Bedsaid Teaching
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa,
Karena dengan kasih dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “METODE KHUSUS”
yang berjudul Menyusun Rumusan Masalah dengan baik dan semaksimal mungkin.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun tugas makalah ini kami banyak menemukan berbagai
hambatan atau kesulitan .namun atas bantuan dari banyak pihak maka kamipun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah ibu Yuli Suryanti, M.Keb dan teman- teman yang telah membantu penyelesaian dari
makalah ini.
Tak lupa kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kebesaran hati dari para pembaca dengan memberikan kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan,
Penyusun Kelompok 5 :
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ...............................................................................................................15
C. Dokumentasi....................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik
yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objectif
(tujuan) dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran
(Maritalia, 2016)
Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi pendidikan di
bidang kesehatan. Pada dasarnya hasil dari suatu sistem pendidikan bukanlah semata-mata
tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu metode diterapkan secara benar
dan dilaksanakan oleh orang yang sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut.
Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana metode
pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsepdan cara penggunaanya, maka hasilnya
juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode sebelumnya. Pembelajaran merupakan salah satu
metodemendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih danmenerapkan
cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2008).
Proses pembelajaran klinik merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembelajaran akademik
khususnya pada mahasiswa profesi. Proses pembelajaran tersebut salah satunya adalah bedside
teaching. Bedside teaching merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan disamping
tempat tidur pasien dan melibatkan pasien secara aktif. Fokus pelatihan. (Heslsy Desvitasari 2016)
Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran dapat dikatakan
berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum banyak beranjak dari
metode yang ada sejak zaman Hipocrates yaitu pembelajaran didaktik l dan dijalankan atas arahan
para pendidik yang menjadi narasumber utama.Metode ini disebut sebagai metode tradisional.
Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau kedokteran hanya
mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan metode itu
menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil guna. Hanya sebagian kecil tenaga
pendidik atau sekolah kedokteran baru yang banyak menggunakan metodealternatif yang terbukti
efektif, salah satunya bedside teaching.
Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi pendidikan di
bidang kedokteran atau kesehatan.Pada dasarnya luaran suatu sistem pendidikan, bukanlah semata-
mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu metode diterapkan secara
benar dan dilaksanakan oleh orang yang sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut.
Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana metode
pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara penggunaanya, maka hasilnya
juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode sebelumnya. Tiga puluh (30) tahun yang lalu
pelaksanaan bedside teaching mencapai 75 % dari waktu pembelajaran. Sedangkan pada tahun
1978 menurun hingga 16 % dan pada tahun 2007 tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya.
Pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan
pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan
karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam,
2002). Maka pemilihan dan penerapan metode bimbingan klinik dalam kondisi tertentu dengan
“Metode Bedside Teaching” sangat dimungkinkan.
Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada mahasiswa,
mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam pembelajaran klinik dan
memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik dengan Bedside Teaching penting untuk
dilakukan dengan harapan peserta didik dapat menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh
sikap profesional melalui pengamatan langsung.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi Bedside Teaching
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan Bedside Teaching
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip pelaksanaan Bedside teaching
4. Mahasiswa mampu memahami hal-hal yang harus dimiliki Preceptor
5. Mahasiswa mampu memahami kelebihan Bedside teaching
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kekurangan Bedside Teaching
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hambatan Bedside Teaching
8. Mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah Bedside teaching
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Jumlah peserta didik dibatasi, yaitu sekitar lima orang.
3. Diskusi pada awal dan pascademonstrasi di depan klien dilakukan seminimal mungkin.
4. Lanjutkan dengan demonstrasi ulang
5. Evaluasi pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang didapatnya saat itu.
Kegiatan yang didemonstras ikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik
sebelumnya atau kesulitan yang dihadapi peserta
4
b. Dosen/ pembimbing klinik dan mahasiswa yang tidak memiliki menguasai bahan akan
mengurangi efektifitas pembelajaran.
2) Orientasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahap ini, yaitu:
a) Mahasiswa diberitahu hal apa saja yang tidak boleh didiskusikan saat berhubungan
pasien.
b) Menghindari pemakaian alat komunikasi saat kegiatan bedside teaching berlangsung.
5
c) Memperoleh kasus yang spesifik dan pasien sesuai dengan kriteria.
d) Berkoordinasi sesama team sebelum melakukan bedside teaching dan menjelaskan
tujuan dari kegiatan tersebut.
e) Mengalokasikan peran selama bedside teaching sedang berlangsung.
b. Tahap Round
Hal yang harus diperhatikan dalam tahap ini, yaitu:
1. Introduction (Perkenalan) ; Preceptor mendampingi mahasiswa dalam melakukan interaksi
pada pasien.
2. Interaction (Interaksi) ; Dianjurkan menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti
oleh pasien dan pada tahap ini mahasiswa didampingin oleh preceptor.
3. Observation (Observasi) ; Preceptor mengobservasi keterampilan mahasiswa saat
berinteraksi dengan pasien.
4. Conclusion (Penyelesaian) ; Membantu mahasiswa menarik kesimpulan berdasarkan
inetraksi yang dilakukan dengan pasien.
6
- Apa makna temuan tersebut?
- Temuan yang mana yang dapat mendeskripsikan antara temuan yang satu dan yang
lain?
- Bagaimana kita dapat menentukan diagnose, masalah dari kasus yang telah
dilakukan?
7
BAB III
SOP DAN DAFTAR TILIK
A. SOP
POLTEKKES KEMENKES
JAMBI
SOP
STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT BED SIDE TEACHING
PROSEDUR
8
B. DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN ANC
LANGKAH 1 2 3 4
NILAI
I. MENYAMBUT IBU
1. Menyambu ibu dan seseorang yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri kepada ibu
3. menanyakan nama dan usia ibu
II. RIWAYAT KEHAMILN SEKARAG
4. Keluhan umum
5. HPHTdan apakah normal
6. Gerakan janin
7. Tanda-anda bahaya dan peyulit
8. Obat yag dikonsumsi (termasuk jamu)
9. Kekhawatiran-kekhawatira khusus
III. RIWAYAT KEHAMILAN YANG LALU
10. Jmlah kehamilan
11. Jumlah anak yang lahir hidup
12. Jumlah kelahiran premature
13. Jumlah Keguguran
14. Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, forsep,
vakum)
15. Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca
persalinan
16. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
17. Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
18. Masalah janin
IV. RIWAYAT KESEHATAN/PENYAKIT YG
DIDERITA SEKARANG & DULU
19. Masalah kariovaskuler
20. Hipertensi
21. Diabetes
22. Malaria
23. Penyakit/kelamin HIV/Aids
24. Imuisasi toxoid tetanus (TT)
25. Lainnya
V. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
26. Status perkawinan
27. Respons ibu dan keluarga
28. Riwayat KB
9
29. Dukungan keluarga
30. Pengambil keputusan dalam keluarga
31. Gizi yag dikonsumsi dan kebisaan makan, vitamin
A
32. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum minuman
keras, mengkonsumsi obat terlarang
33. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
34. Tempat dan Petugas Kesehatan yang diinginkan
untuk membantu persalinan
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Meminta pasien untuk mengosongkn kandung
kemih dan menampungnya di bengkok (urine mead
stream)
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan
pemeriksaan
4. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk
klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan sesuai
dengan kebutuhn dan kelayakan
A. TANDA-TANDA VITAL
5. Mengukur tinggi dan berat badan
6. Mengukur teknan darah, nadi dan suhu
7. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan
meawarkan kain linen untuk menutup tubuhnya (atau
meminta pasien untuk melonggarkan pakaiannya dan
menggunakannya sebagai penutup tubuh
8. Membantu pasien berbaring di meja/tikar tempat
tidur pemeriksaan yang bersih
B.KEPALA DAN LEHER
9. Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah
10. Memeriksa apakah mata :
C. DADA
PARU-PARU
13. Inspeksi : kesimerisan bentuk dan gerak perafasan,
10
warna kulit dada, retraksi, jaringan perut
14. Palpasi : Gerakan dinding dada, tactil vremitus
secara sistematis
15. Perkusi : Batas-batas paru secara sistematis
16. Auskultasi : bagian anterior
JANTUNG
17. Nilai bunyi jantung
PAYUDARA
18. Dengan posisi klien disamping, memeriksa
payudara :
a. Massa
b. Pembesaran pembuluh limfe
D. ABOMEN
21. Memeriksa apakah terdapat bekas luka operasi
22. Mengukur tiggi fundus uteri dengan meggunakan
tangan (kalau > 12 minggu) atau pita ukuran (kalau >
22 minggu)
23. Melakukan palpasi pada abdomen untuk
mengetahui leak, presentasi, posisi dan penurunan
kepala janin
24. Menghitung denyut jantung janin (dengan fetoskop
kalau 18 minggu)
E. PANGGUL: GENIALIA LUAR
25. Membantu klien mengambil posisi untuk
pemeriksaan paggul dan meutup tubuh untuk
menjkaga privsi
26. Melepaskan perhiasan di jari dan di lengan
27. Mencuci tangan dengan sabun dan air, serta
mengeringkannya engan menggunakan kain yang
bersih (atau di udara terbuka/kering)
28. Memakai sarung tangan baru atau yang biasa
11
dipakai lagi yang sudah didesinfeksi tanpa
terkontaminasi
29. Menjelaskan tindkan yang dilakukan sambil terus
melakukan pemeriksaan
30. Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia
minora, kemudian klitoris, lubang uretra dan introitus
vagina untuk melihat adanya :
12
a. Cairan atau darah
b. Adanya luka
c. Apakah serviks sudah membuka atau belum
a. Pembukaan (dilatasi)
b. Rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan/nyeri
goyang)
13
meminta ibu untuk mengenakan pakaiannya
52. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta
mengeringkan di udara terbuka atau melapnya dengan
kain bersih
H. TANGAN DAN KAKI
53. Memeriksa apakah tangan dan kaki : Edema dan
pucat pada kuku jari
54. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui
adanya varises
55. Mengukur lingkar lengan atas
56.Memeriksa refleks patella untuk melihat apakah
terjadi gerakan hypo atau hyper
I. PUNGGUNG
57. Inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna
kulit, luka
58. Perkusi bagian punggung secara sistematis
VII. PEMBELAJARAN/PENDIDIKAN
KESEHATAN
59. Memberitahukan kepada ibu hasil temuan dalam
pemeriksaan
60. Memberithukan usia kehamilan
61. Megajari ibu megenai ketidaknyamanan yag
mungkin akan dialami ibu
62. Sesuai dengan usia kehamilan :
a. Nutrisi
b. Olah raga ringan
c. Istirahat
d. Kebersihan
e. Pemberian ASI
f. KB pasca salin
g. Tanda-tanda bahaya
h. Aktivitas seksual
i. Kegiatan sehari-hari dan pekerjan
j. Obat-obatan dan merokok
k. Body mekanik
l. Pakaian dan sepatu
PARAF PEMBIMBING
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien. Dengan
metode bedside teaching mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan
kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni
pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien.
Metode bedside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang efektif,
namun hingga saat ini publikasi bedside teaching tidak terlalu gencar, sehingga masih banyak
pusat pendidikan kesehatan yang belum menerapkannya
B. Saran
Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini
untuk menambah wawasan tentang metode bedside teaching sehingga mahasiswa dapat
menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik
dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan
pendekatan tenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll) kepada pasien, sehingga masyarakat
dapat menghargai profesi tenaga medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya dengan
melihat peran dan tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.
C. Dokumentasi
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Affandi M. (2008) Bedside Teaching and Clinical Tutoril. Diakses 02 juni 2015
http://www.mohaffandi.wordpress.Com.
Cox, K. (1993). Planning bedside teaching. The Medical Journal of Australia 15, 280-282
Gill,D., Free, R., & Dacre, J. (2003). Teaching and Learning ‘At the Bedside’. Harden, R.M., &
Dent, J.A. (2009). A Practical Guide for Medical Teachers. Edisi 3. Elsevier Limited.
McKimm, J., & Swanwick, T. (2010). Web‐based faculty development: e‐learning for clinical
teachers in the London Deanery. The clinical teacher, 7(1), 58- 62.
Nursalam & Ferry Efendi. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ramani, S. (2003). Twelve tips to improve bedside teaching. Medical teacher, 25(2), 112-115.
17