Anda di halaman 1dari 5

01 April 2014

PENENTUAN KADAR KLORIDA


Mashfufatul Ilmah (1112016200027) Eka Yuli Kartika, Eka Noviana Nindi Astuti, Nina Afria Damayanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRACT Ion klorida memiliki peranan yang penting dalam tubuh makhluk hidup salah satunya adalah berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel tetapi apabila klorida terkandung dalam suatu sampel dengan jumlah yang berlebihan maka akan bersifat racun. Semua bahan kimia yang penggunaannya berlebihan akan berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya suatu metode untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel. Pada percobaan ini dilakukan metode gravimetri untuk menentukan kadar klorida, metode gravimetri merupakan cara yang mudah dan sederhana serta memiliki ketelitian yang tinggi. Pada percobaan ini didapatkan kadar klorida sebesar 0.72%. INTRODUCTION Metode-metode gravimetri berani bersaing dengan teknik-teknik analitis lain dalam hal ketetapan yang dicapai. Jika analitnya merupakan penyusun utama (> 1% dari sampel), dapatlah diharapkan ketepatan yang beberapa bagian tiap ribu, jika sampel itu tidak terlalu rumit. Jika analitnya berada dalam jumlah kecil atau runutan (kurang dari 1%), biasanya tidak digunakan metode gravimetri (A.L. Underwood, hal 97: 1996). Pada umumnya metode-metode gravimetri tidaklah sangat khas (spesifik). Ahli-ahli kimia tertentu pernah memikirkan bahwa kita akhirnya harus mempunyai suatu pengendap spesifik untuk tiap kation. Sementara hal ini tidak diharapkan, reagensian gravimetri bersifat selektifdalam arti mereka membentuk endapan hanya dengan kelompok-kelompok kation jurnal kimia analitik II.

01 April 2014 tertentu. Keselektifan zat pengendap itu pun sering masih dapat ditingkatkan faktor-faktor semacam pH dan konsentrasi zat-zat penopang tertentu (A.L. Underwood, hal 97-98: 1996). Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetrimenyangkut perubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang mudah untuk ditimbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawaanya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya (konstituennya) (J. Bassett, hal 472: 1991). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida, kalium klorida dan kalsium klorida dan masih banyak lagi. Kadar klorida yang tinggi misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas air. Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan yang terbuat dari logam. Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel. Perairan yang diperuntukkkan bagi keperluan domestik, termasuk air minum, pertanian, dan industri, sebaiknya memiliki kadar klorida lebih kecil dari 100 mg/liter (Hefni, hal 136: 2003). MATERIAL AND METHODS Alat Pada penentuan kadar klorida ini alat yang digunakan adalah cawan porselen, oven, tang krus, kertas saring, corong, gekas beaker, erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, termometer, penangas air, pipet tetes, stopwatch, neraca analitik, desikator, gelas ukur. Metode Panaskan larutan yang berisi sampel (sampel berupa larutan dengan endapan unggu didasar erlenmeyer) yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya (penentuan ion klorida dengan metode argentometri) pada penangas air dengan suhu 50 oC sambil diaduk selama 5

jurnal kimia analitik II.

01 April 2014 menit. Daimkan pada suhu tersebut selama 3 menit sampai terjadi pemisahan endapan dan larutan jernih. Melakukan uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 3 tetes AgNO 3 0.1M, diperhatikan bila tidak terjai endapan lagi, dan simpan ditempat yang gelap selam 20 menit. Menyaring endapan dan mencucinya dengan 10 mL HNO 3 sampai bebas AgNO3, untuk mengecek ditambahkan dengan HCl 1 tetes (mencuci endapan dengan 10 mL HNO 3 kemudian filtrat di tes dengan 1 tetes HCl sampai tidak terdapat endapan lagi, jika masih terdapat maka dicuci kembali dengan 10 mL dan mengujinya dengan HCl). Panaskan cawan porselen dalam oven selam 5 menit dan dinginkan dalam desikator selama 15 menit, timbang massa cawan porselen dan pindahkan endapan kedalam cawan porselen. Panaskan endapan dalam oven selam 10 menit dan dinginkan disekator selama 15 menit timbang massa sampel, akukan penggulangan pemanasan dan penimbangan sampai massa konstan. RESULTS AND DISCUSSION Penentuan kadar klorida dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometer. Penggunaan metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 0.5M dan indikator asam kromat. Kelibihan analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda (titis: 2009). Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar klorida yang terkandung dalam suatu sampel dan juga untuk menerapkan metode gravimetri dalam menentukan kadar sampel, sampel yang digunakan adalah hasil titrasi MgCl2 yang dilakukan dengan metode argentometri, dari data hasil titrasi diperoleh konsentrasi MgCl2 adalah 2.09M. pada proses penyaringan dilakukan pencucian endapan sebanyak 9 kali untuk memastikan endapan benarbenar murni berupa klorida, pencucian dilakukan dengan HNO3 dan filtrat diuji dengan HCl karena dengan HCl akan dapat diketahui jika terdapat endapan maka masih terkandung AgNO3 dalam sampel endapan yang terbentuk adalah AgCl reaksi yang terjadi yaitu: AgNO3 + HCl AgCl + HNO3 Untuk menentukan kadar klorida yang terkandung dalam sampel dilakukan pemanasan dalam oven selama 10 menit dan ditimbang sampai massa konstan pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat penguapan dari endapan. Kadar klorida yang diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut: jurnal kimia analitik II.

01 April 2014 Diketahui konsentrasi MgCl2 : 2.09M Mr AgCl2 Mr MgCl2 Ar Cl Pemanasan 1 Pemanasan 2 : 143.4 : 95 : 35.5 :57.0588 : 57. 0592
57.0588+ 57.0592 2

Rata-rata massa endapan yang diohasilkan : Mencari massa MgCl2 M=


2 95

= 57.059

1000 ( )

2.09 =

1000 10

= 19.85 gram
35.5 143.37

Faktor gravimetri = =

= 0.25

Mencari kadar klorida %Cl = =


57.059 0.25 19.85

= 0.72% Dari data tersebut dapat diketahui kadar klorida yang terkandung dalam sampel MgCl2 yang telah dititrasi dengan AgNO3 dengan metode argentometri diperoleh sebesar 0.72%. klorida tidak bersifat toksis bila dalam jumlah yang sedikit tapi dalam jumlah yang banyak akan mengganggu kesehatan, semua bahan kimia tidak akan berbahaya apabila tepat dalam penggunaannya. Begitu pula klorida dalam tubuh dapat membantu dalam pengaturan tekanan osmotik sel, akan tetapi dalam lingkungan terutama dalam air yang memiliki kadar klorida yang tinggi tidaklah baik.

jurnal kimia analitik II.

01 April 2014 CONCLUSION Dari percobaan penentuan kadar klorida dapat disimpulkan bahwa klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Penggunaan metode titrasi argentometri memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi. Dari 10 mL MgCl2 yang dititrasi dengan AgNO3 dihasilkan kadar klorida sebesar 0.72%. REFERENCE Agung, Titis Utami. 2009. Analisis Kadar Khlorida pada Air dan Air Limbah dengan Metode Argentometri.karya ilmiah.diakses pada tanggal 7 April 2014 pukul 9.47 PM dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375. pdf

Bassett, J. dkk. 1991. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan 024902. Yogyakarta: Kasinus. Underwood, A.L. dan R.A. Day. Jr. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

jurnal kimia analitik II.

Anda mungkin juga menyukai