Anda di halaman 1dari 24

Makalah Kelompok

METODE PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN


BEDSIDE TEACHING

DI

N
OLEH

KELOMPOK 1 :
KASRIENA (P07124419053)

RISMAYANTI (P07124419067)
SHINTA IIS SAFITRI (P07124419072)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN D-IV KEBIDANAN BANDA ACEH
KELAS ALIH JENJANG
TAHUN 2019
1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar isi ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................... 1

C. Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bedside Teaching ............................................................................... 3

B. Tujuan Bedside Teaching ..................................................................................... 3

C. Manfaat Bedside Teaching. .................................................................................. 3

D. Persiapan Bedside Teaching. ................................................................................. 4

E. Pelaksanaan Bedside Teaching/demontrasi. ........................................................... 4

F. Keuntungan Bedside Teaching. ............................................................................... 4

G. Kelemahan Bedside Teaching. ............................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6

B. Saran ...................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatu.

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Metode Pembelajaran Klinik Dengan Bedside Teaching”. Tidak lupa
shalawat beriring salam kami sanjung sajikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam yang buta akan ilmu pengetahuan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
preseptor dilahan serta dari dosen pembimbing institusi. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankanlah kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Eva Purwita,
SST, M.Keb selaku dosen pembimbing.

Akhir kata, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut serta membantu kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Aceh Besar, 28 November


2019

Kelompok

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
didik diklinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran. Jenis metode pembelajaran klinik
atau lapangan yang biasa digunakan adalah eksperensial, koferensi, observasi, ronde
keperawatan, dan bedside teaching (Nursalam & Ferry, 2012).
Menurut Spencer (2003) dalam Asmara (2014) yaitu pembelajaran klinik
merupakan pusat dari pembelajaran mahasiswa ilmu kesehatan karena mahasiswa
tidak hanya belajar tentang keterampilan klinis tetapi juga keterampilan bagaimana
berkomunikasi dengan pasien dimana kedua kompetensi tersebut sangat berguna bagi
mahasiswa ketika mereka terjun ke dunia kerja. Pembelajaran klinik juga akan
membantu mahasiswa untuk belajar berdasarkan konteks. Salah satu metode yang
membantu mahasiswa untuk belajar berdasarkan konteks adalah bedside teaching;
metode yang digunakan oleh pembimbing klinik selama bertahun-tahun untuk
mentransfer ilmu mereka terutama pada psikomotor atau skill domain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari tentang bedside teaching, mahasiswa dapat melakukan asuhan
dengan metode bed side teaching.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa Mampu Memahami Pengertian Bedside Teaching.
b. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tujuan Dari Bedside Teaching.
c. Mahasiswa Mampu Mengetahui Manfaat Dari Bedside Teaching.
d. Mahasiswa Mampu Mengetahui Persiapan Dari Bedside Teaching.
e. Mahasiswa Mampu Mengetahui Pelaksanaan Bedside Teaching/Demontrasi
f. Mahasiswa Mampu Mengetahui Keuntungan Bedside Teaching
g. Mahasiswa Mampu Mengetahui Kelemahan Bedside Teaching.

4
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh peserta didik melalui metode bedside teaching adalah
kesempatan untuk mempelajari klien dan masalah kesehatan yang dialaminya, serta
dapat mengembangkan empati mahasiswa terhadap klien

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bedside Teaching


Bedside teaching adalah metode pembelajaran interaktif yang mendekatkan
pembelajaran pada real clinical setting, sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan
kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara bersamaan (Sulistiani, dkk, 2010).
Bedside teaching merupakan metode mengajar peserta didik yang dilakukan di
samping tempat tidur klien, meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan
keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Nursalam & Ferry, 2012).
Bedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta didik yang
dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien
dan asuhan kebidanan yang dibutuhkan klien (Runjati, dkk. 2019).
Menurut Conigliaro (2009) dalam Asmara (2014), bedside teaching merupakan
proses pembelajaran dimana pembimbing, mahasiswa dan pasien bersama dengan
tujuan untuk memperoleh informasi tentang status kesehatan pasien, melakukan
pemeriksaan fisik, dan mendiskusikan diagnosa dan perawatan pasien.

B. Tujuan Bedside Teaching


Menurut Inayah (2014) bedside teaching membuat praktikan mampu untuk belajar
dalam
1. Keterampilan wawancara
2. Keterampilan pemeriksaan
3. Melakukan prosedur
4. Interpretasi dan pemikiran
5. Pendidikan pasien
6. Komunikasi dengan pasien, keluarga dan kolaga
7. profesionalisme

C. Manfaat Bedside Teaching


Manfaat bedside teaching menurut Nursalam & Ferry (2012) antara lain
sebagai berikut :
1. Pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk
menguasai keterampilan prosedural

6
2. Menumbuhkan sikap profesional
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik
4. Melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung

D. Persiapan Bedside Teaching.


Persiapan dalam melakukan bedside teaching menurut (Nursalam & Ferry,
2012) adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal.
2. Koordinasi dengan staf di klinik agar tidak menganggu jalannya rutinitas perawatan
klien.
3. Melengkapi peralatan/fasilitas yang akan digunakan.

E. Pelaksanaan Bedside Teaching/demontrasi


Pelaksanaan dalam melakukan bedside teaching menurut Runjati, dkk (2019)
adalah sebagai berikut:
1. Sebelumnya dilakukan diskusi tindakan dan tujuan tindakan kebidanan yang akan
dilakukan oleh peserta didik. Umumnya berkaitan dengan proses asuhan kebidanan
yang telah dikaitkan pada klien.
2. Pada awalnya pembimbing dapat memberikan contoh langsung pada situasi nyata
lalu diikuti oleh peserta didik.
3. Selanjutnya pembimbing mengobservasi kegiatan atau tindakan keperawatan yang
dilakukan peserta didik.
4. Setelah selesai pembimbing mengajak peserta didik mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan dan memberikan umpan balik.

F. Keuntungan Bedside Teaching


Menurut Langlois (2000) dalam Asmara (2014) bedside teaching dipilih
sebagai metode pembelajaran karena memiliki sisi positif yang dapat menguntungkan
mahasiswa. Salah satunya keuntungan bedside teaching untuk mahasiswa adalah :
1. Mahasiswa dapat menggunakan semua indera mereka untuk mempelajari pasien
sehingga dapat memperkuat pembelajaran klinik mereka
2. Kesempatan untuk mengklarifikasi data langsung kepada pasien mendorong
mahasiswa untuk belajar keterampilan berkomunikasi.

7
G. Kelemahan Bedside Teaching
Menurut Langlois (2000) dalam Asmara (2014) bedside teaching juga
memiliki kelemahan yang dapat berefek pada proses pembelajaran yaitu :
1. Bedside teaching membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode lain
2. Beresiko untuk pasien terutama tindakan yang invasif
3. Membutuhkan keterampilan spesifik terutama untuk pembimbing klinik.
4. Akan tetapi dengan mengaplikasikan manajemen waktu yang baik, meminta inform
consent dari pasien dan meningkatkan keterampilan asuhan keperawatan
pembimbing klinik dapat mengurangi sisi negatif dari bedside teaching.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
didik diklinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran. Jenis metode pembelajaran klinik
atau lapangan yang biasa digunakan adalah eksperensial, koferensi, observasi, ronde
keperawatan, dan bedside teaching (Nursalam & Ferry, 2012).
Bedside teaching adalah metode pembelajaran interaktif yang mendekatkan
pembelajaran pada real clinical setting, sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan
kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara bersamaan (Sulistiani, dkk,
2010).
Bedside teaching memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dapat berhadapan langsung dengan klien. Oleh karena itu, peserta didik dapat
berlatih dan mengasah keterampilan klinik seperti anamnesa, pemeriksaan fisik
dan bahkan keterampilan melakukan tindakan medis sederhana kepada klien.
Manfaat bedside teaching bagi pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik
peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap
profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, dan melakukan komunikasi
melalui pengamatan langsung (Nursalam & Ferry, 2012).

B. Saran
Kelompok mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan tentang metode bedside
teaching sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan
kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni
pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan tenaga medis
(dokter, bidan, perawat, dll) kepada pasien, sehingga masyarakat dapat
menghargai profesi tenaga medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya
dengan melihat peran dan tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik
nantinya.

9
CEK LIST PENILAIAN BIMBINGAN BEDSIDE TEACHING

NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2

Persiapan Bimbingan Bedside Teaching


1 Mempersiapkan SAP kegiatan bimbingan
2 Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai dengan peserta didik
3 Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang akan
didemontrasikan serta minta ijin pasien
4 Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan demontrasi.
5 Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat
dan didengar peserta didik.
Pelaksanaan Bimbingan Bedside Teaching
6 Membuka kegiatan bedside teaching
7 Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu, tujuan dari
demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
8 Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari
demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
9 Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk
demontrasi (dilakukan tidak didepan pasien)
10 Mengajak peserta didik menuju ruang pasien
11 Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan
menggunakan tahap-tahap interaksi pada pasien.
12 Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang dilakukan
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta
didik mengenai kegiatan yang telah dicontohkan
14 Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan
membantu mahasiswa bila diperlukan
15 Memberikan reinforcement pada pasien atas kerja sama dalam
melakukan kegiatan
Evaluasi kegiatan Bedside Teaching
16 Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi
mengenai kegiatan yang telah dilakukan (dilakukan tidak didepan
pasien)
17 Memberi reinforcement pada peserta didik
18 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik
19 Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk
membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya
20 Menutup kegiatan bedside teaching dengan cara yang baik
Jumlah

.....,.....................,...........
Penilai,

(....................................)

10
Keterangan :

0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Presentase kelulusan minimal 75%

Evaluasi Kompetensi.........................................

11
OPERASIONAL KEGIATAN BIMBINGAN BEDSIDE TEACHING

Persiapan Bimbingan Bedside Teaching

1. Membuat SAP kegiatan bimbingan.


Dilakukan dalam bentuk tertulis.
2. Mempersiapkan tempat yang cukup baik sesuai peserta didik.
Dilakukan dengan mencari tempat yang sesuai jumlah peserta didik yang mengikuti
bedside teaching.
3. Memilih pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang akan
didemontrasikan serta minta ijin pasien.
Dilakukan dengan mencari pasien yang membutuhkan tindakan keperawatan yang
akan didemontrasikan serta pasien/2 pasien, satu untuk kegiatan pembimbing dan
satu untuk demontrasi oleh mahasiswa.
4. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan demontrasi.
Peralatan disiapkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
5. Mengatur lingkungan fisik untuk demontrasi sehingga mudah dilihat dan didengar
peserta didik.
Dilakukan bekerjasama dengan tim rumah sakit.

Pelaksanaan Bimbingan Bedside Teaching

6. Memulai kegiatan bedside teaching.


Misalnya dengan mengucapkan salam, selamat pagi/assalamualaikum ibu.
7. Menjelaskan pada peserta didik tentang kegiatan, waktu, tujuan dari demontrasi
(dilakukan tidak didepan pasien)
Misal: pagi ini akan mengadakan bedside teaching mengenai teknik menyusui yang
benar kegiatan kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan tujuan dari
kegiatan ini adalah agar mahasiswa mampu berikan asuhan mengenai teknik
menyusui yang benar.
8. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari demontrasi
(dilakukan tidak didepan pasien).
Misal: dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu mengajarkan teknik
menyusui yang benar.
9. Menjelaskan pada peserta didik alat yang digunakan untuk demontrasi (dilakukan
tidak didepan pasien).
Misal: saya telah menyiapkan alat untuk memperagakan teknik menyusui yang
benar yaitu pantom bayi dan pantom payudara.
10. Mengajak peserta didik menuju ruang pasien.
Misal : mari kita ketempat pasien.

12
11. Memulai kegiatan demontrasi sesuai dengan prosedur dan menggunakan tahap-
tahap interaksi pada pasien.
12. Memberikan komentar yang jelas mengenai prosedur yang dilakukan
13. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta didik
mengenai kegiatan yang telah dicontohkan.
Misal: apakah ada yang ingin ditanyakan mengenai peragaan teknik menyusui yang
baru saja ibu contohkan?
14. Memberikan kesempatan redemiontrasi pada peserta didik dan membantu
mahasiswa bila diperlukan.
Misal: kalau tidak ada pertanyaan saya anggap kalian sudah mengerti dan sekarang
tolong salah satu dari kalian coba mengulang kembali untuk mengajarkan teknik
menyusui yang benar pada pasien lainnya.
15. Memberikan reinforcement pada pasien atas kerja sama dalam melakukan kegiatan.
Terimakasih ibu, telah bersedia diajaarkan teknik menyusui yang benar oleh
mahasiswa untuk proses pembelajaran mahasiswa.

Evaluasi kegiatan Bedside Teaching


16. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk self evaluasi mengenai kegiatan yang
telah dilakukan (dilakukan tidak didepan pasien)
Misal: bagaimana tadi kegiatan pada saat kamu mengajarkan teknik menyusui pada
ibu tadi apakah ada yang perlu diperbaiki ?
17. Memberi reinforcement pada peserta didik
Misal: Ya, bagus sekali kamu telah mengajarkan teknik menyusui pada pasien R
dengan lancar.
18. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan peserta didik.
Misal: hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu pada saat menjelaskannya jangan
terlalu cepat dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
19. Rencana tindak lanjut mengenai pengalaman yang diperlukan untuk membantu
peserta didik meningkatkan kemampuannya.
Misal: baiklah, untuk kedepannya jika ada pasien bersalin kalian boleh mengajarkan
teknik menyusui agar keterampilan kalian lebih terampil lagi.
20. Menutup kegiatan bedside teaching dengan cara yang baik
Misal: baiklah kita akhiri kegiatan bedside teaching ini sampai jumpa pada kegiatan
bedside teaching berikutnya, walaikumsalam wr.wb

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Fatikhu Yatuni. 2014. Bedside Teaching: Apakah Metode Ini Efektif Pada
Pembelajaran Klinik Mahasiswa Keperawatan?
https://pdfs.semanticscholar.org/4bbe/bd52a28da10915e5f12a148ac7e3531d099
9.pdf diakses tanggal 04-12-2019

Inayah, Iin. 2014. Referensi & Panduan Pembimbing Klinik (Metode Dan Kerangka Auan
Preseptor Mentorship Dalam Pencapaian Target Kompetensi Praktikkan). Bogor
: In Media.

Nursalam & Ferry Efendi. 2012. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Runjati, dkk. 2019. Modul Pengajaran Klinik (Clinical Teaching) Perceptorship


Mentorship. Cetakan 1 Edisi Pertama. Semarang : Politeknik Kesehatan
Semarang

Sulistiani, Ramencalia, dkk. 2010. Panduan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : CV. Uwais Inspirasi Indonesia

14
SKENARIO KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN METODE
BEDSIDE TEACHING

Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Konseling Menyusui
Hari / Tanggal : Jum’at / 6-7 Desember 2019
Waktu : 13:30-16:50 wib
Tempat : Kelas
Pelaksana : Preseptor, Pasien dan Mahasiswi
Sasaran : Ibu post partum anak pertama

Waktu: 08:00 wib


Persiapan Bimbingan Bedside Teaching
(Narator) :Preseptor ingin melakukan bimbingan kepada
mahasiswa dengan metode bedside teaching tentang
teknik menyusui yang benar sebelumnya preseptor
sudah menyiapkan SAP dan mahasiswa membantu
preseptor dalam menyiapkan ruangan, alat peraga
untuk proses bimbingan.
(Narator) : Preseptor dan Mahasiswa menuju keruangan
pasien untuk memilih pasien.

Preseptor (Kasriena) : Assalamualaikum ibu perkenalkan saya bidan


kasriena saya yang bertugas pada pagi hari ini,dan
ini mahasiswa bimbingan saya (perkenalkan nama
mahasiswa) gimana ibu keadaannya sehat?
Pasien (Rismayanti) : Alhamdulillah sehat bu.
Preseptor (Kasriena) : Maaf ibu namanya siapa kalau saya boleh tau?
Pasien (Rismayanti) : Nama saya Ny. R
Preseptor (Kasriena) : Baiklah ibu kedatangan saya hari ini untuk meminta
persetujuan ibu jadi nanti siang saya dan
mahasiswa saya yang sedang praktek disini ingin
mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. Jadi
tujuannya itu selain memberikan manfaat kepada
ibu dan bayi juga sebagai sarana pembelajaran
mahasiswa saya agar mereka bisa belajar langsung
bagaimana cara mengajarkan ibu teknik menyusui
yang benar. Bagaimana apakah ibu bersedia?

15
Pasien (Rismayanti) : Boleh bu

(Narrator) : Preseptor memberikan pengarahan pada mahasiswa


(dilakukan tidak didepan pasien.

Preseptor (Kasriena) : Assalamualaikum, baiklah pada hari ini ibu akan


mengajarkan kalian mengenai teknik menyusui
yang benar, waktu yang kita butuhkan untuk
kegiatan ini sekitar 30 menit dan tujuannya agar
kalian bisa melihat bagaimana teknik menyusui
yang benar, dari kegiatan hari ini ibu harapkan
kalian mampu memberikan asuhan kepada ibu
nifas mengenai teknik menyusui yang benar.

Preseptor (Kasriena) : Jadi, untuk kegiatan hari ini kita akan langsung
mempraktekkannya pada pasien. Alat yang kita
gunakan untuk memberikan contoh peragaan pada
pasien adalah pantom bayi dan pantom
payudara.Sebelumnyaapakahkamusudahmembacada
ftartilikmengenaiteknikmenyusui yang benar?

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Sudah bu.

Preseptor (Kasriena) : Sebelum kita keruangan pasien, ibu mau


mendengar dulu dari kamu untuk menjelaskan
langkah-langkah yang sudah kamu baca dari daftar
tilik.

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baik buk. (Mahasiswa menyebutkan langkah


teknik menyusui yang benar)

Preseptor (Kasriena) :Ya bagus sekali. Baiklah nanti pada saat di ruangan
pasien jika ibu memegang bahu kamu, berarti itu
tandanya ada langkah-langkah yang tertinggal. Tapi
kalau misalnya ibu tepuk lengan kamu itu tandanya
ada langkah yang kurang tepat dalam kamu
menyampaikannya.

Pelaksanaan Bimbingan Bedside Teaching


(Narator ) : Preseptor dan mahasiswa segera keruangan pasien.
Preseptor (Kasriena) : Baiklah mari kita ke ruangan pasien.
Preseptor (Kasriena) : Assalamualaikum ibu, saya bidan kasriena dan ini
mahasiswa saya, jadi sesuai janji kita tadi pagi saya

16
akan mengajarkan ibu dan membimbing mahasiswa
saya tentang teknik menyusui yang benar.
Preseptor (Kasriena) : Sebelumnya apa ibu ada keluhan?
Pasien (Rismayanti) : Iya bu, bayinya rewel karena ASInya belum keluar
terus saya belum tau cara menyusui yang benar tu
gimna?
Preseptor (Kasriena) : Ooh begitu, baiklah ibu mahasiswa saya akan
langsung mengajarkan ibu cara menyusui yang
benar, agar membantu ASI nya cepat keluar.
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : ibu perkenalkan nama saya shinta iis safitri
mahasiswa yang akan mengajarkan ibu teknik
menyusui yang benar. sebelumnya apa ibu sudah
nyaman duduk dengan posisi seperti ini bu?
Pasien (Rismayanti) : Sudah bu. (tersenyum)
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baiklah bu, sebentar ya saya cuci tangan dulu. Nah
ibu, boleh saya lihat bagaimana ibu menyusui
bayinya bu?
Pasien (Rismayanti) : Iya boleh bu. (Ibu menyusui bayinya)
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : “Langkah pertama itu ibu harus memposisikan bayi
berada dalam satu garis lurus, pastikan telinga,bahu
dan lengan bayinya berada dalam satu garis lurus
dengan badannya. Kemudian ibu hadapkan wajah
bayi ke payudara ibu dan hidungnya berhadapan
dengan putting susu. Kemudian ibu menyangga
seluruh badan bayi”.

“Nah, sebelum ibu memberikan ASI ibu oleskan


sedikit di bagian puting dan areola (bagian hitam
dipinggir putting), itu gunanya untuk merangsang
bayi membuka mulut. Kemudian ibu pegang
payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menompang dibawah, tanpa menekan putting atau
areolanya. “seperti huruf C ya bu”

“Kemudian setelah bayinya mulai menghisap, ibu


tidak perlu memegang lagi payudaranya, ibu cukup

17
memandang bayi dengan penuh rasa kasih sayang ya
bu”.

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Ibu, biasanya ketika sudah selesai menyusui
bagaimana cara ibu melepaskan isapan bayinya?
Pasien (Rismayanti) : Dari tadi saya langsung narik aja buk. Mungkin
makanya putting saya terasa sakit ya, emang ada
caranya biar enggak sakit bu?
Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Ada bu“Caranya seperti ini bu, ibu masukan jari
kelingking ibu melalui pinggir mulut bayi dan
telusuri ujung putting susu ibu kemudian ibu
keluarkan secara perlahan-lahan bersamaan dengan
jari kelingking ibu”.

“Kemudian ketika selesai ibu menyusui jangan lupa


ibu oleskan lagi ASI pada putting dan areola (bagian
hitam dipinggir putting) dan biarkan kering dengan
sendirinya. Nah ibu, setelah selesai menyusui jangan
lupa bayinya disendawakan dengan cara begini ya
bu. (Mengajarkan Ibu cara menyendawakan bayi)”.

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baiklah ibu, kita sudah selesai melakukan teknik
Menyusui, sebelumnya ada yang mau di tanyakan
bu?

Pasien (Rismayanti) :Saya kan masih pertama dan baru menyusui, jadi
saya masih belum begitu paham cara
menyendawakan bayi, saya susah pegang bayinya
karena masih kecil.

Preseptor (Kasriena) : Iya bu, bagus sekali pertanyaannya. Jadi, ibu harus
sering berlatih dan membiasakannya dari sekarang
untuk menggendong bayi secara terlungkup. Karena
proses menyendawakan bayi itu sangat penting.
Bagaimana ibu apa ada yang ingin ditanyakan lagi?

Pasien (Rismayanti) : Tidak ada bu.

18
Preseptor (Kasriena) :Baiklah terimakasih bu atas waktunya dan sudah
bersedia diajarkan tentang teknik menyusui yang
benar.

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) :Terimakasih ya bu, saya permis iya bu.

Evaluasi Bimbingan Bedside Teaching

(Narator ) : Kemudian preceptor dan mahasiswa kembali


keruangan untuk melakukan evaluasi terhadap
kegiatan yang baru saja dilaksanakan.

Preseptor (Kasriena) : Bagaimana shinta, apa yang kamu rasakan ketika


mempraktikkan berhadapan langsung dengan
pasien?

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : iya bu, saya sedikit grogi dan gemetaran.

Preseptor (Kasriena) :Jadi, tadi shinta sudah bagus cara penyampaian dan
peragaannya, tetapi tadi kamu terlalu cepat dan
jangan menggunakan bahasa ilmiah sehingga ibunya
tidak tau. Untuk kedepannya lebih di tingkatkan lagi
tapi secara keseluruhan sudah bagus.

Preseptor (Kasriena) : Nah kamu kan praktik di tempat ibu masih ada
waktu seminggu lagi, jadi jika nanti ada pasien kamu
bisa melatih kemampuan agar kamu terbiasa
berhadapan langsung dengan pasien.

“Jika ada keterampilan lain yang ingin ibu ajarkan


kamu jangan sungkan untuk memberitahukan ibu ya.

Mahasiswa (Shinta Iis Safitri) : Baik bu, terimakasih banyak ya bu (sambil


tersenyum dan bersalaman)

19
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) KEGIATAN
BED SIDE TEACHING
1. Mata kuliah : Metodik Khusus
2. Tempat : Rumah Sakit
3. Semester/Tingkat : I (Ganjil)/ Alih Jenjang
4. Nama Mentor : Kasriena
5. Nama Mahasiswa : Shinta Iis Safitri
6. Nama Pasien : Rismayanti
7. Waktu : 45 menit
8. Kompetensi : Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
teknik menyusui yang benar.

20
Kegiatan Metode Bed Side Teaching
No. Jenis
Media/
Kegiatan Kegiatan Preseptor Kegiatan Mahasiswa
Alat
dan Waktu
1. Tahap A. Persiapan bimbingan bed A. Persiapan bimbingan bed - Phantom
Persiapan side teaching side teaching Bayi
(15 menit) 1. Mempersiapkan 1. Mahasiswa - Phantom
SAP kegiatan memperhatikan Payudara
bimbingan preseptor - Lembar
mempersiapkan dan Ceklist
menjelaskan
mengenai SAP bed
side teaching.
2. Mempersiapkan 2. Mahasiswa
tempat yang cukup membantu
baik sesuai dengan mempersiapkan
peserta didik ruangan.

3. Memilih pasien 3. Mahasiswa bersama


yang membutuhkan dengan preseptor
tindakan yang akan memilih dan
didemonstrasikan melakukan informed
serta minta ijin consent pada pasien
pasien yang akan diajarkan
teknik menyusui
yang benar

4. Menyiapkan 4. Mahasiswa
peralatan yang membantu
diperlukan untuk menyiapkan
kegiatan peralatan yang
demonstrasi diperlukan.

5. Mengatur 5. Mahasiswa
lingkungan fisik membantu
untuk demonstrasi menyiapkan ruang
sehingga mudah periksa yang akan
dilihat dan didengar. digunakan.
2. Tahap B. Pelaksanaan bimbingan B. Mengikuti pelaksanaan
Pelaksanaan bed side teaching bimbingan bed side
(20 menit) teaching
6. Membuka kegiatan 6. Mahasiswa
bed side teaching memperhatikan dan
menjawab salam
7. Menjelaskan pada 7. Mahasiswa
peserta didik tentang memperhatikan
kegiatan, waktu, penjelasan
tujuan dari mengenai kegiatan
demonstrasi serta tujuan dari
(dilakukan tidak teknik menyusui
didepan pasien) yang benar

21
8. Menjelaskan pada 8. Mahasiswa
peserta didik tentang memahami
hasil yang mengenai hasil
diharapkan dari yang diharapkan
demonstrasi setelah melakukan
(dilakukan tidak teknik menyusui
didepan pasien) yang benar.
9. Menjelaskan pada 9. Mengikuti
peserta didik alat preseptor ke ruang
yang digunakan periksa.
untuk demonstrasi
(dilakukan tidak
didepan pasien)
10. Mengajak peserta 10. Mengikuti
didik menuju ruang preseptor
pasien keruangan pasien
11. Memulai kegiatan 11. Mendengarkan dan
demonstrasi sesuai memperhatikan
dengan prosedur dan preseptor saat
menggunakan tahap memulai kegiatan
– tahap interaksi demontrasi.
pada pasien
12. Memberikan 12. Mendengarkan
komentar yang jelas preseptor saat
mengenai prosedur memberikan
yang dilakukan komentar.

13. Memberikan 13. Mahasiswa


kesempatan untuk mengajukan
bertanya dan pertanyaan pada
berdiskusi pada preseptor mengenai
peserta didik kegiatan yang telah
mengenai kegiatan dilakukan.
yang telah
dicontohkan
14. Memberikan 14. Mahasiswa
kesempatan mengajarkan teknik
redemontrasi pada menyusui yang
peserta didik dan benar pada pasien
membantu dengan bimbingan
mahasiswa bila preseptor.
diperlukan.

15. Memberikan 15. Memberikan timbal


reinforcement pada balik saat diberikan
pasien atas reinforcement
kerjasama dalam
melaksanakan
kegiatan

3. Tahap C. Evaluasi kegiatan bed C. Evaluasi kegiatan bed


Evaluasi side teaching side teaching
(10 menit) 16. Memberi 16. Melakukan
kesempatan pada evaluasi diri

22
peserta didik untuk mengenai kegiatan
self evaluasi yang telah
mengenai kegiatan dilakukan.
yang telah dilakukan
(tidak didepan
pasien)

17. Memberikan 17. Memberikan timbal


reinforcement pada balik saat diberikan
peserta didik reinforcement.

18. Mengevaluasi 18. Mendengarkan


kegiatan yang telah evaluasi yang
dilakukan peserta diberikan oleh
didik. preseptor.
19. Rencana tindak 19. Bersama dengan
lanjut mengenai preseptor
pengalaman yang merencanakan
diperlukan untuk tindak lanjut
membantu peserta peningkatan
didik meningkatkan kemampuan dalam
kemampuannya melakukan teknik
menyusui yang
benar
20. Menutup kegiatan 20. Menjawab salam
bed side teaching dalam penutupan
dengan cara yang kegiatan bed side
baik teaching.

23
PEMBAGIAN TUGAS DALAM MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK

NO NAMA TEORI PRAKTEK


1. Rismayanti - Cari bahan - Presentasi
- Ketik/ buat makalah - Pasien
- Buat skenario
2. Shinta Iis Safitri - Cari bahan - Moderator
- Ketik/ buat makalah - Mahasiswa
- Buat skenario
- Buat PPT
3. Kasriena - Cari bahan - Operator
- Buat skenario - Preseptor

24

Anda mungkin juga menyukai