Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN

BAHAYA PENGGUNAAN PLASTIK PADA MAKANAN


KEPADA IBU RUMAH TANGGA

Oleh:

Yeni Purnamasari NIM. 192082083

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal promosi Kesehatan yang berjudul bahaya
penggunaan plastik pada makanan kepada ibu rumah tangga ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah komunikasi farmasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bahaya penggunaan plastik pada makanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sari Wahyuli Narulita, MM., Apt selaku
dosen mata kuliah komunikasi farmasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.

Saya menyadari, proposal yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan proposal ini.

. Bandung , Desember2020

Penyusun
I. LATAR BELAKANG

Hampir semua makanan yang dijual di masyarakat menggunakan pembungkus


berbahan plastik. Kemasan yang terbuat dari plastik itu dipakai karena ringan, tidak
mudah pecah, harganya murah, dan untuk mendapatkannya sangat mudah. Tetapi di balik
segi positifnya tersebut, ternyata plastik memiliki potensi buruk bagi kesehatan
masyarakat. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari bahaya yang
ditimbulkan penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan. Misalnya, para pedagang
makanan di Bandung tidak peduli mengenai peringatan bahaya penggunaan kantong
kresek warna hitam sebagai pembungkus makanan.

Produk pangan memerlukan kemasan agar dapat dipasarkan dan didistribusikan


secara luas, mempermudah konsumen untuk mengenali serta membawanya,
memperpanjang masa simpan serta mempertahankan citarasa dan kerenyahan. Kemasan
pangan digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan
langsung maupun tidak langsung dengan makanan dan bahan pangan, disamping itu
kemasan pangan juga mempunyai berbagai fungsi lain, diantaranya untuk menjaga
pangan tetap bersih serta mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme; menjaga
produk dari kerusakan fisik; menjaga produk dari kerusakan kimiawi (misalnya
kelembaban/uap air), memberikan informasi mengenai produk pangan dan instruksi cara
penyimpanan yang baik maupun cara memasak sertanilai gizi pada label.

Dalam memilih jenis kemasan, faktor keamanan penting dipertimbangkan.

Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan banyak dipergunakan dengan


pertimbangan keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah
mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat
transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat
diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan
dasar plastik. Kemasan yang paling sering dijumpai saat ini adalah plastik dan styrofoam.
Dalam dua dasarwarsa terakhir, kemasan plastic merebut pangsa pasar kemasan dunia,
mengungguli kemasan kaleng dan gelas, mendominasi industri makanan di Indonesia dan
kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk
mengemas, menyimpan dan membungkus makanan mencapai 53% khusus untuk
kemasan luwes, sedangkan kemasan kaku sudah mulai banyak digunakan untuk
minuman.

Bahan kemasan plastik tersusun dari polimer-polimer, berasal dari bahan mentah
berupa monomer, selain itu juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk
memperbaiki sifat fisiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik.
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan,
inert, tidak berkarat. dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Aspek
negatif kemasan plastik adalah bila monomer-monomer bermigrasi ke dalam bahan
makanan yang dikemas, yang merupakan bagian yang berbahaya bagi manusia karena
bersifat karsinogenik, sehingga makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kaidah
keamanan pangan atau Food Safety.

Jenis plastik tertentu (misalnya PE, PP, PVC) tidak tahan panas, berpotensi
melepaskan migran berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer sehingga
merupakan kelemahan dalam pemilihan kemasan plastik apabila tidak dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek keamanan pangan, dan plastik merupakan bahan yang sulit
terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan.

Pada penjual makanan jajanan (street food), penggunaan kantung kresek


seringkali dilakukan dengan tidak tepat, akibat kurangnya pengetahuan bahwa bahan
dasarnya berasal dari daur ulang berbagai jenis plastik, sehingga penggunaannya untuk
pembungkus makanan dalam keadaan panas, seperti bakso kuah panas, bakmi kuah
panas, bubur panas, gorengan panas, sehingga suhu yang relative tinggi akan membantu
migrasi bahan kimia plastik ke dalam makanan.

Bagi yang suka memanaskan makanan dengan microwave, wadah plastik untuk
memanaskan lauk, apabila tidak memenuhi syarat food grade, maka monomer-monomer
plastik akan bermigrasi danikut bercampur dengan makanan dan memberikan efek
karsinogenik.

Dilakukan penyuluhan kepada konsumen karena dinilai lebih efektif dibanding


dengan melakukan penyuluhan/promosi kesehatan kepada produsen, karea kita semua tau
plastik pembungkus makanan murah dibanding yang lain, sehingga jika dilakukan
promosi ke produsen hal ini tidak tepat sasaran karena sebagian besar produsen akan
lebih mementingkan keuntungan ekonomis dari penggunaan plastik.

II. TUJUAN DAN SASARAN


A. Tujuan
1. Melakukan Promosi Kesehatan kepada masyarakat selaku konsumen dari produk-
produk makanan yang beredar dipasaran yang 80% nya dikemas dalam kemasan
plastik.
2. Memberi penyuluhan terhadap bahaya palstik jika digunakan sebagi pengemas
makanan.

Dari dua tujuan yang diambil diatas akan terlihat bagaima suatu proses
adopsi dapat terlaksana atau tidak, hal ini sesuai dengan teori adopsi yaitu proses
yang dialami seseorang dari mulai ia berkenalan dengan suatu inovasi hingga yang
bersangkutan menerima (adoption) atau menolak inovasi tersebut.

Ada lima tahapan dalam proses adopsi ini yaitu :

1) Awarness/Tahu
Pada tahap ini individu berkenalan dengan suatu inovasi/ suatu penyuluhan
dimana penyuluhan ini mengenai bahaya plastik sebgai pembungkus
makanan. Pada taha ini individu belum cukup memperoleh informasi
tentang bahaya dari penggunaan plastik pada makanan, pada tahap ini
individu mulai tau namun belum merasa tergugah untuk mencari informasi
bahaya plastik lebih lanjut.
2) Interest/Tertarik
Pada tahap ini individu sudah menegtahui informasi tentang bahaya
penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan, sehingga individu mulai
tergugah untuk memperoleh informasi lebih banyak.
3) Evaluation/Penilaian
Pada tahap ini individu melakukan sebuah penilaian apakah promosi
kesehatan mengenai bahaya plastik sebagi pembungkus makanan ini cocok
bagai situasi dirinya sendiri ataupun di masa datang.
4) Trial/Percobaan
Pada tahap ini individu mulai menerapkan inovasi yaitu seperti mulai
meninggalkan penggunaan pembungkus makanan dari plastik. Dari hasil
trial inilah yang akan menentukan individu tersebut mau menerima atau
menolak promosi kesehatan yang telah dilakukan.
5) Adops/Menerima
Pada tahap ini individu sudah memutuskan akan terus menerima dan
melaksanakan inovasi dari promosi kesehatan yang telah dilakukan.

Adapun bagan sumber komunikasi dalam teori adopsi adalah sebagai berikut :

SUMBER KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI KOMUNIKASI


MASSA YG DI KELOMPOK DAN
ULANG ULANG PERORANGAN

AWARENESS INTEREST ADOPTION


EVALUATION TRIAL
(SEKEDAR (TERTARIK)
(MENILAI) (MENCOBA)
TAHU) (MENERIMA)

B. Sasaran
Sasaran primer pada umumnya menjadi sasaran langsung promosi kesehatan.
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka sasaran primernya adalah konsumen yang
lebi mengarah pada Ibu Rumah Tangga.
Sasaran sekunder seperti Tokoh masyarakat yang dapat menjadi acuan untuk
mengubah perilaku masyarakat tersebut adalah pihak kesehatan.
Secara spesifik sasaran yang kami bidik adalah :

1. Ibu Rumah Tangga 6. Kuli

2. Pekerja Kantoran 7. Anak Sekolah

3. Buruh Pabrik 8. Mahasiswa

4. Salesman 9. Anak Kos

5. Tukang Becak 10. Manula

Secara keseluhuran sasaran yang kami bidik adalah semua konsumen pangan.

Strategi yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah Strategi Global yang
meliputi :

1. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain terse but
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.

2. Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun
informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan.

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada


masyarakat langsung. Tujuan utama pember¬dayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan).
III. ANALISA PERILAKU
A. Perilaku Sebelum
Perilaku adalah bentuk respon dari stimulus/rangasangan yang diberikan
dari luar organisme, namaun dalam pemberian respon sangat tergantung dari
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Adapun faktor yang mempengaruhi respon terhadap stimulus disebut
dengan determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Determinan Faktor Internal
Yaitu bawaan dari masing-masing individu misalnya tingkat kecerdasan,
emosional, jenis kelamin dsb.
b. Determinan Faktor Eksternal
Yaitu lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, politik dsb. Faktor lingkungan
inilah yang biasanay lebih dominan mewarnai perubahan perilaku
individu.
Adapun perilaku awal sebelum dilakukan promosi kesehatan mengenai
bahaya penggunaan plastik sebagai kemasan makanan adalah konsumen banyak
yang acuh tak acuh menegnai bahaya plastik ini, konsumen menilai penggunaan
plastik dinilai lebih efektif dan simpel serta murah untuk pembungkus makanan.
Padahal mereka tidak tahu bahwa penggunaan tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Adapun diagram yang diharapkan setelah dilakukan promosi kesehatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Rangsangan Proses Reaksi Tingkah


Stimulus Stimulus Laku (Terbuka)
Sikap
Tertutup

B. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti telah disebutkan diatas.
Dalam rencana promosi kesehatan ini kami menilai perubahan perilaku
yang akan diberikan oleh koresponden yang mengikuti promosi kesehatan adalah
perubahan perilaku yang sesuai dengan Teori Fungsi, yaitu :
Berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung
kepada keutuhan. Berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan
perilaku seseorang adalah apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut. Katz (1960) mengatakan bahwa perilaku
dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Asumsinya bahwa :

a. Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan


memberikan pelayanan terhadap kebutuhan misalnya membuat jamban
bila jamban tersebut benar- benar sudah menjadi kebutuhan.

b. Perilaku berfungsi sebagai defence mecanicm/pertahanan diri dalam


menghadapi lingkungannya.

c. Perilaku berfungsi sebagai penerima obyek dan pemberi arti. Seseorang


senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam


menjawab suatu situasi. Merupakan konsep diri dan pencerminan dari hati
snubari. Misalnya orang sedang marah, senang, gusar.
Adapun perilaku sesudah dilakukan promosi kesehatan mengenai bahaya
penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan yang di harapkan adalah
sebagai berikut :

1. Koresponden dapat memahami bahaya plastik bagi kesehatan.

2. Koresponden dapat mengajak memulai perubahan dari diri sendiri dengan


meminimalisir penggunaan plastik.

3. Koresponden dapat secara perlahan meninggalkan penggunaan plastik


sebagai pembungkus makanan.

Untuk menhetahui apakah perubahan perilaku sesudah dilakukan promosi


kesehatan telah tercapai atau belum maka, kami akan memberi angket kepada
koresponden sebelum promosi kesehatan diakhiri.

IV. RENCANA PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN


A. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan :
PKK Ibu-ibu Rumah Tangga RW 08 Kec. Bojongsoan. Kel. Cipagalo,
Kab.Bandung
Di Balai RW 08.
B. Waktu
Waktu :
Senin, 11 Januari 2020

C. Isi
a) Mengenal Masalah, Masyarakat dan Wilayah
Masalah yang akan kami angkat dalam Perencanaan Promosi
Kesehatan kali ini adalah Bahaya Plastik sebagai Pembungkus Makanan.
Dimana seperti telah dijabarkan diatas bahwa plastik merupakan
agen/perkusor pembawa kanker jika di gunakan untuk makanan karena
senyawa dalam polimer plastik akan menjadi radikal jika terkena panas.

Masalah yang kami angkat termasuk hal sepele dalam masyarakat,


masyarakat cenderung apatis dan meremehkan, dan kemungkinan
sebagian besar belum mengetahui bahwa plastik adalah perkusor kanker.
Maka kami melakukan perencanaan promosi kesehatan tentang bahaya
plastik sebagai pembungkus makanan, promosi kesehatan kami lakukan
dari tingkat paling kecil yaitu ceramah serta diskusi bersama di tingkat RT
di lingkukan rumah kami.

b) Menentukan Isi Penyuluhan

Isi penyuluhan berupa ceramah mengenai bahaya plastik jika


digunakan sebagai pembungkus makanan, dampak dari penggunaan
plastik jika di gunakan untuk makanan, keuntungan jika koresponden tidak
menggunakan plastik untuk makanan/ melakukan anjuran dari penyuluh,
serta pesan singkat yang dirasa efektif dan tidak ruwet, sehingga dapat
dilaksanakan oleh koresponden.

D. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah Metode
Kelompok Besar dengan metode Ceramah yang dimodifikasi. Yaitu ceramah yang
dilakukan pada awal dan diskusi terbuka setelah ceramah serta di dukung dengan
alat bantu berupa flip chart dan leaflet yang akan dibagi pada pertengahan
ceramah.

E. Alat Peraga
Alat peraga yang kami gunakan adalah flip chart yang akan saya
presentasikan, leaflet yang kami bagikan di pertengahan ceramah dan contoh
makanan dalam plastik.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Promosi Kesehatan ini dilakukan untuk konsumen pangan dengan sasaran
utama adalah ibu rumah tangga.

2. Promosi Kesehatan dilakukan dengan cara Metode Pendidikan Kelompok


Besar dengan cara ceramah yang di lanjutkan dengan diskusi terbuka.

3. Saat dilakukan Promosi Kesehatan di gunakan alat bantu peraga flip chart
yang akan kami presentasikan, leaflet yang kami bagikan di pertengahan
ceramah dan contoh makanan dalam plastik.

B. Saran

Sebaiknya Promosi Kesehatan dilakukan secara berkala dan berulang


karena untukpermasalahan yang telah menjadi budaya seperti ini dibutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mengetahui promosi kesehatan ini dapat di terima
serta dilaksanakan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai