputusan baik dalam parlemen, dunia kerja
maupun di lingkungan keluarga. Dari sisi ekonomi, perempuan juga telah banyak yang
memiliki atau menguasai hak atas tanah pertanian.
Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung, meliputi air
ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan atau sumur
pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah
dan pembuangan sampah. Pada tahun 2030, tercapai akses universal dan merata terhadap
air minum yang aman dan terjangkau bagi semua. Fokus utama adalah pada ketersediaan
pangan, air bersih, dan energi yang merupakan dasar dari kehidupan.
Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk
semua menjadi tujuan ketujuh dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat lima
16
target di tingkat global yang digunakan untuk mengukur terjaminnya akses energi yang
bersih dan terjangkau. Sementara itu, terdapat 9 indikator yang telah berhasil disajik
17
Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan
berkelanjutan, serta mendorong inovasi merupakan tujuan kesembilan dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat delapan target di tingkat global yang digunakan
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mendorong pertumbuhan
industri, inovasi, dan infrastruktur.
Secara umum, Indonesia mengalami penurunan capaian sektor industri pada 2020
yang tercermin dari turunnya proporsi nilai tambah industri manufaktur terhadap PDB,
laju pertumbuhan PDB industri manufaktur, dan proporsi tenaga kerja industri
manufaktur. Hal ini dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang berdampak bagi seluruh
sektor, tak terkecuali industri manufaktur. Bersamaan dengan upaya pengendalian
pandemi, globalisasi dan digitalisasi yang terus bergerak perlu didukung dengan
ketersediaan infrastruktur memadai. Mobilitas penduduk dan barang akan memberikan
dampak positif ketika diimbangi dengan peningkatan aksesibilitas dan layanan
transportasi yang aman dan nyaman. Sementara dari segi teknologi informasi dan
komunikasi, peningkatan ketersediaan fasilitas mobile broadband diharapkan mampu
mendorong kapabilitas penduduk untuk menghasilkan output yang lebih inovatif.
Secara umum, di tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan capaian pada tujuan
sepuluh. Hal ini dapat dilihat dari salah satu indikator, yaitu rasio gini yang mengalami
kenaikan pada semester 2 tahun 2020 menjadi 0,385. Hal ini menunjukkan bahwa
ketimpangan yang terjadi di Indonesia makin melebar. Ketimpangan yang semakin lebar
perlu diatasi dengan mengadopsi kebijakan-kebijakan yang tepat untuk memberdayakan
penduduk dengan pendapatan terbawah. Selain itu, untuk mengatasi masalah tersebut
18
dibutuhkan solusi global, seperti perbaikan aturan, pengawasan pasar dan institusi
finansial, serta mendorong bantuan pembangunan dan investasi asing pada wilayah yang
membutuhkan
19
lain melalui publikasi laporan keberlanjutan perusahaan, sertifikasi ISO SNI 14001, dan
pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan.
20
luas kawasan konservasi perairan laut. Samudera dunia merupakan salah satu sumber
daya vital bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. TPB menciptakan kerangka kerja
berkelanjutan untuk mengatur dan melindungi ekosistem laut dan pantai. Memperkuat
perlindungan dengan jalur hukum juga akan membantu mengatasi tantangan yang
dihadapi oleh ekosistem laut di bumi ini.
Salah satu target dari Tujuan 15 adalah restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan
dari ekosistem daratan, yang berdasarkan data terakhir 2019, proporsi kawasan hutan
terhadap total luas lahan mengalami peningkatan hingga 50,10 persen. Selain itu, luas
kawasan bernilai konservasi tinggi juga mengalami peningkatan menjadi 33,7 juta ha
pada 2020. Jumlah kasus perburuan atau perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa liar
juga menurun menjadi 46 kasus pada 2020. Namun demikian, beberapa target seperti red
list index yang mengalami penurunan menjadi 94,35 (2014=100) perlu mendapat
perhatian.
Perwujudan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif membutuhkan peran yang
komprehensif, realistis, efisien, dan transparan. Pembangunan yang berkelanjutan
memiliki tujuan salah satunya mewujudkan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut membutuhkan peran yang komprehensif, realistis,
efisien, dan transparan. Selain itu, penghapusan kekerasan seperti ancaman pembunuhan,
kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan manusia serta
perlindungan terhadap korban juga perlu dilakukan untuk mencapai masyarakat yang
21
damai. Promosi supremasi hukum dan perkuat institusi di setiap tingkatan dapat menjadi
langkah dalam mencapai tujuan ini.
Kemitraan yang inklusif dan kerja sama global yang kuat dapat mendukung
tercapainya agenda pembangunan yang berkelanjutan. Seluruh pemangku kebijakan
termasuk masyarakat perlu menjalin kemitraan yang dibangun atas prinsip, visi, dan
tujuan bersama. Kerja sama di tingkat internasional juga harus ditingkatkan guna
memastikan dan memberikan kesempatan kepada negara-negara berkembang.
Perdagangan internasional, investasi, dan ekspor di negara berkembang harus terus
didukung dengan adanya kebijakan di tingkat internasional. Pandemi Covid-19 di tahun
2020 yang berdampak negatif bagi kinerja perekonomian Indonesia juga mempengaruhi
capaian di beberapa indikator pada tujuan 17 ini. Beberapa indikator seperti rasio
pendapatan pemerintah, penerimaan pajak, dan volume remitansi Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) terhadap PDB mengalami penurunan, seiring juga dengan menurunnya gairah
perekonomian global.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24