Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS


TENTANG ANTENATAL CARE

DISUSUN OLEH
RAVIF DIAULHAQ HUSTRA
NIM. 231133079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2023
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang bersinergi, Bermutu dan Unggul dalam
bidang Keperawatan Gawat Darurat sebagai Rujukan Nasional Berkualitas
Global”

MISI
1. Menyelenggarakan Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi Pendidikan Ners
dibidang Keperawatan Gawat Darurat yang Berkualitas Global.
2. Menghasilkan Lulusan Ners yang berintelektualitas Tinggi, Berbudi Luhur
dan mampu bersaing secara Global.
3. Mengembangkan Tata Kelola Perguruan Tinggi di Bidang Keperawatan
Vokasi dan Pendidikan Ners yang Mandiri.
4. Berperan Aktif dalam Kerjasama Pengembangan Sistem Pendidikan Ners
ditingkan Global.

ii
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI.....................................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
A. Pengertian Antenatal Care.........................................................................1
1. Jadwal Pemeriksaan Antenatalcare.......................................................2
2. Etiologi..................................................................................................2
3. Pelayanan Antenatal..............................................................................3
4. Anatomi kehamilan...............................................................................4
5. Fisiologi kehamilan...............................................................................5
6. Manifestasi Klinis.................................................................................6
7. Keluhan Selama Kehamilan..................................................................8
8. Komplikasi Masa Kehamilan..............................................................10
9. Pemeriksaan Penunjang......................................................................11
10. Penatalaksanaan..................................................................................12
BAB II........................................................................................................14
WOC..........................................................................................................14
A. Pengkajian...........................................................................................16
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................22
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................23
D. Implementasi.......................................................................................25
E. Evaluasi...............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

iii
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian Antenatal Care


Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga
akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi
pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir,
dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013). Konsepsi atau
fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki-laki memasuki inti sel ovum
dari perempuan. Ovum yang telah dibuahi dinamakan zigot yang memerlukan
waktu 6-8 hari untuk berjalan ke dalam uterus melalui tuba fallopi yang
dibantu dengan kerja peristaltik tuba (Karjatin, A. 2016).
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara
berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi
dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010). Kunjungan Antenatal Care adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya
hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau
kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak, 2005). Pelayanan
Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (Dokter
spesialis kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa
kehamilanya.
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) adalah pemeriksaan kehamilan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dengan
optimal, sehingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi
persiapan pemberian ASI eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat
reproduksi dengan wajar (Promkes.kemenkes.go.id, 2018).
Tujuan dari antenatalcare adalah Dapat ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini, Sehingga dapat diperhitungkan dan

1
dipersiapkan langkahlangkah dalam pertolongan persalinanya (Manuaba,
2010).

1. Jadwal Pemeriksaan Antenatalcare


a. Trimester I dan II
- Setiap bulan sekali
- Diambil data tentang laboratorium
- Pemeriksaan ultrasonagrafi
- Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan
protein 0,5 g/kg BB (satu telur/hari).
- Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I..
b. Trimester III
- Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
- Diet empat sehat lima sempurna
- Pemeriksaan ultrasonografi
- . Imunisasi tetanus II
- Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, kompikasi
hamil trimester ketiga
- Rencana pengobatan
- Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk
melahirkan (Manuaba, 2010).

2. Etiologi
Menurut Mochtar (2010), suatu kehamilan akan terjadi apabila
terdapat lima aspek seperti berikut, yaitu:
a. Ovum, Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang
terdiri dari suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitellus
dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa, Spermatozoa berbentuk seperti kecebong, terdiri dari
kepala berbentuk lonjong, agak gepeng berisi inti, leher yang

2
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
c. Konsepsi, Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma
dan ovum di tuba fallopi.
Nidasi, Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
d. Plasentasi, Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu:
a. Trimester I antara 0-12 minggu.
b. Trimester II antara 12-28 minggu.
c. Trimester III antara 28-40 minggu.

3. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal “10 T” yang terdiri dari :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama.
Bila tinggi badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Sedangkan
penimbangan berat Berat Badan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4
pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016)
b. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi
(Tekanan darah Tinggi) dalam kehamilan (Buku KIA 2016).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu
hamil Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko
melahirkan bayi Berat Badan Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
d. Pengukuran Tinggi Rahim

3
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
e. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut
Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada
masalah lain. Bila denyut jantung kurang dari 120 kali/menit
menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK (Buku
KIA 2016).
f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas
untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan
Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah
Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).

4
4. Anatomi kehamilan

5. Fisiologi kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-
14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap
individu. (Purwaningsih, 2010). Untuk menentukan masa subur dapat
digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung
tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka
perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus
(5+12) sampai (5+12)+7=24

5
b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi
terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan
suhu 1\2 derajat celcius
c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam.
Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong
dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk
bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian
berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat
itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalam ovum dengan
meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan
kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti
menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan
hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung
terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan
disebut blastokist. Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang
mempunyai villi korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim
yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi,
fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih, 2010).

6. Manifestasi Klinis
a. Tanda-tanda pasti
1) Mendengar bunyi jantung janin
2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh
pemeriksa
3) Melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan
ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka
diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-

6
tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di
tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong
kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi
jantung janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu
(Purwaningsih, 2010).
b. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan
trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya
boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan,
makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
1) Tanda-tanda objektif
a) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi Rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur
bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi
lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya,
hingga jika kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse pubis,
maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama
sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
b) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya
seperti kita meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks
menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung daun telinga.
c) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak
sekonyong-konyong menjadi keras karena berkontraksi.
d) Ballottement

7
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan
dengan cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan
sekonyong-konyong atau digoyangkan, makan anakan akan
melenting di dalam rahim. Ballottement dapat ditentukan
dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam.
e) Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-
kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-
lain dapat menyerupai bentuk janin.
f) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain
dapat menimbulkan reaksi yang positif.
g) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
h) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum
(topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba
(putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
2) Tanda-tanda subjektif
a) Adanya amenorrhoe
b) Mual dan muntah
c) Ibu merasa pergerakan anak
d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan
kandung kencing
e) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Martin, Reeder, G.,
Koniak, 2014).

7. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif
dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap

8
kehamilannya (Bobak, 2012). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness), Perasaan neg atau mual:
Terutama bila mencium bau yang menyengat, Pusing terutama bila
akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan, perut kosong, Sering kencing: Karena tekanan uterus
yang membesar dan menekan pada kandung kencing, Keputihan
(lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina,
Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam
perlu diwaspadai adanya abortus, Perut membesar. Psikologis:
Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang
timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut
menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap
kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik karena
pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
b. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada
trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan
yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan
pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ,
melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan
USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan,
sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
c. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).

9
Kejadian yang sering timbul antara lain: Pusing disertai pandangan
berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi
anemia dengan Hb < 10 gr%, Pandangan mata kabur disertai pusing.
Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi,
Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang),
Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam
perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta, Keluar
cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini, Sering
kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya
kepala ke pintu atas panggul dan Psikologis: Kegembiraan ibu
karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih, dkk, 2010).

8. Komplikasi Masa Kehamilan


Pada masa kehamilan, kondisi seorang ibu sangat perlu diperhatikan
demi terjaganya kondisi kesehatan, baik kesehatan janin dan kesehatan
ibu sendiri, beberapa kondisi perlu diperhatikan selama dalam masa
kehamilan untuk mecegah terjadinya komplikasi yang berpotensi bisa
terjadi, Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh,
2013) :
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h. Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

10
Komplikasi – komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan dapat
dengan mudah terjadi apabila kondisi ibu hamil tidak terpantau dengan
baik terutama pada nutrisi ibu hamil yang memiliki pengaruh besar
terhadap kondisi sehat tidaknya seorang ibu dan kondisi janin di dalam
kandungan ibu hamil.

9. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa
kehamilan pada seorang wanita, jika sebuah tes sudah menunjukkan
positif hamil, maka perlu dilakukan pemeriksaan – pemeriksaan lainnya
untuk memantau kondisi kesehatan ibu hamil, adapun beberapa
pemeriksaan yang bisa dilakukan ibu hamil yaitu :
a. Laboratorium
1) Darah( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
b. USG
1) Jenis kelamin.
2) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh,
2013).
c. Pemeriksaan Ante Natal
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal
pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai
yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan
deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari
sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam
urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di
berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam
urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2012).

11
10. Penatalaksanaan
Menurut Rohmah (2011), kunjungan antenatal untuk pemantauan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut: Trimester pertama (< 4
minggu) satu kali kunjungan, Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali
kunjungan, Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36
dua kali kunjungan
Kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif. Menurut
Manuaba (2010), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut: Pemeriksaan pertama
dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid, Satu kali dalam
sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan, Dua kali sebulan sampai umur
kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan
bersalin. Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk (Kunjungan
pertama), mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan, (Kunjungan
kedua), menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:

a. Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik. Caranya:
Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan

12
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka
akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di
fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.

b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya:
Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung
janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
c. Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang
dominan pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien
menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan
sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan
bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
d. Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke kaki
pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen
mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul. Perkiraan persalinan menggunakan
rumus Naegele: Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan
April s/d Desember, Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan
HPHT bulan Januari s/d Maret

13
Pemeriksaan panggul luar juga perlu dilakukan pada ibu dalam masa
kehamilan yang dimana pemeriksaan panggul luar ini bertujuan untuk
Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak, Memudahkan dalam
mengambil tindakan selanjutnya dan Mengetahui bentuk atau keadaan
panggul seseorang, Pemeriksaan panggul dilakukan Pada pemeriksaan
pertama kali bagi ibu hamil, Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada
kelainan pada persalinan yang lalu, Ibu yang akan bersalin bila
sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting: Distansia spinarum : jarak antara
spina illiaka anterior superior kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm),
Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan
kiri (normal: 26-29), Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara
pinggir atas simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke
lima) (normal: 10-20 cm), Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas
simpisis melalui spina illiaca anterior superior kanan ke pertengahan
trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke
pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas
simpisis (normal : 80-90 cm).

14
BAB II

WOC

15
BAB III
PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2. Data Fokus
a. Wawancara
Keluhan utama:
1) Mual dan muntah dirasakan klien pada trimester pertama.
2) Klien mengatakan terlambat haid dari jadwal biasanya (tidak
mens / amenore)
3) Klien mengatakan payudaranya nyeri bila ditekan, membesar,
terasa penuh dan berat, adanya perubahan warna menjadi lebih
gelap atau pigmentasi,
4) Klien mengatakan sering kencing
5) Klien mengatakan adanya keputihan, klien mengatakan vaginanya
berwarna biru keunguan,
6) Klien mengatakan adanya getaran di perutnya (pada trimester
kedua: 20 minggu)
7) Klien merasa lemah, letih, pusing, sakit kepala, klien tidak nafsu
makan.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Kehamilan yang keberapa.
2) Riwayat kehamilan terdahulu
3) Riwayat persalinan dulu
4) HPHT
c. Pemeriksaan Fisik

16
a) Penampilan umum: postur tubuh, pucat/ tidak, TB, BB
sekarang, BB sebelumnya
b) Tanda-tanda vital: Tekanan Darah brakhialis tertinggi saat
wanita duduk, terendah saat berbaring pada posisi
rekumben, selama pertengahan masa hamil tekanan sistolik
dan diastolic menuru 5 sampai 10 mmHg kemungkinan
disebabkan karena vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal selama masa hamil. Nafas meningkat dari 16-
24x/menit karena adanya penekanan pada diafragma yang
menyebabkan sesak nafas,
c) Kepala: kebersihan kulit kepala, distribusi rambut, Kulit
wajah: terdapat kloasma gravidarum setelah minggu ke 16,
Mata: konjuntiva anemis, Mulut: gusi hiperemi, berongga
dan membengkak dan mudah berdarah disebabkan karena
kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan
vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Timbulnya
stomatitis, Gigi: dapat terjadi gigi keropos karena ketidak
seimbangan asupan kalsium dan fosfor pada wanita hamil
yang kebutuhannya meningkat dari sebelum hamil. Leher
adanya pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan
hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan
vaskularitas.
d) Dada: mamae; tegang, nyeri, membesar, pigmentasi
meningkat, adanya stria gravidarum, bunyi jantung S1-S2
lebih jelas terdengar, S3 lebih terdengar setelah minggu ke-
20 gestasi, antara minggu ke-14 dan ke-20 denyut
meningkat perlahan mencapai 10-15 kali permenit.
e) Abdomen
Perubahan uterus, pigmentasi pasca abdomen, striae
gravidarum, balotemen, terdengar DJJ, dan uterus sistolik,
pemeriksaan Leopold, I – VI, uterus souffle (desiran yang
terdengar diatas uterus hamil disebabkan oleh dorongan

17
darah pada pembuluh darah besar uterus), konsentrasi
Braxton hicks (kontraksi intermitten yang mungkin terjadi
selama hamil dan tidak terasa sakit). Bidang hodge untuk
menentukan bagian depan anak turun ke dalam rongga
panggul:
Hodge I : Sejajar H I melalui pinggir bawah
simpysis.
II : Sejajar H I melalui spina ischiadica
III : Sejajar H I melalui ujung coxygis
f) Vagina
Tanda chedwick (bercak keunguan pada vagina karena
terjadi peningkatan suplai darah pada daerah tersebut), pada
pemeriksaan dalam adanya tanda hegar (melunaknya
segmen bawah uterus / istmus uteri melunak bila ditekan
seolah-olah corpus uterus terpisah dari servik), tanda
goodlls (melunaknya serviks hal ini terjadi sampai akhir
bulan ke 2).
g) Ekstrimitas bawah
Paha dan kaki: terdapat oedema (disebabkan oleh toxemia
gravidarum / oleh tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki
tetapi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan
penyakit jantung), varices, cicatrix pada lipat paha.
3. Riwayat Kesehatan
1) Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12
minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah
kehamilan terakhir, Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM,
Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope, Varises, Sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)

18
2) Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi, Peningkatan
frekuensi perkemihan, Urinalisis: Peningkatan berat jenis da
Hemoroid
4) Makanan/Cairan
Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi, Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb
trisemester pertama, trisemester kedua dan ketiga masing-
masing 11 – 12 lb, Membran mukosa kering: hipertropi jaringan
gusi dapat terjadi mudah berdarah, Hb dan Ht rendah mungkin
ditemui (anemia fisiologis), Sedikit edema dependen, Sedikit
glikosuria mungkin ada dan Diastasis recti (separasi otot rektus)
dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5) Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi
Braxton Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6) Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal,
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.

7) Keamanan
Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC), Irama Jantung Janin
(IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu) atau
fetoskop (17 - 20 minggu), Gerakan janin terasa pada
pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan janin pada
abdomen diantara 16 dan 20 minggu, Ballottement ada pada
bulan keempat dan kelima.
8) Seksualitas

19
Penghentian menstruasi, Perubahan respon /aktivitas seksual,
Leukosa mungkin ada, Peningkatan progresif pada uterus mis:
Fundus ada di atas simfisis pubis (pada 10 – 12 minggu) pada
umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawah kartilago
ensiform (pada 36 minggu), Perubahan payudara: pembesaran
jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas lunak bila dipalpasi,
peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi
berkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak
setelah 12 minggu, Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra,
palmar eritema, spicler nevi, strial gravidarum, Tanda-tanda
Goodell, Hegar Schdwick positif.
9) Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi, Tahap
maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan, Respons anggota keluarga lain dapat
bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10) Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
11) Pemeriksaan Diagnostik
DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit),
golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas, Usap vagina/rectal: tes untuk
Neisseria gonorrhea, Chlamydia, Tes serologi: menentukan
adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen), Penyakit
Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal, Skrining: terhadap HIV, hepatitis,
tuberculosis, Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia,
herpes simpleks tipe 2, Urinalisis: skin untuk kondisi media
(mis: pemastian kehamilan infeksi, diabetes penyakit ginjal), Ter

20
serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif,
Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas, Tes sonografi: ada
janin setelah gestasi 8 minggu
Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl
(biasanya dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi
selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada setiap
kunjungan prenatal.
(2010). :
Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk
baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d
Maret Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan :
a. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
b. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada
persalinan yang lalu.
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
a. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior
kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm).
b. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca
kanan dan kiri (normal: 26-29).

21
c. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas
simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke
lima) (normal: 10-20 cm).
d. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina
illiaca anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor
kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan
spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas
simpisis (normal : 80-90 cm).

B. Diagnosa Keperawatan
a. Trimester I
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (anoreksia, nausea, vomiting)
2) Nausea berhubungan dengan kehamilan
3) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan
5) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
muntah
b. Trimester II
1) Kesiapan peningkatan eliminasi urin berhubungan dengan
kehamilan
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh (kehamilan)
3) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
c. Trimester III
1) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
2) Inkontinensia urin stress berhubungan dengan peningkatan
tekanan intraabdomen
3) Kesiapan persalinan berhubungan dengan status kesehatan ibu
sehat dan status kesehatan janin sehat.

22
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan , dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan
sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,
atau standar, tetapi dirancang bagi klien tertentu dengan siapa perawat
sedang bekerja (Friedman, 2010). Menurut Standart Diagnosa, Intervensi
sesuai SDKI, SIKI, SLKI POKJA PPNI (2018) :
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
1 Trimester I Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Defisit nutrisi tindakan (I.03119)
berhubungan keperawatan selama Tindakan
Status Nutrisi Observasi
dengan
dengan kriteria hasil - Identifikasi status
ketidakmampuan (I.01011) : nutrisi
menelan - Porsi makanan - Identifikasi alergi
makanan yang dihabiskan dan intoleransi
(anoreksia, meningkat makanan
nausea, - Kekuatan otot - Identifikasi
vomiting) pengunyah makanan yang
meningkat disukai
(D.0019)
- Kekuatan otot - Identifikasi
menelan kebutuhan kalori
meningkat dan jenis nutrient
- Verbalisasi - Monitor asupan
keinginan untuk makanan
meningkatkan - Monitor berat badan
nutrisi - Monitor hasil
- Pengetahuan pemeriksaan
tentang pilihan laboratorium
makanan yang Terapeutik
sehat meningkat - Sajikan makanan
- Pengetahuan secara menarik dan
tentang pilihan suhu yang sesuai
minuman yang - Berikan makanan
sehat tinggi serat untuk

23
- Pengetahuan mencegah
tentang standar konstipasi
asupan nutrisi - Berikan makanan
yang tepat tinggi kalori dan
- Perasaan cepat tinggi protein
kenyang menurun - Berikan suplemen
- Berat badan makanan, jika perlu
membaik Kolaborasi
- Indeks Massa Kolaborasi dengan
Tubuh (IMT) ahli gizi untuk
membaik menentukan jumlah
- Nafsu makan kalori dan jenis
membaik nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

2 Trimester 2 Setelah dilakukan Manajemen Eliminasi


Kesiapan tidakan keperawatan Urin (I.04152)
peningkatan selama 1x24 jam Tindakan
Eliminasi Urine Observasi
eliminasi urin
membaik dengan 1.Monitor eliminasi
berhubungan kriteria hasil : urin (mis.
dengan -Sensasi berkemih Frekuensi,
kehamilan meningkat konsistensi, aroma,
(D.0048) - Desakan berkemih volime, dan warna).
(urgensi) menurun Terapeutik
- Berkemih tidak 1. Catat waktu-waktu
tuntas (hesitancy) dan haluaran
- Volume residu urin berkemih
menurun 2. Ambil sampel urin
- Frekuensi BAK tengah
membaik Edukasi
- Karakteristik urin 1. Ajarkan tanda dan
membaik gejala infeksi
saluran kemih
2. Ajarkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
3. Anjurkan minum
yang cukup, jika
tidak ada
kontraindikasi
4. anjurkan
mengurangi minum
menjelang tidur
3 Trimester 3 Setelah dilakukan Manajemen Energi
Keletihan tindakan (I.05178)
berhubungan keperawatan selama Tindakan

24
dengan kondisi 1x24 jam Tingkat Observasi
fisiologis Keletihan menurun 1. Monitor kelelahan
(kehamilan) (L.05046) dengan fisik dan emotional
kriteria hasil : 2. Monitor pola dan
- Verbalisasi jam tidur
kepulihan energi 3. Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan
- Tenaga meningkat selama melakukan
- Kemampuan aktivitas
melakukan Edukasi
aktivitas rutin 1. Anjurkan tirah
meningkat baring
- Motivasi 2. Anjurkan
meningkat melakukan aktivitas
- Verbalisasi lelah secara bertahap
menurun 3. Ajarkan strategi
- Lesu menurun koping untuk
- Gelisah menurun mengurangi
- Frekuensi nafas kelelahan
menurun
- Selera makan
membaik
- Pola nafas
membaik
- Pola istirahat
membaik

D. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan
yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber-sumber yang dimiliki klien. Implementasi di prioritaskan sesuai
dengan kemampuan klien dan sumber yang dimiliki klien (Kucoro Fadli,
2013).

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan
apakah program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga.
Penyusunan evaluasi dengan menggunakan SOAP yang operasional,
dengan pengertian Subyektif adalah ungkapan perasaan dan keluhan

25
yang dirasakan saat implemantasi. Obyektif adalah objektif dengan
pengamatan objektif perawat setelah implementasi. Analisa merupakan
analisa perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar mengacu pada
intervensi keperawatan keuarga. Planning adalah perencanaan
selanjutnya setelah perawat meakukan analisa. (Kucoro Fadli, 2013).

F. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan Pasien


Prenatal gentle yoga adalah salah satu tindakan non farmakologis
untuk mengatasi kejadian hipertensi pada ibu hamil. Tujuan penelitian
melihat efektifitas prenatal gentle yoga terhadap kestabilan tekanan
darah pada ibu hamil berbasis self care orem. Metode penelitian
kuantitatif dengan pre experiment dengan desain penelitian one group
pre and post design dengan melibatkan 1 kelompok. Hasil uji
menggunakan non parametric Wilcoxon test didapatkan bahwa TD
systole memiliki pengaruh (p-value=0,007) dan TD diastole tidak
berpengaruh (p-value=0,608). Kesimpulan pada penelitian ini adalah
latihan prenatal gentle yoga efektif untuk menurunkan tekanan darah
systole akan tetapi tidak efektif terhadap penurunan tekanan darah
diastole dengan menggunakan kerangka kerja dari self care orem.

26
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Agustine, U., Christina, M., & Sukartiningsih, E. (2019). Keterkaitan Sosial
Budaya Dengan Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kambaniru. Jurnal Kesehatan Primer, 4(1), 42–54.
Bobak, Lowdermik, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC :
Jakarta.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta
Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 2.
Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta:Medication.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:
Nuha Medika.
Rohmah, Nikmatur . 2011. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta :
Ar-ruzz Media.
PPNI 2017, Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi I Cetakan III (Revisi), Jakarta : DPP PPNI

PPNI 2019, Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Edisi I, Jakarta : DPP PPNI

PPNI 2018, Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Edisi I, Jakarta : DPP PPNI

27

Anda mungkin juga menyukai