Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MATERNITAS
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS
PADA NY. A PASIEN PUSTU DUAMPANUA KEC. ANREAPI

RATNA

Nim : N.

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________ _______________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN
STASE MATERNITAS
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS
PADA NY. A PASIEN PUSTU DUAMPANUA KEC. ANREAPI

RATNA

Nim : N.

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________ _______________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI

PROGRAM STUDI PROVESI NERS

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS

A. Konsep Ante Natal Care (Kehamilan)


1. Pengertian
Ante natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil
dengan tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan
sesudahnya dalam keadaan baik, baik ibu dan bayinya. (Sarwono, 2002)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 1998)
2. Tujuan Ante Natal Care
Menurut Manuaba (1998), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan
sebagai berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “7T” yang terdiri dari:
a. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukut zang terstandar
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, kaena
hubungannya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan
ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil
(Nadesul, 2006). Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu
dengan tinggi <145 cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul sempit
sehingga menyulitkan pada saat persalinan (Depkes RI, 1998).
b. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan
untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.
Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema
pada ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg
dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90
mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklami. Apabila preeklamsi tidak
dapat diatai maka akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).
c. Mengukur tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteki
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intrauterin, tinggi fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi
terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion (Nadesul,
2006).
d. Pemberian imunisasi tetanus toksoit (TT) lengkap (sesuai jadwal)
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus.
Jadwal pemberian imunisasi TT sebagai berikut:
Antigen
Interval (selang waktu minimal)
Lama perlindungan %
TT1 pada kunjungan antenata pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun *80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
Ket : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka
bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari TN (Tetanus Neonatorum)
sumber: (Prawirohardjo, 2006).
e. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu
tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg. Tablet beri sebaiknya tinak minum
bersama kompi, teh karena dapat mengganggu penyerapan (Prawirohardjo,
2006).
f. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin,
glukosa darah, golongan darah, VDRL, protein urine, gula darah, dan
hepatitis B. Pemerikaan Radiologi USG dan pelvimetri. Pemeriksaan khusus
dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap
HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan dan thalasemia (Meilani, et. Al.,
2009).
g. Temu wicara (konseling)
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan
diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tanda bahaya
kehamilan dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil
keputusan dalam perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang
disampaikan (Meilani, et. Al., 2009).
4. Frekuensi Kunjungan ANC
Menurut Saifuddin, AB (2002), sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal, yaitu :
1) 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28)
3) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36)
5. Informasi Saat Kunjungan ANC
1) Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan istirahat)
2) Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia
(tanya ibu tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria).
3) Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
konsisi lain yang memerlukan kelahiran di RS (Saifuddin, AB., 2002).
6. Nasehat Untuk Ibu Hamil
1) Diet
Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena
kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur
sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 – 15
Kg selama hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu
mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan.
Kenaikan BB tidak boleh > ½ kg / minggu. (Manuaba, 1998)
2) Pekerjaan rumah
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan
kemampuan, dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan. (Manuaba,
1998)
3) Wanita bekerja di luar rumah
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan
dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang sedang hamil
mendapatkan hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil sebelum
menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalinan. (Manuaba,1998)
4) Pakaian hamil

Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian dalam
untuk menjaga kebersihan .Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar
dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudarah yang makin
berkembang. Pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan
menghalangi suasana lembab sisekitar pelipatan
5) Hubungan seksual
Menurut Manuaba (1998), hamil bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan
bila :
a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau
panas
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak
d. Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami gugur
kandung, persalinan sebelum waktunya, mengalammi kematian dalam
kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan
6) Perawatan payudara
Menurut Manuaba (1998), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng susu,
dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya adalah :
a. Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas / lap
yang dibasahi minyak.
b. Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih.
c. Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke dalam
20 kali, keluar 20 kali.
d. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari
panngkal menuju putting susu sebanyak 30 kali.
e. Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
f. Pakailah BH yang menyokong payudara.

7) Pemberian obat – obatan dan imunisasi


Menurut Manuaba (1998), pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin. Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat
menurunkan  angka kematian bayi karenainfeksi tetanus. Vaksinasi toksoid
tetanus dilakukan 2 kali selama hamil.

Tabel 1. Interpal dan Efektifitas Pemberian Imunisasi TT


Antigen Interval Lama Perlindungan
TT1 Kunjungan pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
25 tahun atau seumur
TT5 1 tahun setelah TT4
hidup
8) Persiapan persalinan dan laktasi
Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan kesehatan
optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk
dapat mencapai kesehatan optimal menjelang persalinan perlu dilakukan dua
langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan mempersiapkan keadaan
puyudara untuk laktasi. (Manuaba, 1998)

9) Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal.
Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat
penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal,
penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil
dengan kelainan letak ) dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai
pada umur kehamilan sekitar 24-28 minggu.

10. Tanda bahaya kehamilan


a. Berkaitan dengan ibu
1) Pendarahan pervagina
2) Sakit kepala lebih dari biasa
3) Gangguan
 Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2002), tanda bahaya ibu hamil adalah :
a. Perdarahan peervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik
 Berkaitan dengan janin
Menurut Manuaba (1998), tanda bahaya pada janin adalah :
a. Badan panas disertai tanda infeksi lainnya
b. Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
b. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
2) Usia      
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai
30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanya untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien

6) Pendidikan                
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.       
8) Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
a) Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
2. Riwayat keluhan utama
a) P  : Provokasi / palatif (penyebab)
b) Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
c) R : Region / dimana gejala dirasakan
d) S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
e) T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie
yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan
gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
4. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu
haid atau tidak.

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu


Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal
ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau
tidak.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
1. Inspeksi
1) Muka  : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
3) Dada  : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum
4) Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan
Palpasi
1) Tujuan :
a. Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
b. Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
a. Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis
dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
a. Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
b. 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c. 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
d. 24 minggu – setinggi pusat
e. 28 minggu – 3 jari diatas pusat
f. 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
g. 36 minggu – 3 jari dibawah px
h. 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
a. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
b. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
c. Rahim dibawa ke tengah
d. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
e. Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian
apa yang di fundus.
2) Leopold II
a. Keadaan tangan pindah ke samping
b. Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
c. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
d. Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
a. Dipergunakan satu tangan saja.
b. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
c. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d. Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang
oleh pintu atas panggul.
4) Leopold IV
a. Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
b. Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
c. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
d. Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
 Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
 Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
e. Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
c. Auskultasi
1) Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
d. Pemeriksaan panggul
1) Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
a) Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
b) Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
c) Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
d) Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
e) Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
f) Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
2) Pengukuran panggul dalam, meliputi :
a. Promotorium (N = tidak teraba)
b. Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
c. Sacrum ( N = cekung)
d. Spina ischiadica (N = menonjol)
e. Arcus pubis ( N = > 900)
f. Pemeriksaan laboratorium
3) Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, missal :
gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
4) Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam kehamilan
maupun persalinan.
Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr%. (normalnya :
11 gr%)
e. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
2) Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus
dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering kencing merupakan hal
umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan
karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
3) Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
4) Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
5) Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
6). Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama kehamilan,
berapa kali dalam seminggu melakukannya.
c. Konsep Dasar gastritis

1. Pengertian

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang


ditemukan berupa dispepsia atau indigesti [CITATION WHO12 \p 2018 \y \l 1057
]. Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya pada bagian mukosa
[CITATION Sme12 \p 2017 \y \l 1057 ].

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah


peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat secara
akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan bahan
iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang
menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang
ditemukan berupa dispepsia atau indigesti. Gastritis menyebabkan rasa sakit
di perut bagian atas atau di sekitar ulu hati, oleh karena itu banyak
penderita penyakit gastritis mengeluhkan sakit pada ulu hatinya.

2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2017) Penyebab dari gastritis antara lain :
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi
(mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
c. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan
secondary syphilis.
d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
e. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus lambung.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa
lambung.
h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponenpenting
alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.

3. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala


Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
a .Gastritis Akut
Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi. Rasa tidak
nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia.disertai
muntah dan cegukan. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan,
tetapi malah mencapai usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang
selama 2 sampai 3 hari.
b. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia (nafsu
makan menurun), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau
mual dan muntah.

4. Patofisiologi
a .Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami
strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan
rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang
akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus
mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi
mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster.
Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl,
terutama daerah fundus. Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi
HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa
lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya
pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan [CITATION Dek11 \p 2018 \y \l 1057 ]
b.Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis
Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A (sering disebut sebagai
gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan
atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti
anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
(kadang disebut sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah
lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet
seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol,
merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung. [CITATION Hir09 \p 2018 \y \l
1057 ]

5.
5.Pathway Gastritis
Virus,bakteri, dan kuman

Makanan dan minuman


Obat-obatan yang bersifat iritan
(NISAD,aspirin,sulfanomida
steroid,digitalis. Melekat pada epitel Mengurangi produksi
lambung bikarbonat(HCO3)
Menganggu pembentukan sawat
mukosa lambung Menghancurkan lapisan
Mengurangi kemampuan
mukosa lambung
protektif terhadap asam

Mengurangi Barrier
lambung terhadap asam
dan pepsin

Menyebabkan difusi
kembali asam
lambung&pepsin

inflamasi Erosi mukosa lambung

Mengurangi tonus dan


Nyeri epigastrium peristaltic lambung
Mukosa lambung kehilangan
Refluk isi duodenum integritas jaringan

Mengurangi sensor untuk kelambung


makan

anoreksia
Dorongan ekspulasi
Mual
lambung kemulut

Nyeri akut
Muntah

Ketidakseimbangan nutrisi
Pendarahan
kurang dari kebutuhan

Kekurangan volume
cairan
Sumber :Sudoyo Aru,dkk 2009,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3 edisi keempat.
Internal publishing : Jakarta.
6. Pemeriksaan Penunjang
1.  Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil
tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang
terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH.
Pylori  dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat
diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna
yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa
tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di rontgen.
6. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan
ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis.
Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor
pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
7. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum
acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin
atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
7. Penatalaksanaan Keperawatan

Perawat menganjurkan pasien untuk :

1. Istirahat
2. Mengurangi stress
3. Diet : Air teh, tidak makan yang bisa memicu nyeri dengan kemudian diberikan
peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding,
agar-agar dan bubur yang hangat, biasanya dapat ditoleransi setelah 12–24 jam dan
kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara bertahap. Pasien
dengan gastritis superficialyang kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga
harus menghindari makanan yang berbumbu banyak atau berminyak. [ CITATION
Mut11 \l 1057 ]

d. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas : nama,umur,pendidikan, suku bangsa,pekerjaan agama, alamat dan nomor
rekam medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat pasien masuk rumah sakit dan pada saat
melakukan pengkajian dikontak pertama
2) Riwayat Kesehatan/penyakit sekarang
Perjalanan penyakit pasien dari pertama kali keluhan yang dirasakan pasien saat
dirumah, usaha untuk mengurangi keluhan, sampai dibawa kerumah sakit dan
menjalani keperawanan.
3) Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Riwayat Kesehatan pasien sebelum sakit yang dialaminya sekarang, diagnosis
medis penyakit yang pernah diderita.
4) Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Riwayat Kesehatan Keluarga,adakah anggota keluarga yang pernah atau sedang
mengalami seperti yang pasien alami sekarang. Adakah anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang berhubungan dengan sakit yang diderita pasien sekarang.
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit menuar (hepatitis,TBC,dsb)
atau penyakit keturunan/genetik (hipertensi,Diabetes mellitus,dsb ).
c. Pemeriksaan fisik
1) kesadaran umum,vital sign,status dan tingkat kesadaran
2) pemeriksaan pada :
a) kulit
pada kulit dilakukan pengkajian sistem integument, keadaan umum kulit,
kebersihan, integritas kulit, tekstur, kelembapan,adanya ulkus/luka,warna kulit dan
bentuk kelainan lain dari kulit
b) Kepala dan Leher
pengkajian daerah kepala,distribusi rambut keadaan umum kepala, kesimetrisan,
adanya kelainan pada kepala secara umum.
Pengkajian leher yaitu adanya pelebaran vena jugularis, pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran kelenjar limfe, ketebatasan gerak leher dan kelainan lain.
c) Penglihatan dan mata
Pengkajian daerah mata dan fungsi sistem penglihatan, keadaan mata secara
umum.
d) Penciuman dan hidung
Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman serta keadaan umum
hidung.
e) Mulut dan Gigi
Pengkajian mulut dan organ pencernaan bagian atas.
f) Dada,Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : perkembangan ekspansi dada,kesimetrisan dada
Palpasi : kesimetrisan dada dan taktil fremitus
Pekusi : Paru – resonan,adanya penumpukan sekret/cairan /darah
Auskultasi : suara nafas dan bunyi jantung
Sirkulasi : perkusi darah keperifer dan warna ujung-ujung jari,bibir dan kelembapan
kulit
g) Abdomen
Inspeksi : keadaan umum abdomen, pergerakan nafas
Auskultasi : Peristaltic usus permenit
Palpasi : Adanya massa pada abdomen, turgor kulit, adsanya asites
h) Genetalia dan Reproduksi
Keadaan umum alat genitalia dan fungsi sistem reproduksi, kelainan pada bentuk
anatomi dan fungsi genetalia
i) Ekstermitas Atas dan Bawah
Pengkajian Ekstermitas atas dan bawah,rentang gerak dan kekuatan otot
d. Pada fungsi kesehatan
1) Pola persepsi kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan penatalaksaan kesehatan,kemampuan menyusun tujuan
dan pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi dan pola metabolisme pasien
Menggambarkan masukan nutrisi,balance cairan dan elektrolit, nafsu makan,pla
makan,diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual
muntah,kebutuhan jumlah zat gizi, masalah/penyembuhan kulit dan makanan
kesukaan
3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi,kandung kemih dan kulit. Kebiasaan defekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, dan masalah miksi
4) Pola aktivitas dan istirahat pasien
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak mau
makan
2. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan
klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang
penyakit yang ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit yang diderita
5. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak
gelisah

3. Intervensi Keperawatan
diagnosa
No tujuan & kriteria hasil intervensi
keperawatan
Ketidakseimbangan
1
nutrisi
Kekurangan
2
Volume cairan
3 Nyeri akut
Defisiensi
4
pengetahuan
5 Ansietas

Anda mungkin juga menyukai