Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TENTANG PEMBERIAN OBAT PADA BAYI DAN BALITA


SESUAI KEWENANGAN DAN STANDAR”

DOSEN : YETTI DYNARIA SIREGAR, SST, MKM

Disusun oleh :

Lesti Annisa Siregar


NIM : 2015302223

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Prinsip Pemberian Obat Pada Bayi dan
Balita
            Makalah  ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah “ASUHAN KEBIDANAN
PADA BALITA & ANAK USIA PRA SEKOLAH II” Sebagaimana kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
tugas makalah ini.
            Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami ucapkan terima
kasih

Padangsidimpuan, 12 April 2021 


Penulis

Lesti annisa siregar


       

                                                                                                                   
                                                                                            
BAB I
PENDAHULUAN

PRINSIP PEMBERIAN OBAT PADA BAYI DAN BALITA


Lingkup pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab bidan termasuk di dalamnya
adalah pelayanan kesehatan anak, yang diberikan pada masa bayi dan balita. Dalam memberikan
pelayana kesehatan pada anak, bidan diberikan kewenangan dalam pemberian obat yang bersifat
sementara pada penyakit ringan, sepanjang sesuai dengan obat- obatan yang sudah ditetapkan
dan segera merujuk pada dokter.
Disamping itu, dalam MTBS, bidan selaku petugas kesehatan, diharapkan mampu
melakukan langkah-langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian
/klasifikasi penyakit balita. Tindakan lainnya yang tepat dilakukan bidan antara lain.
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah.
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi local di rumah, dll
Untuk dapat melakukan pengobatan sesuai kewenangan dan memberikan penyuluhan
kepada ibu tentang pemberian obat oral dirumah, maka berikut ini diuraikan beberapa obat
umum yang seharusnya diketahui oleh bidan.
BAB II
PEMBAHASAN

CARA MEMBERIKAN OBAT PADA BAYI DAN BALITA

Untuk dapat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pemberian obat oral dirumah,maka
berikut ini diuraikan beberapa cara memberikan obat pada bayi dan balita yang perlu diketahui
oleh bidan dan diberitahu pada ibu ( orang tua)
1. Memberikan obat Pada Bayi:
a. Gendonglah bayi ketika diberi obat .posisi menggendongnya,kepala berada lebih
tinggi ketimbang badan , agar sibayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk
kedalam paru –Paru.
b. Karena bayi biasanya susah diam,mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang
lebih besar untuk menenangkan nya.Kalau tidak ada orang lain , ibu bisa
Membungkus tangan dan tubuh tidak ada orang lain, ibu bisa membungkus tangan
dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu ibu
c. Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya,mintalah bantuan
seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut .lalu,dengan lembut pula
masukkan obat kedalam mulut bayi.
d. Pemberian obat ,yang biasanya berbentuk cair,itu bisa menggunakan sendok atau
pipet.
1) Bila menggunakan sendok, letakkan sendok  yang telah disterilkan dan diisi    
obat pada bibir bagian bawah.angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir
kedalam mulutnya.
2) Bila menggunakan pipet,isilah pipet dengan senjumlah obat yang sesuai
dengan petunjuk dokter.letakkan pipet obat disudut mulut bayi dan
dikeluarkan obat perlahan-lahan .
e. Pemberian obat tetes untuk hidung , mata ,dan telinga pada bayi juga perlu kiat           
     khusus:
 1). Obat tetes hidung:
o Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang
hidung.
o Hitung jumlah tetesan yang masuk kehidung. Dua atau tiga tetes biasanya
sudah cukup.
2). Obat tetes mata:
o miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada dibawah.
o Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat
o Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.
3). Obat tetes telinga:
o Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di
atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
o Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian
dalam.
Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini
diperhatikan:
o Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam
kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk kelubang
hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
o Jangan sentuh obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak
berpindah kedalam botol obat.
o Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluarsa akan
memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang di obati.

2.      Memberikan Obat Pada Anak-Anak:


a. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu
keras.
b. Campurlah obat, terutama yang berasa pahit dengan sirup atau madu atau jus agar
tidak terasa pahit.
c. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap
dan tak terminum si anak.
d. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak
menempel di gigi.
Alternative memberi obat pada anak-anak yang sudah lebih besar, antara lain:
a. Buat mereka tertawa. Biarkan dia tertawa sekeras-kerasnya. Lalu, saat mereka lengah,
masukkan obat. Usahakan dia tetap riang setelah minum obat, hati-hati, agar tidak
tersedak.
b. Masukkan obat di dalam makanan dan minuman. Perlu dicatat, sirup coklat sangat baik
untuk menutupi rasa pahit. Cara, memberikannya, campur obat dengan satu sendok cair.
Tapi ingat, jangan lakukan trik ini dibawah anak umur 6 bulan. Pada bayi, dapat
diberikan dengan dicampur pada ASI.
c. Berikan anak kepercayaan. Anak-anak umur 2-3 tahun biasanya ingin lebih berkuasa.
Mereka ingin memegang sendok obat itu sendiri dan meminumnya. Untuk itu beri
mereka pilihan, tetapi mengharuskan mereka untuk minum obat.
d. Coba jenis obat lain. Jika biasanya anak ibu mengonsumsiobat dalam bentuk cair dan ia
menolak, coba tablet kunyah dan tablet biasa. Yang paling gampang, tentu tablet kunyah
yang rasanya enak dan larut dalam waktu singkat di mulut.

3. Hal-hal Yang Diperhatikan:


a. Perhatikan aturan dosis obat.
Dengan dosis yang tepat sesuai BB bayi, niscaya penyakit si kecil dapat sembuh.
Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan BB bayi
tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan BB bayi.
b. Lihat tanggal kadaluarsa.
Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal
kadaluarsa (umumnya tercantum dikemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan
baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa dan baunya pertanda kualitas obat
sudah tidak baik, segera buang.
c. Perhatikan cara menyimpan.
Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu
dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi
tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin yang ditimbulkan. Khusus obat puyer
simpanlah dalam wadah tertutup rapat dan kering, jangan menyimpan didalam kulkas
karena dapat mempengaruhi tekstur puyer.
d. Boleh bergiliran.
Katakanlah bayi mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bila secara bergiliran
dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang).
e. Jangan mencampur obat dengan madu.
Hingga bayi berusia 1 tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena
dikawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan
terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih
kuat sehingga bisa menerima campuran obat dan madu.
f. Tunggu ½ jam bila ingin minum susu.
Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak
dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotic.

4. Pemberian Obat Dengan Menggunakan Alat Bantu


Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat pada bayi, seperti pipet, sendok
takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik). Alat-alat ini memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing. Sendok takar, umpannya, agak sulit digunakan untuk bayi mengingat bila
ia meronta risiko obat tersebut tumpah lebih besar. Nah, menggunakan pipet memang
lebih mudah, namun pilih yang berbahan plastic. Pipet berbahan beling atau gelas rawan
pecah. Pilih juga pipet yang ukurannya jelas terlihat sehingga bisa dipakai sebagai alat
takar yang pas. Saat meminumkan obat pada bayi, jaga agar pipet tidak mengenai
mulutnya (agar tidak terkena bakteri). Beberapa pipet sekaligus berfungsi sebagai tutup
obat. Senagai langkah antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam
dalam air mendidih selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada
tempatnya.
Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah digunakan. Bila
bayi anada menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa meminta dokter membuat
resep karena sepuit tidak bisa di beli bebas.
Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol dotnya.
Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol ot si kecil. Sebaiknya air
jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan obat saja. Missal, 1
bungkus puyer atau 1 sendok the obat sirup dengan 5-10 cc air. Kocok atau aduk terlebih
dahulu hinggan tercampur merata sebelum diberikan kepada bayi.

5. Jangan Menggunakan Sendok Rumah Tangga


Pada kemasan obat kerap tercantum istilah sendok the atau sendok makan sebagai takaran
obat. Perlu diketahui yang di maksud dengan sendok tek dan sendok makan tersebut
bukan sendok yang ada di dapur kita, melainkan sendok takar yang ada dalam kemasan
obat. Ukuran takaran sendok rumah tangga tidak sama dengan sendok takar obat (takaran
sendok rumah tangga memiliki jumlah yang berbeda-beda, tidak 5 ml).
Untuk itu, jangan lupa meminta sendok takar  obat ketika membeli obat di apotik. Atau,
dapat pula meminta alat takar yang meniliki ukuran jelas, seperti, gelas takar, pipet, atau
sepuit tanpa jarum suntik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lingkup pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab bidan termasuk di dalamnya
adalah pelayanan kesehatan anak, yang diberikan pada masa bayi dan balita. Dalam memberikan
pelayana kesehatan pada anak, bidan diberikan kewenangan dalam pemberian obat yang bersifat
sementara pada penyakit ringan, sepanjang sesuai dengan obat- obatan yang sudah ditetapkan
dan segera merujuk pada dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Maryunani Anik, CV. Trans Info Media, Jakarta
Timur, 2019

Anda mungkin juga menyukai