Anda di halaman 1dari 29

PEMBERIAN OBAT

PADA BAYI DAN ANAK


Keputusan MENKES RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002
tentang Registrasi dan Praktek Bidan Bab V Pasal 16
Ayat 2 mengenai Pelayanan Kebidanan Kepada Anak
Meliputi :

 Pemeriksaan bayi baru lahir


 Perawatan tali pusat
 Perawatan bayi
 Resusitasi tumbuh kembang
 Pemantauan tumbuh kembang
 Pemberian imunisasi
 Pemberian penyuluhan
Pasal 23 ayat 2 yang berbunyi :
“Obat-obatan yang dapat digunakan dalam
melakukan praktek (kebidanan) sebagaimana
tercantum dalam lampiran II keputusan Mankes RI
untuk bayi dan balita antara lain :
 Roburantia
 Vaksin
 Antibiotika
 Antipiretika
 Anti kejang
 Obat penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
Roburantia

1. Vitamin A
Sediaan 2 macam :
Kapsul lunak 100.000 I.U
Kapsul lunak 200.000 I.U
Cara Penggunaan :
Pencegahan :
 Bayi umur 6-11 bulan sekali 1 kapsul.
 Ibu setelah melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya akan
memperoleh Vitamin A yang cukup melalui ASI : seklai 2 kapsul.
Diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.

Pengobatan :
 Bayi (6-11 bulan) denga tanda klinis xerophtalmia seperti buta
senja, bercak putih (bercak bitot),mata keruh atau kering :
Saat ditemukan segera diberikan 1 kapsul
Hari berikutnya 1 kapsul
Empat (4) minggu berikutnya 1 kapsul (kelainan pada mata berupa
bercak bitot, mata keruh atau kering yang disertai luka perlu diberikan
pengobatan lokal seperti salep antibiotik)
 Anak balita (1-5 tahun) : segera diberi 2 kapsul
 Bayi (6-11 bulan) : segera diberi 1 kapsul.
Cara Pemakaian pada Anak-Anak :
 Dipotong ujungnya kemudian pencet isinya ke dalam mulut
anak.

Efek Samping :
 Terlalu banyak menggunakan Vitamin A dalam jangka waktu
panjang menyebabkan hipervitaminosis. Gejalanya : anoreksia
(tidak ada nafsu makan), berat badan berkurang, demam
ringan, kulit gatal dan kering, rambut jarang, hati membesar.
 Gejala ini hilang setelah pemberian Vitamin A dihentikan.

Peringatan dan Perhatian :


 Penggunaan Vitamin A takaran tinggi terus-menerus harus di
bawah pengawasan dokter dan diperhatikan tanda-tanda
hipervitaminosis Vitamin A.
VIT.K 1 (phytonadion)
 Sediaan : Injeksi dalam bentuk ampul, 1 ml = 2 mg

Cara Kerja Obat :


 Phytonadione (Vitamin K1) diperlakukan untuk
pembentukan faktor pembekuan darah dalam hati seperti
faktor II (prothrombin),VII, IX, dan X.

 Phytonadione (Vitamin K1) berperan sebagai koenzim


pada karboksilasi rantai samping yang mengandung asam
glutamat. Senyawa -karbiksi glutamine yang dihasilkan
mengubah prekursor menjadi faktor pembekuan aktif yang
kemudian dikeluarkan oleh sel hati ke dalam darah.
Indikasi :
 Profilaksis dan pengobatan hemorhage pada bayi yang baru lahir.

Efek Samping :
 Hiperbilirubinemia dilaporkan pernah terjadi pada bayi yang baru lahir
jika obat diberikan melebihi dosis yang dianjurkan.

 Sianosis, kolaps vascular perifer, muka memerah, berkeringat, rasa


nyeri di dada, hiperhidrosis, shock, reaksi hipersensitif, termasuk reaksi
anafilaksis dan kematian pernah dilaporkan terjadi melalui pemberian
secara intravena. Pemberian secara intravena sebaiknya dihindari.

 Iritasi lokal seperti rasa sakit, bengkak dan perih dapat terjadi di tempat
obat diinjeksikan.

 Pemberian secara parenteral pada bayi baru lahir/neonatus dapat


menyebabkan anemia hemolitik dan hemoglobinuria.
Peringatan dan Perhatian :
 Efek koagulasi dari Phytonadione (Vitamin K1) akan dihasilkan 1-2
jam setelah obat diberikan.
 Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
 Phytonadione (Vitamin K1) merupakan antagonis dari antikoagulan
kumarin namun tidak dapat menghambat kerja antikoagulan dari
Heparin.
 Phytonadiane (Vitamin K1) mudah terdegradasi oleh cahaya, simpan
sediaan di tempat yang terlindungi dari cahaya.
 Hindari penggunaan secara intravena.

Dosis :
 Profilaksis hemorrhage pada bayi yang baru lahir :
 0,5 mg – 1 mg Phytonadione (Vitamin K1) diberikan secara i.m, 1,6
jam setelah bayi dilahirkan.
 Pengobatan hemorrhage pada bayi yang baru lahir :
 1 mg Phytonadione (Vitamin K1) diberikan secara i.m atau s.c.
Antibiotik
Ampicillin
 Sediaan : kapsul 500 mg, sirup kering 125 mg.
 Indikasi :
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella,
S.Thyposa, Salmonella, E.Coli, P.Mirabilis dan enterococci.
Meningitis yang disebabkanoleh bakteri non penicillinase, H.
Influenzae,Stapylococcus dan Streptococcux pneumonia.
Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh N.Gonorrhoea,
P.Mirabilis, Shingella, S.Thyposa dan bakter non penicillinase.
 Kontra Indikasi :
 Penyakit yang disebabkan oleh bakteri penghasil
penicillinase enzyme.
 Penderita hipersensitif terhadap Ampisilin.
Efek Samping :
 Gangguan pada saluran pencernaan antara lain : Glossitis, stomatitis,
mual, muntah, enterocolitis, dan colitis pseudomembran.
 Reaksi hipersensitif seperti : urtikaria, eritema multiform.
 Sistem hemopoetik dan limfotik : anemia,thrombocylopenia,
thrombocytopenic purpura, oesinophylia, leucopenia dan agranulositosis.

Dosis :
 Menurut petunjuk dokter umumnya :
 Dewasa dan anak-anak dengan berat diatas 20 kg :
Untuk infeksi saluran kemih dan saluran pencernaan : 500 mg diberikan setiap 6
jam (4 kali sehari)
Untuk infeksi saluran pernafasan : 250 mg diberikan setiap 6 jam (4 kali sehari)

 Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg :


Untuk infeksi saluran kemih dan saluran pencernaan : 100 mg/kgBB diberikan
dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Untuk infeksi saluran pernafasan : 50 mg/kg BB diberikan dosis terbagi 3-4 kali
sehari.
Amoxicillin
 Sediaan :
 Tablet/kapsul 500 mg
 Kapsul 250 mg
 Tablet manis 250 mg
 Syrup 125 mg atau 250 mg

 
Indikasi :
 Infeksi kulit dan jaringan lunak :
Stafilokokus bukan penghasil penisilinase, Streptokokus, E.coli.
 Infeksi saluran pernaafasan : H. influenza, Streptokokus,
S.pneumoniae, Stafilokokus bukan penghasil penisilinase,
E.coli.
 Infeksi saluran genitourinary : E.coli, P.mirabilis dan S.faecalis.
 Genore : N. gonorhoeae)
 Dosis:
 Dewasa dananak-anak dengan berat badan >
20 kg : 250 -500 mg tiap 8 jam.

 Anak-anak dengan berat badan < 20 kg : 20 –


40 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi tiap 8
jam.

 Untuk penderita gangguan ginjal, perlu


dilakukan pengurangan dosis.
Efek samping :
 Reaksi kepekaan seperti erythematous maculopapular
rashes, urtikaria, serum sickness.
 Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis
terutama terjadi pada penderita yang hipesensitif terhadap
penisilin.
 Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.

Kontra Indikasi :
 Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat
hypersensitive terhadap antibiotic beta-laktam (penisilin,
sefalosporin).
chloramphenicol
Sediaan :
 Kapsul 250 mg
 Syrup 125 mg
 Injeksi 1000 mg

Indikasi :
 Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan
almonelosis lainnya.
 Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H.influenzae (terutam infeksi
meningual0, rickettsia, lymphogranuloma-psittacisis dan beberapa bakteri gram-
negatif yang menyebabkan balteriam, meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Dosis :
 Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :
50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4

 Bayi premature dan bayi berumur kurang dari 2 minggu


25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4
Efek Samping :
 Diskrasia darah, gangguan saluran
pencernaan, reaksi neurotolsi, reaksi
hipersensitif dan sindroma kelabu.

Kontra Indikasi :
 Penderita yang hipersensitif atau mengalami
reaksi toksi dengan kloramfenikol.
 Jangan gunakan untuk mengobati influenza,
batuk-pilek, infeksi tenggorokan atau
mencegah infeksi ringan.
Erythromycin
Sediaan : Kapsul, Kaplet salut selaput, Tablet
kunyah, Syrup kering

Indikasi :
 Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikrooganisme yang sensitive terhadap Eritromisin
seperti :
Infeksi saluran pernfasan bagian atas ringan sampai sedang
Infeksi saluran pernafasan bagian bawah ringan sampai
agak berat
Infeksi saluran pernafasan
Pertusis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit ringan sampai agak berat
Kontar Indikasi
 Kepekaan terhadap Eritromisin.

Efek Samping
 Ggguan pada saluran pencernaan seperti mual,
muntah, diare.
 Reaksi-reaksi kepekaan seperti urtikaria, ruam
kulit,
 Pengobatan dalam jangka waktu yang lama
mungkin menimbulkan superinfeksi
 Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran
jika digunakan pada dosis besar,
Cotrimoksazole
Sediaan : Kaplet, Tablet, Syrup

Indikasi
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi saluran pencernaan
 Infeksi saluran pernafasan,
 Infeksi THT
 Infeksi lain seperti toksoplasmosis dan infeksi-
infeksi lainnya dimana obat-obat terpilih tidak
dapat diberikan.
Kontra Indikasi
 Kepekaan terhadap preparat sulfonamide, kerusakan
hati, diskrasia darah, kerusakan ginjal yang berat,
kehamilan, bayi premature dan bayi yang baru lahir
selama minggu-minggu pertama.

Efek Samping
 Diskrasia darah : anemia hemolitik, purpura, anemia
megaloblastik, trombositopenia, leucopenia.
 Reaksi alergi : urtikaria, penyakit serum, eritema
multiforme, sindrom Stevens-Johnshon
 Saluran cerna : glositis, muntah, diare, hepatitis.
 Susunan syaraf : sakit kepala, neuritis perifer.
 Lain-lain : demam obat, nefrotis toksik.
Dosis :

Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun


 Dosis umum : 1kaplet/ 2 tablet di atas 12 tahun.
 Dosis maksimum : (terutama pada penyakit yang berat): 1
kaplet/ 2 tablet, 3 kali sehari.
 Syrup
6 minggu – 5 bulan : ½sendok teh, 2 kali sehari
6 bulan – 5 tahun : 1 sendok teh,2 kali sehari
6 tahun – 12 tahun : 2 sendok teh, 2 kali sehari

 Sebaiknya diminum setelah makan dengan cukup minum.


 Lama pengobatan 10-14 hari, untuk pengobatan Shigellosis
selama 5 hari.
Antipiretik
 Parasetamol

Sediaan :
 Tablet mengandung parasetamol 500 mg.
 Syrup mengandung parasetamol 120 mg.

Cara kerja obat :


 Analgesik antipiretik
 Sebagai analgesic, bekerja dengan meningkatkan ambang
rangsangan rasa sakit.
 Sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat
pengatur panas di hipotalamus.
Indikasi :
 Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit
kepala, sakit gigi dan menurunkan demam.

Kontra Indikasi :
 Penderita gangguan fungsi hati yang berat.
 Penderita hipersensitif terhadap obat ini.

Efek Samping :
 Gggn jangka lama dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati.
 Reaksi hipersensitifitas.
Aturan Pakai :
 Tablet :
 Dewasa : Sehari 3 kali 1-2 tablet. Maksimum
sehari 8 tablet.
 Syrup :
0-1 Tahun : Sehari 3-4 kali ½ sendok takar
1-2 Tahun : Sehari 3-4 kali 1 sendok takar
2-6 Tahun : Sehari 3-4 kali 1-2 sendok takar
6-9 tahun : Sehari 3-4 kali 2-3 sendok takar
9-12 tahun : Sehari 3-4 kali 3-4 sendok takar
Atau sesuai petunjuk dokter.
Anti Kejang
Phenobarbital
 Sediaan :
 Tablet 30 mg dan 60 mg.
 Injeksi

Indikasi :
 Antikonvulsi umum, epilepsi tonik
 Dosis : Tablet
 Dewasa : Dosis awal sehari 2-3 kali 50-100mg.
Naikkan bertahap, tergantung respon pasien.
Dosis maksimum sehari 600 mg. dosis besar diberikan terbagi.
 Anak-anak sampai 2 tahun : 25-45 mg

2-5 tahun : 45-90 mg.


6-12 tahun : 90-375mg
Atau sehari 3-5 mg/kg BB, dibagi dalam 2-3 kali pemberian.
 Dosis yang diperlukan sangat bervariasi, dapat mencapai 15 mg/kg BB pada anak.
Diazepam
Tablet 2 mg, 5 mg dan rectal 5mg, 10 mg.

Indikasi :
 Ansietas, sukar tidur
 Status epilepsy
 Relaksasi otot rangka padakelainan otot dan
sendi, tindakan intubasi endotrakeal, endoskopi.
 Obat tambahan pada spasme mioklonik dan
serangan atonik yang sering kali refrakter
terhadap obat lain.
Kontra Indikasi :
 Semester pertama kehamilan
 Glaucoma sudut sempit.
 Penderita yang hipersensitif terhadap diazepam.

Efek Samping :
 Umumnya tidak membahayakan; kadang-kadang
menyebabkan visus kabur, diplopia, hipotensa, amnesia,
gangguan bicara, tremor, inkontinensia urin dan konstipasi.
 Sesekali : agresi paradoksal dan perangsangan mental
(exicetemen). Apnea dan henti jantung dapat terjadi pada
pasien penyakit berat dan usia lanjut. Nyeri local dan
tromboflebitis pada suntikan hipersensitif dan depresi
pernafasan.
Dosis (oral)
Ansietas :
 Anak-anak: sehari 0,12-0,80 mg/kg BB, dibagi
dalam 3-4 dosis.
 Dewasa : sehari 4-40 mg, dibagi dalam 2-4
dosis atau 2,5-10 mg sebelum tidur.
 Usia lanjut : 1-2 kali sehari 2-2,5 mg, boleh
ditambah secara bertahap bila perlu.

Anda mungkin juga menyukai