Anda di halaman 1dari 6

IODIMETRI

Mashfufatul Ilmah (1112016200027) Eka Yuli Kartika, Eka Noviana Nindi Astuti, Nina Afria Damayanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Vitamin merupkan suatu senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu proses metabolisme. Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Bahkan beberapa orang yang kekurangan vitamin C akan mengkonsumsi sapsul vitamin C, yang kadar vitamin C nya belum diketahui. Beberapa kapsul vitamin C yang sering dijumpai di toko-toko obat, bukanlah murni terkandung itamin C melainkan terkandung bahan-bahan tambahan lain. Percobaan ini bertujuan untukmenentukan kadar vitamin C yang terkandung dalam kapsul vitamin C yang serin dijumpai di beberapa toko melaluimetode iodimetri atau titrasi langsung dengan menggunakan kanji sebagai indikator. Dari percobaan ini didapatkan kadar vitamin C yang diperoleh adalah 12.672 mg PENDAHULUAN Pembicaraan tentang iodometri tidak lepas dari konsep titrasi langsung dan tidak langsung. Titrasi langsung dikerjakan dengan titrasi menggunakan larutan standar iodin. Metode ini dikenal dengan metode iodometri. Sebaliknya titrasi tidak langsung melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar tisulfat. Metode kedua ini dikenal dengan metode iodometri. Pada bagian ini penggunan istilah iodometri dimaksudkan untuk kedua metode analisis tersebut, kecuali disebut secara khusus (didik dan retno, 129: 2010).

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri disebut juga titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat. Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan banyaknya sampel (Syarif, 33: 2012). Sistem redoks iodin (triiodida)-iodida, I3- + 2e 3I- mempunyai potensial standar

sebesar +0.54V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah dari kaliumpermanganat, senyawa serium(IV), dan kalium dikromat. Di pihak lain ion iodida, adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, dari pada ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis iodin digunkan sebagai sebuah agen pengoksidasi (Iodimetri), dan ion iodida digunkan sebagai sebuah agen pereduksi (Iodometri). Dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja subtansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidaasi yang cukupkuat untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodida, dan aplikasi dari proses iodometrik lebih banyak. Kelebihan ion iodida ditambahkan ke dalam agen pengoksidasi yang sedang ditentukan, membebaskan ion, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Reaksi antara iodin dengan tiosulafat berlangsung sempurna. Harus ditekankan bahwa beberapa kimiawan lebih suka menghindari istilah iodometri, dan sebagai gantinya mengatakan proses-proses iodometrik langsung dan tidak langsung (Underwood, 296: 1998). Indikator kanji. Warna dari sebuah larutan iodin 0.1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagi indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra klorida dan klorofom, dan terkadang kondisi ini dipergunkan dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi-titrasi. Namun demikian, suatu larutan (penyebaran klorida) dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin-kanjibertintak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodin (Underwood, 297: 1998). Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

berbau dan mencair pada suhu 190-192C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalambenzena, eter, kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalambentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti Cu, Fe, dan cahaya (Andarwulan, 1992, dalam S.Sitorus:2010). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat yang digunakan: statif dan klem 4 lengan (1 buah), buret (1 buah), corong (1 buah), pipet tetes, erlenmeyer (1 buah), gelas ukur (1 buah), kertas kado (1 buah), batang pengaduk (1 buah). Bahan yang digunakan: aquades (190 mL), vitamin C 1 butir kapsul, iodin, indikator amilum (pati), H2SO4 10%. Metode Perobaan ini dimulai dengan menghaluskan kapsul vitamin C, dan melarutkannya dalam 100 mL aquades, mengambil 10 mL larutan vitamin C dan ditambahkan dengan aquades 90 mL (menjadi sampel), ambil 25 mL sampel masukkan dalam erlenmeyer, tambah dengan 5mL H2SO4 10%, dan tambahkan 20 tetes indikator amilum. Rangkai alat titrasi, dengan iodin sebagai titran, selama proses titrasi dilakukan ditempat yang gelap , dan pross titrasi dihentikan ketika larutan tampak berwarna ungu tua. HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian Larutan vitamin C Penambahan indikator amilum Hasil titrasi dengan larutan iodin Volume iodin pada percobaan 1 Volume iodin pada percobaan 2 Hasil Pengamatan Larutan berwarna kuning pudar Larutan keruh berwarna putih Larutan berwarna hitam keunguan 1.6 mL 1.4 mL

Konsentrasi vitamin C

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

M=

M=

= 0.028

Konsentrasi pada saat diencerkan

M2 = 2.84 x 10-3 Massa Vitamin C 2.84 x 10-3 =

= 0.05 gram

Konsentrasi larutan iodin V iodin =

= 3.0 mL

M2 = 0.024 Massa iodin

0.024 = =

= 1.19 gram

Menghitug kandungan vitmin C Kandungan vitamin C = [I2]xVol I2 x BM Vitamin C = 0.024 x 3 x 176 = 12.672 mg

Kandungan vitamin C dalam 100 mL sampel =

= 40 mg 4

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar vitamin C yang dilakukan dengan menggunkan metode iodimetri (langsung), metode ini dilakukan karena potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium, yaitu + 0.116 volt sedangkan potensial reduksi iodium +0.535 volt, sehigga vitamin C dapat ditentukan kadarnya dengan titrasi langsung. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebi kecil dibandingkan iodium, salah satunya yaitu vitamin C (C6H8O6). Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator amilum (pati), titik akhirtitrasi ditandai dengan munculnya warrna ungu kehitaman, sebagaimana penjelsan yang terdapat dalam literatur. Kanji merupakan senyawa organik, jika larutan sangat asam kanji akan terhidrolisis dan titrasi akan berjalan sangat cepat. Komponen utama kanji yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa memiliki rantai lurus dan memberikan warna biru jika bereaksi dengan iodium. Amilopektin memiliki rantai bercabang dan memberikan warna merah violet jika bereaksi dengan iodium. Keuntungan penggunaan kanji adalah harganya murah, sedangkan kerugiannya adalah tidak mudah larut dalam air dingin, tidak stabil pada suspensi dengan air, karenanya dalam proses pembuatannya harus dibantu dengan pemanasan. Larutan iodin paling tidak baik jika diawetkan dalam botol kecil yang tersumbat kaca. Larutan ini harus diisi hingga penuh dan disimpan ditempat yang gelap dan dingin, oleh karena itu, selama proses titrasi berlangsung, buret dilapisi dengan kertas kado, dan titrasi dilakukan dalam keadaan gelap, perlakuan seperti ini karena memang iodium tidak boleh terkena cahaya secara langsung, karena iodin akan bereaksi dengan cahaya. Menurut Andarwulan (1992), metode iodimetri tidak efektif untuk mengukur kandungan vitamin C dalam bahan pangan, karena adanya komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai titik akhir yang sama dengan warna titik akhir titrasi vitamin C dengan iodin. KESIMPULAN Titrasi langsung dikerjakan dengan titrasi menggunakan larutan standar iodin yang dikenal dikenal dengan metode iodometri. Sebaliknya titrasi tidak langsung dikenal dengan metode iodometri. Metode ini dilakukan karena potensial reduksi yang lebih kecil dari pada iodium. Indikator yang digunakan adalah indikator amilum (pati), titik akhirtitrasi ditandai dengan munculnya warrna ungu kehitaman. Metode iodimetri tidak efektif untuk mengukur

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

kandungan vitamin C dalam bahan pangan, karena adanya komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Kandungan vitamin C dalam sampel sebanyak 12.672 mg DAFTAR PUSTAKA Hamdani, Syarif. Dkk. 2012. Panduan Praktikum Kimia Analisis. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Underwood, A.L. dan R.A. Day. Jr. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Widodo, Didik Setiyo dan Retno Ariadi Lusiana. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif Dasar Penguasaan Aspek Eksperimental. Graha Ilmu. Sitorus .S. 2010. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20243/4/Chapter%20II.pdf . .4162 lprid 61 diigtat pidi sinaaid

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

Anda mungkin juga menyukai