Oleh:
Mohammad Fajar Irfansyah
102116018
1. Dr. Eng. Wahyu Kunto Wibowo, M.T., selaku ketua Program Studi Teknik Elektro,
Universitas Pertamina
2. Nita Indriani, M.T., Koordinator Akademik Program Studi Teknik Elektro, Universitas
Pertamina. Serta atas bimbingan, arahan dan petunjuknya laporan kerja praktik ini dapat
dibuat dengan baik.
3. Seluruh dosen dan staff akademik Program Studi Teknik Elektro Universitas Pertamina.
4. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
5. Teman teman yang selalu mendukung penulis untuk menuntaskan mata kuliah kerja
praktik.
Apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dan kekeliruan, penulis
memohon kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang, dan
semoga dengan penulis membuat laporan ini, penulis dapat menerapkan ilmunya dikemudian
hari. Aamiin.
i
i
DAFTAR ISI
iii
4.1.5 Persiapan Proses Rewinding ......................................................................................................... 15
4.1.6 Melilit Ulang (Rewinding) ........................................................................................................... 17
4.1.7 Varnishing dan Pengovenan ......................................................................................................... 22
4.1.8 Perakitan (Assembling)................................................................................................................. 23
4.1.9 Pengujian ...................................................................................................................................... 23
4.1.10 Persiapan Pengiriman (Package Process) ................................................................................... 25
BAB V TINJAUAN TEORITIS .................................................................................................. 26
5.1 Perbaikan Motor Listrik ............................................................................................................... 26
5.2 Pendataan ..................................................................................................................................... 26
5.3 Pengemalan Belitan ...................................................................................................................... 26
5.4 Rewinding Motor.......................................................................................................................... 26
5.5 Varnishing .................................................................................................................................... 26
5.6 Pengovenan .................................................................................................................................. 26
5.7 Running Test................................................................................................................................. 27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 28
6.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 28
6.2 Saran…......................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 31
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu proses perbaikan motor induksi adalah rewinding atau penggulungan ulang
pada stator motor. Dengan banyaknya penggunaan motor induksi tersebut, maka penulis
mengambil judul “PROSES REWINDING MOTOR INDUKSI PT. MESINDO
TEKNINESIA”
1.2 Tujuan
Praktik ini memiliki 2 tujuan, diantaranya sebagai berikut:
b. Mengetahui secara nyata dan langsung penerapan teknologi dan proses rekayasa
(yang sesuai dengan bidang kajian) yang terjadi pada perusahaan.
1
c. Mengintegrasikan pengetahuan teoritis ilmu-ilmu dasar dengan perilakunya pada
saat diterapkan dilapangan.
e. Membuka wawasan baru tentang suatu perusahaan dan aktivitas kerja perusahaan
tersebut.
2
BAB II
PROFIL INDUSTRI
3
Layanan PT. Mesindo Tekninesia mencakup layanan:
a. Fasilitas Rekayasa Layanan
b. Evaluasi
c. Pemeliharaan
d. Analisis
e. Inspeksi
f. Pengujian
PT. Mesindo Tekninesia memiliki beberapa workshop di beberapa daerah bahkan sampai
di luar negeri, dimana workshop pusatnya berada di Jakarta, yaitu ada pada dua workshop
berikut:
1.Jalan Rorotan IV No.169 Cilincing, Jakarta Utara
2.Jalan Kayu Tinggi Raya No 2-3 Cakung, Jakarta Timur
Visi adalah tujuan akhir yang ingin dicapai, sedangkan misi adalah tujuan sebelum
tercapainya suatu tujuan akhir (visi). Adapun visi dan misi PT. Mesindo Tekninesia adalah
sebagai berikut :
a. Visi
“Untuk menyediakan jasa-jasa pelayanan yang melampaui harapan-harapan klien
kita terhadap mutu dan penyerahan. Kita merasa terikat dengan memenuhi suatu
tingkatan mutu, yang akan menentukan langkah pada tempat pemasaran Power
Generation and Electric Motor Repair dalam kaitan dengan nilai dan layanan klien.”
4
b. Misi
“Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap pelayanan-pelayanan jasa, Power
Generation and Electric Motor Repair yang mana akan mempertinggi
profil/gambaran dan kesan dari perusahaan-perusahaan klien kami di Indonesia.”
Dengan prinsip, visi dan misi tersebut diharapkan agar PT. Mesindo Tekninesia dapat
semakin melebarkan sayapnya, sehingga dapat menjadi perusahaan jasa dengan tingkat
pelayanan yang terbaik serta terus mengedepankan mutu demi kepuasan pelanggan[1].
6
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK
Pelaksanaan kerja praktik di PT. Mesindo Tekninesia berlangsung dari tanggal 10 Juni
– 13 Juli 2019. Garis besar kegiatan yang dilakukan selama kerja praktik di PT. Mesindo
Tekninesia adalah melakukan proses rewinding motor induksi. Adapun rincian kegiatannya
adalah sebagai berikut:
7
3.5 Pengujian
Pada tahap ini, penulis melakukan pengujian yang dilakukan berupa running test.
Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui kelayakan penggunaan motor induksi dengan
melihat arus yang mengalir, temperatur, getaran dan kecepatan putaran rotor motor induksi
saat beroperasi dengan tegangan nominal tanpa beban.
8
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
4.1 Proses Rewinding
Motor induksi 3 fasa yang menjadi pokok pembahasan pada kerja praktik ini adalah
motor induksi low voltage PT. Pindo Deli dengan nomor job 124. Motor induksi 3 fasa
tersebut memiliki spesifikasi pada nameplate 132 kW, 380 V, 1465 RPM, dan rotor yang
digunakan adalah rotor sangkar tupai. Proses perbaikan lilitan ulang pada stator motor
induksi 3 fasa ini memiliki beberapa tahap, antara lain:
9
Motor induksi 3 fasa yang baru datang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 akan
mengalami proses pendataan. Pendataan yang dilakukan pada motor induksi yang baru
datang tersebut meliputi kondisi fisik motor dan juga kelengkapan pada motor induksi
tersebut. Kelengkapan yang ada pada motor induksi 3 fasa tersebut meliputi:
a. Bearing DE (depan) dan NDE (belakang)
b. Cover DE (depan) dan NDE (belakang)
c. Journal Bearing DE (depan) dan NDE (belakang)
d. Kipas motor
e. Tutup kipas
f. Box (kotak) terminal
g. Tutup terminal
Pendataan tersebut dilakukan agar motor induksi yang diperbaiki kembali pada customer
sesuai dengan kelengkapan motor. Hal ini juga dapat digunakan untuk memberitahukan
pada customer mengenai kelengkapan motor sehingga customer dapat meminta untuk
mengganti part pada motor induksi tersebut. Adapun untuk mengetahui spesifikasi motor
induksi 3 fasa dapat dilihat pada nameplate motor tersebut seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.2.
10
Tabel 4.1 Nameplate Motor Induksi PT. Pindo Deli
Merk THOSIBA CORPORATION Type TIKK
No Seri 50367669 Frequency 50 Hz
Power 132 kW Connection Delta
Voltage 380 V Speed 1465 Rpm
Insulation
Current 252 A F
Class
Spesifikasi pada motor induksi 3 fasa milik PT. Pindo Deli tersebut yang diambil sebagai
acuan, yang nantinya sebagai perbandingan antara spesifikasi motor dengan pendataan
winding pada stator.
11
Setelah motor listrik milik PT. Pindo Deli tersebut dibongkar, maka dapat diketahui juga
jenis rotor yang digunakan pada motor induksi 3 fasa tersebut adalah jenis rotor sangkar
tupai yang ditunjukkan pada Gambar 4.4
Setiap proses pembongkaran yang dilakukan selalu memberikan tanda pada bagian-
bagian motor. Hal ini dilakukan agar memudahkan saat melakukan proses perakitan ulang
bagian-bagian motor. Setelah melakukan pembongkaran maka dapat disimpulkan bahwa
motor induksi 3 fasa 132 kW, 380 V milik PT. Pindo Deli mengalami kerusakan (terbakar)
pada isolasi winding sehingga harus diperbaiki dengan melilit ulang winding pada stator
motor tersebut.
4.1.3 Pendataan
Pendataan adalah proses mendata spesifikasi winding stator motor sebelum melakukan
proses perbaikan rewinding. Adapun data yang harus diambil antara lain:
a. Jumlah Slot
Jumlah slot adalah alur pada stator yang terdiri dari lempengan – lempangan baja
yang akan digunakan sebagai tempat lilitan tembaga
b. Jumlah Group
Satu group terdiri dari beberapa coil
c. Jumlah Coil per Group
Satu coil terdiri dari beberapa turn
d. Jumlah turn
Turn merupakan banyaknya lilitan pada masing-masing coil
e. Jumlah Conduction
Merupakan jumlah tembaga yang digunakan sebagai lilitan winding stator dalam
satu grup.
12
f. Coil per spand
Coil per spand merupakan langkah yang dilalui coil pada masing – masing slot.
g. Ukuran Conduction
Merupakan ukuran tembaga yang digunakan untuk conduction pada stator
h. Diagram Winding
Merupakan alur koneksi winding
i. Dimention Winding Coil
Untuk mendata seberapa panjang coil yang dibutuhkan dengan cara mendata
panjang slot, panjang keluaran coil bagian depan dan belakang yang di ukur persis
setelah slot. Tidak lupa untuk mendata jumlah heater, thermis, lead serta panjang
lead.
15
Gambar 4.10 Proses Pengemalan Belitan
3. Mempersiapkan Nomex
Nomex yang akan digunakan sebagai penutup coil pada tiap slot stator dengan
panjang sesuai panjang slot stator ditambah pada kedua ujung kurang lebih 0,5 cm.
Nomex tersebut digunakan untuk menghindari short antar fasa apabila terdapat
goresan pada isolasi coil.
Berikut adalah masing – masing penjelasan dari proses rewinding pada stator yang
dilakukan:
a. Pemasangan Coil pada Slot Stator
Setelah proses persiapan rewinding dilakukan yaitu berupa pengemalan belitan yang
akan digunakan dan pemasangan nomex pada slot stator, maka dapat melakukan proses
pemasangan coil pada slot stator. Cara pemasangan coil tersebut sesuai dengan data
berupa coil per spand yaitu langkah yang dilalui coil pada masing–masing slot.
Pemasangan coil pada slot stator dilakukan dengan hati – hati agar isolasi pada coil
tidak terbuka akibat tergores dengan core stator. Dengan data coil per spand yaitu 1-13
maksudnya adalah tiap satu coil yang akan dimasukkan pada slot 1 dan akan keluar pada
slot 13, begitu seterusnya. Arah pemasangan coil pada slot dilakukan searah dengan
jarum jam. Untuk mengetahui secara lengkap langkah pemasangan coil dapat dilihat ada
Tabel 4.2 seperti berikut.
18
Tabel 4.2 Langkah Pemasangan Coil
Slot Slot Slot Slot
Group Coil Group Coil
Awal Akhir Awal Akhir
1 1 13 1 31 43
2 2 14 2 32 44
1 3 3 15 7 3 33 45
4 4 16 4 34 46
5 5 17 5 35 47
1 6 18 1 36 48
2 7 19 2 37 49
2 3 8 20 8 3 38 50
4 9 21 4 39 51
5 10 22 5 40 52
1 11 23 1 41 53
2 12 24 2 42 54
3
3 13 25 9 3 43 55
4 14 26 4 44 56
5 15 27 5 45 57
1 16 28 1 46 58
4 2 17 29 2 47 51
3 18 30 10 3 48 60
4 19 31 4 49 1
5 20 32 5 50 2
19
Coil Slot Slot Coil Slot Slot
Group Awal Akhir Group Awal Akhir
1 21 33 1 51 3
2 22 34 2 52 4
5 3 23 35 11 3 53 5
4 24 36 4 54 6
5 25 37 5 55 7
1 26 38 1 56 8
2 27 39 2 57 9
6 3 28 40 12 3 58 10
4 29 41 4 59 11
5 30 42 5 60 12
b. Pemasangan Wedges
Wedges digunakan sebagai bantalan penutup pada tiap slot stator setelah coil
ditutup menggunakan nomex. Hal ini dilakukan karena winding pada motor
merupakan double layer, sehingga dapat dimungkinkan terjadinya coil keluar dari
lubang slot stator akibat terlalu sesak. Jadi adanya pemasangan wedges agar coil yang
sudah dimasukkan pada slot stator tidak keluar lagi, serta menghindari terjadinya
lubang slot yang longgar.
20
Kegunaan dari wedges itu sendiri, antara lain:
1. Mengurangi timbulnya vibrasi pada winding pada saat motor beroperasi.
2. Arus akan mengalir ke wedges ketika motor mengeluarkan arus bocor.
3. Lebih kuat untuk menutup konduktor pada alur slot.
c. Connection Winding
Connection winding merupakan hal paling penting dari proses melilit ulang pada
stator motor listrik. Hal ini dikarenakan connection winding yang akan menentukan
arah dan jumlah kutub pada belitan stator sehingga mempengaruhi kinerja motor
listrik tersebut.
Connection winding yang digunakan pada motor induksi tiga fasa milik PT. Pindo
deli ini adalah parallel connection sesuai data yang digunakan pada diagram winding
dengan lied yang terdapat pada terminal berjumlah 6 buah lied.
d. Pengujian Hasil Melilit Ulang
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kerusakan selama
proses melilit ulang, dari memasukkan coil pada slot stator, connection winding,
sampai pada merapikan winding dengan pita ribon. Pengujian yang dilakukan antara
lain:
e. Tes Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Test)
Pengukuran tahanan isolasi pada tahap ini bertujuan untuk mengukur tahanan isolasi
setelah dilakukan penyambungan coil (Connection Winding). Tes tahanan isolasi
juga dapat digunakan untuk menentukan adanya short antar fasa maupun dengan
body motor.
f. Tes Resistansi (Resistance Test)
Setelah proses connection winding selesai dilakukan, lead tiap fasa akan kembali
diukur nilai resistansinya untuk menghindari terjadinya unbalance resistance
sebelum dilakukan running test.
g. Pengikatan Winding
Pada proses ini yang dilakukan adalah merapikan dan mengencangkan winding
dengan cara mengikatkan pita ribon. Hal ini dilakukan karena:
21
1. Untuk merapikan winding motor
2. Membuat winding padat dan kencang
3. Menghindari terjadinya short antara winding dengan body motor.
4. Menghindari winding tidah menyentuk cover motor dan memudahkan nantinya
dalam proses perakitan (assembling).
Sebelum pengikatan winding diselasaikan, maka dilakukan juga pemasangan RTD dan
heater yang disisipkan pada winding. RTD yang dipasang pada celah winding tiap fasanya,
digunakan untuk mengukur suhu pada winding ketika motor beroperasi. Heater pada motor
digunakan untuk tetap menghangatkan winding ketika motor selesai dioperasikan, untuk
menghindari kelembapan pada winding dan berkurangnya kualitas isolasi pada winding.
22
b. Pengovenan
Setelah selesai varnishing maka selanjutnya melakukan pengovenan. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi kelembapan air akibat proses varnishing dan juga
mengeringkan varnish agar menempel dan mengikat pada winding stator. Setelah
selesai pengovenan maka sisa-sisa varnish pada inti dibersihkan agar tidak
mengganggu saat proses pemasangan rotor.
4.1.9 Pengujian
Pengujian yang berupa running test ini berfungsi untuk mengetahui kelayakan
penggunaan motor dengan melihat arus yang mengalir, temperatur, getaran dan kecepatan
putaran rotor motor saat beroperasi dengan tegangan nominal tanpa beban.
Sebelum dilakukan pengujian running test pada motor, maka perlu dilakukan beberapa
pengujian pada windingnya lagi:
a. Tes Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Test)
b. Tes Resistansi (Resistance Test)
Kedua tes tersebut dilakukan untuk mengetahui nilai resistansi winding, tahanan isolasi
dan gelombang yang dihasilkan pada tes surja apakah masih sama setelah dilakukannya
perakitan motor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apabila adanya kerusakan pada
winding stator saat memasukan rotor ke dalam statornya. Sehingga pengukuran resistansi,
tahanan isolasi dan surja sangat dibutuhkan. Jika hasilnya baik maka proses pengujian
motor dengan input tegangan sesuai dengan nameplate dapat dilakukan.
Beberapa instrument alat ukur yang digunakan dalam pengujian motor:
23
a. Tang Ampere
Tang ampere adalah alat ukur yang digunakan mengukur arus yang mengalir
pada motor pada masing-masing fasa nya ataupun ketiga fasanya. Saat motor telah
berputar, besarnya arus yang mengalir pada motor perlu diukur untuk mengetahui
arus yang mengalir saat keadaan motor tanpa beban. Apabila arus yang mengalir
pada motor terlalu besar yang terjadi pada motor adalah motor menjadi panas dan
saat beroperasi dengan beban penuh mengakibatkan arus yang mengalir lebih besar
dari kapasitasnya pada nameplate menyebabkan winding motor terbakar, namun
jika terlalu rendah motorakan sulit untuk mendapatkan torsinya.
b. Tachometer
Tachometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kecepatan motor
berputar di setiap menitnya, dengan menembakan laser dari tachometer ke poros
shaft motor yang berputar yang sebelumnya diberi sticker scotlight untuk
mendukung kerja dari tachometer. Nilai dari hasil pengukuran ini dapat dikatakan
benar dan aman ketika nilai yang dihasilkan sesuai dengan nameplate yang tertera
pada spesifikasi motor yang diukur.
c. Vibrotip
Alat ukur vibrotip ini berfungsi untuk mengukur getaran yang timbul pada motor
saat motor dioperasikan[3]. Pada proses pengujian dilakukan pengukuran terhadap
sisi horizontal, vertikal dan aksial pada bagian depan serta belakang motor. Nilai
aman maksimal untuk getaran yang timbul yaitu berdasarkan standar vibration limit
test dari EASA (Electrical Apparatus Service Association) yang ditunjukkan pada
Tabel 4.3.
24
4.1.10 Persiapan Pengiriman (Package Process)
Proses terakhir dari perbaikan motor adalah proses painting dan package. Proses
painting dilakukan agar motor tampak bersih dan terlihat seperti baru lagi. Selanjutnya
motor siap untuk dilakukan pengepakan dapat dilakukan dengan membungkus
menggunakan plastik atau box kayu supaya tidak terjadi kerusakan pada motor saat
dilakukannya pengiriman barang ke customer. Berikut hasil dari painting dan package
ditunjukkan pada Gambar 4.18.
25
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
5.1 Perbaikan Motor Listrik
Suatu kegiatan yang memperbaiki motor listrik dari motor yang tidak berfungsi menjadi
berfungsi kembali (normal). Bisa disebabkan oleh terbakarnya lilitan stator maupun rotor,
adanya gangguan pada lilitan, dan kurangnya perawatan.
5.2 Pendataan
Pendataan adalah adalah proses mendata spesifikasi winding stator motor sebelum
melakukan proses perbaikan rewinding. Proses ini dapat diketahui berbagai komponen
dalam motor.
Salah satu proses melilit ulang motor listrik sesuai dengan nameplate. Ada beberapa
aspek yang harus dilengkapi saat melakukan rewinding yaitu pemasangan coil pada slot
stator, pemasangan wedges, connection winding, dan pengikat winding.
5.5 Varnishing
Varnish adalah cairan kimia yang bening/ transparan ini berfungsi sebagai pelapis,
mengikat semua yang ada pada winding, isolasi pada kawat gulungan, dan melindungi
sehingga terhindar dari konsluiting akibat kelembaban udara, perubahan kimia asam.
5.6 Pengovenan
Pengovenan dilakukan untuk mengurangi kelembapan air akibat proses varnishing dan
juga mengeringkan varnish agar menempel dan mengikat pada winding stator.
26
5.7 Running Test
Running test berfungsi untuk mengetahui kelayakan penggunaan motor dengan melihat
arus yang mengalir, temperatur, getaran, dan kecepatan putaran rotor saat beroperasi dengan
nominal tanpa beban.
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari data yang didapatkan dan pembahasan proses serta pengujian sebelum dan sesudah
perbaikan pada motor induksi 3 fasa dapat diambil kesimpulan, antara lain:
1. Pada umumnya, perusahaan yang menggunakan motor listrik harus memperhatikan
kualitas motor tersebut untuk meminimalisir risiko kerusakan yang fatal.
2. Berdasarkan data pengujian, tahanan isolasi yang rendah disebabkan karena
terbakarnya isolasi pada lilitan statornya, sehingga mempengaruhi besar kecilnya
nilai tahanan isolasi.
3. Berdasarkan hasil pengujian dan melihat kondisi pada winding motor dengan isolasi
yang terbakar, maka jenis perbaikan yang dilakukan adalah melilit ulang
(rewinding)
4. Proses rewinding motor induksi di PT. Mesindo Tekninesia melewati beberapa
tahap yaitu pendataan motor, pembongkaran, pendataan kumparan stator,
pengemalan, proses rewinding, connection, perakitan, pengetesan, dan pengemasan.
6.2 Saran
Adapula saran yang dapat digunakan menjadi salah satu parameter dalam menjadi
perbaikan, peningkatan mutu, serta kualitas pelayanan terhadap kondisi dan lingkungan
kerja yang digunakan, antara lain:
1. Menggunakan alat pelindung diri atau safety equipment seperti: safety shoes,
earplug, helm, masker, eye protection, dan sarung tangan ketika berada pada
lingkungan kerja atau workshop.
2. Mengutamakan keselamatan dan koordinasi tim dalam menyelesaikan pekerjaan.
3. Memastikan penggunaan peralatan pekerjaan sesuai dengan SOP (Standart
Operational Procedure)
4. Dilakukannya perawatan dan kalibrasi pada alat ukur yang digunakan sesuai waktu
yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan agar alat ukur yang digunakan dapat
28
menunjukan hasil pengukuran dengan akurat ketika pendataan.
5. Adanya ruang penyimpanan untuk coil yang digunakan dengan suhu tertentu dan
dalam kondisi tidak lembab untuk menjaga kelembapan dan kualitas coil.
29
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Apriana, "Analisi Penerapan Fingerprint untuk Kebutuhan Presensi Karyawan di
PT.MESINDO TEKNINESIA," 2018.
[2] W. "Macam Macam Motor Listrik AC," 2 September 2018. [Online]. Available: http://artikel-
teknologi.com/macam-macam-motor-listrik-ac/. [Accessed 13 Septembar 2019].
[3] S. I. J. Ridwan, "Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja Pada Mesin Mil Fan
412 di PT. Semen Tonasa," 2010.
30
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KERJA PRAKTIK
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
\
41
Proses Rewinding Motor Induksi
PT. Mesindo Tekninesia
Mohammad Fajar Irfansyah
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Pertamina
Jl. Teuku Nyak Arief, RT.7/RW.8, Grogol Sel., Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12220
Email: Irfansyah.fajar@gmail.com
industri sangat membutuhkan proses perbaikan maupun Pendataan adalah adalah proses mendata spesifikasi
perawatan motor induksi yang baik dan benar. Salah satu winding stator motor sebelum melakukan proses perbaikan
proses perbaikan motor induksi adalah rewinding atau rewinding. Proses ini dapat diketahui berbagai komponen
penggulungan ulang pada stator.
dalam motor.
motor induksi yang cukup tinggi pada industri Motor induksi 3 fasa yang menjadi pokok pembahasan
mengakibatkan kinerja motor menjadi turun. Kerusakan pada kerja praktik ini adalah motor induksi low voltage
pada motor induksi umumnya terjadi pada terbakarnya PT. Pindo Deli dengan nomor job 124. Motor induksi 3
belitan stator atau kerusakan dikarenakan kondisi panas fasa tersebut memiliki spesifikasi pada nameplate 132
pada bearing. Oleh karena itu, industri sangat kW, 380 V, 1465 RPM, dan rotor yang digunakan adalah
membutuhkan proses perbaikan motor induksi yang baik rotor sangkar tupai. Proses perbaikan lilitan ulang pada
dan benar, agar perusahaan dapat meminimalisir biaya stator motor induksi 3 fasa ini memiliki beberapa tahap,
perawatan dan perbaikan motor induksi. Salah satu proses antara lain:
perbaikan motor induksi adalah rewinding atau
42
penggulungan ulang pada stator motor.
a. Pengecekan Awal nantinya sebagai perbandingan antara spesifikasi motor
Kondisi awal motor induksi 3 fasa yang baru datang dengan pendataan winding.
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 kemudian b. Pembongkaran Motor Listrik (Dismantling)
dilakukan proses pendataan. Pendataan yang
Setelah motor listrik datang dan melewati proses
dilakukan pada motor listrik yang baru datang tersebut
pendataan awal, maka proses selanjutnya adalah proses
meliputi kondisi fisik motor dan juga kelengkapan
pembongkaran (dismantling) pada motor listrik tersebut.
pada motor listrik tersebut. Kelengkapan yang ada
Sebelum dibongkar, tiap bagian motor diberi tanda
pada motor induksi 3 fasa tersebut meliputi, bearing
berupa nama customer, nomer job, DE (depan) maupun
DE (depan) dan NDE (belakang), cover DE (depan)
NDE (belakang).
dan NDE (belakang), journal bearing DE (depan) dan
Proses pembongkaran yang dilakukan adalah dengan
NDE (belakang), kipas motor, tutup kipas, box (kotak)
memisahkan bagian-bagian motor, seperti cover DE
terminal, tutup terminal.
maupun NDE, bearing, dan juga rotor[1]. Dengan
Pendataan tersebut dilakukan agar motor listrik yang dilakukannya pembongkaran pada motor, maka dapat
diperbaiki kembali pada customer sesuai dengan mengetahui kondisi pada mekanikal motor seperti
kelengkapan motor. Hal ini juga dapat digunakan bearing motor dan juga dapat mengetahui kondisi pada
untuk memberitahukan pada customer mengenai winding stator dilihat dari segi visual. Berikut proses
kelengkapan motor sehingga customer dapat meminta pembongkaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
untuk mengganti part pada motor listrik tersebut.
Adapun untuk mengetahui spesifikasi motor induksi 3
fasa dapat dilihat pada nameplate motor tersebut
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
b) Pemasangan Wedges
Connection winding merupakan hal paling penting d. Menghindari winding tidah menyentuk cover
dari proses melilit ulang pada stator motor listrik. Hal ini motor dan memudahkan nantinya dalam proses
dikarenakan connection winding yang akan menentukan perakitan (assembling).
arah dan jumlah kutub pada belitan stator sehingga Sebelum pengikatan winding diselasaikan, maka
mempengaruhi kinerja motor listrik tersebut. dilakukan juga pemasangan RTD dan heater yang
Connection winding yang digunakan pada motor disisipkan pada winding. RTD yang dipasang pada celah
induksi tiga fasa milik PT. Pindo deli ini adalah parallel winding tiap fasanya, digunakan untuk mengukur suhu
connection sesuai data yang digunakan pada diagram pada winding ketika motor beroperasi. Heater pada motor
winding dengan lied yang terdapat pada terminal digunakan untuk tetap menghangatkan winding ketika
berjumlah 6 buah lied. motor selesai dioperasikan, untuk menghindari
1. Pengujian Hasil Melilit Ulang kelembapan pada winding dan berkurangnya kualitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau isolasi pada winding.
untuk menentukan adanya short antar fasa maupun Dari data yang didapatkan dan pembahasan proses serta
dengan body motor. pengujian sebelum dan sesudah perbaikan pada motor induksi
3. Tes Resistansi (Resistance Test) 3 fasa dapat diambil kesimpulan, antara lain:
a. Berdasarkan data pengujian, tahanan isolasi yang rendah
Setelah proses connection winding selesai
disebabkan karena terbakarnya isolasi pada lilitan
dilakukan, lead tiap fasa akan kembali diukur nilai
45
statornya, sehingga mempengaruhi besar kecilnya nilai pengetesan, dan pengemasan.
tahanan isolasi.
DAFTAR PUSTAKA
b. Berdasarkan hasil pengujian dan melihat kondisi pada
winding motor dengan isolasi yang terbakar, maka jenis [1] W. "Macam Macam Motor Listrik AC," 2 September 2018.
[Online]. Available: http://artikel-teknologi.com/macam-
perbaikan yang dilakukan adalah melilit ulang
macam-motor-listrik-ac/. [Accessed 13 Septembar 2019].
(rewinding)
[2] R. A. Putra. “Analisa Kerusakan dan Perbaikan Motor
c. Proses rewinding motor induksi di PT. Mesindo
Induksi 3 Fasa,” 21 July 204
Tekninesia melewati beberapa tahap yaitu pendataan
motor, pembongkaran, pendataan kumparan stator,
pengemalan, proses rewinding, connection, perakitan,
46