1. Vitamin A
Sediaan 2 macam :
Kapsul lunak 100.000 I.U
Kapsul lunak 200.000 I.U
Cara Penggunaan :
Pencegahan :
Bayi umur 6-11 bulan sekali 1 kapsul.
Ibu setelah melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya akan
memperoleh Vitamin A yang cukup melalui ASI : seklai 2 kapsul.
Diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
Pengobatan :
Bayi (6-11 bulan) denga tanda klinis xerophtalmia seperti buta
senja, bercak putih (bercak bitot),mata keruh atau kering :
Saat ditemukan segera diberikan 1 kapsul
Hari berikutnya 1 kapsul
Empat (4) minggu berikutnya 1 kapsul (kelainan pada mata berupa
bercak bitot, mata keruh atau kering yang disertai luka perlu diberikan
pengobatan lokal seperti salep antibiotik)
Anak balita (1-5 tahun) : segera diberi 2 kapsul
Bayi (6-11 bulan) : segera diberi 1 kapsul.
Cara Pemakaian pada Anak-Anak :
Dipotong ujungnya kemudian pencet isinya ke dalam mulut
anak.
Efek Samping :
Terlalu banyak menggunakan Vitamin A dalam jangka waktu
panjang menyebabkan hipervitaminosis. Gejalanya : anoreksia
(tidak ada nafsu makan), berat badan berkurang, demam
ringan, kulit gatal dan kering, rambut jarang, hati membesar.
Gejala ini hilang setelah pemberian Vitamin A dihentikan.
Efek Samping :
Hiperbilirubinemia dilaporkan pernah terjadi pada bayi yang baru lahir
jika obat diberikan melebihi dosis yang dianjurkan.
Iritasi lokal seperti rasa sakit, bengkak dan perih dapat terjadi di tempat
obat diinjeksikan.
Dosis :
Profilaksis hemorrhage pada bayi yang baru lahir :
0,5 mg – 1 mg Phytonadione (Vitamin K1) diberikan secara i.m, 1,6
jam setelah bayi dilahirkan.
Pengobatan hemorrhage pada bayi yang baru lahir :
1 mg Phytonadione (Vitamin K1) diberikan secara i.m atau s.c.
Antibiotik
Ampicillin
Sediaan : kapsul 500 mg, sirup kering 125 mg.
Indikasi :
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella,
S.Thyposa, Salmonella, E.Coli, P.Mirabilis dan enterococci.
Meningitis yang disebabkanoleh bakteri non penicillinase, H.
Influenzae,Stapylococcus dan Streptococcux pneumonia.
Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh N.Gonorrhoea,
P.Mirabilis, Shingella, S.Thyposa dan bakter non penicillinase.
Kontra Indikasi :
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri penghasil
penicillinase enzyme.
Penderita hipersensitif terhadap Ampisilin.
Efek Samping :
Gangguan pada saluran pencernaan antara lain : Glossitis, stomatitis,
mual, muntah, enterocolitis, dan colitis pseudomembran.
Reaksi hipersensitif seperti : urtikaria, eritema multiform.
Sistem hemopoetik dan limfotik : anemia,thrombocylopenia,
thrombocytopenic purpura, oesinophylia, leucopenia dan agranulositosis.
Dosis :
Menurut petunjuk dokter umumnya :
Dewasa dan anak-anak dengan berat diatas 20 kg :
Untuk infeksi saluran kemih dan saluran pencernaan : 500 mg diberikan setiap 6
jam (4 kali sehari)
Untuk infeksi saluran pernafasan : 250 mg diberikan setiap 6 jam (4 kali sehari)
Indikasi :
Infeksi kulit dan jaringan lunak :
Stafilokokus bukan penghasil penisilinase, Streptokokus, E.coli.
Infeksi saluran pernaafasan : H. influenza, Streptokokus,
S.pneumoniae, Stafilokokus bukan penghasil penisilinase,
E.coli.
Infeksi saluran genitourinary : E.coli, P.mirabilis dan S.faecalis.
Genore : N. gonorhoeae)
Dosis:
Dewasa dananak-anak dengan berat badan >
20 kg : 250 -500 mg tiap 8 jam.
Kontra Indikasi :
Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat
hypersensitive terhadap antibiotic beta-laktam (penisilin,
sefalosporin).
chloramphenicol
Sediaan :
Kapsul 250 mg
Syrup 125 mg
Injeksi 1000 mg
Indikasi :
Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan
almonelosis lainnya.
Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H.influenzae (terutam infeksi
meningual0, rickettsia, lymphogranuloma-psittacisis dan beberapa bakteri gram-
negatif yang menyebabkan balteriam, meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.
Dosis :
Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :
50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4
Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif atau mengalami
reaksi toksi dengan kloramfenikol.
Jangan gunakan untuk mengobati influenza,
batuk-pilek, infeksi tenggorokan atau
mencegah infeksi ringan.
Erythromycin
Sediaan : Kapsul, Kaplet salut selaput, Tablet
kunyah, Syrup kering
Indikasi :
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikrooganisme yang sensitive terhadap Eritromisin
seperti :
Infeksi saluran pernfasan bagian atas ringan sampai sedang
Infeksi saluran pernafasan bagian bawah ringan sampai
agak berat
Infeksi saluran pernafasan
Pertusis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit ringan sampai agak berat
Kontar Indikasi
Kepekaan terhadap Eritromisin.
Efek Samping
Ggguan pada saluran pencernaan seperti mual,
muntah, diare.
Reaksi-reaksi kepekaan seperti urtikaria, ruam
kulit,
Pengobatan dalam jangka waktu yang lama
mungkin menimbulkan superinfeksi
Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran
jika digunakan pada dosis besar,
Cotrimoksazole
Sediaan : Kaplet, Tablet, Syrup
Indikasi
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran pencernaan
Infeksi saluran pernafasan,
Infeksi THT
Infeksi lain seperti toksoplasmosis dan infeksi-
infeksi lainnya dimana obat-obat terpilih tidak
dapat diberikan.
Kontra Indikasi
Kepekaan terhadap preparat sulfonamide, kerusakan
hati, diskrasia darah, kerusakan ginjal yang berat,
kehamilan, bayi premature dan bayi yang baru lahir
selama minggu-minggu pertama.
Efek Samping
Diskrasia darah : anemia hemolitik, purpura, anemia
megaloblastik, trombositopenia, leucopenia.
Reaksi alergi : urtikaria, penyakit serum, eritema
multiforme, sindrom Stevens-Johnshon
Saluran cerna : glositis, muntah, diare, hepatitis.
Susunan syaraf : sakit kepala, neuritis perifer.
Lain-lain : demam obat, nefrotis toksik.
Dosis :
Sediaan :
Tablet mengandung parasetamol 500 mg.
Syrup mengandung parasetamol 120 mg.
Kontra Indikasi :
Penderita gangguan fungsi hati yang berat.
Penderita hipersensitif terhadap obat ini.
Efek Samping :
Gggn jangka lama dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati.
Reaksi hipersensitifitas.
Aturan Pakai :
Tablet :
Dewasa : Sehari 3 kali 1-2 tablet. Maksimum
sehari 8 tablet.
Syrup :
0-1 Tahun : Sehari 3-4 kali ½ sendok takar
1-2 Tahun : Sehari 3-4 kali 1 sendok takar
2-6 Tahun : Sehari 3-4 kali 1-2 sendok takar
6-9 tahun : Sehari 3-4 kali 2-3 sendok takar
9-12 tahun : Sehari 3-4 kali 3-4 sendok takar
Atau sesuai petunjuk dokter.
Anti Kejang
Phenobarbital
Sediaan :
Tablet 30 mg dan 60 mg.
Injeksi
Indikasi :
Antikonvulsi umum, epilepsi tonik
Dosis : Tablet
Dewasa : Dosis awal sehari 2-3 kali 50-100mg.
Naikkan bertahap, tergantung respon pasien.
Dosis maksimum sehari 600 mg. dosis besar diberikan terbagi.
Anak-anak sampai 2 tahun : 25-45 mg
Indikasi :
Ansietas, sukar tidur
Status epilepsy
Relaksasi otot rangka padakelainan otot dan
sendi, tindakan intubasi endotrakeal, endoskopi.
Obat tambahan pada spasme mioklonik dan
serangan atonik yang sering kali refrakter
terhadap obat lain.
Kontra Indikasi :
Semester pertama kehamilan
Glaucoma sudut sempit.
Penderita yang hipersensitif terhadap diazepam.
Efek Samping :
Umumnya tidak membahayakan; kadang-kadang
menyebabkan visus kabur, diplopia, hipotensa, amnesia,
gangguan bicara, tremor, inkontinensia urin dan konstipasi.
Sesekali : agresi paradoksal dan perangsangan mental
(exicetemen). Apnea dan henti jantung dapat terjadi pada
pasien penyakit berat dan usia lanjut. Nyeri local dan
tromboflebitis pada suntikan hipersensitif dan depresi
pernafasan.
Dosis (oral)
Ansietas :
Anak-anak: sehari 0,12-0,80 mg/kg BB, dibagi
dalam 3-4 dosis.
Dewasa : sehari 4-40 mg, dibagi dalam 2-4
dosis atau 2,5-10 mg sebelum tidur.
Usia lanjut : 1-2 kali sehari 2-2,5 mg, boleh
ditambah secara bertahap bila perlu.