DISUSUN OLEH :
YENI PURNAMASARI
NIM (19208083)
KELOMPOK D
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi
yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994)
V. HASIL PENGAMATAN
1. Pembakuan Iodium 0,1 N
No Perlakuan Hasil
1. 25 ml I2
Encerkan dalam labu ukur 100 ml Coklat
Diambil larutan tersebut 10 ml
Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N Coklat
Ditambahkan 5 tetes kanji
Titrasi dengan Na2S2O3 Kuning pucat
Biru
Warna biru menghilang jadi larutan bening
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang penentuan kadar asam
askorbat dari vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Pada percobaan titrasi ini
menggunakan amilum sebagai indicator. Sebelum titrasi, buret dilapisi dengan kertas Koran,
dan harus dilakukan penitrasian diruangan yang gelap. Hal ini bertujuan agar larutan iodin
tidak terkena cahaya. Larutan iodin paling baik jika diawetkan dalam botol kecil yang
bersumbat kaca. Karena jika terkena cahaya iodin akan mudah teroksidasi.
Hasil penitrasian menghasilkan warna biru kehitaman, yang menandakan titik akhir
titrasi. Titrasi dilakukan secara triplo atau dilakukan sebanyak tiga kali.Penambahan larutan
H2SO4 dan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan proses akhir titrasi dengan
membentuk iod-amilum. Berdasarkan hasil praktikum kadar vitamin C dalam sampel adalah
0,004 % atau 4 mgram/100 gram.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Iodimetri adalah suatu metode titrasi secara langsung dimana yang menjadi
penitrasinya adalah iodinnya langsung.
2. Pada percobaan ini kadar vitamin C yang terkandung sebanyak 0,004 % atau 4
mgram/100 gram.
3. Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warnalarutan
menjadi warna biru kehitaman.