Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

ANALISIS SENYAWA OBAT TUNGGAL SECARA VOLUMETRI


(TITRASI IODIMETRI)

DISUSUN OLEH :

YENI PURNAMASARI

NIM (19208083)

KELOMPOK D

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


BANDUNG 2021
I. TUJUAN
1. Menentukan normalitas larutan iodium 0,1N
2. Menentukan kadar zat dalam sampel secara iodimetri

II. DASAR TEORI


Iodimetri adalah satu metode titrasi langsung dengan menggunakan larutan titer
iodium. Reaksi yang terjadi pada iodimetri ini didasarkan pada prinsip reaksi redoks.
Karena iodium memiliki sifat oksidator maka larutan iodium tersebut dapat
digunakan pada iodimetri ini, terutama untuk zat-zat yang mempunyai potensial
oksidasi lebih rendah daripada potensial oksidasi iodium. Karena iodium oksidator
lemah maka yang dapat dioksidasi reduktor-reduktor kuat dimana sering digunakan
sebagai oksidator adalah SO3, AS2O3.
Selain iodimetri metode lain yang digunakan dengan menggunakan prinsip yang
sama yaitu iodometri, bromometry.
Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah
titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium.
Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium sehingga
dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi
iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan
memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk.,2007)
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2
di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan
kristal (murni). mudah berubah akibatoksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia
(Safaryani, dkk., 2007).
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat
sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia
seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,2007).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.Vitamin C
dapat hilang karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,

2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu

3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan,

4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi
yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994)

III. ALAT dan BAHAN


A. Alat yang digunakan
1. Buret makro 50 ml
2. Statif dan klem buret
3. Labu Erlenmeyer
4. Beaker glass 100, 250 ml
5. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
6. Labu ukur 100 dan 250 ml
7. Timbangan analitik
8. Pipet volume
9. Pipet filler
10. Botol semprot

B. Bahan yang digunakan


1. Larutan Baku Sekunder : Pembuatan Iodium Lihat FI Ed III hal 746
2. Larutan Baku Primer : Natrium thiosulfat baku
3. Sampel Vitamin C 0,1 N 100 ml
4. Indikator kanji

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Cara Pembakuan:
a. Pipet 25 ml Natrium Thiosulfat baku, masukkan ke dalam Erlenmeyer
b. Tambahkan 1 ml larutan kanji
c. Titrasi dengan larutan baku sekunder hingga warna biru
d. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
e. Hitung Normalitas Iodium sesungguhnya.
Penetapan Kadar
a. Hitung normalitas sampel, buat 0,1 N 100 ml
b. Pipet 25 ml masukkan ke dalam erlenmeyer
c. Tambahkan 5 ml H2SO4 2N (10%)
d. Tambahkan 1ml indicator kanji,
e. Titrasi dengan larutan baku sekunder ad warna biru
f. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
g. Hitung Kadar sampel tersebut

Sampel Vitamin C Serbuk:


a. Timbang seksama 400 mg larutkan dalam campuran 100 ml air bebas CO2,
tambahkan asam sulfat pekat 25 ml (10%),
b. titrasi dengan larutan iodium 0,1N dengan indicator larutan kanji P.

Pembuatan Indikator Kanji P


a. Timbang kurang lebih 500 mg kanji/Amilum
b. larutkan dalam 100 ml aquades.
c. Panaskan hingga mendidih. Setelah dingin, lalu saring dengan kertas saring

V. HASIL PENGAMATAN
1. Pembakuan Iodium 0,1 N

No Perlakuan Hasil
1. 25 ml I2
Encerkan dalam labu ukur 100 ml Coklat
Diambil larutan tersebut 10 ml
Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N Coklat
Ditambahkan 5 tetes kanji
Titrasi dengan Na2S2O3 Kuning pucat

Biru
Warna biru menghilang jadi larutan bening

Titrasi Volume vit C Volume I2


1 25 ml 29 ml
2 25 ml 30 ml
3 25 ml 29,5 ml
Rata 29,5 ml
Rata
N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 25 = 0,1 x 29,5
N1 = 0,118 N
Molaritas I2 = 0,1 N
V I2 = 29,5 ml

2. Penetapan kadar vitamin C

Volume total filtrat = 100 ml


Volume yg digunakan = 25 ml
A (kesetaraan dengan vitamin C ) = 400 / 29,5 = 13,56
W (massa cupilkan ) = 0,4 gram

Kadar vitamin C (%) = (29,5 x (100 /25) x 13,56 ) / 400 x 100 %


Kadar vitamin C (%) = 4,0002 mg x 100 %
Kadar vitamin C (%) = 0,004 %
Kadar vitamin C (%) = 4mg /100 gram

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang penentuan kadar asam
askorbat dari vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Pada percobaan titrasi ini
menggunakan amilum sebagai indicator. Sebelum titrasi, buret dilapisi dengan kertas Koran,
dan harus dilakukan penitrasian diruangan yang gelap. Hal ini bertujuan agar larutan iodin
tidak terkena cahaya. Larutan iodin paling baik jika diawetkan dalam botol kecil yang
bersumbat kaca. Karena jika terkena cahaya iodin akan mudah teroksidasi.
Hasil penitrasian menghasilkan warna biru kehitaman, yang menandakan titik akhir
titrasi. Titrasi dilakukan secara triplo atau dilakukan sebanyak tiga kali.Penambahan larutan
H2SO4 dan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan proses akhir titrasi dengan
membentuk iod-amilum. Berdasarkan hasil praktikum kadar vitamin C dalam sampel adalah
0,004 % atau 4 mgram/100 gram.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan:

1. Iodimetri adalah suatu metode titrasi secara langsung dimana yang menjadi
penitrasinya adalah iodinnya langsung.

2. Pada percobaan ini kadar vitamin C yang terkandung sebanyak 0,004 % atau 4
mgram/100 gram.
3. Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warnalarutan
menjadi warna biru kehitaman.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Vesara Ardhe Gatera, M.Farm.,Apt ,2021 , Panduan Praktikum Kimia Farmasi II ,


Akademi Farmasi Bumi Siliwangi, Bandung
2. Day & Underwood . 2001 .Analisis Kimia Kunatitatif Edisi Keenam . Jakarta:
ErlanggaEster Juliana .
3. Penentuan Kadar Vitamin C Pada Buah Naga
.http://mutiaralib.webs.com/documents/0805015.pdf . 2011. Diakses pada tanggal 3
April 2021 pukul 16.10 WIB.
4. Rahma G.M . Iodometri dan Iodimetri
.http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf . Diakses
padatanggal 3 April 2021 pukul 20.00 WIB.
5. Svehla.G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima.Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai