Anda di halaman 1dari 11

1

RESUME

MASALAH PADA ANTENATAL CARE DAN TATALAKSANANYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Kesehatan Reproduksi

DISUSUN OLEH :

Nia Setyaningrum / ST222043

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA


SURAKARTA

2023
2

RESUME MASALAH PADA ANTENATAL CARE DAN TATALAKSANANYA

A. Pengertian Antenatal Care


Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan
adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur
oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata rantai yang saling
berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi
spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi
(implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Saifuddin, 2009). Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu ( Prawirohardjo,2014) :
1) Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu
3) Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu
Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepadaibu hamil
sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah kesehatan
ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan perencanaan
persalinan (Madriwati, 2013). Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2016). Antenatal care
merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung
kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Ai Yeyeh,
2009).
3

B. Tujuan Antenatal Care

Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu: mengumpulkan informasi


mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun membina hubungan
yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang mungkin
terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran tanggal
persalinan, merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu (Istri Bartini, 2012).
Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
6) Standar Pelayanan Minimal Antenatal Care
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan ibu hamil
minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama,
satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh
bidan atau dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Registrasi ( STR ).
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu
minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh
dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12
minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26
minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40
minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
4

Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan


kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
4) Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )
5) Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )
6) Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT ) bila
diperlukan.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah ( Hb),
pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya ),
pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan.
9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.
10) Temu wicara ( konseling ) ( Permenkes,2016 ).

C. Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan antenatal adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang
memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan (Kemenkes
R1, 2015).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan termasuk pelayanan
kesehatan ibu hamil yaitu pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan. Minimal 1 kali pada
trimester I, minimal 1 kali pada trimester II dan minimal 2 kali pada trimester III (
Kemenkes,2011 ).

D. Manfaat Antenatal Care

Asuhan antenatal memberikan manfaat yaitu dengan menemukan berbagai


5

kelainan yang menyertai ibu hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah –langkah dalam penolong persalinannya. Diketahui bahwa janin
dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
kesehatan ibu dan perkembangan janin berkaitan ( Manuaba,2008 ).

E. Masalah - masalah ibu selama antenatal care dan tatalaksana


Selama kehamilan, ibu mungkin mengalami sejumlah masalah yang tidak berbahaya
namun tetap perlu perhatian. Masalah-masalah ini termasuk kram, bolak-balik buang air
kecil dan inkontinensia (ngompol), mulas dan gangguan pencernaan, varises, sakit
punggung, sembelit, wasir, hingga sariawan. Selalu hubungi dokter atau bidan jika ibu
mempunyai kekhawatiran apapun spesifik tentang ini atau masalah kesehatan lainnya
selama kehamilan Anda.
1. Kram
Kram di kaki adalah malasah ibu hamil yang paling umum dilaporkan selama
paruh kedua kehamilan Anda, dan biasanya timbul di malam hari. Meski penyebab
pasti kram selama kehamilan tidak diketahui, Anda bisa mencegahnya dengan:
a. Peregangan betis. Berdiri dengan jarak satu rentangan lengan dari dinding, dengan
posisi menghadap dinding. Posisikan kaki kanan Anda ke belakang kaki kiri
Anda. Perlahan, tekuk kaki kiri ke depan sambil menjaga lutut kanan Anda tetap
lurus dan tumit kanan mantap menjajak lantai. Tahan posisi selama 30 detik, jaga
agar punggung tetap lurus dan pinggul ke depan. Jangan putar kaki Anda ke arah
dalam atau luar, dan hindari meregangkan jari kaki Anda. Ganti kaki dan ulangi
b. Tetap aktif sepanjang hari
c. Konsumsi suplemen magnesium
d. Cukupi asupan cairan
e. Pilih alas kaki yang nyaman

Jika Anda mengalami kram, luruskan kaki Anda di atas kasur dan tarik jari kaki
mengarah lutut Anda. Posisi ini akan meregangkan otot betis Anda dan membantu
meringankan sakit. Jika cara ini tidak berhasil, coba berdiri dan buat langkah besar ke
depan dengan kaki yang tidak kram untuk meregangkan otot kaki sebelah yang kram.
Jaga agar telapak kaki tetap mendatar di lantai untuk meningkatkan intensitas regangan.
6

Saat rasa sakit memudar, Anda bisa pijat atau kompres area tersebut dengan air hangat
atau koyo hangat.

2. Sembelit

Anda mungkin akan mengalami sembelit sangat awal di masa kehamilan karena
perubahan hormon dalam tubuh. Ada beberapa hal yang bisa membantu Anda
mencegah dan mengobati sembelit, termasuk:

a. Makan makanan tinggi serat, seperti roti gandum dan sereal, buah dan sayuran,
serta kacang dan biji-bijian — setidaknya 30-40 gram serat setiap hari.
b. Rutin berolahraga, untuk menjaga otot-otot Anda tetap kencang — jalan kaki
adalah pilihan yang tepat.
c. Perbanyak asupan cairan tubuh — setidaknya 6-8 gelas air setiap hari
d. Hindari suplemen zat besi, karena dapat membuat Anda sembelit — tanyakan
pada dokter perlu tidaknya Anda mengonsumsi suplemen ini dan bisakah Anda
mengubah ke jenis yang lain.
e. Minum obat pencahar yang aman untuk ibu hamil, seperti lactulose. Jika Anda
membutuhkan opsi lain, konsultasikan dengan dokter Anda

Cobalah untuk mencegah atau mengatasi sembelit. Dengan cara ini, Anda akan
merasa lebih nyaman dan akan mampu menghindari wasir.

3. Wasir

Untuk meringankan rasa sakit dari wasir selama kehamilan:

a. Tempatkan kompres dingin atau es batu yang dibungkus kain bersih di anus Anda
untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi
b. Jaga daerah anus Anda tetap bersih dengan mencuci lembut setiap kali buang air
besar

Jika saran ini tidak membantu atau wasir Anda menjadi lebih buruk atau mulai
berdarah, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Bagi banyak wanita, wasir
7

sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan. Jika wasir menetap, pembedahan


mungkin dianjurkan.

4. Bolak-balik buang air kecil

Bolak-balik buang air kecil normal dan umum menjadi masalah ibu hamil dalam
12-14 minggu pertama kehamilan. Setelahnya, frekuensi buang air kecil biasanya tidak
menjadi masalah lagi sampai minggu terakhir kehamilan, saat kepala bayi Anda turun
lebih rendah menuju panggul siap untuk proses persalinan.

Jika Anda sering mengeluhkan repotnya harus bolak-balik ke kamar mandi di


malam hari, coba untuk membatasi minum air dan cairan lain di malam hari menjelang
waktu tidur. Namun bagaimanapun juga, jangan kurangi jumlah cairan yang Anda
konsumsi Anda dan bayi Anda masih membutuhkan banyak cairan. Pastikan untuk
meminum cairan non-alkoholik dan bebas kafein sepanjang hari.

Di masa selanjutnya dalam kehamilan, beberapa wanita merasa berayun dari


depan ke belakang saat buang air kecil di kamar mandi membantu mengurangi tekanan
dari rahim pada kandung kemih, sehingga Anda akan bisa mengosongkan urin dengan
benar.

Bicarakan dengan dokter atau bidan jika Anda mengalami sensasi terbakar, nyeri
menyengat, atau sakit punggung ketika Anda buang air. Ini bisa menjadi tanda-tanda
infeksi saluran kemih, yang harus ditangani dengan cepat untuk menghindari
komplikasi.

5. Ngompol

Inkontinensia, atau ngompol, adalah masalah ibu hamil baik selama dan setelah
kehamilan. Wanita hamil kadang tidak dapat mencegah lonjakan urin tiba-tiba atau
kebocoran kecil ketika mereka batuk, tertawa, atau bersin, atau ketika mereka bergerak
tiba-tiba, atau hanya bangkit dari posisi duduk. Ini mungkin bersifat sementara, karena
otot-otot dasar panggul (otot-otot di sekitar kandung kemih) melonggar sedikit untuk
mempersiapkan untuk proses melahirkan. Atasi ngompol dengan memperkuat otot-
8

otot dasar panggul menggunakan senam Kegel. Selain itu, seorang fisiografis juga
akan mengajarkan latihan dasar panggul selama kelas antenatal. Bicarakan dengan
dokter atau bidan jika Anda masih mengalami ngompol yang berlanjut.

6. Kembung dan Maag

Gangguan pencernaan pada kehamilan awal sebagian disebabkan oleh perubahan


hormonal, dan seiring bertambahnya usia kehamilan, gangguan ini disebabkan oleh
rahim yang bertumbuh menekan perut Anda. Dalam beberapa kasus, perubahan diet
dan gaya hidup mungkin cukup untuk mengontrol pencernaan, terutama jika gejalanya
ringan. Jika Anda memiliki gangguan pencernaan yang parah, atau jika perubahan diet
dan gaya hidup tidak bekerja, dokter atau bidan dapat menyarankan menggunakan obat
untuk membantu meringankan gejala-gejala. Beberapa obat-obatan gangguan
pencernaan yang aman untuk digunakan selama kehamilan, seperti antasid,
omeprazole, ranitidine dan alginat.

Anda juga dapat mencoba untuk menghindari kembung dengan:

a. Makan makanan dalam porsi kecil, dan menghindari makanan berlemak dan pedas.
b. Kembung bisa lebih buruk jika Anda berbaring setelah makan besar.
c. Meningkatkan sanggahan kepala saat tidur sekitar 15 cm dapat membantu
mengatasi kembung pada malam hari.
d. Terkadang, minum segelas susu atau makan beberapa sendok yoghurt dapat
membantu mencegah dan meringankan sakit maag.

Bicarakan dengan dokter atau bidan jika Anda masih mengalami mulas yang berlanjut.

7. Merasa ingin pingsan

Wanita hamil sering merasa ingin pingsan, karena gejolak perubahan hormon dalam
tubuh. Pingsan terjadi saat otak Anda tidak mendapat cukup darah dan oksigen. Anda
akan lebih mungkin pingsan saat berdiri cepat dan mendadak setelah duduk atau
berbaring.Untuk mengatasi rasa ingin pingsan:
9

a. Coba untuk bangkit perlahan dari duduk atau berbaring


b. Jika Anda masih merasa ingin pingsan, segera cari tempat duduk atau berbaring
menyamping
c. Jika Anda merasa ingin pingsan saat tidur telentang, ubah posisi menjadi tidur
menyamping.
d. Lebih baik untuk tidak berbaring telentang pada kehamilan lanjut atau selama
persalinan.

8. Kepanasan

Wanita hamil sering merasa gerah dan kepanasan, karena gejolak perubahan hormon
dalam tubuh dan peningkatan suplai darah ke dalam kulit. Anda juga akan
mengeluarkan keringat lebih banyak dari biasanya.

Untuk mengatasi kepanasan:

a. Pakai pakaian longgar yang terbuat dari serat alami, seperti katun, karena serat
alami lebih menyerap keingat dan menyediakan ruangan untuk kulit Anda
bernapas.
b. Jaga temperatur ruangan tetap sejuk
c. Mandi lebih sering untuk menjaga Anda tetap merasa segar

9. Perubahan rambut dan kulit

Perubahan hormon yang terjadi pada kehamilan akan membuat puting dan daerah
sekitarnya jadi lebih gelap. Warna kulit Anda mungkin juga menggelap sedikit, baik
dalam tambalan kecil di sana-sini atau keseluruhan.

Tanda lahir, tahi lalat, dan bintik-bintik juga dapat menggelap. Beberapa wanita
mengembangkan garis gelap di sepanjang diameter perut mereka. Perubahan ini secara
bertahap akan memudar setelah bayi lahir, meskipun puting Anda tetap gelap.
10

Pertumbuhan rambut juga dapat meningkat selama kehamilan, dan rambut Anda
mungkin akan lebih berminyak. Setelah bayi lahir, hal ini mungkin tampak seolah-olah
Anda kehilangan banyak rambut, tapi Anda hanya kehilangan rambut tambahan.

10. Varises

Varises adalah pembuluh darah yang membengkak. Pembuluh kaki adalah bagian
yang paling sering terpengaruh. Anda juga bisa mengembangkan varises di vulva,
meskipun ini biasanya akan berangsur membaik setelah melahirkan.

Jika Anda memiliki varises, coba tips di bawah ini:

a. Jangan berdiri terlalu lama


b. Hindari duduk menyilangkan kaki
c. Hindari menumpu sebagian besar berat badan pada satu titik untuk menghindari
tekanan berlebih
d. Duduk dengan mengangkat kedua kaki sesering mungkin, untuk meringankan
nyeri
e. Coba gunakan legging pendukung khusus ibu hamil, yang juga akan mendukung
otot kaki Anda
f. Coba tidur dengan memposisikan kedua kaki lebih tinggi dari tubuh anda sangga
dengan batal di bawah pergelangan kaki atau taruh tumpukan buku di bawah
ujung kasur Anda.
g. Lakukan olahraga kaki dan latihan antenatal lainnya, seperti berjalan kaki dan
berenang, untuk membantu kelancaran sirkulasi darah.
11

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementrian Kesehatan RI;
2019.

Kemenkes R. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.; 2019.

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru
Lahir Di Era Kebiasaan Adaptasi Baru. Kementrian Kesehatan RI; 2020.

Susanto J, Ahmad L, Ismail C. Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Antenatal Care
(Anc) Kunjungan 1 – Kunjungan 4 (K1 – K4) pada Ibu Hamil di RSUD Kota
Kendari Tahun 2016. J Ilm Mhs Kesehat Masy Unsyiah. Published online 2016.

Akbar, Muhammad, dkk. (2020). Ginekologi Praktis Komprehensif. Surabaya : Airlangga


University Press

Astuti, H. P. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima
Press

Beti, Nurhayati, F. S. (2019). Reduksi Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Melalui


Senam Yoga. Binawan Student Journal (BSJ), Volume 1, nomor 3, 167- 171

Anda mungkin juga menyukai