Anda di halaman 1dari 25

STASE MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE PADA NY. A DENGAN KRAM PADA KAKI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC. ANREAPI

NURHIDAYAH

Nim : N.

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________ _______________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE (ANC)

1. Pengertian
Ante natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil
dengan tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan
dan sesudahnya dalam keadaan baik, baik ibu dan bayinya. (Sarwono, 2002)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 1998)

2. Tujuan Ante Natal Care


Menurut Manuaba (1998), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan
sebagai berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan
nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

3. Frekuensi Kunjungan ANC


Menurut Saifuddin, AB (2002), sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal, yaitu :
1) 2 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 2 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28)
3) 4 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan
sesudah minggu ke 36).
3. Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal “7T” yang terdiri dari:
a. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukut zang
terstandar
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
kaena hubungannya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi.
Berat badan ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg
sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006). Tinggi badan hanya diukur pada
kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145 cm perlu diperhatikan
kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan pada saat
persalinan (Depkes RI, 1998).
b. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan
tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala
preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan
kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan darah
mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan
jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil
mengalami preeklami. Apabila preeklamsi tidak dapat diatai maka
akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).
c. Mengukur tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk
mendeteki secara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus uteri juga dapat
digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin
ganda atau hidramnion (Nadesul, 2006).
d. Pemberian imunisasi tetanus toksoit (TT) lengkap (sesuai jadwal)
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus. Jadwal pemberian imunisasi TT sebagai berikut:
Antigen
Interval (selang waktu minimal)
Lama perlindungan %
TT1 pada kunjungan antenata pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun *80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
Ket : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari TN (Tetanus
Neonatorum) sumber: (Prawirohardjo, 2006).
e. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang
satu tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg. Tablet beri
sebaiknya tinak minum bersama kompi, teh karena dapat mengganggu
penyerapan (Prawirohardjo, 2006).
f. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan
hemoglobin, glukosa darah, golongan darah, VDRL, protein urine,
gula darah, dan hepatitis B. Pemerikaan Radiologi USG dan
pelvimetri. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi
dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria,
tubercolusis, cacingan dan thalasemia (Meilani, et. Al., 2009).
g. Temu wicara (konseling)
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti
perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil,
tanda-tanda bahaya kehamilan dan janin sehingga ibu dan keluarga
dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan
mendengarkan keluhan yang disampaikan (Meilani, et. Al., 2009)
4. Informasi Saat Kunjungan ANC
(1) Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan
ibu hamilMendeteksi masalah dan menanganinya.
 Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi
komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan
istirahat)
(2) Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre
eklamsia (tanya ibu tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
(3) Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS (Saifuddin, AB.
2002).
5. Nasehat Untuk Ibu Hamil
1) Diet
Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena
kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur
sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 – 15
Kg selama hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu
mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan.
Kenaikan BB tidak boleh > ½ kg / minggu. (Manuaba, 1998)
2) Pekerjaan rumah
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan
kemampuan, dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan.
(Manuaba, 1998)
3) Wanita bekerja di luar rumah
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan
dikerjakan dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang sedang
hamil mendapatkan hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil
sebelum menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalinan.
(Manuaba,1998)
4) Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian
dalam. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai
kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang. Pakaian
dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan menghalangi suasana
lembab di sekitar pelipatan. (Manuaba, 1998)
5) Hubungan seksual
Menurut Manuaba (1998), hamil bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk
dihentikan bila :
 Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau
panas
 Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
 Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak
 Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami gugur
kandung, persalinan sebelum waktunya, mengalammi kematian dalam
kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan
6) Perawatan payudara
Menurut Manuaba (1998), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng
susu, dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya
adalah :
a. Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas /
lap yang dibasahi minyak.
b. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih.
c. Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke dalam
20 kali, keluar 20 kali.
d. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari
panngkal menuju putting susu sebanyak 30 kali.
e. Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
f. Pakailah BH yang menyokong payudara.
7) Pemberian obat – obatan dan imunisasi
Menurut Manuaba (1998), pengobatan penyakit saat hamil harus
selalu memperhatikan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin. Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat
menurunkan  angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid
tetanus dilakukan 2 kali selama hamil.

Tabel 1. Interval dan Efektifitas Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama Perlindungan


TT1 Kunjungan pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau seumur hidup
8) Persiapan persalinan dan laktasi
   Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan
kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan
laktasi. Untuk dapat mencapai kesehatan optimal menjelang persalinan perlu
dilakukan dua langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan
mempersiapkan keadaan puyudara untuk laktasi. (Manuaba, 1998)
9) Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan
atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan,
hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 – 28 minggu.

6. Tanda Bahaya Kehamilan


1) Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2002), tanda bahaya ibu hamil adalah :
a. Perdarahan peervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik

2) Berkaitan dengan janin


Menurut Manuaba (1998), tanda bahaya pada janin adalah :
a. Badan panas disertai tanda infeksi lainnya
b. Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
c. Perut terasa semakin kecil
KRAM PADA KAKI

A. Kram pada kaki


1. Pengertian
Kaki kram saat hamil adalah salah atu keluhan yang umum dirasakan oleh
sebagian obesar calon ibu. Meski tidak membahayakan, kaki kram saat hamil
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
2. Penyebab kram kaki pada ibu hamil
Penyebab kram kaki saat hamil belum diketahui secara pasti, meski dapat
terjadi pada iang hari, kaki kram saat hamil akan lebih sering terasa terutama
pada malam hari. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kram
kaki pada ibu hamil, antara lain:
a) Perubahan sirkulasi darah
Kram kaki saat hamil dapat disebabkan oleh perubahan sirkulai darah.
Perubahan irkulasi darah yang melambat merupakan hal yang umum terjadi
dan bukan kondisi yang perlu dikhawatirkan. Adanya peningkatan hormon
selama kehamilan menyebabkan aliran darah didalam tubuh berubah. Selain
itu, seiring bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengalami
peningkatan volume darah. Akibtanya, aliran darah menjadi lebih lambat
dari biasanya sehingga menyebabkan kram kaki saat hamil.
b) Berat badan meningkat
Seiring bertambahnya ukuran janin dalam kandungan tentu memungkinkan
berat badan ibu hamil jadi meningkat. Kondisi ini yang dapat memengaruhi
otot, saraf, dan pembuluh darah yang membawa aliran darah dan menunju
kaki tertekan oleh rahim yang semakin membersar.
c) Merasa kelelahan
Merasa lelah selama kehamilan merupakan hal yang normal terjadi. Pada
usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, otot kaki semakin merasa lelah
menahan berat bayi sehingga mengalami tekanan dan menyebabkan kram
kaki.
d) Kurang minum banyak air
Penyebab kram kaki saat hamil dapat diduga oleh ibu hamil yang
kekurangan asupan cairan tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat
menyebabkan, bahkan memperburuk kram kaki saat hamil dapat terjadi.
3. Cara mengatasi kram kaki saat hamil
Cara mengatasi kram kaki pada ibu hamil yang bisa dilakukan adalah:
a) Memijat otot kaki dengan tangan
Gunakan tangan untuk memijat area betis atau area kaki yang terasa kram
dengan melakukan pijatan sendiri selama 30 detik hingga 1 menit untuk
meringankan kram kaki mendera.
b) Lakukan peregangan otot
Jika terbangun dimalam hari karena kram kaki, maka hal yang dapat
dilakukan adalah peregangan otot dengan mengarahkan kaki lurus ked
depan sebagai salah satu cara mengatasi kram kaki saat hamil. Caranya,
luruskan kaki, tumit dahulu, lalu mulai lenturkan pergelangan kaki dan jari-
jari kaki. Mulanya akan merasa sakit. Tapi, lama kelamaan kram akan
perlahan hilang
c) Gerakkan kaki dengan berjalan
Jika cara mengatai kram kak saat hamil sebelumnya tidak berhasil, maka
lakukanberjalan didalam rumah selama beberapa menit untuk
menghilangkannya.
d) Gunakan kompres air hangat
Kompres air hangat juga bisa digunakan untuk mengatasi kaki kram saat
hamil yang muncul secara tiba-tiba. Caranya, basahi handuk atau kain
bersih menggunakan air hangat. Lalu, tempelkan pada area kaki yang
mengalami kram selama beberapa menit.
4. Cara mencegah kram kaki saat hamil
Kram kaki saat hamil dapat hilang dengan endirinya sampai waktu persalinan
tiba. Akan tetapi, selama masa kehamilan bia melakukan berbagai cara untuk
mencegah kram kaki saat hamil, antara lain:
a) Lakukan peregangan betis
Salah satu cara mencegah kram kaki saat hamil adala dengan melakukan
peregangan pada kaki di siang hari. Caranya, berdiri 1 meter dari dinding
dan condongkan tubuh ke depan dengan menyandarkan kedua tangan ke
dinding tembok. Jaga telapak kaki untuk tetap rata pada lantai. Tahan
selama 5 detik. Ulangi selama 5 menit sebanyak 3 kali sehari, terutama
sebelum tidur.
b) Minum banyak air putih
Kebutuhan asupan cairan dalam tubuh dapat mencegah dari dehidrasi yang
diduga menjadi penyebab kram kaki saat hamil.
c) Lakukan olahraga ringan
Kram kaki saat hamil dapat dicegah dengan rajin melakukan aktivita fisik.
Seperti melakukan yoga, jalan kaki. Dengan tetap melakukan aktivitas fisik
selama hamil bisa mencegah peningkatan berat badan berlebih, peningkatan
sirkulasi darah dan kram kaki saat hamil.
d) Hindari duduk atau berdiri dalam waktu yang lama
Duduk terlalu lama bia memungkinkan kram kaki dapat dapat muncul. Cara
mencegah kram kaki untuk ibu hamil adalah dengan sering mengubah posisi
duduk atau berdiri setiap 1-2 jam.
e) Mandi air hangat
Mandi air hangat sebelum tidur juga menjadi cara mencegah kram kaki saat
tidur karena otot-otot kaki akan lebih rileks.
IV. Pathway
V.
Perubahan fisik dan hormonal Perubahan Psikologis

Uterus Membesar

Ketidakeimbang Perubahan titik Penempatan beban Peningkatan Penekanan paru


an fosfor, tegangan pada Penakanan kandung
pusat gaya berat kurvuntur vertebra oleh diafragma Timbul peraaan realistis
penurunan punggung kemih
umbsakral ibu untuk persiapan
kalsium, melahirkan dan
alkalosis ringan pengasuhan
Postur menekan Sesak
saraf ulnar, median, Peningkatan frekuensi
dan sciatic berkemih
Nyeri Punggung
Orientasi pada rasa sakit,
Gangguan Pola luka persalinan,
Tidur kesehatan bayi,
kemamouan menjadi ibu
Kekurangan
Volume Cairan

Ansietas
Kram Kaki

Intoleransi
Aktifitas
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Identitas
 Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
 Usia      
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
 Alamat                   
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan              
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
 Agama     
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
 Pendidikan      
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.       
 Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
 Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
 Riwayat keluhan utama
 P  : Provokasi / palatif (penyebab)
 Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
 R : Region / dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

2. Riwayat kesehatan sekarang


Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan
anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala,
perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid
atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal
ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a) Inspeksi
1) Muka  : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
3) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
4) Dada  : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum
5) Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan
dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria,
iliaka kiri (scibala).
6) Abdomen obstetrik  : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
7) Vulva  : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
8) Anggota bawah   : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b) Palpasi
1. Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
 Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional:
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
 Menurut leopold
1) Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
 Rahim dibawa ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus.
 Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang di fundus.
2) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
 Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
 Dipergunakan satu tangan saja.
 Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
 Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
 Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
4) Leopold IV
 Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
 Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
 Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
a) Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
b) Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
c) Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
 Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
c) Auskultasi
 Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
 Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2).
d) Pemeriksaan panggul
1. Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
 Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
 Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
 Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
 Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
 Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
 Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
2. Pengukuran panggul dalam, meliputi :
 Promotorium (N = tidak teraba)
 Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
 Sacrum ( N = cekung)
 Spina ischiadica (N = menonjol)
 Arcus pubis ( N = > 900)
e) Pemeriksaan laboratorium
 Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih,
missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung
kencing.
 Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor
risiko dalam kehamilan maupun persalinan.
 Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr
%. (normalnya : 11 gr%)
f) USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
g) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
b. Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik
usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering kencing
merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir
masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
c. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari.
d. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja
sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
e. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
f. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas
2) Kekurangan volume cairan
3) Ansietas
4) Gangguan pola tidur
3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi : ketidakcukupan energi  Energy conservation Activity Therapy
psikologis atau fisiologis untuk  Activity tolerance 1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabiltasi
melanjutkan atau menyelesaikan  Self care : ADLs medik dalam merencanakan program terapi
aktifitas kehidupan sehari-hari Kriteria hasil : yang tepat.
yang harus atau yang ingin  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
dilakukan tanpa disertai peningkatan tekanan yang mampu dilakukan

darah, nadi dan RR 3. Bantu untuk mengidentifikasi dan

 Mampu melakukan aktivitas sehari-hari mendapatkan sumber yang diperlukan untuk

(ADLs) secara mandiri. aktivitas yang diinginkan.


4. Bantu pasien/keluarga untuk
 Tanda-tanda vital normal
mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Level kelemahan
5. Monitor respon fisik, social dan spiritual.
2. Kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi : Penurunan cairan  Fluid Balance Fluid Management
intravaskular, intersitial dan atau  Hydration  Pertahankan catatan intake dan output
intraseluler. Ini mengacu pada  Nutritional status : Food and Fluid yang akurat
dehidrai, kehilangan cairan saat  Intake  Monitor status hidrasi
tanpa perubahan pada natrium Kriteria Hasil :  Monitor vital sign
 Mempertahankan urine output sesuai  Monitor masukan makanan/cairan
dengan usia dan BB, BJ urine normal,  Kolaborasikan pemberian cairan IV
HT normal.  Monitor status nutrisi
 TTV dalam batas normal  Dorong masukan oral
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi  Dorong keluarga untuk membantu pasien
 Elastisitas turgor kulit baik, membran makan.
mukosa lembab, tidak ada rasa haus Hypovolemia Management
yang berlebihan.  Monitor status cairan termasuk intake dan
out put cairan
 Monitor tanda vital monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk menambah intake
oral
 Monitor adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan.

3. Ansietas NOC NIC


Definisi : perasaan tidak nyaman  Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
atau kekhawatiran yang samar  Anxiety level  Gunakan pendekatan yang menenangkan
disertai respon autonom (sumber  Coping  Pahami perspektif pasien terhadap situasi
seringkali tidak spesifik atau Kriteria Hasil : stress
tidak diketahui oleh individu);  Klien mampu mengidentifikasi dan  Temani pasien untuk memberikan
perasaan taku yang disebabkan mengungkapkan gejala cemas keamanan dan mengurangi takut.
oleh antisipai terhadap bahaya.  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan  Identifikasi tingkat kecemasan
Hal ini merupakan isyarat menunjukkan tehnik untuk mengontrol  Bantu pasien mengenal situasi yang
kewaspadaan yang cemas menimbulkan kecemasan
memperingatkan individu akan  Vital sign dalam batas normal  Dorong pasien untuk mengungkapkan
adanya bahaya dan  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa perasaan, ketakutan, persepsi.
memampukan individu untuk tubuh dan tingkat aktivitas  Instruksikan pasien menggunakan teknik
bertindak menghadapi ancaman. menunjukkan berkurangnya kecemasan. relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.

4. Gangguan pola tidur NOC NIC


Definisi : Gangguan kualitas  Anxiety redution Sleep Enhancement
tidur dan kuantitas waktu tidur  Comfort level  Determinasi efek-efek medikasi terhadap
akibat faktor eksternal  Pain level pola tidur

 Rest : Extent and Pattern  Ciptakan lingkungan yang nyaman

 Sleep : Extern and Pattern  Kolaborasi pemberian obat tidur

Kriteria Hasil :  Diskusikan dengan pasien dan keluarga


 Jumlah jam tidur dalam batas normal 6- tentang teknik tidur pasien
8 jam/hari.  Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
 Pola tidur, kualitas dalam batas normal  Monitor/catat kebutuhan tidur pasien
 Perasaan segar sesudar tidur dan setiap hari dan jam.
istirahat
 Mampu mengidentifikasi hal yang
meningkatkan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, EGC : jakarta. 2001.

Mansjoer, A. Dasar-dasar Keperwatan Maternitas, EGC : jakarta. 1995.

Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC : Jakarta. 2002.

Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2002.

Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu kebidanan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.


2002.

Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu bedah kebidanan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:


Jakarta. 2000.

Anda mungkin juga menyukai