GangguanAda 5 jenis gangguan yang umumnya terdapat pada analisa BOD aitu
nitrifikasi, zat beracun, kemasukan udara pada botolnya, kekurangan nutrient
(garam) dan kekurangan bakteri yang dibutuhkan proses tersebut. Gangguangangguan tersebut akan diuraikan di bawah ini :a.
Proses nitrifikasi dapat mulai
terjadi di dalam botol BOD setelah 2 sampai 10 hari : NH3 amoniak berubah
menjadi NO3- )nitrat) lewat NO2- (nitrit) olh jenis bakteri tertentu.b.
Zat beracun
dapat memperlambat pertumbuhan bakteri (yaitu memperlambat reaksi BOD)
bahkan membunuh organisme tersebut. Kalau zat tersebut memang sangat
beracun hingga bakteri-bakteri tidak bisa hidup same sekali atau sukar
berkembang, maka hanya sebagian jumlah bakteri akan aktip dalam oksidasi zat
organis tersebut, hingga BOD yang tercatat akan lebih rendah dari angka BOD
sesuatu sampel yang tidak mengandung zat beracun. Contoh zat beracun adalah Cr
(VI) (bukan Cr (III) Hg, Pb, CN-- (sianida), clan sebagainya, yang konsentrasinya
melampaui sesuatu kadar yang tertentu (biasanya sangat kecil). Gambar 10.2.
menunjukkan efek zat racun terhadap pertumbuhan bakteri. Kategori zat lain,
seperti misalnya fenol dan bermacam-macam senyawa organis asal minyak tanah,
tidak beracun sekali; namun akan memperlambat permulaan. proses BOD karena
hanya sebagian kecil dari jumlah benih bakteri mampu mengoksidasi zat organic
tersebut hingga perkembangan populasi jenis bakteri khusus yang diperlukan
(cocok) menjadi terhambat. Kadang-kadang zat organic tersebut memang dapat
beracun terhadap beberapa jenis bakteri saja. Pada kasus ini, sebelum tes BOD
harus diadakan mass penyesuaian jenis-jenis bakteri terhadap racun (adaptasi).c.
Kemasukan (atau keluarnya) oksigen dari botol selama waktu inkubasi harus
dicegah. Botolnya harus ditutup dengan hati-hati (di atas tutup botol bisa diberi air
(water seal); gelembung udara tidak boleh berada dalam botol; gelembung udara
dapat di keluarkan dengan mengetuk botol. Juga ganggang dan lumut dapat
menambah atau mengurangi kadar oksigen secara tak teratur. Oleh karena itu pads
waktu inkubasi botol BOD harus di simpan di tempat gelap.
d.
Nutrien merupakan salah satu syarat bagi kehidupan. bakteri-bakteri. Nutrien terbentuk dari bermacam-rAacam garam (Fe, K, Mg, dan sebagainya).
Biasanya sampel sendiri (air buangan penduduk, air sungai) mengandung cukup
nutrien, tetapi zat tersebut kadang-kadang kurang dalam air buangan industri
sebelum proses berlangsung. Karena kekurangan nutrien tersebut sukar diduga,
maka sebaiknya pads setiap botol BOD ditambah nutrien secukupnya sebelum mass
inkubasi, yaitu pads seat t = 0.
e.
Karena benih dari bermacam-macam bakteri dapat kurang jumlahnya atau
kurang cocok bagi jenis air buangan yang akan dianalisa, maka cara pembenihan
pads butir A2.2. selalu harus diikuti dengan baik, hingga menjamin jumlah populasi
bakteri yang diperlukan (cocok).Catatan :Kalau sampel BOD mengandung zat racun,
pertumbuhan bakteri terhalai (inhibisi) maka angka BOD rendah. Namun, hal ini
tidak mempengaruhi an lisa COD yang tidak tergantung dari pertumbuhan bakteri
(lihat jugs Bab 5 "COD"). Oleh karena itu perbandingan BOD5 /COD dapat
menunjukkan ad nya gangguan tersebut (analisa BOD dan COD saling
melengkapi).Cara lain untuk mendeteksi gangguan tersebut adalah pengenceran
car pel supaya dosis zat beracun dapat berada di bawah konsentrasi yang berb
hays; memang cara ini terbatas karena kadar oksigen terlarut dalam same terbatas,
hingga pengenceran maksimum yang diperbolehkan adalah kira-kira 10 kali.
Tabel 10.1 menunjukkan nilai perbandingan angka BOD5 dengan COD untuk
beberapa jenis air dan air buangan
Batas deteksi, ketelitian.
Hasil BOD5 diperbolehkan menyimpang dari harga yang sebenarnya sebes plus
atau min 5 %, untuk seseorang yang telah berpengalaman. Hasil antara dua
laboratorium atau lebih, dapat berbeda 10 %. Analisa BOD selalu akan, kurang
tepat, namun demikian analisa ini sangat penting karena mencerminkan proses
alam yang hampir sama dengan kenyataan. Penyimpangan disebabkan oleh adanya
proses-proses mikrobiologis yang kurang dapat diatur oleh manusia, serta kesulitan
pads analisa zat oksigen yang terlarut dalam sampel. Apabila sampel diencerkan
maka ketelitian analisa zat oksigen terlarut semakin buruk.
Pengambilan dan pengawetan sampel.
Sampel BOD harus dilakukan/dimulai paling lama 2 jam setelah pengambilan
sampelnya (karena proses biologis terns berlangsung dalam botol sampel sehingga
BOD akan turun secara otomatis). Kalau hal ini tidak mungkin, sampel harus
disimpan pads 4~C (kulkas atau tabung isotermik/terisolasi yang pakai es biasa
atau es CO2 kering) selama paling lama 24 jam. Sampel bisa disimpan lebih lama
sebagai es di dalam freezer, tetapi ketelitian analisa semakin buruk, hingga tidak
merupakan anjuran.
http://driverhutapadang.blogspot.co.id/2013/02/percobaan-biologycal-oxygendemand-bod.html
Biological Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah
suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses
mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah
Jika peningkatan kadar BOD menurunkan konsentrasi oksigen terlarut dalam badan
air, ada potensi efek mendalam pada badan air itu sendiri, dan kehidupan akuatik
penduduk. Ketika konsentrasi oksigen terlarut turun di bawah 5 miligram per liter
(mg / l), spesies toleran rendah, kadar oksigen menjadi stres. Semakin rendah
konsentrasi oksigen, semakin besar stres. Akhirnya, spesies sensitif terhadap
rendahnya kadar oksigen terlarut digantikan oleh spesies yang lebih toleran
terhadap kondisi yang merugikan, yang secara signifikan mengurangi keragaman
kehidupan air.
Jika kadar oksigen terlarut jatuh di bawah 2 mg / l untuk lebih dari bahkan beberapa
jam, ikan dalam badan air dapat terbunuh. Sedangkan pada tingkat di bawah 1 mg /
l, bakteri anaerob (yang hidup di habitat tanpa oksigen) menggantikan bakteri
aerobik. Bakteri anaerob memecah bahan organik, sehingga hidrogen sulfida yang
berbau diproduksi.
http://lovegreenzone.blogspot.co.id/2011/10/all-about-bod-cod-dan-do.html
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam
kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi
oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah
bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter).
Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang
digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon
terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini
dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi
untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik
mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Selain waktu analisis yang lama, kelemahan dari penentuan BOD lainnya adalah
(Metcalf & Eddy, 1991): diperlukannya benih bakteri (seed) yang teraklimatisasi dan
aktif dalam konsentrasi yang tinggi; diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu bila
perairan diindikasi mengandung bahan toksik; dan efek atau pengaruh dari
organisme nitrifikasi (nitrifying organism) harus dikurangi. Meskipun ada
kelemahan-kelemahan tersebut, BOD tetap digunakan sampai sekarang. Hal ini
menurut Metcalf & Eddy (1991) karena beberapa alasan, terutama dalam
hubungannya dengan pengolahan air limbah, yaitu
(1) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan
untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;
(3) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan
Karena nampaknya BOD akan tetap digunakan sampai beberapa waktu mendatang,
maka penting untuk mengetahui sebanyak mungkin mengenai cara 10
penentuannya berikut segala keterbatasan atau kelemahannya.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air
(Boyd, 1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia
dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas
dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga
segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan
sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD
memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bias lebih besar
dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi
yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang
dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau
memperbandingkan. Temperatur 20oC dalam inkubasi juga merupakan temperatur
standard. Temperatur 20oC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran
lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf & Eddy, 1991) dimana teori BOD ini
berasal.
Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah
tepat. Temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25 30oC, dengan
temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai
juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah
satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut. Metode
pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus
reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi (APHA, 1989, Umaly dan
Cuvin, 1988). Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air
sampel karena pemanasan.
Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium
bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui)
yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan
selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara
titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan
organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan.
Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat
teroksidasi juga ikut dalam reaksi (De Santo, 1978), sehingga dalam kasus-kasus
tertentu nilai COD mungkin sedikit over estimate untuk gambaran kandungan
bahan organik. Bilamana nilai BOD baru dapat diketahui setelah waktu inkubasi lima
hari, maka nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam. Walaupun
jumlah total bahan organik dapat diketahui melalui COD dengan waktu penentuan
yang lebih cepat, nilai BOD masih tetap diperlukan. Dengan mengetahui nilai BOD,
akan diketahui proporsi jumlah bahan organik yang mudah urai (biodegradable),
dan ini akan memberikan gambaran jumlah oksigen yang akan terpakai untuk
dekomposisi di perairan dalam sepekan (5 hari) mendatang. Lalu dengan
memperbandingkan nilai BOD terhadap COD juga akan diketahui seberapa besar
jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten yang ada di perairan.
COD
Sample dipanaskan sampai titik didihnya dengan sejumlah asam sulfur dan
potassium dikromat. Gunakan kondensor refluks untuk meminimasi kehilangan air.
Setelah 2 hari, larutan didinginkan dan hitung jumlah dikromat yang bereaksi
dengan oksigen dalam air dengan cara titrasi kelebihan potassium dikromat dengan
ferrous sulfat (ferrous 1,10-phenanthralin (ferroin) sebagai indicator).
Factor yang menghalangi tes COD :
1.
Banyak material organic dioksidasi oleh dikromat tapi tidak secara biokimia
oksidasi .
2.
Sejumlah substan anorganik seperti sulfide, sulfite, thio sulfat, nitrit, ferrous
iron dioksidasi dikromat menghasilkan COD anorganik yang menyesatkan ketika
kandungan organic limbah cair diukur.
3.
Clorida dengan analisa COD dan efeknya harus diminimasi untuk hasil yang
konsisten.
DETECTOR COD
Digunakan dalam prosedur dikromat untuk operasi manual dan operasi otomatis
online. Keuntungannya, bisa mengurangi analisa waktu dari hari (5-hari BOD) dan
berjam-jam (dikromat dan respirometer) menjadi beberapa menit.
sampel diinjeksi 5-cc ke reflux chamber, setelah dicampur dengan air tambahan
(jika ada) dan 2 reagent : larutan dikromat dan asam sulfur. Kemudian dipanaskan
302 0F (1500C) dan air pendingin dalam refluks condenser mengembunkan uap. Ion
crom memberikan warna hijau larutan. Konsentrasi COD diukur dari jumlah dikromat
yang berubah menjadi ion crom dengan mengukur intensitas warna hijau melalui
detector fiber-optik.
TOD
Metoda TOD berdasarkan pengukuran kuantitatif oksigen yang seharusnya
membakar pengotor dalam sample liquid.
Penganalisa TOD mengubah komponen oksidasi dalam sample liquid dalam tube
pembakaran menjadi oksida stabil dengan menggunakan sebuah reaksi yang
mengganggu kesetimbangan oksigen dalam aliran gas.
Hubungan antara BOD, COD dan TOD
Hubungan statistic antara limbah cair BOD dan COD, TOC atau TOD bisa dicapai,
ketika kekuatan organic tinggi dan perbedaan konstituen dissolved oksigen (DO)
rendah.
Hubungan yang paling baik digambarkan oleh kuadrat regresi dengan derajat
koefisien korelsi.
Hubungan COD-TOD lebih baik dibandingkan COD-BOD untuk limbah cair
Perbandingan BOD-COD atau BOD-TOC yang tidak disukai adalah indikasi
pengolahan limbah cair secara biologi. Jika perbandingan meningkat, maka
kandungan organic akan hilang lebih cepat dengan metoda biological.
http://kerobeary.blogspot.co.id/2012/04/bod-dan-cod.html
2.2 Kelimpahan
2.3 Peranan
BOD dan COD mempunyai peranan penting dalam perairan, yaitu sebagai
parameter penentuan kualitas suatu perairan, apakah perairan tersebut tercemar
atau tidak. Selain itu, kandungan BOD dan COD dalam air dapat membantu
mikroorganisme dalam mengurai bahan-bahan organik di perairan. Selain itu,
Oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan
anorganik (Salmin, 2005).
2.4 Manfaat
2.5 Bahayanya
Semakin banyak bahan organic dalam air, maka semakin besar BODnya sedangkan
DO akan semakin rendah. Air yang bersih adalah jika tingkat DOnya tinggi,
sedangkan BOD dan zat padat terlarutnya rendah. Apabila kadar oksigen terlarut
berkurang mengakibatkan hewan-hewan yang menempati perairan tersebut akan
mati. Dan jika kadar BOD dan COD meningkat menyebabkan perairan menjadi
tercemar (Hilda Zulkifli, 2009).
Standart Baku Mutu adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Untuk mencegah terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas
manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan.Standart baku mutu berfungsi untuk
mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar (SK
Gubernur Jatim, 2002).
Alat Ukur adalat perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis. Pada umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi dua,
yaitu alat ukur analog dan digital. Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog
dan sistem digital. Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai
kontinyu, misalnya penunjukkan temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk
jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik. Alat ukur digital
memberikan hasil pengukuran yang bernilai diskrit. Hasil pengukuran tegangan
atau arus dari meter digital merupakan sebuah nilai dengan jumlah digit terterntu
yang ditunjukkan pada panel display-nya (Purwanti, 2009).
Anita, Agnes. 2005. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Coliform Pada Air
Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan Di Rsud Nganjuk. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 2(1): 97-110.
Purwanti. 2009. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA. Yogyakarta: SMPN 3
Gamping
(BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana.
30(3): 21-26.
Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45. 2002. Baku Mutu Limbah Cair Bagi
industri atau kegiatan usaha Lainnya di Jawa Timur. Jawa Timur.
Welasih, Tjatoer. 2008. Penurunan Bod Dan Cod Limbah Industri Kertas Dengan Air
Laut Sebagai Koagulan. Jurnal Rekayasa Perencanaan. 4(2): 1-13.
WIROSARJONO, S. 1974. Masalah-masalah yang dihadapi dalam penyusunan kriteria
kualitas air guna berbagai peruntukan. PPMKL-DKI Jaya, Seminar Pengelolaan
Sumber Daya Air. , eds. Lembaga Ekologi UNPAD. Bandung, 27 29 Maret 1974, hal
9 15
Zulkifli, Hilda. 2009. Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau Dari Komunitas
Fitoplankton. Berkala Penelitian Hayati. 15(1): 5-9.
https://avengedsevendfive.wordpress.com/2013/05/13/analisa-do-dan-bod/
Biological Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah
suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses
mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan)
hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang
tersuspensi dalam air.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air
buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sisitem pengolahan
biologis bagi air yang tercermar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa
alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat
menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama proses oksidasi tersebut yang
bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik
dan dapat menimbulkan bau busuk pada air. Pemeriksaan BOD didasarkan atas
reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut
berlangsung karena adanya bakteri aerob. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk
karbon dioksida, air dan Reaksi oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut:
MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat. Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali
iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam penetapan kadar oksigen terlarut
digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali iodida azida. Sampel dititrasi dengan
natrium thiosulfat memakai indikator amilum (Alaerts dan Santika, 1984).
Waktu yang dibutuhkan untuk mengoksdasi bahanbahan organik pada suhu 200C
adalah seperti di dalam tabel berikut ini.
Prinsip analisa BOD sama dengan penganalisaan Oksigen Terlarut salah satunya
adalah metode winkler. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel
yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 dan NaOH-KI,
sehingga akan terjadi endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 atau HCl
maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan
molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan
ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan
menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat
dirumuskan :
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O
MnO2 + 2 KI + 2 H2O
Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
1.
Metoda Elektrokimia
keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi
permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e 4 HOAnoda : Pb + 2 HO- PbO + H2O + 2e
Metoda Elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia tidak lebih akurat
dibandingkan metode winkler disebabkan alat ini tidak dapat mendeteksi
keseluruhan nilai oksigen terlarut dengan baik. Namun kelebihan metode ini adalah
alat ini mudah digunakan dan hasil yang diperoleh relatif cepat.
dan akar tanaman. Sistem ini juga merupakan sistem pengolahan limbah yang
ekonomis. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan sistem sub-surface
constructed wetland untuk menurunkan kandungan COD, BOD dan N total.
Apabila kandungan zat-zat organik dalam limbah tinggi, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi zat-zat organik tersebut, sehingga
nilai BOD dan COD limbah akan tinggi pula. Oleh karena itu untuk menurunkan nilai
BOD dan COD limbah, perlu dilakukan pengurangan zat-zat organik yang
terkandung di dalam limbah sebelum dibuang ke perairan. Pengurangan kadar zatzat organik yang ada pada limbah cair sebelum dibuang ke perairan, dapat
dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat tersebut menggunakan adsorben. Salah
satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar adalah zeolit alam.
Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu
diaktifkan
http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/analisa-bod-dalamair.html
7.07
3.67
9.38
7.14
3.5
0.41
8.01
7.95
1.13
8.44
3.1
2.53
DO
Column1
138.52
124.58
87.2
52.32
7.14
2.53
DO
34.88
9.38
Column1
34.88
7.95
8.01
8.44
DO
Column1
BOD
Column1
Hubungan pH dengan DO
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
pH
Column1