Anda di halaman 1dari 7

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM
 Nunik Rahmawanti  Dita Utami Nawang W
(1811060001) (1811060006)
 Sekar Pembayun MN  Eva Eti Waluyo Wati
(1811060002) (1811060007)
 Junia Rahmani Fauzia  Audrey Ayu AS
(1811060004) (1811060009)
 Della Ayu Sri Mulyanti  Atika Dewi Yulyani
(1811060004) (1811060010)
 Winda Krisdiyowati  Vina Nur Kartika

(1811060005) (1811060011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM


STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
APA ITU
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM?

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang


muncul secara berlebihan selama hamil. Mual dan
muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester
awal sebenarnya normal. Namun pada hiperemesis
gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang
hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Baru pertama kali mengandung Hamil kembar Hamil Anggur

Keluarga hiperemesis Hamil dengan obesitas


Faktor Resiko Hiperemesis
Gravidarum

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah


mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa
sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan
dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil
merasa pusing, lemas, dan mengalami
dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan
berupa:
Sakit kepala Konstipasi Sangat sensitive terhadap
bau

Inkontinensia urine Jantung berdebar Produksi Air Liur


Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia
kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda pada usia
kehamilan 14-20 minggu.

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

 Malnutrisi
 Gangguan fungsi hati dan ginjal.
 Perdarahan di kerongkongan
(esofagus), akibat muntah yang terjadi
terus-menerus.
 Cemas dan depresi.
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

 Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa


lelah.
 Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus
agar mudah ditelan dan dicerna.
 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan
berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.
 Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan
mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan
menghangatkan tubuh.
 Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan
zat besi selama hamil.
 Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai