Anda di halaman 1dari 18

PEMBERIAN OBAT PADA BAYI &

BALITA
Oleh :
Hanik Machfudloh SST., M Kes
Jenis-jenis obat yang diperbolehkan
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa
resep dokter.
Di negara-negara barat , obat ini disebutr OTC (Over
The Counter). Ini adalah obat yg paling aman dan bisa
dibeli bebas di warung toko obat, maupun apotek.
Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh
digunakan sembarangan. Tapi bagaimanapun juga
obat bebas juga punya kandungan “racun” yg bisa
berbahaya buat tubuh bila tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kemasan obat ini ditandai dengan”lingkaran hijau
bergaris tepi hitam”. Obat bebas ini digunakan
untuk mengatasi gejala penyakit ringan, biasanya
berupa vitamin atau multivitamin.
2. Obat bebas terbatas
Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter.
Pada kemasan obat ini terdapat “lingkaran biru
bergaris tepi hitam”. Contohnya obat antiflu atau
obat antimabuk. Pada kemasannya terdapat
peringatan bertanda kotak kecil berdasar gelap
atau kotak putih bergaris tepi hitam.
Misalnya :
P.No.1 : Awas! Obat keras. Baca aturan
pemakaiannya
P.No.2 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian
luar dari badan
P.No.3 : Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
P.No.4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk
dibakar
P.No.5 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan
ditelan
Pemakaian obat ini juga harus dihentikan bila kondisi
penyakit semakin serius. Sebaiknya pergi ke dokter
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sangat tidak dianjurkan untuk melakukan pengobatan
sendiri dengan obat-obatan yang seharusnya diperoleh
lewat resep dokter. Meski gejala dan keluhan penyakit
sama, obat yg digunakan belum tentu sama.
Perhatikan tanggal kedaluarsa obat, baca informasi
pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yg
tidak diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara
menyimpan obat, dan interaksi obat dengan obat lain
atau interaksi obat dengan makanan yg
dikonsumsi.Obat keras
3. Obat keras
Obat ini harus diperoleh lewat resep dokter.
Ciri khasnya adalah :
Terdapat tanda “lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan huruf K didalamnya.
Obat yg termasuk golongan ini misalnya antibiotik,
seperti : penisilin, tetrasiklin, obat-obatan yang
mengandung hormon, obat penenang, dll. Obat
jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi karena
bisa berbahaya, meracuni tubuh, memperparah
penyakit, atau menyebabkan kematian
Dosis pemberian obat
Cara menghitung dosis obat pada bayi & balita
Memakai rumus Fried yg menitikberatkan pada umur anak.
m
Da = x Dd (mg)
150
Ket : Da = Dosis anak
m = umur anak
Dd = Dosis dewasa

Contoh 1 :
Anak usia 6 bulan, mengalami demam tinggi, untuk menurunkan panas
anak tersebut mendapatkan resep obat parasetamol, berapa dosis yg
diberikan untuk anak tersebut.
Jawab :
Dd (dosis dewasa) parasetamol : 500 mg
6
Da = — x 500 (mg) = 20 mg
150
Menjelaskan pemberian obat pada bayi dan balita sesuai
wewenang dan standar yg berlaku
1. Memberikan obat pada bayi :
- gendong bayi, dg posisi kepala lebih tinggi dari pada
badan, agar bayi tdk tersedak yg berakibat obat masuk
kedalam paru.
- minta bantuan org dewasa atau anak lebih besar untuk
menenangkannya
- bila tdk ada org lain bungkus tangan dan tubuh bayi
dengan selimut agar tangan bayi tdk mengganggu anda
- Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yg
diminumnya, mintalah bantuan orang lain untuk
membuka mulutnya dg lembut. Lalu dg lembut pula
masukkan obat kedalam mulut bayi
- Pemberian obat yg biasanya berbentuk cair, bisa
menggunakan sendok atau pipet
• Bila menggunakan sendok, letakkan sendok
yg telah disterilkan dan diisi obat pada bibir
bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar
obat mengalir dalam mulutnya.
• Bila menggunakan pipet, isilah pipet
dengan sejumlah obat yg sesuai dg petunjuk
dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut
bayi dan keluarkan obat pelan-pelan.
• Pemberian obat tetes untuk hidung, mata
dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus.
• Obat tetes hidung
Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan
teteskan obat ke setiap lobang hidung.
Hitunglah jumlah tetesan yg masuk ke hidung. 2
atau 3 tetes biasanya sudah cukup
• Obat tetes mata
Miringkan sedikit kepala bayi hingga mata
terinfeksi brada dibawah. Dengan cara ini
tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat
dapat mudah mengalir
• obat tetes telinga
Baringkan bayi pada pada salah satu sisi dengan
lubang telinga terinfeksi berada diatas. Teteskan
obat kedalam lobang telinga yg sakit. Buat bayi
tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang
telinga bagian dalam. Sebelum obat tetes tersebut
diberikan, ada baiknya hal-hal kerikut diperhatikan :
a. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam
tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa
menit, agar ketika diteteskan dan masuk lobang
hidung atau telinga, anak tdk terlalu kaget.
b. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung,
telinga, atau mata agar bakteri tidak
berpindah kedalam botol obat
c. Perhatikan batas waktu pemakaian obat
itu.Obat kadaluarsa akan memperburuk
peradangan atau kondisi bayi yg diobati
Indikasi dan kontraindikasi
Memberi obat pada bayi dan balita, tdk cukup
hanya membaca aturan minum saja. Cermati
cara tepat memberikan, kontra indikasi dan trik
agar pemberian obat berhasil.
Sistem kekebalan tubuh bayi dan balita yg
belum sempurna, membuat rentan terhadap
serangan penyakit, terutama infeksi. Karena
balita belum melewati 5 tahun, kita kerap
memberinya obat berupa puyer atau sirup,
berarti harus diperhatikan :
- berikan obat sesuai aturan yg tertera di label.
Misalnya 3 x sehari. Atau berikan sesuai anjuran
dokter/petugas kesehatan yg meresepkan obat
tersebut.
- baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan
ini ada yg tercantum dalam kotak kemasan dan
ada pula yg tertulis pada lembaran kertas yg
dilipat dan dimasukkan kedalam kotak kemasan.
- berikan obat sesuai waktunya, mis. Harus
diberikan sebelum atau sesudah makan
- berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan
sendok takar yg ada dalam kemasan obat tersebut.
- perhatikan :
 apabila muncul gejala alergi, stop pemberian
obat dan segera konsultasikan dengan dokter
 berikan obat antibiotik sampai habis
 jangan mengulang pemberian obat yg sama pada
anak, walau dg gejala dan penyakit yg sama dengan
sebelumnya. Konsultasi dulu ke dokter
 hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas
kandungan/komposisinya
Gunakan alat bantu :
- Resmi :
• sendok takar/gelas takar
• alat ukur obat berupa suntikan
• siring atau pipet (untuk obat tetes)
- Tidak resmi
• jus buah, campur dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak
• jeli/agar-agar/pudding buah untuk
menyembunyikan puyer
• sendok/alat makan yg berbentuk dan
bermotif lucu
• makanan kesukaan si kecil, bisa diberikan
bersama potongan kue, dicampur madu
(untuk anak usia diatas setahun). Atau berikan
makanan kesukaan anak sebelum atau
sesudah minum obat

Anda mungkin juga menyukai