HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN KEPRIBADIAN DENGAN KEJADIAN HI
PERTENSI DI KELURAHAN MATTIRO WALIE KECAMATAN TANETE
RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE
OLEH
NAMA : KARTINA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
proposal penelitian yang berjudul “hubungan gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian
hipertensi di kelurahan Mattiro Walie Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone“ .
Penyusunan proposal penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas Riset Keperawatan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2013 kejadian hipertensi yaitu 45.187
kejadian terdiri dari 41.981 (92,9%) hipertensi primer dan 3.206 (7,1%) hipertensi sekunder.
Sementara kejadian hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie dari
tahun ke tahun pun mengalami peningkatan. Jumlah pasien baru hipertensi di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie menunjukan kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2011
tercatat terdapat 671 kasus hipertensi, sedangkan pada tahun 2012 kejadian hipertensi
meningkat menjadi 732 kasus dan pada tahun 2013 terjadi lagi peningkatan kasus hipertensi
menjadi 912 kasus. Peningkatan kasus hipertensi yang terjadi di wilayah kerja PosKesDes
Kelurahan Mattiro Walie ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Tingginya kejadian hipertensi di tengah-tengah masyarakat perlu dikaji secara mendalam dan
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pentingnya kajian mengenai hipertensi ini
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan gaya hidup dan
kepribadian dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro
Walie Kabupaten Bone Tahun 2014”.
B. Rumusan masalah
1. Apakah ada hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
b. Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi
di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan mengenai perilaku
kesehatan masyarakat khususnya gaya hidup dan kepribadian di wilayah kerja PosKesDes
Kelurahan Mattiro Walie sehingga menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah hipertensi melalui perilaku hidup sehat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah yang
bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang
penyakit hipertensi.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan tentang penyakit hipertensi
dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya serta menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Defnisi
a. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).
b. Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah. (Marliani, 2007).
2. Etiologi
3. Jenis hipertensi
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001). Pada 5-10 persen
kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit
jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan.
Garam dapur akan memperburuk hipertensi, tapi bukan faktor penyebab.
4. Patofisiologi
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
5. Klasifikasi hipertensi
6. Manifestasi klinis
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h. Sesak napas
i. Rasa berat di tengkuk
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak
dapat dikontrol, antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari
penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita
mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh
darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada
wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih
banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah
wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani,
2007).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih
tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda.
Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia
tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-
benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan hormon sesudah menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah
produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan
akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dengan bertambahnya
umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup
tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri
kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai
risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua
dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-
80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk,
2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007). Menurut Rohaendi (2008),
mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika
salah seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan
mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang
tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit ini akan
meningkat menjadi 60%.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1) Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas,itu sebabnya berat
badan meningkat.
Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapat dilakukan
dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
IMT = ------------------------------------------------
2) Kurang olahraga
3) Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan
peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang
mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman
dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula,
5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15
batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).
5) Minum alkohol
6) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 – 200
mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10
mmHg.
7) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini
belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini dkk, (2009)
menagatakan Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal
8. Komplikasi
Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan
membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih
cepat. Berikut beberapa kompliasi hipertensi,antara lain :
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras,
terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri
yang mengeras ini.
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung
atau system listrik jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini
terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di
pembuluh yang sudah menyempit.
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal
menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi
dan diperlukan cangkok ginjal baru.
e. Kerusakan penglihatan
9. Pencegahan hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang
baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan cara
sebagai berikut:
1. Mengurangi konsumsi garam.
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap
hari.
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak
berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam
dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan
menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian, akan
memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
4. Olahraga teratur.
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan endapan
kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua
sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik
sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau
angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.
Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa.
a. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi dari
penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah.
b. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan
potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.
c. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat.
Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung.
Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah
tekanan darah tinggi.
d. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan Anda. Salah satunya
dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya
memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
e. Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal
kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk
menstabilkan tekanan darah.
f. Coklat pekat
Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat
membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat
oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan
menyebabkan aliran darah meningkat.
b. Ginjal, hati, lidah, sardin, keju, otak, semua makanan yang diawetkan dengan
menggunakan garam dapur; seperti daging asap, ham, ikan kaleng, kornet, dan ebi.
c. Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur; seperti sawi asin, asinan, acar.
f. Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat, petis, tauco.
B. Konsep Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif maupun aktif
(melakukan tindakan) (Maulana, 2009).
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang
mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir,
persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Perilaku dan gejala
yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup
terutama perilaku manusia. Faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku makhluk hidup itu selanjutnya, sedangkan lingkungan merupakan
kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut (Sudarma, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyak perilaku yang melekat pada diri manusia
baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu perilaku yang penting dan mendasar bagi
manusia adalah perilaku kesehatan.
C. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2007) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan. Becker (1979)
dalam Notoatmodjo (2007), membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang terdiri dari:
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang mencakup antara lain:
a. Makan dan menu seimbang (appropriate diet)
b. Olahraga teratur
c. Tidak merokok
f. Mengendalikan stress
g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks.
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya.
Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit, yang harus diketahui
oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya).
D. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat
dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Sakinah, 2002). Menurut Lisnawati (2006) gaya hidup sehat
menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi
fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan
tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol,
berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami.
E. Kepribadian
Kepribadian merupakan sejumlah pola tingkah laku yang aktual dan potensial yang
ditentukan oleh bawaan dan lingkungan yang dihubungkan melalui interaksi fungsional dari
aspek kognitif dan afektif ke dalam pola tingkah laku. Sadli (2004) mengemukakan bahwa
kepribadian adalah proses be coming, yaitu suatu proses dinamis yang berkelanjutan dimulai
sejak individu dilahirkan sampai ia meninggal.
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan
diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Dalam
penelitian ini faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang diteliti adalah gaya
hidup dan kepribadian. Hal tersebut diangkat dari teori perilaku bahwa kedua faktor tersebut
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang untuk mencapai
derajat kesehatannya. Artinya bahwa penyakit hipertensi yang berkembang saat ini
diakibatkan oleh gaya hidup dan kepribadian seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada
diagram berikut:
(Independen) (Dependen)
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang memiliki atau yang didapatkan oleh satuan-satuan penelitian tentang suatu konsep
tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable
independen (variabel bebas) dan variable dependen (variabel terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan kepribadian, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kejadian hipertensi.
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
1 = Tidak
berisiko, jika
tidak memiliki
kebiasaan
merokok,
minum
beralkohol,
minum kopi
dan kebiasaan
olah raga teratur
1 2 3 4 5 6 7
2 Kepribadian Karakteristik Angke Kuisione 0 = Kepribadian Nominal
seseorang yang t r introvert
menyebabkan
1 = Kepribadian
munculnya
ekstrovert
konsistensi
perasaan,
pemikiran, dan
perilaku
3 Kejadian Keadaan Angke Kuisione 0 = Hipertensi, Ordinal
Hipertensi responden t r jika tekanan
dengan darah > 140/90
tekanan mmHg
darah > 140/90
1 = Tidak
mmHg
hipertensi, jika
tekanan darah <
140/90 mmHg
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah PosKesDes
Kelurahana Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk yang ada di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro
Walie. Populasi dalam penelitian ini terbagai menjadi dua kelompok yaitu populasi kontrol
dan populasi kasus. Populasi kasus adalah penduduk yang mempunyai hipertensi. Sedangkan
populasi kontrolnya adalah penduduk yang memiliki riwayat keluarga hipertensi tapi tidak
hipertensi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 50 sampel terdiri dari 25
sampel kasus dan 25 sampel kontrol.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah responden merupakan penduduk di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Majalengka dan tidak sedang menjalani pengobatan penyakit
tertentu (diet dan sebagainya).
a. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah penduduk di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie yang tidak bisa membaca dan menulis atau memahami
kuesioner.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa
kuesioner untuk mengukur variabel dependen dan independen. Pengumpulan data dimulai
pada bulan november 2014. Setelah didapatkan subjek penelitian, kemudian dilakukan
pengumpulan data dengan teknik angket. Angket dan pengambilan kuesioner dilakukan pada
subjek penelitian di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie .
E. Etika Penelitian
2. Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data
(kuesioner). Peneliti hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data tersebut.
F. Pengolahan Data
4. Tabulasi data, dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang
diteliti, guna memudahkan dalam analisis.
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap variabel-variabel, dari hasil yang diperoleh dalam
penelitian, pada umumnya dari hasil analisis, menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
variabel-variabel yang ada, dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan
distribusi proporsi (Sugiyono, 2009).
2. Analisa Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Yang terhormat,
Bapak/Ibu
di PosKesDes / PosKesLu
Jawaban kuesioner ini akan terjamin kerahasiannya, oleh karena itu Bapak/Ibu tidak perlu
menuliskan nama. Mengingat keberhasilan penelitian ini akan sangat tergantung kepada
kelengkapan jawaban, dimohon dengan sangat agar kiranya jawaban Bapak/Ibu dapat
diberikan selengkap mungkin.
Kejujuran serta kesungguhan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini akan sangat berarti dan
sangat saya hargai. Atas kesediaan serta kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima
kasih.
Watampone , 23 november 2014
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :………………………….
Alamat :………………………….
Dengan ini menyatakan dengan sebesar-besarnya bahwa saya telah mendapat penjelasan
mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur dari penelitian ini dengan judul “Hubungan Gaya
Hidup dan Kepribadian dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Mattiro Walie Wilayah
Kerja PosKesDes Kabupaten Bone Tahun 2014”.
Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela menyatakan ikut serta dalam penelitian ini
sebagai responden. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Watampone, 23 november 2014
Yang menyatakan,
…………………………….
(Responden)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Perempuan
a. Ya
b. Tidak
B. Gaya Hidup
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda “V” pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dan pendapat anda!
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah anda mempunyai kebiasaan merokok?
2. Apakah anda mempunyai kebiasaan minum minuman
beralkohol?
3. Apakah menurut anda kebiasaan minum kopi tidak akan
mengganggu kesehatan jika kita mengkonsumsinya tidak
berlebihan/terlalu banyak?
4. Apakah anda suka melakukan olahraga secara teratur?
C. Tipe Kepribadian
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda “V” pada kolom yang sesuai dengan
keadaan anda!
Jawaban
NO PERNYATAAN
BENAR SALAH
1 Saya suka berbicara di depan umum
2 Saya merasa tidak nyaman sebagai pusat perhatian
D. Hipertensi
1. Apakah Anda pernah mendengar istilah darah tinggi (hipertensi) sebelumnya?
a. Pernah
2. Tekanan darah Anda (hasil pemeriksaan yang terakhir) = ……/….. mmHg
a. Ya
b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
Elsanti, S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan
Jantung. Yogyakarta: Araska.
Irza, S. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung
Sumatera Barat. Medan: Universitas Sumatera Utara.