International Association for the Study of Pain (ISAP) mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang menyertai kerusakan jaringan yang sudah atau yang sedang terjadi. Nyeri pada persalinan merupakan hal yang fisiologis terjadi. Nyeri tersebut merupakan nyeri alami yang bersifat akut dan dapat berubah-ubah. Jenis dan intensitas nyeri dapat menginformasikan tahapan persalinan yang sedang dialami ibu. Nyeri persalinan mendorong wanita kepada insting perilaku mengeluarkan suara dan juga pada perubahan- perubahan posisi. Hal tersebut bersifat dinamis dan memfasilitasi pelepasan hormone endorphin yang berfungsi sebagai relaksan. Variabilitas nyeri tergantung pada kala persalinan. Pada permulaan persalinan, nyeri disebabkan oleh pembukaan dan penipisan serviks, serta juga karena iskemia myometrium karena kontraksi uterus. Hal tersebut disebut juga hysteralgia, dimana impuls saraf di kirim ke sumsum tulang belakang oleh serat afferent saraf simpatik. Selama kala II persalinan, bagian terendah janin menekan lebih pada uterus dan perineum yang menyebabkan nyeri perineum. Ketika persalinan berjalan dengan normal - yaitu ketika kontraksi yang normal dan bayi dalam posisi yang baik – dengan dukungan dan dorongan, wanita mampu mengatasi rasa sakit mereka hal ini disebabkan oleh produksi alami opium dan endorphins tubuh. Dimana bidan dan pendukung kelahiran menggunakan persalinan dengan pendekatan nyeri, mereka mencoba untuk menciptakan lingkungan yang mendorong produksi endorfin dan menghindari menciptakan keadaan yang menghambat produksi. Karakteristik Nyeri Ada dua komponen dalam perasaan nyeri: sensorik (terhubung dengan transfer informasi ke otak) dan emosional (berfokus pada perasaan dan pikiran yang ditujukan untuk rasa sakit). Interaksi antara dua elemen tersebut dapat memutuskan bagaimana reaksi terhadap nyeri yang dialami. Hal tersebut menjawab mengapa terjadi perbedaan nyeri pada tiap idividu, yang bermanisfestasi pada Health-Related Quality of Life (HRQL) atau kualitas kehidupan yang berhubungan dengan status kesehatan seseorang. Cara seseorang dalam mengatasi nyeri yang dirasakannya memiliki konsekuensi pada persepsi persalinan berikutnya. Pada kala I persalinan, nyeri ditransmisikan melalui saraf tulang belakang yaitu T10-L1. Pada fase ini nyeri dapat dirasakan oleh seorang wanita pada bagian dinding perut, aderah lumbosacral, iliaka, aerah gluteal dan paha. Sedangkan pada kala 2 nyeri dirasakan ketika terjadi peregangan vagina, perineum dan bagian dasar panggul. Pada fase ini nyeri ditrasnmisikan melalui saraf pudenda, masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar saraf S2- S4. Peregangan ligamen-ligamen panggul merupakan ciri khas dari kala 2 persalinan. Nyeri pada kala 2 persalinan merupakan kombinasi dari nyeri visceral yang berasal dari kontraksi uterus, dilatasi serviks dan nyeri somatic yang disebabkan oleh peregangan otot-otot vagina dan perineum. Metode Penilaian Nyeri McGill Pain Questionnaire and the Visual Analogue Scale (VAS), telah menjadi metode yang paling umum penilaian nyeri baik dalam praktek klinis dan penelitian. Sebuah penelitian di Kanada membandingkan sindrom nyeri yang berbeda menemukan bahwa skor nyeri persalinan rata-rata lebih tinggi pada kedua wanita nulipara dan dibandingkan multipara. Beberapa faktor yang berhubungan dengan nyeri meningkat : persalinan pertama, riwayat dismenore ( periode yang menyakitkan ) , takut sakit , praktik keagamaan . Beberapa faktor mengurangi rasa sakit : kelas persiapan melahirkan , komplikasi selama kehamilan , keinginan untuk menyusui , tinggi sosio – ekonomi status, usia yang lebih tua.