Anda di halaman 1dari 24

Sustainable Development Goals

(SDGs)

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Suryadi, MS.

Kelas I (Teori Pembangunan)

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

1. Fransisca Lady Lestagustin 215030107111118


2. Mersi Rosauli Sihombing 215030107111122
3. Salsabilla Aulia Rachmawati 215030101111086
4. Zahrah Difa Lathifa 215030107111126

Program Studi Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan anugerahnya kepada kami sehingga kami tim penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Drs. Suryadi,
MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Pembangunan. Kami juga mengucapkan terima
kasih banyak kepada teman-teman semua yang telah membantu kami baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami buat dengan harapan pembaca dapat memahami apa yang kami
jelaskan disini dan menjadikannya ilmu dan wawasan baru yang berguna di masa yang akan
datang. Namun, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
menerima kritikan dan masukan dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih.

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
3
BAB I……………………………………………………………………………………………...3
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….. 3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………… 5
BAB II……………………………………………………………………………………………. 5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………. 5
2.1 Pengertian SDGs…………………………………………………………………………..5
2.2 Apa Target SDGs………………………………………………………………………….6
2.3 Tujuan SDGs………………………………………………………………………………6
2.4 Pilar-pilar Pembangunan SDGs di Indonesia…………………………………………… 10
2.5 Pemangku Kepentingan SDGs di Indonesia…………………………………………….. 10
2.6 Korelasi Pancasila dan SDGs dalam Pembangunan Indonesia…………………………..12
2.7 Indikator TPB/SDGs Indonesia 2021…………………………………………………… 13
BAB III…………………………………………………………………………………………. 23
PENUTUP……………………………………………………………………………………….23
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………… 23
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan berkelanjutan


yang menjadi acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia
sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs) yang telah
berakhir di tahun 2015. Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Jusuf
Kalla, yang mana ikut serta dalam mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan ini.
Sustainable Development Goals sendiri akan dilaksanakan pada 2015 sampai 2030. Sustainable
Development Goals (SDGs) merupakan suatu kesepakatan pembangunan baru mendorong
perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak
asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup.
SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk
meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No One Left Behind”.
SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs). Semua sasaran yang berkesinambungan, yang berarti
kesuksesan dalam satu mempengaruhi keberhasilan bagi yang lain. SDGs sendiri memiliki 4
pilar yaitu pilar lingkungan, pilar ekonomi, pilar sosial dan pilar hukum
Indonesia merupakan salah satu negara yang menyepakati Sustainable Development
Goals dan berkomitmen melaksanakan ataupun mengimplementasikan dengan baik program
Sustainable Development Goals (SDGs) ini. Berbagai kegiatan dan program telah diterapkan
untuk menjadikan langkah-langkah strategis dalam mensukseskan Sustainable Development
Goals (SDGs). Agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs di Indonesia dilaksanakan secara
partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak dan daerah

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan tentang latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu:

1. Apa itu SDGs (Sustainable Development Goals)?

4
2. Apa target SDGs (Sustainable Development Goals)?

3. Apa tujuan SDGs (Sustainable Development Goals)?

4. Apa saja pilar-pilar pembangunan SDGs di Indonesia?

5. Siapa saja pemangku kepentingan SDGs di Indonesia?

6. Bagaimana korelasi Pancasila dan SDGs dalam pembangunan Indonesia?

7. Bagaimana indikator TPB/SDGs Indonesia 2021?

1.3 Tujuan

Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memahami pengertian dari SDGs (Sustainable Development Goals).


2. Mengetahui target yang harus dicapai dalam SDGs (Sustainable Development Goals).
3. Mengetahui dan memahami tujuan diadakannya SDGs (Sustainable Development Goals).
4. Mengetahui pilar-pilar pembangunan SDGs di Indonesia.
5. Mengetahui pemangku kepentingan SDGs di Indonesia beserta prinsip kemitraannya.
6. Mengetahui dan memahami korelasi Pancasila dan SDGs dalam pembangunan Indonesia.
7. Mengetahui dan memahami pencapaian indikator SDGs Indonesia 2021

1.4 Manfaat

Manfaat yang tim penulis dan pembaca peroleh dari makalah ini yakni sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang SDGs (Sustainable Development Goals).


2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai pengertian, target, dan tujuan dari
SDGs (Sustainable Development Goals).
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan mempertimbangkan SDGs
(Sustainable Development Goals).

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SDGs

Sustainable Development Goals atau SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) adalah


kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan kearah pembangunan
berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan
sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.

2.2 Apa Target SDGs

Tujuh belas tujuan dan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan
pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang
berlebihan, serta ketimpangan) dan negara– negara berkembang (kemiskinan, kesehatan,
pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air
minum).

2.3 Tujuan SDGs

Berikut adalah kebijakan RPJMN 2020-2024 yang selaras dengan TPB/SDGs:

Tujuan 1. Tanpa Kemiskinan

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai untuk pengurangan kemiskinan dilakukan


melalui dua strategi utama, yaitu penurunan beban pengeluaran melalui bantuan sosial serta
peningkatan pendapatan melalui program ekonomi produktif. Kebijakan ekonomi makro juga
menjadi prasyarat untuk pengurangan kemiskinan yaitu stabilitas inflasi, menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan lapangan kerja produktif, menjaga iklim
investasi dan regulasi perdagangan, meningkatkan produktivitas sektor pertanian, serta
mengembangkan infrastruktur di wilayah tertinggal.

Tujuan 2. Tanpa Kelaparan

6
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Meningkatkan ketersediaan dan
variasi pasokan makanan termasuk dan meningkatkan pilihan makanan sehat; (2) Menjaga
pertanian yang berkelanjutan dan praktik pertanian terutama melalui peningkatan produktivitas
dan teknik produksi berkelanjutan; (3) Memperkuat komunikasi perubahan sosial dan perilaku
dalam konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan diet; (4) Memperluas penyediaan
makanan untuk populasi yang rentan melalui program perlindungan sosial, termasuk perluasan
makanan sumber protein serta makanan untuk bayi dan anak kecil; (5) Percepatan pengurangan
stunting dengan meningkatkan efektivitas intervensi spesifik dan perluasan dan penajaman
intervensi spesifik; (6) Intervensi fortifikasi untuk garam dengan yodium, tepung dengan zat besi
dan minyak goreng kelapa sawit dengan Vitamin A untuk memastikan asupan mikronutrien yang
memadai bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin .

Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Mengendalikan pertumbuhan


penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan; (2) Memperkuat pelaksanaan
perlindungan sosial; dan (3) Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care).

Tujuan 4. Pendidikan Berkualitas

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Meningkatkan kualitas pengajaran
dan pembelajaran; (2) Meningkatkan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang dan
percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun; (3) Meningkatkan profesionalisme, kualitas,
pengelolaan, dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan yang merata; (4) Menguatkan
penjaminan mutu pendidikan untuk meningkatkan pemerataan kualitas layanan antarsatuan
pendidikan dan antarwilayah; (5) Meningkatkan tata kelola pembangunan pendidikan, strategi
pembiayaan, dan (6) Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Anggaran Pendidikan.

Tujuan 5. Kesetaraan Gender

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Mewujudkan Indonesia Layak
Anak melalui penguatan Sistem Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan
karakteristik wilayah anak untuk memastikan anak menikmati haknya; (2) Meningkatkan

7
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; dan (3) Meningkatkan perlindungan
perempuan, termasuk pekerja migran dari kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO).

Tujuan 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Penyediaan akses air minum dan
sanitasi layak dan aman dilaksanakan dengan kebijakan peningkatan tata kelola kelembagaan
dan kapasitas penyelenggara untuk penyediaan air minum layak maupun aman; (2) Peningkatan
kapasitas institusi dalam layanan pengelolaan sanitasi; dan (3) Percepatan penyediaan air baku
dari sumber air terlindungi, peningkatan keterpaduan dalam penyediaan air minum dan
pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan air baku.

Tujuan 7. Energi Bersih dan Terjangkau

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Diversifikasi energi dan
ketenagalistrikan untuk pemenuhan kebutuhan; (2) Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi dan
tenaga listrik; (3) Penguatan dan perluasan pelayanan pasokan energi dan tenaga listrik; (4)
Peningkatan tata kelola energi dan ketenagalistrikan; dan (5) Pengembangan kebijakan
pendanaan dan pembiayaan.

Tujuan 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah dalam rangka peningkatan nilai tambah
ekonomi mencakup penciptaan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Penguatan
kewirausahaan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi; dan (2) Peningkatan
nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi.

Tujuan 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Menguatkan infrastruktur ekonomi
melalui konektivitas jalan, kereta api, laut, udara dan darat; (2) Meningkatkan nilai tambah,
lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi; (3) Menguatkan pilar pertumbuhan
ekonomi dan daya saing ekonomi; (4) Menuntaskan dan memanfaatkan infrastruktur TIK; (5)

8
Melaksanakan pembangunan rendah karbon; dan (6) Meningkatkan kapabilitas iptek dan
penciptaan inovasi.

Tujuan 10. Berkurangnya Kesenjangan

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Mengentaskan kemiskinan; (2)
Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan; (3)
Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial; dan (4) Melakukan pembangunan kewilayahan
melalui pendekatan koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan.

Tujuan 11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Penguatan sistem pembiayaan,
serta sistem pemanfaatan lahan dan penyediaan perumahan, dan lingkungan yang mendukung
(enabling environment) terkait kolaborasi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia
usaha; (2) Pengelolaan limbah dan pengurangan sampah; dan (3) Pengembangan infrastruktur
tangguh bencana dan penguatan infrastruktur vital, pengelolaan terpadu kawasan rawan bencana,
serta restorasi dan konservasi daerah aliran sungai.

Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Peningkatan kualitas lingkungan
hidup agar dapat menopang pelaksanaan pembangunan; (2) Penanganan Limbah; (3)
Pengembangan industri hijau; dan (4) Peningkatan kinerja pengurangan dan penanganan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga termasuk sampah plastik.

Tujuan 13. Penanganan Perubahan Iklim

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Peningkatan Ketahanan Bencana
dan Iklim; dan (2) Pembangunan Rendah Karbon. Peningkatan Ketahanan Bencana dan Iklim
dilakukan melalui penguatan konvergensi antara pengurangan risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim, melalui strategi penanggulangan bencana dan peningkatan ketahanan iklim.
Adapun untuk Pembangunan Rendah Karbon dilakukan melalui upaya penurunan emisi dan
intensitas emisi pada bidang-bidang prioritas, meliputi pembangunan energi berkelanjutan,

9
pemulihan lahan berkelanjutan, pengelolaan limbah, pengembangan industri hijau, serta rendah
karbon pesisir dan laut.

Tujuan 14. Ekosistem Laut

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Peningkatan pengelolaan


kemaritiman dan kelautan; (2) Peningkatan tata kelola perikanan, dan (3) Revitalisasi praktek
perikanan berkelanjutan.

Tujuan 15. Ekosistem Daratan

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Pemulihan pencemaran dan
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (2) Mengurangi laju deforestasi di
Indonesia; dan (3) Mengurangi laju degradasi hutan.

Tujuan 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh

Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Konsolidasi demokrasi; (2)
Reformasi birokrasi dan tata kelola; (3) Penegakan hukum nasional; dan (4) Menjaga stabilitas
keamanan nasional.

Tujuan 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Kebijakan RPJMN RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Optimalisasi penerimaan
negara; (2) Peningkatan nilai tambah ekonomi yang secara tidak langsung berkaitan dengan
upaya peningkatan remitansi pekerja migran; (3) Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing
ekonomi; (4) Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN); (5) Penuntasan infrastruktur TIK; (6) Peningkatan ketersediaan kualitas
data dan informasi; dan (7). Memperkuat kerja sama pembangunan internasional.

2.4 Pilar-pilar Pembangunan SDGs di Indonesia

17 Tujuan dan 169 target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs dikelompokkan ke


dalam empat pilar yaitu:

10
1. Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5
2. Pilar pembangunan ekonomi: meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17
3. Pilar pembangunan lingkungan: meliputi Tujuan 6, 11, 12, 13, 14 dan 15
4. Pilar pembangunan hukum dan tata kelola: meliputi Tujuan 16

2.5 Pemangku Kepentingan SDGs di Indonesia

Para pemangku kepentingan (stakeholders) utama yang berpartisipasi aktif dalam


pelaksanaan dan pencapaian SDGs di Indonesia terdiri dari empat platform, yaitu meliputi:

1. Pemerintah dan Parlemen


2. Akademisi dan Pakar
3. Filantropi dan Pelaku Usaha
4. Organisasi Kemasyarakatan dan Media

Indonesia menerapkan hubungan saling percaya antar pemangku kepentingan.


Penempatan wakil dari setiap stakeholder dalam keanggotaan Tim Pelaksana dan Kelompok
Kerja di dalam Tim Koordinasi Nasional SDGs, memberikan ruang bagi para pemangku
kepentingan untuk terlibat secara aktif. Mereka bukan hanya terlibat dalam pelaksanaan, namun
juga dalam menentukan arah pelaksanaan SDGs. Sebagai contoh, dalam penyusunan metadata
indikator SDGs dan pembuatan pedoman penyusunan Rencana Aksi yang dilakukan melalui
konsultasi publik baik secara online maupun offline. Indonesia menerapkan prinsip inklusif
dalam pelaksanaan SDGs baik di tingkat nasional maupun daerah. Tim teknis juga dibentuk dan
disepakati dengan keterwakilan semua pemangku kepentingan.

Untuk meningkatkan dan memperkuat kemitraan dengan semua pemangku kepentingan


SDGs, Indonesia menerapkan lima prinsip kemitraan yaitu;

1. Membangun kepercayaan (trust building); rasa saling percaya antar para pemangku
kepentingan yang bermitra. Kepercayaan (trust) adalah modal dasar dalam membangun

11
kemitraan secara sinergis. Untuk membangun kepercayaan, maka komunikasi yang dibangun
harus dilandasi oleh itikad yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran.
2. Kemitraan setara (equal partnership); setiap pihak mempunyai kedudukan yang setara.
3. Partisipasi; keterlibatan secara aktif para pemangku kepentingan dalam sinergitas
pelaksanaan pencapaian SDGs.
4. Akuntabilitas; adanya evaluasi terhadap proses pelaksanaan pencapaian kegiatan SDGs dan
kinerja para pemangku kepentingan secara bertanggung jawab.
5. Manfaat bersama (mutual benefit); asas saling menguntungkan dalam bermitra melalui
kontribusi para pihak sesuai peran dan kapasitas masing-masing.

2.6 Korelasi Pancasila dan SDGs dalam Pembangunan Indonesia

Peran konstitutif dan peran instrumental tercermin dengan sempurna (beyond


expectation) pada sila-sila Pancasila dan SDGs sebagai wujud kontrak sosial. Keduanya
merupakan ideologi yang hendaknya diturunkan ke dalam platform kebijakan negara menjadi
pedoman bagi rakyat dan negara dalam menjalankan kehidupan bernegara. Oleh karenanya,
penilaian terhadap pembangunan seyogyanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tersebut.

Pancasila dan SDGs, keduanya sama-sama berbasis pada semangat moral, nilai-nilai
universal dan saling memperkuat. Pidato Bung Karno di Majelis Umum PBB tahun 1960
memperkenalkan Pancasila kepada dunia sudah selayaknya membuat masyarakat Indonesia
senantiasa bangga dengan peradaban bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki keajaiban
dunia bersifat non-material berupa Pancasila, yang kesaktiannya terbukti menandingi hal-hal
yang bersifat material, kekuatan (power) Pancasila berhasil mengikat bangsa Indonesia menjadi
satu dengan cara yang damai. SDGs pun berangkat dari semangat bahwa kita sebagai individu
memiliki keinginan dan spirit yang sama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Pada prinsipnya kelima Sila yang tertuang dalam Pancasila memiliki keselarasan nilai
dengan SDGs yang berfokus pada tiga subjek yakni ekonomi, sosial dan biosfer, memiliki tujuan
yang sama untuk mengawal kehidupan bermasyarakat untuk memperjuangkan kemanusiaan,
keberadaban dan keadilan. Baik Pancasila maupun SDGs keduanya bersifat brotherly relations

12
dan memiliki aspek lokal dan global sekaligus (beyond nations). Linkater (dalam Thame, 2010)
mengembangkan gagasan global citizenship dengan harapan setiap individu memiliki kesadaran
kosmopolitan yakni kesadaran akan nilai-nilai humanisme bahwa semua umat manusia adalah
sama, lepas dari perbedaan fisik, ras, etnis, agama dan sebagainya. Terlepas dari perbedaan
tersebut, kita adalah satu, kita tinggal di bumi yang satu dan memiliki tanggung jawab dan
impian yang tidak jauh berbeda yakni menyaksikan kehidupan yang adil, damai, sejahtera tanpa
kemiskinan, tidak ada satu orang pun tidur dengan kondisi lapar, masyarakat dimana pun ia
berada dapat hidup dengan sehat, pendidikan tidak lagi menjadi sesuatu yang mewah dimana
semua orang di desa atau pun di kota secara inklusif dapat belajar dengan kualitas yang sama
bagusnya, lingkungan yang pro kesetaraan gender sehingga semua orang dapat memaksimalkan
potensinya, ketersediaan infrastruktur yang merata, kehidupan yang berdampingan dengan
lingkungan. Sebagaimana ujaran Mahatma Gandhi: “You must not lose faith in humanity.
Humanity is like an ocean; if a few drops of an ocean are dirty, the ocean does not become
dirty.”

2.7 Indikator TPB/SDGs Indonesia 2021

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, diperoleh hasil capaian Indikator TPB/SDGs
Indonesia 2021 adalah sebagai berikut:

1. Tanpa Kemiskinan

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun menjadi tujuan pertama


dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat tujuh target di tingkat global yang
digunakan untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mengentaskan
kemiskinan. Di level nasional, terdapat 15 indikator yang telah berhasil disajikan untuk
menghitung capaian tujuan pertama.

Secara umum, Indonesia mengalami penurunan capaian pada tujuan pertama di


tahun 2020. Pandemi Covid-19 berdampak pada meningkatnya penduduk miskin di
Indonesia mencapai 10,19 persen pada tahun 2020. Kemiskinan merupakan masalah
multidimensi. Naiknya angka kemiskinan diduga berpengaruh pada masalahmasalah lain

13
seperti rendahnya pendidikan, menurunnya standar hidup, berkurangnya akses layanan
dasar, dan permasalahan lainnya. Kemiskinan berpengaruh pada kesejahteraan dan
kesempatan. Pemberantasan kemiskinan menjadi target bersama, baik masyarakat dan
pemerintah.

2. Tanpa Kelaparan

Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan menjadi tujuan kedua dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat 8 target di tingkat global yang digunakan untuk
mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mencapai tujuan ketiga ini. Di level
nasional, terdapat 11 indikator yang telah berhasil disajikan untuk menghitung capaian
tujuan kedua.

Menjamin setiap orang dimanapun ia berada serta memiliki ketahanan pangan


yang baik merupakan target utama pada tujuan kedua ini. Salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur tujuan ini adalah Prevalence of Undernourishment (PoU).
Pada tahun 2020, indikator PoU yang menggambarkan ketidakcukupan pangan mencapai
8,34 persen. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,63 persen.
Kondisi ini membutuhkan akses yang lebih baik terhadap pangan dan budidaya pertanian
yang luas dan berkelanjutan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah
maupun non pemerintah.

3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Kehidupan yang sehat dan sejahtera sebagai salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat tiga belas target di tingkat global yang digunakan
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mengentaskan kemiskinan. Di
level nasional, terdapat 26 indikator yang telah berhasil disajikan untuk menghitung
capaian tujuan ketiga.

14
Adanya pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang cukup berat untuk
ketercapaian pada tujuan ini. Selain tingkat penularan yang tinggi, jumlah tenaga
kesehatan yang mampu menangani masyarakat juga tidak seimbang. Pada tahun 2018
hanya terdapat 21 dokter umum per 100.000 penduduk. Tenaga kesehatan sebagai garda
terdepan sangat diperlukan untuk menekan laju penularan. Masalah lainnya yaitu adanya
pembatasan sosial yang menyebabkan sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan. Untuk
itu, diperlukan kesadaran bersama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5M
selama pandemi Covid-19 agar tujuan ketiga dapat tercapai pada tahun 2030

4. Pendidikan Berkualitas

Pendidikan berkualitas menjadi tujuan keempat dalam Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan. Terdapat sepuluh target di tingkat global yang digunakan untuk mengukur
kemajuan dan keberhasilan negara dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pada
bab ini, terdapat 10 indikator yang disajikan untuk menghitung capaian tujuan kelima.

Secara umum, di tahun 2020 Indonesia mengalami perkembangan capaian pada


tujuan keempat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya partisipasi sekolah baik pada
jenjang pendidikan formal dan non formal dari jenjang SD hingga Perguruan Tinggi.
Pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi yang diperoleh juga semakin
meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan, dari sisi
kualitas penyelenggaraan pendidikan, terjadi peningkatan penyediaan sarana prasarana di
sekolah yang mendukung proses belajar, diantaranya akses listrik, komputer, internet, air
minum, sanitasi, dan sarana cuci tangan. Hal ini juga meningkatkan kebersihan dan
tingkat kesehatan peserta didik. Ditambah pula semakin meningkatnya kualitas tenaga
pendidik.

5. Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender menjadi tujuan kelima dalam Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan. Terdapat sembilan target di tingkat global yang digunakan untuk
mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam hal kesetaraan gender. Pada bab ini,
terdapat 10 indikator yang disajikan untuk menghitung capaian tujuan kelima.

15
Secara umum, di tahun 2020 Indonesia mengalami perbaikan capaian pada tujuan
kelima. Pemerintah telah menyediakan kerangka hukum yang mendorong, menetapkan
dan memantau kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi berdasarkan gender.
Oleh karena itu, tindakan kekerasan baik fisik, seksual, dan atau emosional yang dialami
perempuan dewasa dan anak perempuan semakin menurun. Selain itu, peran perempuan
semakin meningkat dalam pengambilan keputusan baik dalam parlemen, dunia kerja
maupun di lingkungan keluarga. Dari sisi ekonomi, perempuan juga telah banyak yang
memiliki atau menguasai hak atas tanah pertanian.

6. Air Bersih dan Sanitasi Layak

Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung, meliputi air
ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan atau sumur
pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah
dan pembuangan sampah. Pada tahun 2030, tercapai akses universal dan merata terhadap
air minum yang aman dan terjangkau bagi semua. Fokus utama adalah pada ketersediaan
pangan, air bersih, dan energi yang merupakan dasar dari kehidupan.

Pengukuran pencapaian tujuan ini menggunakan 8 target di tingkat global.


Sedangkan di level nasional terdapat 16 indikator yang berhasil disajikan untuk
mengukur keberhasilan dalam ketersediaan air bersih dan sanitasi layak. Pada tahun
2020, umumnya Indonesia mengalami peningkatan pada tujuan ini. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum yang layak
mencapai 42,31 persen dan persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak
mencapai 79,53 persen. Fokus utama ada pada ketersedian air bersih dan sanitasi layak
yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Ketidakmampuan pemenuhan
kebutuhan dasar ini dapat berakibat fatal bagi kehidupan.

7. Energi Bersih dan Terjangkau

Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk
semua menjadi tujuan ketujuh dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat lima

16
target di tingkat global yang digunakan untuk mengukur terjaminnya akses energi yang
bersih dan terjangkau. Sementara itu, terdapat 9 indikator yang telah berhasil disajik

Capaian Indonesia pada tujuan ketujuh secara umum mengalami peningkatan.


Rasio elektrifikasi dan rasio penggunaan gas rumah tangga mengalami peningkatan
hingga mencapai 99,2 persen dan 81,98 persen pada tahun 2020. Selain itu, konsumsi
energi terbarukan juga meningkat tiap tahunnya demi mencapai tersedianya energi yang
bersih dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi yang inklusif merupakan cara yang
paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kegiatan ekonomi
memerlukan energi modern yang cukup, andal, dan tersedia untuk semua. Maka dari itu,
agar energi bersih tetap tersedia dan berkelanjutan, pemanfaatan energi harus dilakukan
secara efisien dan sebisa mungkin terbarukan.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,


kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk
semua menjadi tujuan kedelapan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat
dua belas target di tingkat global yang digunakan untuk mengukur tujuan ini.

Secara umum, Indonesia mengalami penurunan capaian Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan kedelapan pada 2020. Hal ini dipengaruhi pandemi Covid-19 yang terjadi
awal 2020 dan hingga kini belum usai. Kondisi ekonomi yang melemah tercermin dari
penurunan pertumbuhan PDB per kapita dan tenaga kerja akibat penurunan output
produksi barang dan jasa selama pandemi. Sektor pariwisata sebagai salah satu
kontributor pertumbuhan ekonomi juga ikut terpuruk. Penurunan kontribusi pariwisata
terhadap PDB, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dan devisa menggambarkan
pariwisata menjadi salah satu sektor paling terdampak pandemi. Guncangan ekonomi
yang terjadi berimbas pula pada kondisi ketenagakerjaan yang memburuk, seperti
peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka, tingkat setengah penganggur, dan anak
yang bekerja.

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur

17
Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan
berkelanjutan, serta mendorong inovasi merupakan tujuan kesembilan dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Terdapat delapan target di tingkat global yang digunakan
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam mendorong pertumbuhan
industri, inovasi, dan infrastruktur.

Secara umum, Indonesia mengalami penurunan capaian sektor industri pada 2020
yang tercermin dari turunnya proporsi nilai tambah industri manufaktur terhadap PDB,
laju pertumbuhan PDB industri manufaktur, dan proporsi tenaga kerja industri
manufaktur. Hal ini dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang berdampak bagi seluruh
sektor, tak terkecuali industri manufaktur. Bersamaan dengan upaya pengendalian
pandemi, globalisasi dan digitalisasi yang terus bergerak perlu didukung dengan
ketersediaan infrastruktur memadai. Mobilitas penduduk dan barang akan memberikan
dampak positif ketika diimbangi dengan peningkatan aksesibilitas dan layanan
transportasi yang aman dan nyaman. Sementara dari segi teknologi informasi dan
komunikasi, peningkatan ketersediaan fasilitas mobile broadband diharapkan mampu
mendorong kapabilitas penduduk untuk menghasilkan output yang lebih inovatif.

10. Berkurangnya Kesenjangan

Mengurangi kesenjangan adalah salah satu dari 17 Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan yang merupakan tujuan ke sepuluh. Terdapat sepuluh target di tingkat
global yang digunakan untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan dalam mengurangi
kesenjangan. Di level nasional, terdapat 29 indikator yang telah berhasil disajikan untuk
menghitung capaian tujuan ini.

Secara umum, di tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan capaian pada tujuan
sepuluh. Hal ini dapat dilihat dari salah satu indikator, yaitu rasio gini yang mengalami
kenaikan pada semester 2 tahun 2020 menjadi 0,385. Hal ini menunjukkan bahwa
ketimpangan yang terjadi di Indonesia makin melebar. Ketimpangan yang semakin lebar
perlu diatasi dengan mengadopsi kebijakan-kebijakan yang tepat untuk memberdayakan
penduduk dengan pendapatan terbawah. Selain itu, untuk mengatasi masalah tersebut

18
dibutuhkan solusi global, seperti perbaikan aturan, pengawasan pasar dan institusi
finansial, serta mendorong bantuan pembangunan dan investasi asing pada wilayah yang
membutuhkan

11. Kota dan Pemukiman Berkelanjutan

Merupakan bagian dari pilar pembangunan lingkungan, tujuan 11 dalam agenda


TPB adalah menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Dari total tujuh target di tingkat global, hingga saat ini terdapat 10 indikator yang telah
tersaji di level nasional. Upaya-upaya dilakukan melalui sinergi pemerintah dan
masyarakat untuk terus mendorong tersedianya akses perumahan dan transportasi yang
aman dan layak. Penyediaan ruang publik dan ruang terbuka hijau juga terus diupayakan,
untuk semua pihak baik perempuan, anak-anak, maupun yang berkebutuhan khusus
secara inklusif. Pandemi Covid-19 yang ditetapkan sebagai bencana nasional
memengaruhi capaian tujuan 11, khususnya pada indikator 11.5.1* dengan jumlah korban
meninggal dan hilang mencapai 8,34 per 100.000 orang. Selain itu, adanya pembatasan
sosial sempat memperbaiki kualitas udara. Namun, secara umum Indeks Kualitas Udara
di Indonesia pada 2020 naik menjadi 87,21.

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Tujuan 12 dalam Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah menjamin


pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Hingga saat ini, terdapat 13 indikator di
level nasional yang telah tersedia. Untuk mencapai target di tujuan ini, diperlukan
kontribusi dari seluruh pihak dan lapisan masyarakat. Di tahun 2019, terdapat 434 satuan
pendidikan formal dan lembaga/komunitas masyarakat peduli dan berbudaya lingkungan
hidup guna meningkatkan penanaman kesadaran budaya lingkungan. Persentase
penurunan tingkat konsumsi perusak ozon terus turun hingga 53,36 persen pada 2020.
Namun, proporsi limbah berbahaya yang diolah mengalami penurunan menjadi 99,28
persen di 2020. Indeks Kerugian Pangan juga menunjukkan kenaikan pada 2020 menjadi
39,81. Tidak hanya masyarakat, pihak produsen dan pemerintah memiliki peran tidak
kalah penting untuk pencapaian produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Antara

19
lain melalui publikasi laporan keberlanjutan perusahaan, sertifikasi ISO SNI 14001, dan
pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan.

13. Penanganan Perubahan Iklim

Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya


merupakan Tujuan 13 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan ini terdiri dari
lima target. Hingga saat ini, terdapat tujuh indikator yang telah tersedia pada level
nasional berdasarkan Metadata TPB/SDGs edisi II.

Penanganan perubahan iklim masih menjadi tantangan bagi negara-negara di


dunia. Di satu sisi pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun di
sisi lain tanpa tindakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi dari industri dapat berdampak
buruk pada perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya ekonomi hijau dengan pembangunan
rendah karbon perlu ditingkatkan. Pada tahun 2020, Indonesia mengalokasikan 14 triliun
rupiah untuk pembangunan rendah karbon dengan realisasi mencapai 78,6 persen.
Pemerintah daerah yang mengadopsi dan menerapkan strategi penanggulangan bencana
nasional juga terus bertambah, hingga 35,6 persen pada tahun 2020. Namun demikian,
jumlah emisi GRK terus mengalami kenaikan hingga mencapai 1.866 MT CO2-
equivalent pada tahun 2020.

14. Ekosistem Laut

Tujuan keempat belas dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah


melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan
samudera untuk pembangunan berkelanjutan. Sepuluh target di tingkat global digunakan
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan negara dalam pemanfaatan sumber daya
laut. Sedangkan di level nasional, terdapat 15 indikator yang telah berhasil disajikan
untuk menghitung capaian tujuan ini.

Secara umum, Indonesia mengalami peningkatan capaian pada tujuan keempat


belas ini pada tahun 2020. Peningkatan ini dapat dilihat pada beberapa indikator yang
tersedia, misal penurunan jumlah sampah terbuang ke laut dan peningkatan pada jumlah

20
luas kawasan konservasi perairan laut. Samudera dunia merupakan salah satu sumber
daya vital bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. TPB menciptakan kerangka kerja
berkelanjutan untuk mengatur dan melindungi ekosistem laut dan pantai. Memperkuat
perlindungan dengan jalur hukum juga akan membantu mengatasi tantangan yang
dihadapi oleh ekosistem laut di bumi ini.

15. Ekosistem Daratan

Ekosistem daratan merupakan salah satu tujuan dalam pilar pembangunan


lingkungan. Tujuannya antara lain melindungi, merestorasi dan meningkatkan
pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan
kehilangan keanekaragaman hayati. Berdasarkan Metadata edisi II, terdapat 12 target
yang digunakan untuk mengukur capaian dalam menanggulangi ekosistem daratan.

Salah satu target dari Tujuan 15 adalah restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan
dari ekosistem daratan, yang berdasarkan data terakhir 2019, proporsi kawasan hutan
terhadap total luas lahan mengalami peningkatan hingga 50,10 persen. Selain itu, luas
kawasan bernilai konservasi tinggi juga mengalami peningkatan menjadi 33,7 juta ha
pada 2020. Jumlah kasus perburuan atau perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa liar
juga menurun menjadi 46 kasus pada 2020. Namun demikian, beberapa target seperti red
list index yang mengalami penurunan menjadi 94,35 (2014=100) perlu mendapat
perhatian.

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh

Perwujudan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif membutuhkan peran yang
komprehensif, realistis, efisien, dan transparan. Pembangunan yang berkelanjutan
memiliki tujuan salah satunya mewujudkan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut membutuhkan peran yang komprehensif, realistis,
efisien, dan transparan. Selain itu, penghapusan kekerasan seperti ancaman pembunuhan,
kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan manusia serta
perlindungan terhadap korban juga perlu dilakukan untuk mencapai masyarakat yang

21
damai. Promosi supremasi hukum dan perkuat institusi di setiap tingkatan dapat menjadi
langkah dalam mencapai tujuan ini.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Kemitraan yang inklusif dan kerja sama global yang kuat dapat mendukung
tercapainya agenda pembangunan yang berkelanjutan. Seluruh pemangku kebijakan
termasuk masyarakat perlu menjalin kemitraan yang dibangun atas prinsip, visi, dan
tujuan bersama. Kerja sama di tingkat internasional juga harus ditingkatkan guna
memastikan dan memberikan kesempatan kepada negara-negara berkembang.
Perdagangan internasional, investasi, dan ekspor di negara berkembang harus terus
didukung dengan adanya kebijakan di tingkat internasional. Pandemi Covid-19 di tahun
2020 yang berdampak negatif bagi kinerja perekonomian Indonesia juga mempengaruhi
capaian di beberapa indikator pada tujuan 17 ini. Beberapa indikator seperti rasio
pendapatan pemerintah, penerimaan pajak, dan volume remitansi Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) terhadap PDB mengalami penurunan, seiring juga dengan menurunnya gairah
perekonomian global.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan merupakan


pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan
sumber daya alam dengan bijak, efisien dan memperhatikan pemanfaatannya baik bagi generasi
saat ini maupun generasi mendatang. Sustainable development Goals menjadi sebuah acuan
dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDGs
melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MGDs) yang mana konsep
tersebut berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MDGs
berganti dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs). Proses pembangunan
berkelanjutan ini dibutuhkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia
(SDM), dan juga kemajuan iptek untuk hasil yang lebih optimal.

3.2 Saran

Pemerintah semestinya harus segera berperan aktif dalam mengimplementasikan


pembangunan berkelanjutan ini dengan mengacu pada prinsip Sustainable Development Goals
(SDGs) guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Indonesia agar manfaat
yang didapat bukan hanya dirasakan di masa kini, melainkan juga di masa yang akan datang.
Dalam hal ini, masyarakat juga menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam pembangunan
berkelanjutan ini sebab masyarakat dapat mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhannya
dengan memperhatikan aspek lingkungan serta turut berpartisipasi dalam Sustainable
Development Goals (SDGs).

23
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2021.

Jakarta, BPS RI, 2021.

Kementerian PPN/Bappenas. Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). 2 ed.,

Jakarta, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, 2020.

Kementerian PPN/Bappenas. “TENTANG x |.” sdgs.BAPPENAS.go.id,

https://sdgs.bappenas.go.id/tentang-3/. Accessed 21 April 2022.

Syarifah, Claudia. “Pancasila dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Jalan Menuju

Masyarakat Kosmopolitan.” Indonesian Perspective, vol. 4, 2019, pp. 29-33.

24

Anda mungkin juga menyukai