Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya
kepada hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktik kerja yang berjudul
“Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum Cimahi PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung”. Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata
kuliah Praktik Kerja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan berhasil dengan baik
tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain. Untuk itu, atas bantuan dan kerjasama
semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini, maka dalam
kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada :
• Kedua orang tua yang telah memberi dukungan, doa, dan semangat agar dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
• Ibu Dr. Ir. Rachmawati Sdj, M.Env.Stud.,Ph.D., selaku dosen pembimbing,
yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.
• Pak Agus Sopandi, selaku pembimbing lapangan, yang telah membimbing dan
membantu saya saat pelaksanaan praktik kerja.
• Seluruh staf PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung yang namanya tidak
dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu saya dalam
mengumpulkan data yang diperlukan.
• Teman-teman seperjuangan (Syarah, Linda, Adrin, Lia, Rofi, Alni, Teh Dian)
yang sudah menemani dan menyemangati selama pembuatan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat serta memberikan
informasi bagi kepentingan akademis maupun sebagai bahan bacaan. Mohon maaf
apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan, serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
PRAKATA ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja............................................................... I-2
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ I-3
1.4 Sistematika Laporan Praktik Kerja.............................................................. I-4
1.5 Metodologi Pelaksanaan.............................................................................. I-4
1.5.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................. I-4
BAB II: GAMBARAN UMUM ............................................................................... II-1
2.1 Gambaran Umum PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ................... II-1
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................ II-1
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... II-2
2.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................. II-4
2.1.4 Uraian Kerja ........................................................................................ II-5
2.1.5 Kegiatan Operasional PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ... II-11
2.1.6 Kapasitas Produksi ............................................................................ II-13
2.2 Gambaran Umum Kota Cimahi ................................................................ II-14
2.2.1 Letak Kota Cimahi ............................................................................ II-14
2.2.2 Kondisi Topografi ............................................................................. II-16
2.2.3 Kondisi Hidrologi ............................................................................. II-17
2.2.4 Kependudukan................................................................................... II-17
BAB III: TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... III-1
3.1 Kebutuhan Air ........................................................................................... III-1
3.2 Kualitas Air Baku ...................................................................................... III-3
PENDAHULUAN
Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup
manusia. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, maka air yang ada di
alam harus memenuhi syarat kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Namun, sering
kali syarat tersebut tidak dapat dipenuhi karena pesatnya pembangunan,
sehingga tidak ada lahan untuk meresapkan air tersisa dan mata air mengering
yang dapat menyebabkan kuantitas air menurun. Selain itu, faktor lingkungan,
cuaca, dan musim juga mempengaruhi kuantitas air dan kontinuitas pengaliran.
Kebiasaan buruk manusia untuk membuang sampah di badan air pun
menyebabkan tercemarnya badan air, seperti sungai, oleh sampah dan zat kimia,
sehingga tidak layak untuk dijadikan bahan baku air minum. Oleh sebab itu,
sebelum didistribusikan ke masyarakat, air baku yang diperoleh dari sumber
harus melewati pengolahan terlebih dahulu agar hasilnya dapat memenuhi
standar kualitas air minum yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Kota Cimahi adalah salah satu kota yang mengalami pertambahan
penduduk yang pesat dalam beberapa tahun terakhir yang mengakibatkan
tingginya kebutuhan masyarakat akan air minum. Pada tahun 2016, Kota
Cimahi memiliki jumlah penduduk sebesar 594.021 jiwa dan pada tahun 2017
terjadi peningkatan jumlah penduduk menjadi 601.099 jiwa (Badan Pusat
Statistik Kota Cimahi, 2018). Untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah
Kota Cimahi maka didirikanlah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cimahi yang
berkapasitas 177 liter/detik di daerah Cipageran yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja. IPA ini melayani 2 kecamatan di
Kota Cimahi, yaitu Kecamatan Cimahi Selatan dan Kecamatan Cimahi Tengah
(PDAM Tirta Raharja, 2018).
‐ Gtd = G x td
Keterangan:
G = Gradien kecepatan
(detik-1)
td = Waktu detensi (detik)
1
‐ A = 4 r2 √3 × 6
Keterangan:
A = Luas alas prisma (m2)
r = Panjang bak flokulasi
(m)
‐ V=AxT
Keterangan:
V = volume (m3)
A = luas (m2)
T = tinggi (m)
𝑄
‐ q=
𝑛
Keterangan:
𝑣2
‐ hL = k. 2 𝑔
Keterangan:
hL = Headloss (m)
k = Koefisien gesek
v = Kecepatan aliran
(m/detik)
g = percepatan gravitasi
(m/detik2)
‐ As = Panjang × lebar
𝑄 𝑤
‐ So = ×
𝐴𝑠 ℎ cos 𝛼+𝑤𝑐𝑜𝑠 2 𝛼
Keterangan:
So = Beban permukaan
(m3/m2/detik)
Q = Debit aliran
(m3/detik)
As = Luas permukaan
(m2)
w = Jarak antar tube
settler (m)
h = Tinggi tube settler (m)
𝑤2
‐ R = 4𝑤
Keterangan:
R = Jari-jari hidrolis (m)
w = Jarak antar tube
settler (m)
𝑉 ×𝑅
‐ Re = 𝑜𝜐
Keterangan:
Re = Bilangan Reynold
Vo = Kecepatan
horizontal (m/detik)
R = Jari-jari hidrolis (m)
ν = Viskositas kinematik
(m2/detik)
𝑉𝑜2
‐ Fr = 𝑔 ×𝑅
Keterangan:
Fr = Bilangan Froude
Vo = Kecepatan horizontal
(m/detik)
g = Percepatan gravitasi
(m/detik2)
R = Jari-jari hidrolis (m)
3. Data pelayanan Evaluasi Sekunder - PDAM – Studi Matematis Matematis, ‐ Jumlah penduduk yang
air minum kuantitas air kuantitatif Bagian dokumentasi deskriptif, terlayani = jumlah SR ×
(jumlah minum Pelayanan komparatif jumlah jiwa dalam 1 SR
pelanggan
PDAM, ‐ Kebutuhan pokok air
pemakaian air minum:
setiap Jumlah air produksi
pelanggan) Jumlah penduduk yang terlayani
Langkah kerja pelaksanaan praktik kerja ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Studi Literatur
Wawancara dan
Observasi Lapangan
Pengumpulan Data
Data Sekunder
• Kualitas air baku dan air
Data Primer minum
• Kontinuitas pelayanan • Data pelayanan air minum
• Kondisi eksisting bangunan • Profil PDAM Tirta
IPA Cimahi Raharja
• Gambar teknik unit
pengolahan IPA Cimahi
Data Sudah
Lengkap?
Tidak
Ya
Tidak
Pengolahan Data
Ya
Analisa dan
Pembahasan
Tidak
Ya
Selesai
GAMBARAN UMUM
Bupati
Bandung
Dewan
Pengawas
Satuan
Penelitian dan Sekretaris Direktur Direktur
Pengawas
Pengembangan Perusahaan Teknik Umum
Intern
Umum
Perencanaan Produksi Distribusi
dan
Pengendalian
Teknik Pelayanan
Perencanaan dan
Air Baku dan Instalasi Jaringan Komunikasi
Perencanaan Teknik Evaluasi Air Tak
Produksi dan Perangkat Keras
Berekening
Sistem Informasi
Laboratorium
Geografis
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Permenkes No. 492 tahun 2010 pengertian air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung
diminum. Sedangkan air baku adalah air yang digunakan sebagai sumber atau bahan
baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk
penyediaan air bersih yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air danau/rawa),
dan air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air).
3.1 Kebutuhan Air
Air merupakan zat yang esensial bagi kehidupan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu, air perlu dijaga agar kualitas, kuantitas dan
kontinuitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan menjaga kelestarian makhluk
hidup. Menurut Hadi (1992: 4-5) secara umum manfaat air bagi kehidupan
manusia meliputi dua aspek, yaitu aspek eksternal dan internal. Aspek eksternal
adalah peranan air diluar tubuh manusia, misalnya keperluan untuk industri,
pertanian, transportasi dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek
internal adalah peranan air di dalam tubuh manusia misalnya untuk keperluan
minum, proses metabolisme, melarutkan bahan makanan dan lain-lain.
Sedangkan Winarni dalam Diktat Sistem Penyediaan Air Minum
(2003:8-9) menyebutkan konsumsi air di perkotaan dapat diklasifikasikan
dalam beberapa penggunaan, seperti dijelaskan di bawah ini:
1. Kebutuhan domestik adalah air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mencuci, mandi,
membersihkan, mencuci baju, penggelontoran toilet, dll. Kebutuhan
domestik mempunyai rentang yang lebar, sesuai dengan standar hidup
konsumen, kebiasaan, adat istiadat dan musim.
2. Kebutuhan publik atau umum adalah air yang digunakan untuk keperluan
publik dan dapat dikelompokkan untuk:
a) Institusi, misalnya pemakaian air di gedung milik publik, seperti kantor
pemerintahan, kantor sarana kota, sekolah serta untuk sarana sosial
lainnya seperti rumah sakit, panti asuhan, rumah jompo, dll.
b) Perkotaan, yaitu air yang dipakai untuk pemeliharaan kota, misalnya
pembersihan jalan, penyiraman tanaman, penggelontoran saluran kota,
air mancur, pemadam kebakaran.
3. Kebutuhan komersial adalah air yang digunakan pada sarana komersial
seperti gedung perkantoran, restauran, pertokoan, departemen store, hotel.
Selain dipengaruhi oleh jumlah pekerja pada gedung tersebut, konsumsi air
juga dipengaruhi oleh luas lantai gedung.
4. Kebutuhan industri, pada umumnya mengkonsumsi air dalam jumlah yang
besar. Kualitas yang digunakan tergantung dari besar pabrik dan juga tipe
industri. Air digunakan untuk proses industri, air pendingin dan juga
kebutuhan karyawan (domestik). Selain itu penggunaan air resirkulasi
dalam industri juga dapat menekan atau mereduksi kebutuhan air industri.
5. Lain-lain, misalnya untuk memenuhi kebutuhan air di pelabuhan. Air
digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik karyawan (kantor di
pelabuhan) dan suplai air bersih ke kapal yang akan berlayar.
Menurut Hadi (1992 : 11-12), berdasarkan daur hidrologi, maka sumber
persediaan air berasal dari air hujan, ar tanah dan air permukaan.
1. Air Hujan
Berasal dari udara, turun ke bumi dan sebagian besar jatuh ke atas
samudra, sedangkan sebagian kecil jatuh ke permukaan bumi.
2. Air Tanah
Berasal dari mata air, sumur dan penyerapan air dari permukaan tanah.
𝑔ℎ
G = √ 𝑣𝑡𝑑𝐿
Keterangan:
G = gradien kecepatan (detik-1)
V = volume bak (m3)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
hL= headloss karena friksi, turbulensi, dll (m)
ν = viskositas kinematik (m2/detik)
td = waktu detensi (detik)
Kriteria desain unit koagulasi dapat dilihat pada Tabel 3.1
Keterangan:
G = gradien kecepatan (detik-1)
V = volume bak (m3)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
hL= headloss karena friksi, turbulensi, dll (m)
ν = viskositas kinematik (m2/detik)
td = waktu detensi (detik)
2. Perhitungan Kehilangan Tekanan Total (Htot)
Kehilangan tekanan total sepanjang saluran horizontal baffle
channel ini diperoleh dengan menjumlah kehilanga tekanan
pada saat saluran lurus dan pada belokan.
Htot = HL + Hb
Dimana:
a. Hb adalah kehilangan tekanan pada belokan yang
disebabkan oleh belokan sebesar 180°. Persamaan untuk
menghitung besarnya Hb adalah sebagai berikut:
𝑉𝑏 2
HL = 𝑘 2𝑔
Keterangan:
HL = kehilangan tekanan pada saat lurus (m)
n = koefisien Manning. Saluran terbuat dari beton n= 0,013
VL = kecepatan aliran pada saluran lurus (m/detik)
L = panjang saluran (m)
R = jari-jari basah (m)
A = luas basah (m2)
P = keliling basah (m)
3.2.4 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan dengan
menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk memisahkan
partikel tersuspensi yang terdapat dalam cairan tersebut (Reynolds,
1982).
Menurut Reynolds (1982), pengendapan yang terjadi pada bak
sedimentasi bisa dibagi menjadi empat kelas. Pembagian ini
didasarkan pada konsentrasi dari partikel dan kemampuan dari
partikel tersebut untuk berinteraksi. Penjelasan mengenai ke empat
jenis pengendapan tersebut adalah sebagai berikut :
Dari segi hidrolis, maka hal yang perlu diperhatikan dalam unit
sedimentasi adalah kondisi aliran dalam bak sedimentasi tersebut.
Kondisi turbulensi aliran sangat penting dalam proses pengendapan
flok-flok dan perlu dijaga agar flok-flok tersebut tidak pecah.
Keterangan:
td = waktu detensi (detik)
V = volume bak (m3)
Q = debit bak (m3/detik)
2. Beban permukaan (So)
𝑄 𝑤
So = 𝐴𝑠 × ℎ cos 𝛼+𝑤𝑐𝑜𝑠2 𝛼
Keterangan:
So = beban permukaan (m3/m2/jam)
Q = debit bak (m3/detik)
As = luas permukaan bak (m2)
w = diameter tube settler (m)
h = tinggi tube settler (m)
3. Kecepatan horizontal (Vo)
𝑞
Vo = 𝐴𝑠 𝑠𝑖𝑛𝛼
Keterangan:
FARAH FAUZIA RAIHANA (25-2015-110)| III-15
Vo = kecepatan horizontal
As = luas permukaan bak (m2)
q = debit tiap bak (m3/detik)
4. Bilangan Reynolda dan bilangan Froude (Montgomery, 1985)
𝐴
R=𝑃
𝑉𝑜 ×𝑅
Re = 𝜐
𝑉𝑜2
Fr = 𝑔 ×𝑅
Keterangan:
R = jari-jari hidrolis (m)
A = luas permukaan settler (m2)
P = keliling settler (m)
Vo = kecepatan aliran di settler (m/detik)
ν = viskositas kinematik (m2/detik)
Re = bilangan Reynolds
Fr = bilangan Froude
3.2.5 Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemurnian/penjernihan dimana air akan
diolah melalui zat-zat berpori. Kualitas air akan meningkat dengan
menghilangkan materi dan koloid terlarut, serta reduksi kandungan
bakteri dan organisme lain.
Dalam filtrasi, zat-zat berpori yang digunakan berbahan stabil,
seperti granular, batu-batuan, antrasit, kaca, dan sebagainya. Zat
berpori pada filtrasi memungkinkan penetrasi kotoran pada air baku.
Selama proses filtrasi kotoran akan dikelurkan dari air dan
menumpuk pada zat berpori filterbed. Setelah beberapa waktu,
partikel yang tertahan pada filterbed akan semakin besar dan kualitas
air akan berkurang, hal tersebut menandakan filter harus
dibersihkan/ backwash (Huisman, 1974). Pada filtrasi dengan media
berbutir, terdapat mekanisme filtrasi (Huisman, 1974):
1. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)
Distribusi ukuran
Terstratifikasi Tidak Terstratifikasi
media
Sama seperti filter
Pipa berlubang yang
cepat dengan batu kasar
Sistem underdrain mengalirkan air ke pipa
atau beton bertulang
utama
sebagai pipa utama
30 cm saat awal, hingga 6 cm saat awal, hingga
Kehilangan energy
275 cm saat akhir 120 cm saat akhir
Filter run (Jarak waktu
12 – 72 jam 20 – 60 hari
pencucian)
Mengambil pasir &
Metode pembersihan Backwash
dicuci
Jumlah air untuk 0,2 – 0,6 % dari air
1-6% dari air tersaring
pembersihan tersaring
Pengolahan Koagulasi-flokulasi- Tidak ada bila
pendahuluan sedimentasi kekeruhan < 50 NTU
Biaya konstruksi Relatif tinggi Relatif rendah
Biaya operasi Relatif tinggi Relatif rendah
Biaya depresiasi Relatif tinggi Relatif rendah
Sumber: Schulz dan Okun (1984)
Keterangan:
IPA Cimahi terdiri dari beberapa unit pengolahan, yaitu unit koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Skematik proses pengolahan air
di IPA Cimahi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Keterangan:
3 = Intake 8 = Filtrasi
5 = Koagulasi 10 = Reservoir
Gambar bak flokulasi dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar
4.12.
Lapisan filter pada bak filtrasi dan gambar bak filtrasi dapat dilihat pada
Gambar 4.17 dan Gambar 4.18.
4.2.7 Reservoir
Air yang telah diolah dari IPA Cimahi ditampung di reservoir
sebelum didistribusikan ke pelanggan. Reservoir mempunyai fungsi
utama untuk menjaga keseimbangan antara debit produksi dengan
debit pemakaian dan untuk memberikan tekanan air yang tetap.
Terdapat 2 ground reservoir, yaitu upper reservoir dan lower
reservoir. Jarak instalasi ke reservoir ± 1 km. (PDAM Tirta Raharja,
2018)
a. Upper Reservoir
Kapasitas: 1.000 m3
4.3.2 Desinfektan
Desinfektan yang digunakan adalah gas klor yang diinjeksikan
ke air baku dengan pompa bertekanan 5 bar melalui pipa berdiameter
2 inch yang kemudian direduksi diameternya menjadi 1 inch. Gas klor
diinjeksikan melalui bagian bawah di dalam bak clear well agar gas
klor tidak menguap. Dosis gas klor yang digunakan adalah 20 mg/jam.
Sisa klor di reservoir adalah sebesar 0,6 mg/L, sedangkan sisa klor di
ujung pipa distribusi adalah 0,3 mg/L (PDAM Tirta Raharja, 2018).
Gambar proses desinfeksi dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Contoh perhitungan:
Parameter TDS (residu terlarut)
𝑚𝑔
𝐶𝑜−𝐶𝑒 101 −41,6 𝑚𝑔/𝐿
η= × 100% = 𝐿
× 100% = 58,81%
𝐶𝑜 101 𝑚𝑔/𝐿
= 7.552.258,065 L/hari
Jumlah air produksi
Kebutuhan pokok air minum = Jumlah penduduk yang terlayani
7.552.258,065 L/hari
= 61.668 Jiwa
= 122,46 L/orang/hari
Berdasarkan Permendagri No 71 Tahun 2016, standar kebutuhan pokok
air minum adalah kebutuhan air sebanyak 10 m3/kepala keluarga/bulan
atau 60 L/orang/hari, sehingga IPA Cimahi telah memenuhi standar
kebutuhan pokok air minum.
5.3 Evaluasi IPA Cimahi
Untuk mengevaluasi IPA Cimahi dilakukan perhitungan dimensi untuk
setiap unit pengolahan air pada IPA Cimahi yang kemudian dibandingkan
dengan kriteria desain.
5.3.1 Intake
Data eksisting dan kriteria desain unit intake Cijanggel dapat dilihat
pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5.
Panjang 4,0 m
Lebar 2,5 m
Tinggi 3,0 m
Jarak antar batang 7,5 cm
saringan kasar
Jumlah batang 30 Buah
Sumber: Hasil Pengamatan, 2018
• Kecepatan aliran pada saringan kasar
𝑄
v=𝐴 (Persamaan 5.2)
0,177 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 4,0 𝑚 ×3,0 𝑚
𝑚
9,81 2 ×0,6 𝑚
𝑠
= √ 10−6 𝑚2
0,893 × ×23,83 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,0295 m3/detik
Kompartemen 1
21,884 𝑚3
=
0,0295 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 741,83 detik
0,0295 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,07 𝑚2
= 0,42 m/detik
• Headloss
Diketahui: k = 2,5 (Bhargava & Ojha, 1993)
v²
hL = k × 2g (Persamaan 5.11)
𝑚
(0,42 )²
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,5 × 2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
= 0,022 m
• Gradien kecepatan
Diketahui: viskositas kinematik (ν) pada 25˚C = 0,893 × 10-6
m2/detik
𝑔×ℎ
G = √ 𝜐×𝑡𝑑𝐿
Gtd 10.000- 13.382,61 9.345,93 6.639,28 3.962,07 2.626,94 1.885,90 Kompartemen 1 memenuhi kriteria,
100.000 kompartemen 2-6 tidak memenuhi
kriteria
Tahap 6 – 10 Buah 6 Memenuhi kriteria
flokulasi
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
= 0,0885 m3/detik
• Waktu tinggal
𝑉
td = 𝑄
17,5 𝑚 × 4,5 𝑚 × 4,5 𝑚
= 0,0885 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 4.004,23 detik
= 1,11 jam (tidak sesuai)
• Beban permukaan (So)
𝑄 𝑤
So = 𝐴𝑠 × ℎ cos 𝛼+𝑤𝑐𝑜𝑠2 𝛼 (Persamaan 5.12)
= 0,0125 m
• Bilangan Reynolds (Re)
𝑉𝑜 ×𝑅
Re = (Persamaan 5.16)
𝜐
𝑚
1,29 ×10−3 ×0,0125 𝑚
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 8,93×10−7 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,044 m3/detik
• Kecepatan filtrasi (Vf)
𝑞
Vf = 𝐴
𝑚3
0,044
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 5,2 𝑚 ×2,80 𝑚
= 0,464 mg/L
• Dosis klor murni
Diketahui: kadar klor aktif (M) = 99%
Dosis klor murni = M × dosis klor (Persamaan 5.20)
= 99% × 0,464 mg/L
= 0,459 mg/L
• Daya Pengikat Klor (DPC)
DPC = dosis klor murni – sisa klor (Persamaan 5.21)
= 0,464 mg/L – 0,3 mg/L
= 0,164 mg/L
Rekapitulasi perhitungan unit desinfeksi dapat dilihat pada Tabel
5.22.
100%
Dosis pembubuhan = dosis klor murni x 𝑀
100%
= 0,664 mg/L x 99%
= 0,670 mg/L
5.3.7 Reservoir
Data eksisting dan kriteria yang digunakan untuk merencanakan unit
reservoir dapat dilihat pada Tabel 5.23 dan Tabel 5.24.
• Jumlah unit
IPA Cimahi memiliki 2 unit reservoir, yaitu upper reservoir
yang terletak di Jl. Kolonel Masturi dan lower reservoir yang
terletak di Jl. Sangkuriang, sehingga memenuhi kriteria desain.
• Kedalaman (H)
Upper reservoir memiliki kedalaman 3,6 m dan lower
reservoir memiliki kedalaman 3,45 m. Kedalaman upper
reservoir dan lower reservoir memenuhi kriteria desain, yaitu
3-6 m.
Rekapitulasi perhitungan unit reservoir dapat dilihat pada Tabel 5.25.
6.1 Simpulan
Setelah dilakukan praktik kerja di IPA Cimahi selama 45 hari, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas air produksi IPA Cimahi telah memenuhi baku mutu yang terdapat
di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum;
2. IPA Cimahi dapat memenuhi kebutuhan pokok air minum sebesar 122,46
L/orang/hari, sehingga telah memenuhi standar kebutuhan pokok air minum,
yaitu sebanyak 60 L/orang/hari berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan
Penetapan Tarif Air Minum;
3. Berdasarkan data keluhan pelanggan, IPA Cimahi belum memenuhi
persyaratan kontinuitas pengaliran, yaitu selama 24 jam berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum;
4. Secara umum unit-unit pengolahan air pada IPA Cimahi telah beroperasi
dengan baik, namun masih terdapat beberapa unit yang tidak memenuhi
kriteria desain, seperti di bawah berikut:
a. Pada bak koagulasi, nilai Gtd yang diperoleh, yaitu 12.532,6736 tidak
sesuai dengan kriteria desain, sehingga perlu dilakukan perubahan
dimensi bak koagulasi;
b. Pada unit flokulasi, terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai
dengan kriteria desain, yaitu sebagai berikut:
- Nilai G pada kompartemen 5 dan 6, yaitu sebesar 3,71 detik-1 dan
2,67 detik-1.