STASE MATERNITAS
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS
PADA NY. A PASIEN PUSTU DUAMPANUA KEC. ANREAPI
RATNA
Nim : N.
CI LAHAN CI INSTITUSI
_______________
_______________
ASUHAN KEPERAWATAN
STASE MATERNITAS
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS
PADA NY. A PASIEN PUSTU DUAMPANUA KEC. ANREAPI
RATNA
Nim : N.
CI LAHAN CI INSTITUSI
_______________
_______________
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE DENGAN GASTRITIS
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE (ANC)
1. Pengertian
Ante natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil
dengan tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan
dan sesudahnya dalam keadaan baik, baik ibu dan bayinya. (Sarwono, 2002)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 1998)
e) Pemeriksaan laboratorium
1) Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih,
missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung
kencing.
2) Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor
risiko dalam kehamilan maupun persalinan.
3) Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr
%. (normalnya : 11 gr%)
f) USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
g) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
b. Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik
usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering kencing
merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir
masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
c. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari.
d. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja
sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
e. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
f. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
1. Pengertian
2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2017) Penyebab dari gastritis antara lain :
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen
kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
c. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis,
dan secondary syphilis.
d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
e. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat,
dan refluks usus lambung.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu
(komponenpenting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)
dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon
peradangan mukosa.
i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa,
yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.
4. Patofisiologi
a .Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang
mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus),
yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan
yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel
mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam
klorida atau HCl, terutama daerah fundus. Vasodilitasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa
nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa
pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi
memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam
hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,
sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan [CITATION
Dek11 \p 2018 \y \l 1057 ]
b .Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory )
Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A (sering
disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan
pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan
bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau
obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung.
[CITATION Hir09 \p 2018 \y \l 1057 ]
5.Pathway Gastritis
Mengurangi Barrier
lambung terhadap asam
dan pepsin
Menyebabkan difusi
kembali asam
lambung&pepsin
anoreksia
Dorongan ekspulasi
Mual
lambung kemulut
Nyeri akut
Muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
Pendarahan
kurang dari kebutuhan
Sumber :Sudoyo Aru,dkk 2009,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3 edisi keempat.
Internal publishing : Jakarta.
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH.
Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat
diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai
30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai,
tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu
atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering
terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di rontgen.
6. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik
dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa
perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom
Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah
besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
7. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO,
maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam
seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria
atau tidak.
6. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Istirahat
2. Mengurangi stress
3. Diet : Air teh, tidak makan yang bisa memicu nyeri dengan kemudian diberikan
peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti
pudding, agar-agar dan bubur yang hangat, biasanya dapat ditoleransi setelah
12–24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara
bertahap. Pasien dengan gastritis superficialyang kronis biasanya berespon
terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang berbumbu banyak atau
berminyak. [ CITATION Mut11 \l 1057 ]
D. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas : nama,umur,pendidikan, suku bangsa,pekerjaan agama, alamat dan nomor
rekam medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat pasien masuk rumah sakit dan pada saat
melakukan pengkajian dikontak pertama
2) Riwayat Kesehatan/penyakit sekarang
Perjalanan penyakit pasien dari pertama kali keluhan yang dirasakan pasien saat
dirumah, usaha untuk mengurangi keluhan, sampai dibawa kerumah sakit dan
menjalani keperawanan.
3) Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Riwayat Kesehatan pasien sebelum sakit yang dialaminya sekarang, diagnosis
medis penyakit yang pernah diderita.
4) Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Riwayat Kesehatan Keluarga,adakah anggota keluarga yang pernah atau sedang
mengalami seperti yang pasien alami sekarang. Adakah anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang berhubungan dengan sakit yang diderita pasien
sekarang. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit menuar
(hepatitis,TBC,dsb) atau penyakit keturunan/genetik (hipertensi,Diabetes
mellitus,dsb ).
c. Pemeriksaan fisik
1) kesadaran umum,vital sign,status dan tingkat kesadaran
2) pemeriksaan pada :
a) kulit
pada kulit dilakukan pengkajian sistem integument, keadaan umum kulit,
kebersihan, integritas kulit, tekstur, kelembapan,adanya ulkus/luka,warna kulit
dan bentuk kelainan lain dari kulit
b) Kepala dan Leher
pengkajian daerah kepala,distribusi rambut keadaan umum kepala, kesimetrisan,
adanya kelainan pada kepala secara umum.
Pengkajian leher yaitu adanya pelebaran vena jugularis, pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar limfe, ketebatasan gerak leher dan kelainan lain.
c) Penglihatan dan mata
Pengkajian daerah mata dan fungsi sistem penglihatan, keadaan mata secara
umum.
d) Penciuman dan hidung
Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman serta keadaan umum
hidung.
e) Mulut dan Gigi
Pengkajian mulut dan organ pencernaan bagian atas.
f) Dada,Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : perkembangan ekspansi dada,kesimetrisan dada
Palpasi : kesimetrisan dada dan taktil fremitus
Pekusi : Paru – resonan,adanya penumpukan sekret/cairan /darah
Auskultasi : suara nafas dan bunyi jantung
Sirkulasi : perkusi darah keperifer dan warna ujung-ujung jari,bibir dan
kelembapan kulit
g) Abdomen
Inspeksi : keadaan umum abdomen, pergerakan nafas
Auskultasi : Peristaltic usus permenit
Palpasi : Adanya massa pada abdomen, turgor kulit, adsanya asites
h) Genetalia dan Reproduksi
Keadaan umum alat genitalia dan fungsi sistem reproduksi, kelainan pada bentuk
anatomi dan fungsi genetalia
i) Ekstermitas Atas dan Bawah
Pengkajian Ekstermitas atas dan bawah,rentang gerak dan kekuatan otot
d. Pada fungsi kesehatan
1) Pola persepsi kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan penatalaksaan kesehatan,kemampuan menyusun
tujuan dan pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi dan pola metabolisme pasien
Menggambarkan masukan nutrisi,balance cairan dan elektrolit, nafsu makan,pla
makan,diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual
muntah,kebutuhan jumlah zat gizi, masalah/penyembuhan kulit dan makanan
kesukaan
3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi,kandung kemih dan kulit. Kebiasaan defekasi,
ada tidaknya masalah defekasi, dan masalah miksi
4) Pola aktivitas dan istirahat pasien
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak
mau makan
2. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak
adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan
klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang
penyakit yang ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit yang diderita
5. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak
gelisah
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Ketidakseimbangan NOC NIC :
nutrisi kurang dari 1. Nutrional status : Nutrition management
kebutuhan 2. Nutrional status : food and 1. Kaji adanya alergi makanan
fluid 2. Anjurkan pasien untuk
Definisi : asupan 3. Intake meningkatkan intake fe
nutrisi kurang dari 4. Nutrional status : nutrient 3. Ajarkan pasien untuk membuat
kebutuhan intake catatan makanan harian
metabolik 5. Weight control 4. Monitor jumlah nutrisi dan
kriteria hasil : kandungan kalori
1. Adanya peningkatan berat 5. Berikan informasi tentang
badan sesuai dengan tujuan kebutuhan nutrisi
2. Berat badan ideal sesuai 6. Kaji kemampuan pasien untuk
dengan tinggi badan mendapatkan nutrisi yang
3. Mampu mengidentifikasi dibutuhkan ibu dan janin
kebutuhan nutrisi 7. Menganjurkan pasien untuk tidak
4. Tidak ada tanda-tanda mengosumsi makanan yang dapat
malnutrisi membahayakan janin
5. Menunjukkan peningkatan Nutrition monitoring :
fungsi pengecapan dari 1. BB pasien dalam batas normal
menelan 2. Monitorin adanya penurunan
6. Tidak terjadi penurunan berat berat badan kaji tipe dan jumlah
badan yang berarti aktivitas yang dapat dilakukan
yang tidak membahayakan janin
3. Kaji adanya kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4. Monitor adanya mual muntah
5. Monitor apakah pasien pucat,
kemerahan , dan kekeringan
jarigan konjutiva
Kekurangan NOC NIC
volume cairan 1. Fluid Balance Fluid Management
Definisi : 2. Hydration 1. Pertahankan catatan intake dan
Penurunan cairan 3. Nutritional status : Food and output yang akurat
intravaskular, Fluid 2. Monitor status hidrasi
intersitial dan atau 4. Intake 3. Monitor vital sign
intraseluler. Ini Kriteria Hasil : 4. Monitor masukan makanan/cairan
mengacu pada 1. Mempertahankan urine 5. Kolaborasikan pemberian cairan
dehidrai, output sesuai dengan usia dan IV
kehilangan cairan BB, BJ urine normal, HT 6. Monitor status nutrisi
saat tanpa normal. 7. Dorong masukan oral
perubahan pada 2. TTV dalam batas normal 8. Dorong keluarga untuk membantu
2
natrium 3. Tidak ada tanda-tanda pasien makan.
dehidrasi Hypovolemia Management
4. Elastisitas turgor kulit baik, 1. Monitor status cairan termasuk
membran mukosa lembab, intake dan out put cairan
tidak ada rasa haus yang 2. Monitor tanda vital monitor
berlebihan. respon pasien terhadap
penambahan cairan
3. Monitor berat badan
4. Dorong pasien untuk menambah
intake oral
5. Monitor adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan.
3 Nyeri akut NOC: NIC
1. Plain level
1. Observasi reaksi nonverbal dari
2. Pain control
Definisi : 3. Comfort level ketidalnyamanan
pengalaman sensori 2. Gunakan teknik komunikasi
dan emosional terapeutik untuk mengetahui
yang tidak pengalaman nyeri pasien
menyenangkan 3. Kaji kultur yang mempengaruhi
yang muncul akibat respon nyeri
kerusakan jaringan 4. Bantu pasien dan keluarga untuk
yang aktual atau mencari dan menemukan
potensial dukungan
5. Ajafkan tentang teknik non
farmakologi
6. Berikan analgetik untuk
mengursngi nyrrti
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
8. Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
4 Defisiensi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge : disease process Teaching : disease process
2. Knowledge : health behavior 1. Jelaskan patifiologi dari penyakit
Definisi : dan bagaimana hal ini
ketiadaan atau berhubungan dengan anatomi dan
defisiensi informasi fisiologi dengan cara yang tepat
kognitif yang dan dampak pada kehamilan
berkaitan dengan 2. Gambarkan tanda dan gajala yang
topik tertentu bisa muncul pada penyakit
dengan cara yang tepat
3. Identifikasi kemungkinan
penyabab dengan cara yang tepat
4. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuh
mencengah komplikasi dan
keamana pada janin
5. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan yang aman pada ibu
dan janin
6. Instruksikan pasien mengenal
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada perawat
kesehatan dengan cara yang tepat
Ansietas NOC NIC
Definisi : 1. Anxiety self-control Anxiety reduction ( penurunan
perasaan tidak 2. Anxiety level kecemasan )
nyaman atau 3. Coping 1. Gunakan pendekatan yang
khawatir yang kriteria hasil : menenangkan
samar disertai 1. Klien mampu 2. Nyatakan dengan jelas harapan
respon autonom mengidentifikasi dan dan pelaku pasien dan janin
atau perasaan takut mengungkapkan gejala cemas 3. Pahami prespektif pasien terhadap
yang disebabkan 2. Mengidentifikasi, situasi tress yang dapat
oleh antisipasi mengungkapkan dan berdampak pada janin
5
terhadap bahaya. menunjukkan tehnik untuk 4. Dorong keluarga dan suami untuk
mengontrol cemas menemani pasien
3. Vital sign dalam batas normal 5. Identifikasi tingkat kecemasan
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, 6. Bantu pasien mengenal situasi
bahasa tubuh dan tingkat yang menimbulkan kecemasan
aktivitas menunjukkan 7. Dorong pasien untuk
berkurangnya cemas mengungkapkan perasaan,
ketakutan dan persepsi
8. Intruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi