Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat

atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta

interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.

Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa

cabang salah satu diantaranya Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk

memperoleh pemahaman tentang suasana kimia dan stukturnya. Kimia analitik

melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat

digunakan dalam semua sub disiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan

material untuk mengetahui komposisi,struktur,dan fungsi lainnya.

Metode titrasi langsung dan tidak langsung dalam bromometri dan bermotometri

terutama digunakan untuk meletakkan senyawa organik seperti misalnya fenol-fenol,

asam salisilat, resorsinol, peraklorfenol, dan sebagainya dengan membentuk trimbrum

sustilusi. Dalam bidang farmasi metode penetapan kadar dengan titrasi dengan titrasi

bromometri-bromametri sangat penting karena senyawa-senyawa obat atau sedianan

farmasi dan khususnya yang mengandung senyawa organik aromatis perlu diketahui

kadarnya agar dapat di peroleh mutu dan kualitas dari sediaan farmasi tersebut (anonim,

2012).

Bromometri merupakan salah satu metode titrimetri. Pada metode ini digunakan

bromin, sebagai oksidator. Brom akan direduksi oleh zat-zat organik dan terbentuk

senyawa hasil subtitusi yang tidak larut dalam air. Brom juga dapat digunakan untuk
menetaplam kadar senyawa-senyawa organik yang mampu bereaksi secara adisi atau

subtitusi dengan brom

(Said,J.wunas, 1886 ).

Adapun maksud percobaan yaitu untuk mengetahui dan memahami cara

penetapan kadar suatu senyawa dengan menggunakan metode bromometri.

Adapun tujuan percobaan yaitu untuk menetapkan kadar Asam salisilat isoniasi

dengan metode bromometri.

Adapun prinsip percobaan yaitu untuk penentuan kadar HCl dengan menggunakan

metode bromometri berdasarkan reaksi reduksi oksidasi dengan mereaksikan sampel

yang bersifat reduktor dengan menggunakan indikator kanji.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-

oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromin berjalan lambat)

sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan menambahkan bromin berlebih

(anonim,2012).

Brom dapat digunakan sebagai oksidator seperti Iodium. Brom akan direduksi oleh

zat-zat organik dengan terbentuknya senyawa hasil subsitusi yang tidak larut dalam air

misalnya tribromofenol, ribromoanilin, dan sebagainya yang reaksinya berlangsung

secara kuantitatif. Brom juga dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-

senyawa organik yang mampu bereaksi secara adisi atau subsitusi dengan brom.

Larutan kalium iodat dibuat dengan melarutkan sejumlah tertentu kalium iodat

dalam air secukupnya. Kalium iodat dapat diperoleh dalam keadaan murni dan bersifat

stabil sehingga larutan ini tidak perlu dibakukan kembali. Larutan baku kalium iodat tidak

menggunakan normalitas akan tetapi molaritas karna normalitasnya dapat bermacam-

macam,tergantung reaksinya. Dalam hal ini,maka reduksi kalium iodat menjadi iodida

tidak bisa seragam sebagaimana kalium bromat(Ghoib Ibnu,2007)

Bromatometri atau bromometri merupakan salah satu metode oksidasi metri

dengan dasar reaksi oksidasi dari ion bromat (BrO3).

BrO3- + 6H+ + 6e Br- + 3H2O


Dari persamaan ini ternyata bahwa 1 gram ekuivalen sama dengan 1/6 gram

molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam karena kepekatan ion H + berpengaruh

terhadap perubahan ion bromat menjadi ion bromida (Br-).

Seperti terlihat dari reaksi diatas,ion bromat direduksi menjadi ion bromida selama

titrasi,adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion

bromida bereaksi dengan ion bromat dan bromin dibebaskan akan merubah larutan

menjadi warna kuning pucat.

BrO3- + 5Br- + 6H+ 3Br2 + 3H2O

(Tim Dosen,2012).
B. Uraian Bahan

1. Aquadest (FI Edisi III Halaman 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Asam Klorida (FI Edisi III Halaman 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan,tidak berwarna,berasap, bau

merangsang. Jika diencerkan dengan 2

bagian air,asap dan bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

3. Isoniozida (FI Edisi III Halaman 320)

Nama Resmi : ISOHIAZIUM

Nama Lain : Isoniazida

Rumus Molekul : C6H7N3O


Berat Molekul : 137,14

Pemerian : tidak berwarna atau hablur serbuk putih tidak

berbau,rasa agak bau,rasa agak pahit,terurai

perlahan-lahan oleh udara dan cahaya

arutan : mudah larut dalam etanol (95%), sukar dalam kloroform P dan eter

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik terlindungi dari

cahaya

Kegunaan : Antituberkulosa

Rumus Bangun : N

O=c-NHNH2

Piridina-4-karboksil-hidrazida

4. Kalium Bromin (FI Edisi III Halaman 328)

Nama Resmi : KALII BROMIDA

Nama Lain : Kalium Bromida

Berat Molekul : 119,01

Rumus Molekul : KBr

Pemerian : Hablur heksahedral,transparan atau tidak

berwarna,serbuk putih,higroskopik

Kelarutan : larut dalam kurang lebih 1,6 bagian air

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


Kegunaan : sedalium

5. Kalium Iodida (FI Edisi III Halaman 330)

Nama Resmi : KALII IODIDA

Nama Lain : Kalium Iodida

Berat Molekul : 166,00

Rumus Molekul : KI

Pemerian : hablur heksahedra,transparan atau tidak

berwarna,opak atau putih,atau serbuk putih

higroskopik

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : anti jamur

6. Natrium Tiosulfat (FI Edisi III halaman 428)

Nama Resmi : NATRII THIOSULFAS

Nama Lain : Natrium tiosulfat

Berat Molekul : 248,17

Rumus Molekul : Na2S2O3

Pemerian : hablur besar tidak berwarna atau serbuk

hablur besar. Dalam udara serbuk meleleh

basah,dalam tanpa udara pada suhu diatas

37oC merapuh

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : antidotum sionda


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan

a. Batang perngaduk 1 buah

b. Buret 50 ml 1 buah

c. Corong 1 buah

d. Erlenmeyer 250 ml 4 buah

e. Gelas kimia 250 ml 1 buah

f. Gelas ukur 25 ml,100 ml 1 buah

g. Handscoon 1 buah

h. Kertas perkamen 3 lembar

i. Labu ukur 100 ml 1 buah

j. Lap kasar 1 buah

k. Lap kasar 1 buah

l. Masker 1 buah

m. Pipet tetes 1 buah

n. Sendok tanduk 1 buah

o. Statif 1 buah

p. Timbangan analitik 1 buah

2. Bahan-bahan yang digunakan

a. Aquadest (H2O) 100 ml


b. Asam klorida 0,1 N (HCl) 2 ml

c. Indicator kanji 2-3 tetes

d. Isoniazida (INH ) 100mg

e. Kalium bromine (KbrO3) 5 ml

f. Kalium iodide (KI ) 10% 5 ml

g. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N

B. Cara kerja

1. Pembuatan larutan baku bromin 0,1 N

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang dengan teliti 3 gram Kalium Bromat dan 15 gram Kalium Bromida

c. Dimasukkan kedua bahan tersebut kedalam labu takar 1000ml dan ditambahkan 250 ml

air kedalam labu takar,kocok hingga bahan larut sempurna

d. Ditambahkan aquadest hingga batas tanda

e. Dimasukkan kedalam botol dan diberi etiket.

2. Penetapan larutan bromin 0,1 N dengan natriumtiosulfat

a. Dipipet secara seksama 25 ml larutan bromin kedalam erlenmeyer

b. Diencerkan dengan 120 ml air dan ditambahkan 5 ml larutan HCl tutup baik dan dikocok

perlahan-lahan

c. Ditambahkan larutan Kalium Iodida 5 ml,dan ditutup,kemudian dikocok campuran

tersebut

d. Dibiarkan selama 5 menit pada suhu kamar dan ditempat yang terlindungi dari cahaya

e. Dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat 0,1N


3. Penetapan kadar isoniazida (INH)

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diisi buret dengan larutan baku Na2S2O3

c. Ditimbang kurang lebih 100 mg INH,kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer

d. Ditambahkan aquadest sampai 50 ml,diukur 10 ml masing-masing dan dimasukakan

kedalam erlenmeyer

e. Ditambah 5 ml KBr kocok hingga homogen

f. Ditambahkan 2 ml HCl pekat

g. Ditambahkan KI 10% dan disimpan ditempat gelap selama 5 menit

h. Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1N dan dilihat perubahan warna dan dicatat volume titrasi

4. Pembuatan larutan kanji 5 %

a. Siapkan alat dan bahan

b. Ditimbang kanji 5 gram

c. Diukur 5 ml aquadest sambil di aduk

d. Dipanaskan diatas pemanas sambil terus di aduk sampai mendidih

e. Dinginkan sampai suhu 60o-70o c kemudian masukan dalam botol larutan

f. Siap di pakai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

No Berat sampel Volume titrasi % kadar Perubahan warna

1 100 mg 0,3 ml 1,027% ungu-bening

2 100 mg 0,2 ml 0,68% ungu-bening

3 100 mg 0,1ml 1,37% ungu-bening

B. Reaksi
1. Reaksi isoniazid dengan bahan tambahan :
H2N
NH HCl O
N + 2Br + H2O N + N2 + 4HBr
O OH
( Isoniasid)
H2N
NH O
N +2Br + KI N + KCl + H2
O OH - Hit Br-

2. Reaksi isoniazid dengan Na2S2O3 ( Natrium trisulfat )

O O
N + KCl + N2 + Na2S2O3 N + KCl + N2
OH HI + Br- OH-HI+NaBr+S2O32-

3. Reaksi bahan / zat tambahan

Br2 + KI KBr + I2

2Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6

C. Pembahasan

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi

oksidasi dimana proses reaksi oksidasi antara sampel dan penitrasinya dimana proses
tritrasi (reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat ) sehinggah dilakukan titrasi

secara tidak langsung dengan menambahkan bromine berlebih sedangkan bromometri

dilakukan secara tidak langsung agar proses penitrasi berjalan dengan cepat.

Pada percobaan ini dilakukan 3 perlakuan dengan melarutkan 100mg sampel INH

(isoniazid) sehinggah didapatkan volume titrasi untuk perlakuan 1 adalah 0,3ml dengan

% kadar 1,027%, pada perlakuan II didapatkan volume titrasi 0,2ml dengan % kadar

0,68%, dan pada perlakuan III didapat volume titrasi 0,4ml dengan % kadar 1,37%

sehinggah didapatkan % kadar rata-rata adalah 1,025%

Sampel yang digunakan adalah INH atau isoniazid yang digunakan sebagai obat

TBC (tubercolosis). Kemudian ditambahkan dengan bromide sebanyak 5ml kemudian

ditambahkan HCL pekat sebanyak 10ml karena stabililitas sampel akan meningkat

apabila ditambahkan dengan HCL pekat. Kemudian tambahkan KI sebanyak 5ml dan

disimpan ditempat gelap selama 5 menit karena ditempat gelap akan terjadi reaksi bolak

balik dan dilakukan 5 menit karena merupakan parameter waktu untuk mengendapkan

cahaya.

Berdasarkan hasil praktikum didapat % kadar rata-rata yaitu 1,025% yang tidak

sesuai dengan literatur menurut farmakope indonesia edisi III yaitu % kadar tidak lebih

dari 101,1% jika dibandingkan dengan hasilnya tidak sesuai karena kurang dari 101,1%

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :

H2N
NH HCl O
N + 2Br + H2O N + N2 + 4HBr
O OH

Isoniasid ditambahkan dengan bromin


Adapun faktor-fartor yang dapat mempengaruhi kesalahan dalam praktikum adalah:

1. Zat yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat lain

2. Bahan yang digunakan sudah rusak

3. Alat yang digunakan kurang steril

4. Kesalahan dalam penambahan alat

5. Penimbangan kurang teliti

6. Kurang keterampilan dalam praktikum


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah perlakuan

petama didapat volume titrasi yaitu 0,3 ml dengan % kadar 1,027%. Pada perlakuaan ke-

2 didapat volume titrasi yaitu 0,2 ml dan % kadarnya 0,68% dan pada perlakuaan ke-3

didapat volume titrasi yaitu 0,4 ml dengan % kadarnya 1,37%. Sehingga didapatkan %

kadar rata-rata adalah 1,025%.

Pada praktikum ini % kadar INH (Isoniazida) tidak kurang dari 92,93% tetapi

hasil yang didapat tidak sesuai dengan literature farmakope Indonesia edisi III. Hasil yang

didapat pada percobaan ini adalah 1,025%. Dengan perubahan warna dari ungu menjadi

bening.

B. Saran

1. Laboratorium

Kami sebagai praktikan sangat berharap pada laboratorium agar alat dan bahan

telah siap digunakan pada saat praktikum

2. Asisten

Kami berharap kepada asisten agar kiranya hadir pada saat proses

laboratorium berlangsung dan siap untuk mengawasi praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Bomometri dan bromatometri.

http://clhimazsetiawan.blogspot.com/2012/05/bromometri_dan_bromatometri.html

diakses pada tanggal 17 desember 2012.

Anonim,2012.kimia

http://id.wikipedia.org/wiki/kimia .diakses pada tanggal 20 november 2012.

Anonim,2012.kimia analitik.

http://id.wikipedia.org/wiki/kimia_analitik Diakses pada tanggal 20 november 2012

Dirjen POM,1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Depkes RI :Jakarta.

Tim dosen,2012.Penuntun Kimia Analis.Universitas Indonesia Timur.Makassar.

Wunas, J., said, S., (1986),Analisa kimia farmasi kuantitatif<UNHAS, Makassar, 122-123

Anda mungkin juga menyukai