Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR KEBIDANAN


“ CTG DAN USG ”

DISUSUN OLEH :

EKA DEVI MARDIANA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
RPL LUBUK LINGGAU
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah dasar
kebidanan yang berjudul “CTG DAN USG” guna memenuhi tugas kuliah
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Tahun 2023.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. untuk itu penulis senantasa menerima kritikan dan
saran dari kesalahan yang ada pada makalah ini, guna meningkatkan daya cipta
dan daya guna makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca
terutama bagi penulis pribadi tentunya.

Palembang, 27 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
Latar Belakang..........................................................................................4
Rumusan Masalah.....................................................................................5
Tujuan.......................................................................................................5
Manfaat ....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
Kardiotokografi (CTG)…….……………………………………………6
Ultrasonografi (USG)...............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ultrasonografi (USG) adalah salah satu upaya pemeriksaan kandungan atau


Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil untuk mengetahui kondisi janin dalam
tubuh. Menurut World Health Organization (WHO) (2017), USG merupakan
moda pencitraan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang
menghasilkan gambaran irisan melintang dari janin. Menurut Callen (2008),
pemeriksaan kandungan dengan USG dapat mengetahui ada atau tidaknya
kehamilan, hidup atau tidaknya janin, lokasi dari plasenta, dan umur
gestasi.USG merupakan moda pemeriksaan kehamilan yang aman bagi janin
jika digunakan dengan baik (Uma, 2014). Pemeriksaan kandungan dengan USG
merupakan pemeriksaan standar yang tidak wajib, namun dengan pemeriksaan
tersebut diharapkan dapat mendeteksi lebih dini keadaan yang beresiko
terhadap ibu dan janin (Prawirohardjo, 2008). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 Pasal 2, pelayanan
kesehatan pada masa hamil bertujuan untuk menjamin kesehatan ibu dan
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, mengurangi angka
kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, menjamin tercapainya
kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi, serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
bermutu. Pasal 13 pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 97 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan
sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, yaitu satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga (Permenkes, 2014). Pemeriksaan kehamilan dengan USG dilaporkan
tidak memberikan efek yang merugikan bagi janin. Kendati demikian,
penelitian mengenai isu keamanan serta efek biologis yang diberikan oleh USG
terus dilakukan. Pemeriksaan kehamilan dengan USG hanya boleh dilakukan

4
oleh dokter yang kompeten serta terdapat indikasi medis tertentu. Hal tersebut
ditujukan untuk menjaga keamanan pada janin saat penggunaan USG
(D’Addario, 2015)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud CTG dan USG?
2. indikasi dilakukannya CTG dan USG?
3. Bentuk CTG dan USG?
4. Pengaplikasian dan penggunaan CTG dan USG selama kehamilan?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar CTG dan USG
2. Mengetahui metode penggunaan CTG dan USG

D. Manfaat
1. Bagi Mahasisswa
Agar mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir
kritis, serta mengembangkan sikap, keterampilan psikomotor,
pengetahuan, manajemen waktu dan penyelesaian masalah..

2. Bagi Institusi
Agar dapat dijadikan bahan kepustakaan dan sebagian masukan
informasi untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan mahasiwa
dalam memahami pentingnya mempelajari konsep dasar dan metode
CTG dan USG

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kardiotokografi (CTG)

Kardiotokografi (CTG) adalah Alat yang dipakai untuk mencatat pola


denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun
aktivitas janin dalam rahim
1. Indikasi Kardiotokografi (CTG)

Pemeriksaan menggunakan CTG biasanya dilakukan pada trimester


ketiga. Penggunaan CTG akan lebih sering dilakukan bila Bumil memiliki
kondisi medis tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan
preeklamsia. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan tindakan apa
yang mungkin perlu dilakukan untuk membantu proses persalinan.

Selain itu, CTG juga mungkin perlu dilakukan apabila ibu hamil atau
janin mengalami kondisi berikut ini:

 Ketuban pecah dini


 Pergerakan janin berkurang atau berhenti
 Demam
 Kelahiran prematur
 Perdarahan saat persalinan
 Kehamilan bayi kembar
 Masalah pada air ketuban, misalnya infeksi ketuban
 Gangguan pada plasenta
 Ukuran bayi kecil
 Kehamilan sungsang

CTG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur kontraksi


palsu atau Braxton Hicks dan mengantisipasi kontraksi aslipada ibu hamil
yang sudah melewati kehamilan trimester ketiga, tetapi belum juga
melahirkan.

6
2. Pengaplikasian Dan Penggunaan CTG Selama Kehamilan

CTG merupakan alat pemeriksaan kehamilan yang menggunakan


gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memantau denyut jantung janin
dan kontraksi rahim. Namun, berbeda dengan dopler, hasil CTG tidak berupa
gambar, melainkan berbentuk grafik.

Umumnya, alat ini terdiri dari dua piringan kecil yang memiliki fungsi
berbeda. Satu piringan berfungsi untuk mengukur denyut jantung janin,
sedangkan piringan yang lain untuk mengukur kekuatan dan kontraksi rahim
ibu hamil.

Sebelum menggunakannya, dokter atau bidan akan mengoleskan gel


khusus ke perut ibu hamil terlebih dahulu. Selanjutnya, piringan dan ikat
pinggang dari CTG akan dipasang di perut ibu hamil.

Setelah beberapa menit, piringan CTG yang terhubung pada mesin CTG
akan menampilkan data kontraksi rahim, denyut jantung janin, dan aktivitas
janin di dalam rahim melalui layar monitor. Data tersebut kemudian dicetak
pada kertas khusus yang menggambarkan grafik CTG.

Bila janin dalam kondisi normal, umumnya ia akan memiliki rata-rata


denyut jantung sekitar 110–160 kali per menit. Jika denyut jantung terlalu
rendah atau tinggi, hal tersebut bisa jadi pertanda adanya masalah pada janin,
misalnya gawat janin.

3. Gambar Kardiotokografi (CTG)

7
B. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah salah satu upaya pemeriksaan kandungan atau
Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil untuk mengetahui kondisi janin dalam
tubuh. Menurut World Health Organization (WHO) (2017), USG merupakan
moda pencitraan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang
menghasilkan gambaran irisan melintang dari janin.

1. Indikasi Ultrasonografi (USG)


USG dilakukan atas rekomendasi dokter. Pemeriksaan ini bukan hanya
digunakan untuk memeriksa kondisi terkait kehamilan, tapi juga gangguan
kesehatan lainnya.
Pemeriksaan USG abdomen dapat menilai organ hepar, kandung empedu, dan
duktus biliaris. Contoh kelainan hepar yang dapat didiagnosis dengan USG
abdomen adalah perlemakan hati (fatty liver), penyakit hati kronis, abses hepar,
dan neoplasma hepar, sedangkan contoh kelainan pada kandung empedu yang
dapat didiagnosis adalah batu empedu dan kolesistitis.
USG juga dapat digunakan sebagai alat diagnosis penyakit hingga alat bantu
saat proses pembedahan tertentu. Pengambilan sampel jaringan (biopsi) atau
kondisi lain yang telah disebutkan di atas.

2. Pengaplikasian Dan Penggunaan USG Selama Kehamilan

USG kehamilan dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi kehamilan setelah


pasien melakukan tes kehamilan mandiri melalui test pack. Adanya keluhan nyeri
perut pada wanita usia subur juga merupakan indikasi dilakukannya USG
kehamilan. Selain untuk menentukan penyebab, USG juga dilakukan untuk
mendeteksi kondisi yang membutuhkan perhatian khusus seperti kehamilan
ektopik. Pemeriksaan USG trimester awal ketika ada perdarahan dari jalan lahir
dilakukan untuk mendiagnosis adanya abortus. Pasien dengan hiperemesis
gravidarum juga memerlukan evaluasi USG untuk melihat apakah kehamilan
tunggal atau multipel. Apabila USG secara transabdominal tidak dapat
memvisualisasikan kondisi kehamilan dengan baik, maka USG transvaginal perlu
dilakukan. Pada kasus trauma mayor, ketika dilakukan FAST (Focused

8
Assessment with Sonography in Trauma), USG transabdominal diperlukan untuk
menentukan adanya cairan bebas pada abdomen dan untuk melihat apakah ada
kehamilan intrauterin. Hal ini penting karena akan mempengaruhi keputusan
klinis terkait penatalaksanaan dan prioritas dalam penanganan.

Trimester Pertama

Pemeriksaan USG kehamilan trimester pertama dilakukan pada kasus


abortus imminens untuk mendokumentasikan viabilitas fetus. Pada kasus abortus
inkomplit, USG diperlukan untuk mengidentifikasi sisa konsepsi. USG kehamilan
trimester pertama juga dapat menentukan usia kehamilan. Pada kasus yang
membutuhkan sirklase serviks, pemeriksaan USG kehamilan trimester pertama
dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur diagnostik atau terapeutik. Pada
kehamilan yang dicurigai mengalami kehamilan multipel, USG dilakukan untuk
menentukan jenis korion dan amnion, serta skrining anatomi dan genetik awal.
[6,7]

USG kehamilan trimester pertama juga dapat membantu penegakan


diagnosis jika ada kecurigaan kehamilan ektopik, mola hidatidosa, atau massa
pada pelvis.

Pada kehamilan normal, anatomi dasar janin dapat dilihat saat usia 11-14 minggu.
Skrining kelainan bawaan juga dapat dilakukan sejak trimester pertama dan
beberapa tampilan klinis dapat terlihat melalui pemeriksaan USG.[6]

Trimester Kedua

Pada trimester kedua, tujuan dari pemeriksaan USG kehamilan adalah


untuk mengetahui anatomi janin dan evaluasi lebih lanjut dari plasenta.
Pemeriksaan USG kehamilan di trimester kedua berguna untuk mengukur volume
plasenta dan implantasi plasenta. Deteksi anomali mayor dan diagnosis awal
kelainan genetik juga dapat dilakukan di trimester kedua.

9
Kelainan Janin

Pemeriksaan USG di trimester kedua biasanya dilakukan di antara usia


kehamilan 18 dan 22 minggu. Tidak semua pemeriksaan di trimester pertama
dapat menunjukkan kelainan kongenital, sehingga USG di trimester kedua dapat
dilakukan untuk evaluasi lebih lanjut. USG di trimester kedua secara transvaginal
juga dapat menentukan panjang serviks untuk memprediksi risiko persalinan
prematur spontan. Beberapa temuan kelainan anomali pada USG trimester kedua
jika diketahui sejak dini akan membantu pembuatan keputusan berikutnya. Ini
mencakup keperluan tindakan operatif segera setelah lahir, tes genetik, atau
terminasi kehamilan. Janin dengan myelomeningocele memiliki risiko tinggi
mengalami abnormalitas kranial. Kelainan atau ketiadaan kandung empedu juga
meningkatkan kecurigaan ke arah anomali kromosom. USG juga bisa
mengevaluasi adanya kelainan orofasial seperti sumbing.

Evaluasi Plasenta

Selain itu, posisi dan implantasi plasenta juga perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan USG. Panjang serviks juga dapat dievaluasi di trimester kedua.
Beberapa kelainan plasenta seperti plasenta letak rendah dan plasenta previa dapat
terdeteksi melalui pemeriksaan USG trimester kedua.

Trimester Ketiga

Indikasi USG kehamilan di trimester ketiga pada wanita hamil tanpa


keluhan adalah untuk melihat anatomi janin, mendeteksi anomali pada janin,
menentukan usia kehamilan, melihat pertumbuhan janin, melihat presentasi janin,
menentukan jumlah janin, lokasi plasenta, dan insufisiensi serviks. Pada wanita
hamil dengan keluhan, indikasi dilakukannya USG kehamilan adalah untuk
membandingkan ukuran uterus dengan usia kehamilan, melihat adanya massa
pada pelvis, melihat apakah ada kematian janin, dan melihat malformasi. USG di
trimester ketiga dapat mengevaluasi abnormalitas cairan amnion, abrupsio

10
plasenta, ketuban pecah dini, dan plasenta previa. USG juga dapat dilakukan
untuk membantu prosedur seperti amniocentesis atau pemasangan sirklase serviks.

3. Gambar Ultrasonografi (USG)

11
DAFTAR PUSTAKA

Aitken V, Thompson P. (2006) Letting the outsiders in! A postgraduate certificate


in diagnosticultrasound for emergency medicine clinicians. Ultrasound
14(4): 226-9.
Allan L. (2006) Opinion: screening the fetal heart. Ultrasound Obstet Gynecol
28: 5-7.
Al-Qaisi M, Deane C, Goss D, Aitken V. (2007) Clinical audit – an update for
ultrasound practitioners. Ultrasound 15(4): 236-9.
Andrews S. (2002) Midwives as obstetric sonographers. RCM Midwives Journal
5(7): 216-8.
Beake S, Bick D. (2007) Maternity services policy: does the rhetoric match the
reality? British Journal of Midwifery 15(2): 89-93.
Birch H. (2001) The extended role for nurse – opportunity or threat? Human
Fertility 4: 138-44.
Chudleigh T. (1999) Scanning for pleasure. Ultrasound Obstet Gynecol 14: 369-
71.
College of Radiographers. (2008) The scope of practice of assistant practitioners
in ultrasound. College of Radiographers: London.
Davis K. (2006) Where now for midwives? (address to delegates at the 124th
RCM annual conference). RCM Midwives Journal 9(6): 236-40.

12

Anda mungkin juga menyukai