Oleh :
DARA FEBRIYENTI
PO.71.24.1.23.0222
Oleh :
DARA FEBRIYENTI
PO.71.24.1.23.0222
SKRIPSI
Oleh :
DARA FEBRIYENTI
PO.71.24.1.23.0222
Skripsi ini telah di setujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Kerinci, 2024
Mengetahui
Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan
SKRIPSI
PENGARUH BABY SPA TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA KLINIK BABY SPA
SUNGAI PENUH KERINCI TAHUN 2024
Oleh :
DARA FEBRIYENTI
PO.71.24.1.23.0222
Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Sarjanan Terapan Kebidanan
Kerinci, 2024
Tim Penguji
Ketua : ( )
Anggota : ( )
Anggota : ( )
Anggota : ( )
Anggota : ( )
Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jambi
Segala puji dan ucapan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul Pengaruh baby spa terhadap
peningkatan berat badan pada bayi di wilayah kerja klinik baby spa sungai penuh
kerinci tahun 2024.
3. Ibu Hj. Titik Hindriari, S.Pd, M. Kes Selaku pembimbing I yang telah
4. Ibu Ajeng Galuh W, SST, Bdn, MPH. Selaku pembimbing II yang telah
menjalani pendidikan.
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangunakan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi tingkat sel, organ, maupun
individu yang bisa di ukur dengan berat (gram, pound, kilogram ) ukuran
panjang (cm, meter). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
yaitu faktor internal (Genetic) dan faktor eksternal (lingkungan) salah satu
nya stimulasi (Soetijiningsih, 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah “ Bagaimanakah pengaruh baby spa terhadap
peningkatan berat badan bayi Di Wilayah Kerja klinik Baby SPA Sungai
Penuh Kerinci?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh baby spa terhadap peningkatan berat
badan pada bayi di wilayah Kerja Klinik Baby SPA Sungai Penuh
Kerinci.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui Pelaksanaan Baby SPA di Wilayah Kerja Klinik Baby
Spa Sungai Penuh Kerinci.
b. Diketahui Kondisi Berat Badan Bayi Sebelum Melakukan Spa di
Wilayah Kerja Klinik Baby Spa Sungai Penuh Kerinci.
c. Diketahui Kondisi Berat Badan Bayi Sesudah Melakukan Spa di
Wilayah Kerja Klinik Baby Spa Sungai Penuh Kerinci.
d. Diketahui Pengaruh Baby Spa Pada Peningkatan Berat Badan
Bayi di Wilayah Kerja Klinik Baby Spa Sungai Penuh Kerinci.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Dapat Memberikan Informasi dan Evaluasi Kepada Pengelola
Program Pendidkan Jurusan IV Kebidanan dan dapat di aplikasikan
pada pelayanan kesehatan kebidanan komplementer.
2. Bagi Klinik Spa
Sebagai bahan Masukan Untuk Menyusun program dalam
rangka Peningkatan Pelayanan Tumbuh Kembang Bayi
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya bisa menemukan program lain
yang memiliki manfaat lebih besar bagi tumbuh kembang bayi
program baby spa.
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini
yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak
menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah
sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2016)
2. Ciri-ciri pertumbuhan
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri:
a Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa.
b Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini
ditandai dengan tanggalnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen,
hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks
sekunder dan perubahan lainnya.
c Kecepatan pertumbuhan tidak teratur. Hal ini ditandai dengan
adanya masa-masa tertentu dimana pertumbuhan berlangsung cepat
yang terjadi pada masa prenatal, bayi dan remaja (adolesen).
d Pertumbuhan berlangsung lambat pada masa pra sekolah dan masa
Sekolah. (Yulizawati,dkk, 2022)
3. Aspek pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran
antropometri. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat
badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat
badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk
menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik, sedangkan
pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan
otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya
retardasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat)
terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal (Yulizawati,dkk, 2022).
1) Faktor prenatal
a) Gizi Nutrisi yang dikonsumsi ibu selama hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Oleh
karena itu asupan nutrisi pada saat hamil harus sangat diperhatikan.
Pemenuhan zat gizi menurut kaidah gizi seimbang patut dijalankan.
Dalam setiap kali makan, usahakan ibu hamil mendapat cukup
asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
b) Mekanis Trauma dan posisi fetus yang abnormal dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti club toot. dislokasi
panggul, falsi fasialis, dan sebagainya.
c) Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti aminopterin,
thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital palatoskisis.
d) Endokrin Diabetes mellitus pada ibu harnil dapat menyebabkan
makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.
e) Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata,
kelainan jantung.
f) Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin, seperti katarak, bisu tuli,
mikrosepali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
g) Kelainan imunologi Eritoblastosisfetalis timbul karena perbedaan
golongan darah antara ibu dan janin sehingga ibu membentuk
antibody terhadap sel darah merah jan in, kemudian melalui
plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan
fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
i) Psikologis ibu Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan
salah/kekerasan mental pada ibu selama hamil serta gangguan
psikologis lainnya dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Faktor persalinan Komplikasi yang terjadi pada saat proses persalinan
seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan
otak bayi.
3) Faktor pasca persalinan
a) Gizi Untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, maka bayi dan
anak memerlukan gizi/nutrisi yang adekuat. Pada masa bayi,
makanan utamanya adalah ASI. Berikan hak anak untuk
mendapatkan ASI eksklusif, yaitu hanya ASI sampai bayi berusia 6
bulan. Setelah itu tambahkan makanan pendamping ASI (MPASI),
yang diberikan sesuai dengan usia anak. Pemberian MPASI harus
diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak. Secara garis
besar pemberian MPASI dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu MPASI
untuk usia 6 bulan, dan MPASI untuk usia 9 bulan ke atas.
Keduanya berbeda dalam rasa dan teksturnya, sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan anak.
b) Penyakit kronis kelainan congenital Penyakit-penyakit kronis
seperti tuberculosis, anemia serta kelainan kongenital seperti
kelainan jantung bawaan atau penyakit keturunan seperti
thalasemia dapat mengakibatkan gangguan pada proses
pertumbuhan.
c) Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan sering disebut milieu
adalah tempat anak hidup yang berfungsi sebagai penyedia
kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia
tertentu (plumbum, mercuri, rokok dan sebagainya) mempunyai
dampak negatif terhadap pertumbuhan anak.
d) Psikologis Faktor psikologis yang dimaksud adalah bagaimana
hubungan anak dengan orang di sekitarnya. Seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan akan mengalami hambatan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
e) Endokrin Gangguan hormon, seperti pada penyakit hipotiroid dapat
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f) Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan
makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan.
Keadaan seperti ini dapat menghambat proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
g) Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi
ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h) Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan
menghambat pertumbuhan, demikian juga dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi harmon pertumbuhan. (Yulizawati,dkk,
2022).
5. Tahapan Pertumbuhan
Tahapan Pertumbuhan Anak Berdasarkan beberapa teori, maka
proses tumbuh kembang anak dibagi menjadi beberapa tahap
(Yulizawati, dkk, 2022), yaitu:
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan). Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot/mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12
minggu. Sel telur/ ovurn yang telah dibuahi dengan cepat akan
menjadi suatu organism, terjadi diferensiasi yang berlangsung
dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuhMasa
janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan.
3) Masa janin ini terdiri dari 2 periode yaitu: Masa fetus dini,
yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke 2
kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
Masa fetus lanjut, yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa
ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan
fungsi organ. Terjadi transfer imunoglobin G (Iq G) dari darah
ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial omega 3
(docosa hexanic acid) dan omega 6 (arachidonic acid) pada
otak dan retina. Trimester pertama kehamilan merupakan
periode terpenting bagi berlangsungnya kehidupan janin. Pada
masa ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi,
merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obatobatan,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis
seperti kekerasan terhadap ibu hamil dapat menimbulkan
pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Agar
janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak
sehat, maka selama hamil ibu dianjurkan untuk:
a) Menjaga kesehatannya dengan baik.
b) Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
c) Mendapat asupan gizi yang adekuat untuk janin yang
dikandungnya.
d) Memeriksakan kehamilan dan kesehatannya secara teratur
ke sarana
e) kesehatan.
f) Memberi stimulasi dini terhadap janin.
g) Mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya.
h) Menghindari stress baik fisik maupun psikis.
b. Masa bayi (infancy) umur 0-11 bulan. Masa bayi dibagi menjadi 2
periode:
1) Masa neonatal, umur 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi
terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta
mulai berfungsinya organ-organ. Masa neonatal dibagi
menjadi dua periode:
• Masa neonata/dini, umur 0-7 hari.
• Mas neonata/lanjut, umur 8-28 hari,
2) Masapost neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa
ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus-menerus terutama meningkatnya
fungsi sistem saraf. Selain itu untuk menjamin berlangsungnya
proses tumbuh kembang optimal, bayi membutuhkan
pemeliharaan kesehatan yang baik termasuk mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan, diperkenalkan pada makanan
pendamping ASI sesuai dengan umurnya, mendapatkan
imunisasi sesuai jadwal serta mendapatkan pola asuh yang
sesuai. Masa ini juga masa dimana kontak ibu dan bayi
berlangsung sangat erat, sehingga dalam masa ini pengaruh ibu
dalam mendidik anak sangat besar.
B. Baby SPA
SPA berasal dari nama kota Belgia yaitu kota Spa, atau ada istilah
lain spa yaitu solus per aqua artinya solus perawatan/pengobatan, per
dengan Aqua:Air. SPA adalah sehat pakai air. SPA adalah suatu sistem
pengobatan atau perawatan dengan media air atau istilahnya
Hydrotherapy. Menurut Permenkes No.1205/Memkes/X/2004 SPA
merupakan upaya tradisional yang menggunakan pendekatan holistic
melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi
antara Gym (Senam) hydrotherapy (Therapy Air) dan Massage (pijat) yang
dilakukan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran dan
perasaan (Julianti, 2021).
1. Manfaat Baby SPA
a. Meningkatkan fisik dan mental
b. Meningkatkan perkembangan sensorik
c. Meningkatkan kepercayaan diri
d. Meningkatkan kapasitas paru-paru
e. Memperkuat jantung
f. Meningkatkan berat badan
g. Stimulasi mental, sirkyulasi darah untuk pertumbuhan otak dan
meningkatkan IQ
h. Membangun sistem saraf, mengurangi stres, membantu agar anak
tidur teratur
i. Meregangkan otot, meluruskan struktur tubuh dan persendian
setelah lahir
j. Aerobik, memperkuat jantung, menambah nafsu makan
k. Memberikan kenyamanan bagi bayi/ anak untuk beradaptasi
didalam air. (Kusmini, dkk, 2020)
2. Persyaratan Baby SPA
Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan
Baby SPA :
a. Usia Bayi yang boleh di SPA mulai dari 2 bulan
(mampu menyangga kepala) sampai 2 tahun.
b. Frekuensi durasi untuk berenang (Swim) yaitu sekitar
15-20 menit. Hindari di air lebih dari 30 menit karena
dapat meningkatkan resiko hipotermia (kedinginan)
pada bayi/anak. Namun, bermain air juga sebaiknya
tidak kurang dari 15 menit. Sebab, waktu yang terlalu
pendek tidak memberikan waktu yang cukup waktu
bagi bayiuntuk beradaptasi dan mempelajari
lingkungannya.
c. Kondisi Bayi harus dalam keadaan sehat, tidak
mengantuk, tidak dalam keadaan lapar, tidak dalam
keadaan terlalu kenyang minimal 30 menit setelah
makan
3. Lokasi dan tempat
a. Ruangan : nyaman, tidak silau, sejuk.
b. Kolam untuk bayi ukuran 110x80x70 tidak terlalu sempit
sehingga bayi bisa bergerak leluasa menggerakkan kaki,
tangan, dan anggota tubuh lainnya.
4. Perlengkapan
a. Air bersih, hangat suhu 300-350 C atau sesuaikan dengan suhu
mandi bayi masing-masing, bebas kaporit, bebas klorin,
sehingga nyaman dan aman saat digunakan oleh bayi/anak.
b. Pelampung leher (Neck Ring) yang digunakan harus
berkualitas yaitu nyaman, aman saat di gunakan, tidak
bergerigi.
c. Mainan bayi yang bisa mengapung di air agar bayi merasa
tertarik untuk berenang.
d. Baju renang, jika suhu kolam renang sudah diatur agar tetap
hangat, tidak terlalu penting menggunakan baju renang.
(Kusmini, dkk, 2020)
5. Prosedur pelaksanaan SPA
Sebelum melakukan aktifitas beranang bayi, pastikan
therapist sudah menyiapkan berbagai persiapan seperti berikut :
a. Pemanasan
Aktifitas Pemanasan bisa dilakukan dengan cara
menekuk kaki dan tangan, atau bisa dilakukan dengan gerakan
senam (baby Gym), dan tentunya harus di dampingi oleh
therapist kegiatan pemanasan sangat penting karena bertujuan
untukk menyiapkan otot dan sendi tubuh. Dengan pemanasan
suhu tubuh akan meningkatkan +- 10 C. Kenaikan suhu ini akan
diikuti dengan meningkatnya denyut jantung yang akan
menyebabkan aliran darah keseluruh tubuh menjadi lebih
cepat, sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih
banyak. Setelah pemanasan ini, diharapkan bayi akan mampu
menggerakkan anggota tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak
yang luas dan rasa nyaman.
b. siapkan air hangat
c. Pengenalan Air
Kegiatan ini bertujuan untuk menghindari bayi
mengalami ketakutan air (trauma air). Pengenalan air di
lakukan sebatas memasukkan kaki bayi ke dalam air,
kemudian therapist memperhatikan gerakan kaki tersebut, jika
bayi aktif menggerakkan kakinya dan tidak me nangis,
selanjutnya bisa dilanjutkan dengan memasukkan perutnya
hingga tangannya menyentuh air.
d. Memasang Neck Ring
Dalam pemasangan neck ring (Pelampung) juga perlu di
perhatikan dengan teliti oleh therapist. Untuk menghindari
trauma pada bayi, proses pemasangan pun harus di lakukan
dengan tepat dan cepat. Biarkan bayi bergerak, bermain dan
mengapung di air selama 10-15 menit.
e. Amati gerakan kaki, tangan dan badan. Catat hasil pengamatan
saat berenang
f. Awasi air jangan sampai terminum oleh bayi
g. Angkat bayi/anak dari kolam, keringkan dengan handuk
h. Massage 30-45 menit
Sebelum melakukan massage pada bayi mohon izin kepada
bayi bahwa bayi akan di pijit.
Gerakan Massage bayi :
Gerakan Pada Kaki
Usapkan dan goyangkan halus disertai dengan kalimat
lembut “Rilekskan kaki mu sayang”
Pegang pergelangan kaki di bagian atas mulai dari paha
hingga pergelangan kaki secara bergantian.
Memutar dan memeras kaki dengan kedua tangan mulai
dari pangkal paha sampai ujung kaki.
Pijat telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian
dari arah tumit ke perbatasan jari kaki.
Tekan telapak kaki dengan kedua ibu jari mulai dari bawah,
tengah, atas, tengan dan kembali ke bawah.
Mulai lah memilin dengan tarikan lembut ibu jari dan jari
telunjuk pada setiap ujung jari mulai dari ibu jari.
Gerakan mengururut dengan kedua ibu jari pada punggung
kaki dimulai dari jari kaki ke pergelangan kaki. (dari bawah
ke atas)
Buatlah lingkaran di pergelangan kaki.
Lakukan pemijatan dari pergelangan kaki bawah menuju
pangkal paha secara bergantian membentuk huruf V
Gerakan menggulung dari pangkaln paha ke arah bawah
Tepuklah kedua telapak kaki bayi hingga lututnya bertekuk
ke luar.
A. Kerangka Konsep
Dalam rangka penelitian ini di gambarkan kerangka konsep yang
digunakan sebagai dasar dalam penelitian adalah pengaruh baby spa terhadap
peningkatan Berat badan pada bayi di wilayah kerja klinik baby spa sungai penuh
kerinci.
B. Hipotesis
H1 : ada Pengaruh baby spa terhadap peningkatan berat badan pada bayi di
wilayah Kerja Klinik Baby SPA Sungai Penuh Kerinci.
C. Definisi Operasional
A. Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pre-
experimental desain dengan metode one soot case study. Dimana
penelitian ini dilakukan pengukuran sebelum melakukann baby spa,
kemudian setelah dilakukan baby SPA di lakukan pengukuran Berat
Badan Kembali, untuk mengetahu perbedaan sebelum dan sesudah di
lakukan tindakan baby SPA.
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat Hubungan Antara
Variabel independen dan dependent