DI
N
OLEH
KELOMPOK 1 :
KASRIENA (P07124419053)
RISMAYANTI (P07124419067)
SHINTA IIS SAFITRI (P07124419072)
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar isi ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
B. Saran ...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Metode Pembelajaran Klinik Dengan Bedside Teaching”. Tidak lupa
shalawat beriring salam kami sanjung sajikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam yang buta akan ilmu pengetahuan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
preseptor dilahan serta dari dosen pembimbing institusi. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankanlah kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Eva Purwita,
SST, M.Keb selaku dosen pembimbing.
Akhir kata, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut serta membantu kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kelompok
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
didik diklinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran. Jenis metode pembelajaran klinik
atau lapangan yang biasa digunakan adalah eksperensial, koferensi, observasi, ronde
keperawatan, dan bedside teaching (Nursalam & Ferry, 2012).
Menurut Spencer (2003) dalam Asmara (2014) yaitu pembelajaran klinik
merupakan pusat dari pembelajaran mahasiswa ilmu kesehatan karena mahasiswa
tidak hanya belajar tentang keterampilan klinis tetapi juga keterampilan bagaimana
berkomunikasi dengan pasien dimana kedua kompetensi tersebut sangat berguna bagi
mahasiswa ketika mereka terjun ke dunia kerja. Pembelajaran klinik juga akan
membantu mahasiswa untuk belajar berdasarkan konteks. Salah satu metode yang
membantu mahasiswa untuk belajar berdasarkan konteks adalah bedside teaching;
metode yang digunakan oleh pembimbing klinik selama bertahun-tahun untuk
mentransfer ilmu mereka terutama pada psikomotor atau skill domain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari tentang bedside teaching, mahasiswa dapat melakukan asuhan
dengan metode bed side teaching.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa Mampu Memahami Pengertian Bedside Teaching.
b. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tujuan Dari Bedside Teaching.
c. Mahasiswa Mampu Mengetahui Manfaat Dari Bedside Teaching.
d. Mahasiswa Mampu Mengetahui Persiapan Dari Bedside Teaching.
e. Mahasiswa Mampu Mengetahui Pelaksanaan Bedside Teaching/Demontrasi
f. Mahasiswa Mampu Mengetahui Keuntungan Bedside Teaching
g. Mahasiswa Mampu Mengetahui Kelemahan Bedside Teaching.
4
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh peserta didik melalui metode bedside teaching adalah
kesempatan untuk mempelajari klien dan masalah kesehatan yang dialaminya, serta
dapat mengembangkan empati mahasiswa terhadap klien
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Menumbuhkan sikap profesional
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik
4. Melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung
7
G. Kelemahan Bedside Teaching
Menurut Langlois (2000) dalam Asmara (2014) bedside teaching juga
memiliki kelemahan yang dapat berefek pada proses pembelajaran yaitu :
1. Bedside teaching membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode lain
2. Beresiko untuk pasien terutama tindakan yang invasif
3. Membutuhkan keterampilan spesifik terutama untuk pembimbing klinik.
4. Akan tetapi dengan mengaplikasikan manajemen waktu yang baik, meminta inform
consent dari pasien dan meningkatkan keterampilan asuhan keperawatan
pembimbing klinik dapat mengurangi sisi negatif dari bedside teaching.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
didik diklinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran. Jenis metode pembelajaran klinik
atau lapangan yang biasa digunakan adalah eksperensial, koferensi, observasi, ronde
keperawatan, dan bedside teaching (Nursalam & Ferry, 2012).
Bedside teaching adalah metode pembelajaran interaktif yang mendekatkan
pembelajaran pada real clinical setting, sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan
kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara bersamaan (Sulistiani, dkk,
2010).
Bedside teaching memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dapat berhadapan langsung dengan klien. Oleh karena itu, peserta didik dapat
berlatih dan mengasah keterampilan klinik seperti anamnesa, pemeriksaan fisik
dan bahkan keterampilan melakukan tindakan medis sederhana kepada klien.
Manfaat bedside teaching bagi pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik
peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap
profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, dan melakukan komunikasi
melalui pengamatan langsung (Nursalam & Ferry, 2012).
B. Saran
Kelompok mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan tentang metode bedside
teaching sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan
kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni
pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan tenaga medis
(dokter, bidan, perawat, dll) kepada pasien, sehingga masyarakat dapat
menghargai profesi tenaga medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya
dengan melihat peran dan tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik
nantinya.
9
CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN BEDSIDE TEACHING
NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2
.....,.....................,...........
Penilai,
(....................................)
10
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Presentase kelulusan minimal 75%
Evaluasi Kompetensi.........................................
11
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN BEDSIDE TEACHING
12
11. Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan menggunakan tahap-
tahap interaksi pada pasien.
12. Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang dilakukan
13. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik
mengenai kegiatan yang telah dicontohkan.
Misal: apakah ada yang ingin ditanyakan mengenai peragaan teknik menyusui yang
baru saja ibu contohkan?
14. Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan membantu
mahasiswa bila diperlukan.
Misal: kalau tidak ada pertanyaan saya anggap kalian sudah mengerti dan sekarang
tolong salah satu dari kalian coba mengulang kembali untuk mengajarkan teknik
menyusui yang benar pada pasien lainnya.
15. Memberikan reinforcement pada pasien atas kerja sama dalam melakukan kegiatan.
Terimakasih ibu, telah bersedia diajaarkan teknik menyusui yang benar oleh
mahasiswa untuk proses pembelajaran mahasiswa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Fatikhu Yatuni. 2014. Bedside Teaching: Apakah Metode Ini Efektif Pada
Pembelajaran Klinik Mahasiswa Keperawatan?
https://pdfs.semanticscholar.org/4bbe/bd52a28da10915e5f12a148ac7e3531d099
9.pdf diakses tanggal 04-12-2019
Inayah, Iin. 2014. Referensi & Panduan Pembimbing Klinik (Metode Dan Kerangka Auan
Preseptor Mentorship Dalam Pencapaian Target Kompetensi Praktikkan). Bogor
: In Media.
Nursalam & Ferry Efendi. 2012. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sulistiani, Ramencalia, dkk. 2010. Panduan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : CV. Uwais Inspirasi Indonesia
14
SKENARIO KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN METODE
BEDSIDE TEACHING
Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Konseling Menyusui
Hari / Tanggal : Jum’at / 6-7 Desember 2019
Waktu : 13:30-16:50 wib
Tempat : Kelas
Pelaksana : Preseptor, Pasien dan Mahasiswi
Sasaran : Ibu post partum anak pertama
15
Pasien (Rismayanti) : Boleh bu
Preseptor (Kasriena) : Jadi, untuk kegiatan hari ini kita akan langsung
mempraktekkannya pada pasien. Alat yang kita
gunakan untuk memberikan contoh peragaan pada
pasien adalah pantom bayi dan pantom
payudara.Sebelumnyaapakahkamusudahmembacada
ftartilikmengenaiteknikmenyusui yang benar?
Preseptor (Kasriena) :Ya bagus sekali. Baiklah nanti pada saat di ruangan
pasien jika ibu memegang bahu kamu, berarti itu
tandanya ada langkah-langkah yang tertinggal. Tapi
kalau misalnya ibu tepuk lengan kamu itu tandanya
ada langkah yang kurang tepat dalam kamu
menyampaikannya.
16
akan mengajarkan ibu dan membimbing mahasiswa
saya tentang teknik menyusui yang benar.
Preseptor (Kasriena) : Sebelumnya apa ibu ada keluhan?
Pasien (Rismayanti) : Iya bu, bayinya rewel karena ASInya belum keluar
terus saya belum tau cara menyusui yang benar tu
gimna?
Preseptor (Kasriena) : Ooh begitu, baiklah ibu mahasiswa saya akan
langsung mengajarkan ibu cara menyusui yang
benar, agar membantu ASI nya cepat keluar.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : ibu perkenalkan nama saya shinta iis safitri
mahasiswa yang akan mengajarkan ibu teknik
menyusui yang benar. sebelumnya apa ibu sudah
nyaman duduk dengan posisi seperti ini bu?
Pasien (Rismayanti) : Sudah bu. (tersenyum)
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baiklah bu, sebentar ya saya cuci tangan dulu. Nah
ibu, boleh saya lihat bagaimana ibu menyusui
bayinya bu?
Pasien (Rismayanti) : Iya boleh bu. (Ibu menyusui bayinya)
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : “Langkah pertama itu ibu harus memposisikan bayi
berada dalam satu garis lurus, pastikan telinga,bahu
dan lengan bayinya berada dalam satu garis lurus
dengan badannya. Kemudian ibu hadapkan wajah
bayi ke payudara ibu dan hidungnya berhadapan
dengan putting susu. Kemudian ibu menyangga
seluruh badan bayi”.
17
memandang bayi dengan penuh rasa kasih sayang ya
bu”.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Ibu, biasanya ketika sudah selesai menyusui
bagaimana cara ibu melepaskan isapan bayinya?
Pasien (Rismayanti) : Dari tadi saya langsung narik aja buk. Mungkin
makanya putting saya terasa sakit ya, emang ada
caranya biar enggak sakit bu?
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Ada bu“Caranya seperti ini bu, ibu masukan jari
kelingking ibu melalui pinggir mulut bayi dan
telusuri ujung putting susu ibu kemudian ibu
keluarkan secara perlahan-lahan bersamaan dengan
jari kelingking ibu”.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baiklah ibu, kita sudah selesai melakukan teknik
Menyusui, sebelumnya ada yang mau di tanyakan
bu?
Pasien (Rismayanti) :Saya kan masih pertama dan baru menyusui, jadi
saya masih belum begitu paham cara
menyendawakan bayi, saya susah pegang bayinya
karena masih kecil.
Preseptor (Kasriena) : Iya bu, bagus sekali pertanyaannya. Jadi, ibu harus
sering berlatih dan membiasakannya dari sekarang
untuk menggendong bayi secara terlungkup. Karena
proses menyendawakan bayi itu sangat penting.
Bagaimana ibu apa ada yang ingin ditanyakan lagi?
18
Preseptor (Kasriena) :Baiklah terimakasih bu atas waktunya dan sudah
bersedia diajarkan tentang teknik menyusui yang
benar.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) :Terimakasih ya bu, saya permis iya bu.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : iya bu, saya sedikit grogi dan gemetaran.
Preseptor (Kasriena) :Jadi, tadi shinta sudah bagus cara penyampaian dan
peragaannya, tetapi tadi kamu terlalu cepat dan
jangan menggunakan bahasa ilmiah sehingga ibunya
tidak tau. Untuk kedepannya lebih di tingkatkan lagi
tapi secara keseluruhan sudah bagus.
Preseptor (Kasriena) : Nah kamu kan praktik di tempat ibu masih ada
waktu seminggu lagi, jadi jika nanti ada pasien kamu
bisa melatih kemampuan agar kamu terbiasa
berhadapan langsung dengan pasien.
19
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) KEGIATAN
BED SIDE TEACHING
1. Mata kuliah : Metodik Khusus
2. Tempat : Rumah Sakit
3. Semester/Tingkat : I (Ganjil)/ Alih Jenjang
4. Nama Mentor : Kasriena
5. Nama Mahasiswa : Shinta Iis Safitri
6. Nama Pasien : Rismayanti
7. Waktu : 45 menit
8. Kompetensi : Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
teknik menyusui yang benar.
20
Kegiatan Metode Bed Side Teaching
No. Jenis
Media/
Kegiatan Kegiatan Preseptor Kegiatan Mahasiswa
Alat
dan Waktu
1. Tahap A. Persiapan bimbingan bed A. Persiapan bimbingan bed - Phantom
Persiapan side teaching side teaching Bayi
(15 menit) 1. Mempersiapkan 1. Mahasiswa - Phantom
SAP kegiatan memperhatikan Payudara
bimbingan preseptor - Lembar
mempersiapkan dan Ceklist
menjelaskan
mengenai SAP bed
side teaching.
2. Mempersiapkan 2. Mahasiswa
tempat yang cukup membantu
baik sesuai dengan mempersiapkan
peserta didik ruangan.
4. Menyiapkan 4. Mahasiswa
peralatan yang membantu
diperlukan untuk menyiapkan
kegiatan peralatan yang
demonstrasi diperlukan.
5. Mengatur 5. Mahasiswa
lingkungan fisik membantu
untuk demonstrasi menyiapkan ruang
sehingga mudah periksa yang akan
dilihat dan didengar. digunakan.
2. Tahap B. Pelaksanaan bimbingan B. Mengikuti pelaksanaan
Pelaksanaan bed side teaching bimbingan bed side
(20 menit) teaching
6. Membuka kegiatan 6. Mahasiswa
bed side teaching memperhatikan dan
menjawab salam
7. Menjelaskan pada 7. Mahasiswa
peserta didik tentang memperhatikan
kegiatan, waktu, penjelasan
tujuan dari mengenai kegiatan
demonstrasi serta tujuan dari
(dilakukan tidak teknik menyusui
didepan pasien) yang benar
21
8. Menjelaskan pada 8. Mahasiswa
peserta didik tentang memahami
hasil yang mengenai hasil
diharapkan dari yang diharapkan
demonstrasi setelah melakukan
(dilakukan tidak teknik menyusui
didepan pasien) yang benar.
9. Menjelaskan pada 9. Mengikuti
peserta didik alat preseptor ke ruang
yang digunakan periksa.
untuk demonstrasi
(dilakukan tidak
didepan pasien)
10. Mengajak peserta 10. Mengikuti
didik menuju ruang preseptor
pasien keruangan pasien
11. Memulai kegiatan 11. Mendengarkan dan
demonstrasi sesuai memperhatikan
dengan prosedur dan preseptor saat
menggunakan tahap memulai kegiatan
– tahap interaksi demontrasi.
pada pasien
12. Memberikan 12. Mendengarkan
komentar yang jelas preseptor saat
mengenai prosedur memberikan
yang dilakukan komentar.
22
peserta didik untuk mengenai kegiatan
self evaluasi yang telah
mengenai kegiatan dilakukan.
yang telah dilakukan
(tidak didepan
pasien)
23
PEMBAGIAN TUGAS DALAM MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK
24