Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP BIMBINGAN KLINIK DAN METODE BIMBINGAN


KLINIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. DIANA NOVITA
2. ERNI YOHANA
3. PUTRI MELLY A.N
4. VILLY AGUSTIN
5. SELVI ADELIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Konsep Bimbingan Klinik dan Metode Bimbingan Klinik” guna memenuhi
tugas kuliah Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Tahun 2023.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. untuk itu penulis senantasa menerima kritikan dan
saran dari kesalahan yang ada pada makalah ini, guna meningkatkan daya cipta
dan daya guna makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca
terutama bagi penulis pribadi tentunya.

Palembang, 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
D. Manfaat ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
A. Konsep Dasar Bimbingan Klinik........................................................4
B. Metode Bimbingan Klinik..................................................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................8


A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran ..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini masih memprihatinkan karena Angka Kematian Ibu


masih berada pada angka 830/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018
(WHO). Sedangkan, berdasarkan Hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB)
terus menurun, yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2020: 120).
Hal ini menunjukkan faktor penting yang berhubungan dengan keadaan
tersebut adalah sumber daya manusia, baik ibu hamil/bersalin,dan keluarga
maupun sumber daya manusia yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan dan berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi adalah bidan, dan pelayanan kesehatan yang berhubungan
dengan penurunan angka kematian adalah pelayanan kebidanan.
Manajemen pendidikan kebidanan meliputi pengaturan pembelajaran
teori, praktik di laboratorium kelas, dan pembelajaran praktik klinik di lahan
praktik. Pengaturan pembelajaran terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, dan evaluasi serta tindak lanjut. Perencanaan
pembelajaran praktik klinik kebidanan mangacu pada struktur program
kurikulum untuk menentukan tujuan dan lamanya praktik,
pengorganisasian adalah menentukan kelompok dan tempat praktik,
pengarahan dilakukan sebelum dan selama praktik, pengendalian dilakukan
selama proses praktik berlangsung, evaluasi selalu dilakukan setiap tahapan
proses dan tindak lanjut adalah untuk menentukan apakah praktik harus diulang
atau dianggap sudah mencapai tujuan (Musphayanti, 2016).
Banyaknya jumlah pendidikan kebidanan belum diimbangi dengan
jumlah pembimbing praktik yang sesuai standar kualifikasi pendidikannya,
dan memiliki kompetensi dalam memberikan pembelajaran dan membimbing
keterampilan mahasiswa sebagai calon bidan, diperlukan manajemen
pembelajaran klinik. (Musphayanti, 2016)

1
Metode yang digunakan pembimbing klinik mempengaruhi tinggi
rendahnya mutu keberhasilan belajar mengajar. Pada kesempatan kali ini akan
dibahas tentang pemberian metode pembelajaran klinik secara eksperensial,
self directed, dan berfolus pada praktek (externship, workstudy dan internship).
Pendidikan kebidanan dalam melaksanakan praktek klinik diharapkan
bukan sekedar kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke
dalam praktik profesional. Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan lebih
aktif dalam setiap tindakan sehingga akan menjadi orang yang cekatan dalam
menggunakan teori tindakan, menumbuhkan dan membina sikap tingkah laku
dan kemampuan profesional dalam praktek, mampu melakukan adaptasi secara
profesional dan menjadikan diri sebagai model peran.
Oleh karena itu, pentingnya pemahaman mengenai konsep dan metode
bimbingan klinik akan menjadi landasan atau dasar dalam meningkatkan
sumber daya manusia khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
sesuai dengan kode etik dan standar profesi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud konsep dasar dalam bimbingan klinik?
2. Bagaimana metode dalam dalam bimbingan klinik?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar dalam bimbingan klinik
2. Mengetahui metode dalam dalam bimbingan klinik

D. Manfaat
1. Bagi Mahasisswa
Agar mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir
kritis, serta mengembangkan sikap, keterampilan psikomotor,
pengetahuan, manajemen waktu dan penyelesaian masalah..

2
2. Bagi Institusi
Agar dapat dijadikan bahan kepustakaan dan sebagian masukan
informasi untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan mahasiwa
dalam memahami pentingnya mempelajari konsep dan metode
bimbingan klinik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan Klinik


Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang
yang menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas
dari seseorang. Kriteria yang harus dipenuhi seorang pembimbing antara lain:
(1) memiliki pengetahuan keilmuan yangdalam dan luas serta minimal setara
dengan jenjang pendidikan peserta didik, (2) kompeten dalam kemampuan
klinik, (3) terampil dalam pengajaran klinik, dan (4) mempunyai komitmen
dalam pembelajaran klinik. Salah satu cara meningkatkan kualitas
pembimbing adalah dengan mengadakan pelatihan clinical educator
(Nursalam, 2007).
1. Definisi Bimbingan Klinik
Bimbingan Klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinik untuk memberikan pengetahuan
nyata secara optimal dan membantu peserta didik agar mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Pembimbing Klinik/ Clinical Instructure adalah seseorang yang
terpilih, seseorang yang ahli dalam praktik klinik, bertugas untuk
membimbing dan mengarahkan peserta didik selama proses pembelajaran
di lahan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat
Pembelajaran klinik yaitu bentuk pengalaman belajar (learning
experience) dimana peserta didik berkesempatan melatih diri
melaksanakan praktek keperawatan kebidanan professional di tatatanan
nyata pelayanan kesehatan dimana terdapat praktek keperawatan
kebidanan klinik. Pembelajaran Kkinik adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam tatanan nyata. Pengalaman belajar
klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar yang diperoleh peserta
didik melalui kesempatan melatih diri dalam melaksanakan praktik
kebidanan professional dalam tatanan nyata.

4
B. Metode Bimbingan Klinik

Metode bimbingan klinik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

klinik diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan utama setiap trategi. Metode

pembelajaran klinik tersebut meliputi eksperiental, pemecahan masalah,

konferensi, observasi, selfdirected, perceptorship dan model yang dipusatkan

pada praktek.

1. Eksperential (Penugasan)

Metode eksperensial merupakan metode berupa penugasan untuk


membuat catatan dan laporan secara tertulis, dilahan praktek. Metode
pengajaran ini memberikan pengalaman langsung dari kejadian yang
didasarkan pada konsep pembelajaran fenomenologik. Metode ini juga
menyediakan interaksi di antara mahasiswa dengan lingkungan yang
menjadi tempat pembelajaaran.
Metode eksperensial merupakan suatu metode yang dipergunakan
pembimbing akademik dalam membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terhadap kasus yang
terjadi dengan pasien atau keluarga pasien. Proses Insiden dalam
esperensial membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
reflektif berdasarkan kejadian klinik/insiden, insiden berasal dari
pengalaman praktik aktual atau dikembangkan secara hipotetikan, dan
dapat dalam bentuk insiden terkait klien, staf atau tatanan praktik.
Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah yang
dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap profesional, mampu
menerapkan masalah konseptual kebidanan dalam kurikulum berdasarkan
masalah aktual, menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa
klinik dan situasi pengambilan keputusan berupa pengujian data yang ada,
pengidentifikasian alternatif tindakan, penentuan prioritas tindakan, serta
pembuatan keputusan.

5
Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah yang
dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap profesional, mampu
menerapkan masalah konseptual keperawatan dalam kurikulum
berdasarkan masalah aktual, menggambarkan secara tertulis kejadian atau
peristiwa klinikdan situasi pengambilan keputusan berupa pengujian data
yang ada, pengidentifikasian alternatif tindakan, penentuan prioritas
tindakan, serta pembuatan keputusan.
Metode eksperensial meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis,
simulasi dan permainan. Contoh penugasan klinik yaitu mahasiswa
melakukan keterampilan psikomotor dan pengembangan keterampilan
penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan, berdasarkan
moraldan etik. Contoh penugasan tertulis yaitu menulis rencana
keperawatan, studi kasus, perencanaan pendidikan kesehatan, proses
pencatatan, membuat laporan kunjungan, pembuatan makalah dan catatan
kerja peserta didik tentang hasil observasi di lapangan sertapengalaman
prakteknya. Contoh simulasi dan permainan yaitu menggunakan model
boneka dalam melakukan keterampilan misalnya pemeriksaan payudara,
kateterisasi urine, serta pemberian injeksi.

2. Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah membantu peserta didik dalam


menganalisa situasi klinik yang bertujuan menjelaskan masalah yang akan
diselesaikan, memutuskan tindakan yang diambil, menerapkan
pengetahuan pada suatu masalah klinik dna memperjelas keyakinan dan
nilai seseorang. Metode pembelajaran klinik ini sesuai dengan praktek
klinik antara lain situasi pemecahan masalah, situasi pembuatan keputusan
dan insiden kritis.

3. Metode Konferensi
Metode konferensi merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai
beberapa aspek praktek klinis. Dengan metode ini peserta didik dapat
berbicara saat proses pemecahan masalah dan menerima umpan balik

6
langsung dari rekan sejawat dan pembimbing. Metode ini juga memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penilaian terhadap
teman sejawat, disisi lain mengenai keprihatinan dan analisis terhadap isu
yang berkaitan dengan praktek klinis.

4. Metode Pembelajaran Observasi


Metode pembelaran observasi yaitu melakukan pengamatan
terhadap pengalaman akatual dilapangan ataua terhadap peragaan yang
diperlukan untuk belajar melalui modeling. Metode ini meliputi observasi
dilingkungan klinik.

5. Metode Pembelajaran Self Directed


Metode ini didasarkan pada konsep pembelajaran fenomenologik
yang menyadari pembelajaran sebagai proses individu yang memerlukan
keterlibatan aktif peserta didik. Melalui metode ini tanggung jawab
pembelajaran berada di pihak peserta didik.

6. Metode Perceptorship dan Model Praktek


Metode ini terkonsentrasi didasarkan pada konsep modeling.
Pendidik klinis merupakan staf bidan dan praktisi kebidanan. Pada metode
ini diharapkan peserta didik memperoleh dan atau memodifikasi perilaku
dengan cara mengobservasi sendiri model yang memiliki perilaku yang
dibutuhkan peserta didik dan mereka juga memiliki kesempatan untuk
mepraktekkan perilaku tersebut.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan Klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinik untuk memberikan pengetahuan nyata
secara optimal dan membantu peserta didik agar mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Metode bimbingan klinik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
klinik diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan utama setiap trategi. Metode
pembelajaran klinik tersebut meliputi eksperiental, pemecahan masalah,
konferensi, observasi, selfdirected, perceptorship dan model yang dipusatkan
pada praktek.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan konsep dasar
dan metode bimbingan klinik
2. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan bahan masukan informasi
dan umpan balik untuk proses pembelajaran dan memberikan sumbangan
pemikiran tugas dimasa yang akan datang, serta dapat menambah bahan
kepustakaan di Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2018. Manajemen Bencana Solusi untuk Mencegah dan Mengelola


Bencana (Pertama). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Adiyoso, W. 2018. Manajemen Bencana Pengantar & Isu-Isu Strategis. Jakarta:
Bumi Aksara
Arsyad, M. 2017. ‘Modul Manajemen Penanggulangan Bencana Pelatihan
Penanggulangan Bencana Banjir 2017’, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Sumber Daya Air Dan Kontruksi, P. 77.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2019. Buku Saku Tanggap Tangkas
Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: Pusat Data, Informasi dan
Komunikasi Kebencanaan BNPB
BNPB. 2019. Buku saku tanggap tangkas tangguh menghadapi bencana. Jakarta:
BMKG
Dini, Putri Rahma dan Dewi Mayangsari. 2018. Metosik Khusus Sarjana Terapan
Kebidanan. Semarang: Stikes Karya Husada Semarang
Khambali, I. 2017. Manajemen Penanggulangan Bencana (P. Christian, Ed.).
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Safetysign Indonesia. 2018. Panduan kesiapsiagaan bencana alam. Jakarta:
Safetysign Indonesia.
Sigit, A. 2018. Buku Pintar Mengenal Bencana. Yogyakarta: CV Budiutama.
Teja, M. 2019. Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Kelompok Rentan Dalam
Menghadapi Bencana Alam Di Lombok. Jakarta: Info Singkat.

Anda mungkin juga menyukai