Dokumen Se PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta 14-10-2022
Dokumen Se PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta 14-10-2022
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Stakeholder Engagement PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta (ITJ) ini selesai ditulis. Isi
laporan ini memuat tiga hal pokok yang menjadi output penting di dalam
Stakeholder Mapping antara lain: identifikasi stakeholder tiap fase bisnis (hulu,
proses dan hilir); identifikasi isu strategis; permasalahan dan kebutuhan untuk
pengembangan perusahaan dan stakeholder; pendekatan dan strategi
perusahaan dalam Stakeholder Engagement; program dan kegiatan dalam
Stakeholder Engagement; dan hasil Stakeholder Engagement. Semoga data dan
analisis hasil temuan lapangan seperti yang tertuang di dalam laporan ini dapat
dijadikan sebagai acuan dalam membangun hubungan dengan stakeholder yang
terkait dengan proses bisnis perusahaan. Akhir kata, semoga hasil dari laporan
ini dapat bermanfaat dan tentu saja laporan ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu masukan, kritik dan saran dari pembaca sangat membantu dalam
penyempurnaan laporan ini.
Hormat kami,
Tim Penyusun
PT Olahkarsa Inovasi Indonesia
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.Pendekatan/Startegi Perushaan dalam Stakeholder Engagement ............... 35
3.5.Program/Kegiatan dalam Stakeholder Engagement..................................... 44
3.6.Hasil Stakeholder Engagement .................................................................... 52
3.6.1.Hasil Stakeholder Hulu ............................................................................. 52
3.6.2.Hasil Stakeholder Proses .......................................................................... 54
3.6.3.Hasil Stakeholder Engagement Hilir .......................................................... 55
BAB IV ANALISIS HASIL STAKEHOLDER ENGAGEMENT MENGGUNAKAN
SOCIAL LICENSE INDEX ................................................................................. 58
4.1.Kerangka Konsep Sosial License Index ....................................................... 58
4.2. Metode Penelitian ....................................................................................... 61
4.2.1.Pendekatan Kuantitatif .............................................................................. 61
4.2.2.Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling .................................................. 61
4.2.2.1. Populasi ............................................................................................... 61
4.2.2.2. Sampel................................................................................................. 62
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 4. 13. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Peduli kepada institusi sosial
Masyarakat ...................................................................................................................... 81
Tabel 4. 14. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Mampu mendorong Partisipasi
Masyarakat ...................................................................................................................... 82
Tabel 4. 15. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Intensif dalam Berkomunikasi
dengan Masyarakat ....................................................................................................... 85
Tabel 4. 16. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Melibatkan Masyarakat dalam
Mengambil Keputusan ................................................................................................... 87
Tabel 4. 17. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Menyediakan forum untuk
mendengar aspirasi ....................................................................................................... 88
Tabel 4. 18. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Merespon dengan baik Aspirasi
Masyarakat ...................................................................................................................... 89
Tabel 4. 19. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Menepati setiap janji yang telah
disepakati bersama Masyarakat .................................................................................. 91
Tabel 4. 20. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Saling Mendapat manfaat dari
kegiatan bersama Masyarakat ..................................................................................... 92
Tabel 4. 21. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Kapasitas dalam
Memberdayakan Masyarakat ....................................................................................... 95
Tabel 4. 22. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Visi Perusahaan sejalan dengan
harapan Masyarakat ...................................................................................................... 96
Tabel 4. 23. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Mengatasi Resiko yang terjadi
akibat Aktivitas Industri .................................................................................................. 97
Tabel 4. 24. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Sejalan dengan Misi Kelestarian
Lingkungan ...................................................................................................................... 99
Tabel 4. 25. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Menjadi tetangga yang Baik .. 100
Tabel 4. 26. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta ............................................................................ 101
Tabel 4. 27. Level SLI PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta 105
Tabel 4. 28. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT PErtamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta Kategori Household Kelurahan Koja ............ 107
Tabel 4. 29. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta Kategori Household Kelurahan Rawa Badak
Selatan ........................................................................................................................... 110
Tabel 4. 30. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder Non-Household ......... 115
Tabel 4. 31. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder CSO ............................ 119
Tabel 4. 32. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder Pemerintah ................ 123
Tabel 4. 33. Umpan Balik SLI PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta ........................................................................................................................... 131
hhh
vi
DAFTAR DIAGRAM
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
stakeholder dapat dipandang sebagai subjek yang diperoleh berdasarkan hasil
assessment yang telah dilakukan sebelumnya dan atau baseline study untuk
menggambarkan siapa saja pemangku kepentingan baik individu maupun
institusi yang terlibat dalam bisnis jauh lebih mungkin untuk berkolaborasi dan
mendukung kegiatan dan strategi perusahaan, yang secara positif berdampak
pada misi keberlanjutan (sustainability) (Freeman, 1984). Dalam upaya untuk
melibatkan atau meningkatkan partisipasi berbagai pihak secara kolaboratif untuk
mencapai misi sustainable development diperlukan sebuah proses Stakeholder
Engagement. Stakeholder Engagement dapat dipahami sebagai praktik yang
dilakukan organisasi untuk melibatkan pemangku kepentingan secara positif
dalam kegiatan organisasi (Greenwood, 2007).
Hal tersebut juga disadari secara penuh oleh PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta menyadari akan pentingnya menyusun dokumen
keterlibatan pemangku kepentingan (Stakeholder Engagement). Proses
pelaporan dan pendokumentasian Stakeholder Engagement selain didasarkan
pada sejumlah konsep dan teori mengenai pemangku kepentingan, juga
memperhatikan proses analisis pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No 1 tahun 2021. Dokumen keterlibatan pemangku kepentingan
memuat cakupan aktor pemangku kepentingan, wilayah pemangku kepentingan,
pendekatan keterlibatan pemangku kepentingan hingga hasil dari pelibatan
pemangku kepentingan. Pada prosesnya diawali dari pelaksanaan pemetaan
pemangku kepentingan yang hasilnya dapat menjadi acuan bagi perusahaan
dalam menentukan engagement strategy yang tepat bagi stakeholder yang
selama ini berkaitan dalam proses bisnis PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta. Selain itu melalui kajian ini juga sekaligus memuat pekerjaan
pengukuran hasil Stakeholder Engagement yang dapat menggambarkan output
dari aktivitas perusahaan selama rentang waktu tertentu.
1.2. Tujuan
2
1. Stakeholder di sepanjang proses bisnis PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta
3
Tabel 1. 1. Tabel Stakeholder Engagement Process
No Aspek Narasi yang ditulis
1. Profil stakeholder
1 Informasi
2. Cakupan wilayah
a. Program/kegiatan/aktivitas
3 Keterlibatan
b. Hasil
1. Jenis Stakeholder
2. Cakupan Wilayah Stakeholder
3. Profil (Karakteristik)
4. Isu
5. Pendekatan
6. Program/Kegiatan
7. Hasil
1.4. Output
4
BAB II
METODE PENELITIAN
2.2.1 Observasi
2.2.2 Wawancara
5
dilakukan dengan cara melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara dan informan.
Selain faktor pewawancara dan informan, kualitas data hasil wawancara juga
dipengaruhi oleh situasi wawancara dan topik penelitian yang biasanya tertuang
dalam daftar pertanyaan (Suyanto dan Sutinah, 2007: 70). Kegiatan wawancara
dilakukan tidak semata hanya untuk mencari jawaban tetapi juga untuk
mengkonstruksinya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
informal dan menggunakan pedoman secara formal dengan interview guide.
Selanjutnya, untuk menentuknan informan penelitian ini menggunakan
teknik purposive dan snowball. Dalam hal ini, peneliti melalukan diskusi dengan
pihak PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta untuk
mengidentifikasi stakeholder di sepanjang bisnis perusahaan yang dapat menjadi
informan dalam penelitian Stakeholder Engagement. Diskusi penentuan informan
dilakukan agar stakeholder yang dipilih benar-benar sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dari penelitian ini. Tentu saja informan dalam penelitian ini harus
merepresentasikan tiga jenis aktor yang berasal dari aktor pemerintah/ negara,
bisnis, dan civil society. Sedangkan teknik snowball dilakukan khusus kepada
informan yang berasal dari civil society dimana peneliti dapat meminta
rekomendasi kepada informan yang sudah berhasil diwawancarai. Narasumber
awal dijadikan sebagai informan untuk mengindentifikasi narasumber lain
sebagai sumber informasi. Narasumber kedua ini juga dijadikan informan untuk
mengindetifikasi narasumber ketiga sebagai sumber yang dianggap dapat
memberi informasi. Berikut daftar informan dalam penelitian ini.
3 Anditya Wiji Sr. Spv RSD Tanjung Priok PT Pertamina Patra Niaga
Wicaksana Integrated Terminal Jakarta
4 Reodi Sulistiono Sr. Spv LPG RSD Tanjung Priok PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta
6
No Nama Jabatan/Fungsi
8 Dhifa Hanif Vegasha Sr. Spv HSSE PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta
11 Rolroy Bagus Sr. Spv Fleet & NGS PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Abimanyu Terminal Jakarta
18 Muftadin SPBU
19 Sumardin SPBU
20 Risma SPBE
21 Edwin SPBE
7
No Nama Jabatan/Fungsi
8
a. Melakukan reduksi data, yaitu kegiatan untuk memilah informasi yang
didapatkan dari hasil wawancara. Apabila terdapat informasi yang tidak
dibutuhkan maka tidak akan ditampilkan.
b. Melakukan pengelompokkan data berdasarkan dengan tema yang telah
disusun berdasarkan dengan kajian literatur yang digunakan.
Pengelompokkan berdasarkan tema difokuskan untuk mempermudah
analisis data.
c. Merangkum dan mensintesiskan data, pada bagian ini data yang telah
direduksi dan diklasifikasikan diberikan penjelasan yang bersifat deskriptif.
9
BAB III
PEMBAHASAN STAKEHOLDER ENGAGEMENT
Fungsi Sales Sales Service dan GA Sales Service Sales Service dan GA
Services & dalam Penerimaan dan GA dalam dalam Penyaluran
GA Penimbunan
10
Fungsi Hulu Proses Hilir
11
mengenai aspek HSSE, fungsi QQ yaitu melakukan pemeriksaan kualitas dan
kuantitas penerimaan BBM dan LPG, serta ada fungsi loading/discharge master
dan fungsi fleet & NGS. Fuel Terminal Plumpang bahan bakarnya di supply dari
pipa multi produk dari IT Balongan hingga Plumpang sepanjang 221 KM dan dari
Fluel Terminal Tanjung Priok dengan jarak 5 km sedangkan LPG Terminal Priok
mendapat suplai dari Tanjung Sekong.
12
1. Stakeholder Bisnis
a. PT Pertamina IT Balongan
PT Pertamina IT Balongan merupakan stakeholder kemitraan PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang merupakan pensuply
BBM ke tanki peyimpanan dari Indramayu menuju Jakarta. Potensi yang
diciptakan cukup mendukung, karena penting bagi keberlangsungan proses
distribusi antara supplier dan penerima.
b. PT Pertamina IT Cilacap
PT Pertamina IT Cilacap merupakan stakeholder kemitraan PT Pertamina
Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang merupakan pensuply BBM ke tanki
peyimpanan dari Cilacap menuju Jakarta. Potensi yang diciptakan cukup
mendukung, karena penting bagi keberlangsungan proses distribusi antara
supplier dan penerima.
c. PT Pertamina Refinery Unit V Balikpapan
PT. Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan merupakan stakeholder
kemitraan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang
merupakan pensuply BBM ke tanki peyimpanan dari Balikpapan menuju Jakarta.
Potensi yang diciptakan sangat mendukung, karena penting bagi
keberlangsungan proses distribusi antara supplier dan penerima. Proses
distribusi dilakukan melalui jalur laut (melalui kapal tangker dan PMB).
d. PT Pertamina Refinery Unit III Palembang
PT. Pertamina Refinery Unit (RU) III Palembang merupakan stakeholder
kemitraan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang
merupakan pensuply BBM ke tanki peyimpanan dari Palembang menuju Jakarta.
Potensi yang diciptakan sangat mendukung, karena penting bagi
keberlangsungan proses distribusi antara supplier dan penerima. Proses
distribusi dilakukan melalui jalur laut (melalui kapal tangker dan PMB).
e. PT Peramina Refinery Unit II Dumai
PT. Pertamina Refinery Unit (RU) III Dumai merupakan stakeholder
kemitraan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang
merupakan pensuply BBM ke tanki peyimpanan dari Dumai menuju Jakarta.
Potensi yang diciptakan sangat mendukung, karena penting bagi
keberlangsungan proses distribusi antara supplier dan penerima. Proses
distribusi dilakukan melalui jalur laut (melalui kapal tangker dan PMB).
13
2. Stakeholder Pemerintahan
a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
memiliki hubungan dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta dalam hal ini melakukan pengawasan dan pembinaan. Di dalamnya
terdapat pengawasan aspek ketaatan terhadap izin, pengendalian pencemaran
air, pengendalian pencemaran udara, serta pengelolaan limbah B3, serta seluruh
aspek yang berkaitan dengan lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup
berpotensi mendukung persiapan izin lingkungan dalam perusahaan dalam skala
Nasional.
b. Kementerian ESDM
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki hubungan
dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dalam hal
melakukan pengawasan dan perizinan terkait Sumber Daya Mineral dalam hal ini
Bahan Bakar Minyak. Kementerian ESDM masuk kedalam hulu proses bisnis
dari PT Pertamina Integrated Terminal Jakarta.
c. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta memiliki hubungan dengan
PT Pertamina Ptra Niaga Integrated Terminal Jakarta dalam hal ini melakukan
pengawasan dan pembinaan. Di dalamnya terdapat pengawasan aspek ketaatan
terhadap izin, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara,
serta pengelolaan limbah B3, serta seluruh aspek yang berkaitan dengan
lingkungan. DLH Provinsi DKI Jakarta berpotensi mendukung persiapan izin
lingkungan dalam perusahaan dalam skala Provinsi.
d. Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara
Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara memiliki
hubungan dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dalam
hal ini melakukan pengawasan dan pembinaan. Di dalamnya terdapat
pengawasan aspek ketaatan terhadap izin, pengendalian pencemaran air,
pengendalian pencemaran udara, serta pengelolaan limbah B3, serta seluruh
aspek yang berkaitan dengan lingkungan. DLH Kota Administrasi Jakarta Utara
berpotensi mendukung persiapan izin lingkungan dalam perusahaan dalam skala
Kota.
14
e. Kecamatan Koja
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta terdiri dari aktivitas opersional dan manajerial
dengan pemegang wilayah dalam hal ini Kecamatan Koja. Terdapat 2 Kelurahan
yang merupakan kawasan ring 1 Pertamina Patra Niaga yaitu Kelurahan Rawa
Badak Selatan dan Kelurahan Koja. Lokasi tanki yang berada di Kelurahan Rawa
Badak Selatan. Sedangkan untuk Kelurahan Koja membentang pipa Pertamina
Maka dari itu, hubungan yang terjalin antara PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta dengan pihak Kecamatan Koja adalah perizinan
aktivitas dan opersional wilayahnya. Kegiatan dilakukan dengan hubungan
komunikasi dengan HSSE di PT Pertamina Patra Niaga Intergarateed Terminal
Jakarta.
f. Kelurahan Rawa Badak Selatan
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta terdiri dari aktivitas opersional dan manajerial. Lokasi
tanki yang berada di Kelurahan Rawa Badak Selatan. Sehinga membuat wilayah
tersebut menjadi wilayah ring 1. Maka dari itu, hubungan yang terjalin antara PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dengan pihak kelurahan
Rawa Badak Selatan adalah perizinan aktivitas dan opersional wilayahnya.
Kegiatan dilakukan dengan hubungan komunikasi dengan HSSE di PT
Pertamina Patra Niaga Intergarateed Terminal Jakarta.
g. Kelurahan Koja
Kelurahan Koja memiliki peranan dalam melakukan koordinasi dan perizinan
terhadap aktivitas produksi di wilayah kelurahan Koja. Wilayah kelurahan koja
terdapat pipa-pia yang meyalurkan BBM. Kegiatan dilakukan dengan melakukan
komunikasi melalui HSSE PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
dengan pemerintaha Kelurahan Koja untuk menjalin komunikasi dan masyarakat
dapat menerima adanya perusahaan. Keberadaan kelurahan koja sebagai
stakeholder hulu berpotensi mendukung dalam proses perizinan lokasi produksi
di wilayah Ring 1.
15
RSD yang melakukan penyimpanan tanki timbun, plumpang, dan priok.
Kemudian fungsi MPS yaitu melakukan preventive dan corrective
maintenance peralatan operasional. Untuk fungsi sales service & GA
melaksanakan sales service dan GA dalam penimbunan. Untuk fungsi HSSE
melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut mengenai aspek HSSE. Fungsi
QQ melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas penimbunan BBM dan LPG.
Fungsi loading discharge master melakukan pengecekan minyak dan LPG. Serta
fungsi Fleet & NGS yaitu melaksanakan proses order dari GA.
Stakeholder PT Pertamina
Jenis Stakeholder No Patra Niaga Integrated Cakupan Wilayah
Terminal Jakarta
16
1. Stakeholder Bisnis
Asset Region Jawa Bagian Barat masuk kedalam proses di dalam proses
bisnis PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta. Asset region jawa
bagian barat terkait dalam proses bisins dalam Sales Service dan GA dalam
Penimbunan.
2. Stakeholder Pemerintah
b. Kementerian Perhubungan
17
yang dapat terjadi pada saat proses bisnis berlangsung. BPBD juga melakukan
pengawasan dan monitoring terkait penanggulangan bencana di dalam
perusahaan.
18
kebenaran pengukuran. Hal ini terkait dengan alat ukur / kalibrasi dari pom
bensin yang ada di setiap SPBU di Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.
Pada tahap hilir terdapat beberapa unit kerja di PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta yang berperan antara lain ada fungsi RSD
melakukan pendistribusian ke konsumen SPBU, SPBE, Pertashop, agen LPG
dan industri serta marine ke area Jabodetabek. Fungsi sales service & GA
melakukan eksekusi dalam penyaluran. Selanjutnya fungsi HSSE melakkan
monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut mengenai aspek HSSE. Fungsi QQ yaitu
melakukan pemeriksaan kualitas dan kauntitas penyaluran BBM dan LPG.
Fungsi loading discharge master yaitu membuat laporan ke manager RS.
Kemudian untuk fungsi Fleet & NGS melakukan distribusi ke konsumen SPBU,
SPBE, Pertashop, Agen LPG, industri dan marine di area Jabodetabek.
19
Jenis Stakeholder PT Pertamina Patra Niaga
No Cakupan Wilayah
Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
12. Kelurahan Lagoa Kelurahan
13. Kelurahan Koja Kelurahan
Akademisi 1. IPB IPB
CSO 1. Kelompok Sahabat Bluwok Kota
2. Kelompok Bunda Koja Kecamatan
3. Kelompok Bank Sampah RW07 Kelurahan
4. Kelompok Kampung Pemuda Kreatif Kelurahan
5. Kelompok Bank Sampah Barokah Kelurahan
6. Kelompok Kampung Safety Kelurahan
Sumber : Olah Data Penelitian, 2022
1. Stakeholder Bisnis
a. PT Pertamina Lubricants
20
yang akan mengisi berbagai sektor pembangunan berkelanjutan. Hubungan
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dengan Yayasan
Inovasi Muda Indonesia adalah sebagai mitra terkait penilaian program CSR
yang sudah dilaksanakan serta menilai hubungan antara PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta dengan para stakeholder dalam proses
bisnis
d. SPBU
e. SPBE
2. Stakeholder Pemerintahan
21
DKI Jakarta dengan perusahaan yaitu mengadakan pelatihan menanam
mangrove.
22
baik dalam kondisi terjadi bencana maupun tidak. Tagana berpotensi
mendukung bisnis program/kegiatan PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta dengan menjadi mitra dalam penanggulangan bencana.
f. Kecamatan Koja
23
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sejak tahun 2016.
Program CSR yang diberikan berfokus pada kesehatan balita yaitu stunting
dengan kegiatan budidaya lele (SULE) yang dilaksanakan oleh Bunda Koja.
Hasil keuntungan dari penjualan pengelolaan lele tersebut 10% diberikan
kepada balita yang memiliki gizi kurang. Selanjutnya terdapat kegiatan
panggung boneka yakni edukasi mengenai gizi kepada masyarakat. Tim gizi
Puskesmas kecamata Koja membawakan dongeng tentang menu sehat
seimbang dan pencegahan stunting. Kemudian pada masa pandemi
mendapat bantuan CSR berupa APD dan kegiatan terakhir berupa bantuan
untuk menarik partisipasi masyarakat dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional
yaitu susu UHT dan balon.
24
Tugu Selatan dimana mempunyai tujuan sebagai program percontohan bank
sampah.
25
k. Kelurahan Lagoa
l. Kelurahan Koja
26
4. Stakeholder Akademisi
a. IPB
5. Stakeholder CSO
27
c. Kelompok Bank Sampah Barokah
28
Lagoa. Kelompok tersebut berisikan anak muda yang kreatif dalam
menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga protokol kesahatan pada
masa pandemi melalui mural. Peran aktif dan partisipasi para pemuda
melalui karang taruna dapat berpotensi mendukung keberlangsung PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta karena memiliki SDM
yang cukup mendukung untuk kemajuan kelompok.
Dalam sub bab ini, dilakukan identifikasi terhadap hasil data yang
didapatkan dengan mengaitkan isu strategis yang terbagi ke dalam beberapa isu
berdasarkan proses bisnis.
29
Fase Isu Strategis
Bisnis Ekonomi Lingkungan Sosial
berkaitan dengan lingkungan pada relasi dan hubungan
proyek perawatan proses produksi yang dengan masyarakat
maupun perbaikan dilakukan oleh PT yang dilakukan proyek
barang/alat. Pertamina Patra Niaga dari PT Pertamina Patra
Integrated Terminal Niaga Integrated
Jakarta. Terminal Jakarta.
Dengan adanya
hubungan tersebut
menjadikan kurangnya
konflik di masyarakat.
Hilir Sebagian besar Terdapat stakeholder Stakeholder yang
stakeholder yang dari aktor CSO yang bergerak dibidang sosial
bergerak di bidang bergerak dalam isu sebagai kelompok yang
ekonomi merupakan lingkungan yaitu menjadi pelopor untuk
stakeholder yang kelompokyang meningkatkan
berasal dari kelompok bergerak dalam antusiasme anggota
masyarakat/CSO yang pengelolaan sampah maupun warga dalam
menjadi mitra binaan baik organik maupun pertemuan dan
atau penerima anorganik, sera meningkatkan
manfaat program pemanfaatan lahan ketertarikan dalam
CSR. Peran yang untuk budidaya lele kegiatan di dalam
dilakukan ialah dan aloevera. program yang dilakukan
kebermanfaatan dan dan yang menjadi
kelangsungan binaan PT Pertamina
kelompok maupun Patra Niaga Integrated
individu anggota Terminal Jakart serta
tersebut. meningkatkan kontribusi
warga di lingkungan
sosialnya.
Sumber : Olah Data Penelitian, 2022
1. Hulu
30
tidak. Hal tersebut menjadi salah satu isu yang cukup menjadi perhatian,
karena apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pipa penyalur
tersebut maka akan berakibat fatal baik untuk perusahaan maupun
masyarakat sekitar. Maka dari itu baik dari PT Pertamina IT Jakarta
maupun PT Pertamina IT Balongan terus berusaha menjaga keselamatan
bersama dengan selalu berkoordinasi dan melakukan monitoring serta
perawatan pada aset perusahaan tersebut. Maka dari itu baik dari PT
Pertamina IT Jakarta maupun PT Pertamina IT Balongan terus berusaha
menjaga keselamatan bersama dengan selalu berkoordinasi dan
melakukan monitoring serta perawatan pada aset perusahaan tersebut.
2. Proses
31
menjalin hubungan dengan masyarakat yang dilakukan proyek dari PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta.
3. Hilir
32
yang disampaikan oleh stakeholder yang bersangkutan. Secara keseluruhan di
setiap alur tidak terjadi masalah, namun banyak kritik dan saran yang diberikan
dari setiap stakeholder yang berkaitan.
33
Kebutuhan
Fase Bisnis Permasalahan Pengembangan Stakeholder
Masalah
yang sudah masuk terus berjalan.
ke tingkat nasional.
Namun masih
terkendala dalam
proses pemasaran
produk.
Sumber : Olah Data Penelitian, 2022
1. Hulu
Permasalahan yang terjadi pada tahapan bisnis hulu khususnya pada
kegiatan penyaluran bahan bakar yang dilakukan oleh IT Balongan dan IT
Cilacap yaitu diantaranya terdapat keterlambatan dalam jadwal distribusi,
namun hal itu tidak menjadi masalah berat karena komunikasi yang terjalin
cukup baik dan intensif.
2. Proses
Permasalahan yang terjadi pada tahapan proses yaitu dengan aktivitas
proses bisnis berada di lingkungan masyarakat sehingga membuat
masyarakat juga harus waspada terhadap kecelakaan dan bencana yang
bisa saja terjadi. Pada hal ini masih banyak masyarakat yang lalai seperti
masih menyalakan petasan ketika hari raya besar maupun tahun baru. Hal
tersebut bisa memicu percikan api dan membahayakan terutama di wilayah
ring 1 yang sangat berdekatan dengan perusahaan.
Maka dari itu, perlu adanya kerjasama antar perusahaan dengan
pemerintah untuk mensosialiasikan kepada masyarakat terkait mitigasi
bencana.
3. Hilir
Pada tahap bisnis hilir, terdapat beberapa permasalahan dalam program
CSR. Permasalahan pertama yaitu berada di wilayah ring 1. Masalah
tersebut terkait dengan program CSR yang belum menyeluruh terutama di
34
wilayah kelurahan Rawa Badak Selatan, dimana masyarakat merasa wilayah
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang dekat dengan
wilayahnya merasa belum sepenuhya tersentuh oleh perusahaan sehingga
menimbulkan kecemburuan sosial. Masyarakat berharap wilayah ring 1
secara menyuluruh dapat merasakan manfaat dari program CSR PT
Pertamina Patra Niaga Inetgrated Terminal Jakarta . Maka dari itu perlu
adanya asesmen kembali terhadap kebutuhan masyarakat terutama di
wilayah ring 1.
Selain itu, terdapat permasalahan lainnya di program/kegiata bunda koja
yaitu terkait pemasaran produk. Para anggota sedikit kesulitan dalam
memasarkan produk sehingga diperlukan adanya sosialisasi dan kerjasama
dengan pihak-pihak yang memahami terkait pemasaran produk.
35
Tabel 3. 7. Deskripsi Pendekatan/Strategi Perusahaan dalam Stakeholder Engagement
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
36
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
lingkungan operasi di
wilayah DKI Jakarta.
Hubungan yang
Kelurahan Koja Komunikasi
dilakukan dengan
komunikasi peirizinan
lingkungan operasi di
wilayah Ring 1.
37
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
38
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
permasalahan di
masyarakat serta
membuat program CSR
untuk pemberdayaan
masyarakat.
39
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
dilakukan ketika
adanya penyesuaian
terhadap permintaan
produk atau
permasalahan teknis
yang berkaitan dengan
proses distribusi.
40
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
41
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
42
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
43
Strategi/
Proses Bisnis Stakeholder Deskripsi
Pendekatan
Safety apabila terdapat
permasalahan,
kelompok Kampung
Safety akan
menghubungi pihak
PT Pertamina Patra
Niaga Integrated
Terminal Jakarta untuk
mendiskusikannya.
Sumber : Olah Data Penelitian, 2022
3.5. Program/Kegiatan dalam Stakeholder Engagement
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
44
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
45
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
lingkungan.
46
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
penimbunan.
47
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
Jakarta dari pom bensin
yang ada di setiap
SPBU di Provinsi
DKI Jakarta.
48
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
SPBE
49
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
masyarakat dengan
perusahaan
50
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
51
Program/Kegiatan Stakeholder
bersama PT Pertamina Patra Niaga
Proses Bisnis Stakeholder Integrated Terminal Jakarta
Program/Kegiatan Deskripsi
52
Stakeholder Hasil Engagement dari Program/Kegiatan
PT Pertamina Refinery Unit PT. Pertamina Refinery Unit (RU) III Palembang
III Palembang merupakan stakeholder kemitraan PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta yang merupakan
pensuply BBM ke tanki peyimpanan dari Palembang
menuju Jakarta melalui jalur laut (kapal tangker dan
PMB)
PT Pertamina Refinery Unit II PT. Pertamina Refinery Unit (RU) III Dumai merupakan
Dumai stakeholder kemitraan PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta yang merupakan pensuply
BBM ke tanki peyimpanan dari Dumai menuju Jakarta
melalui jalur laut (kapal tangker dan PMB)
Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta memiliki
Provinsi DKI Jakarta hubungan dengan PT Pertamina Ptra Niaga Integrated
Terminal Jakarta dalam hal ini melakukan pengawasan
dan pembinaan dalam skala Provinsi di bidang
lingkungan.
53
Stakeholder Hasil Engagement dari Program/Kegiatan
Asset Region JBB Asset region jawa bagian barat terkait dalam proses
bisins dalam Sales Service dan GA dalam Penimbunan.
TNI dan Polri TNI dan Polri terlibat dalam hal pengawasan dan
Perlindungan perusahaan dari segala ancaman yang
dapat terjadi.
BPBD Provinsi DKI Jakarta BPBD Provinsi DKI Jakarta memiliki hubungan dengan
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
dalam hal penanggulangan bencana yang dapat terjadi
pada saat proses bisnis berlangsung.
54
Stakeholder Hasil Engagement dari Program/Kegiatan
Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta memiliki
Provinsi DKI Jakarta hubungan dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta dalam hal ini melakukan pengawasan
dan pembinaan.
Dinas Metrologi DKI Jakarta Dinas Metrologi Provinsi DKI Jakarta memiliki hubungan
dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta dalam hal mengelola satuan-satuan ukuran,
metoda-metoda pengukuran, dan alat-alat ukur yang
menyangkut persyaratan teknik yang bertujuan
melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran
pengukuran.
Sumber : Olah Data Penelitian, 2022
3.6.3. Hasil Stakeholder Engagement Hilir
Yayasan Indocita Madani Menjadi mitra dalam program CSR yaitu Bunda Koja
55
Stakeholder Hasil Engagement dari Program/Kegiatan
Kelurahan Tugu Selatan Hubungan yang baik antara Kelurahan Tugu Selatan
dengan PT Pertamina Patra Niaga Inetgrated Terminal
Jakarta memperlancar komunikasi dan kerjasama terkait
program yang akan dijalankan seperti program CSR.
Kelurahan Rawa Badak Hubungan yang baik antara Kelurahan Rawa Badak
Selatan Selatan dengan PT Pertamina Patra Niaga Inetgrated
Terminal Jakarta memperlancar komunikasi dan
kerjasama terkait program yang akan dijalankan seperti
program CSR.
56
Stakeholder Hasil Engagement dari Program/Kegiatan
57
BAB IV
ANALISIS HASIL STAKEHOLDER ENGAGEMENT MENGGUNAKAN
SOCIAL LICENSE INDEX
Kajian Social Lisence Index (SLI) cukup pesat dalam beberapa dekade
terakhir di kancah global. Kemunculan SLI tidak lepas dari praktik bisnis
perusahan tambang yang buruk di berbagai belahan dunia. Thomson dan
Boutilier (2011:1779) menjelaskan bahwa lisensi sosial merupakan kepercayaan,
persepsi, dan opini komunitas lokal dan stakeholders yang dapat mempengaruhi
aktivitas bisnis perusahaan tambang. Penjelasan ini menunjukkan bahwa lisensi
sosial tidak bersifat permanen (Thomsosn dan Boutilier, 2011: 1779) dan tidak
mengacu kepada izin legalitas perusahaan untuk beroperasi (Gunningham et al,
2004:309); Costanza, 2016:98). Beberapa ahli berpendapat bahwa lisensi sosial
dapat diperoleh dengan membangun kepercayaan, menunjukkan rasa hormat
(Thomson dan Boutilier, 2011:1781; Smiths at el, 2016:123), dan memenuhi
ekspektasi komunitas lokal, masyarakat umum dan kelompok kepentingan
lainnya (Gunningham, Kagan, dan Thornton, 2004:313).
Kajian SLI memang bertumpu pada persepsi, tetapi bukan berarti tidak
memiliki parameter. Karya Boutilier dan Thomson (2011) menjadi rujukan banyak
para akademis dalam mengukur lisensi sosial sebuah industri, khususnya
tambang. Setelah melakukan kajian tentang hubungan industri ekstraktif dan
stakeholder di Australia, Bolivia, dan Meksiko. Boutilier dan Thomson (2011:4)
mengungkapkan bahwa lisensi sosial di tentukan sejumlah variabel, yaitu
economic legitimacy, socio-political legitimacy, interactional trust, institutional
trust.
58
kondisi kesejahteraan masyarakat hidup dan menetap di wilayah operasional
perusahaan. Hipotesis minor yang dibangun pada variabel ini berangkat dari
kondisi dimana masyarakat lokal dan stakeholder lainnya mempersepsikan
bahwa perusahaan daopat meningkatkan kesejahteraan dalam cakupan wilayah
operasional, memenuhi ekspektasi dan menghormati nilai dan norma sosial yang
telah lama menjadi bagian dari kehidupannya. Jika legitimasi sosial politik
rendah, penerimaan masyarakat lokal dan stakeholder lainnya atas kehadiran
atau keberadaan perusahaan akan rendah pula.
Lisensi sosial dapat dilihat dari beberapa level dan tersusun secara
hirarki. Tingkatan lisensi sosial terdiri dari withdrawal, acceptance, approval,
psychologycsl identification. Wihdrawal merupakan level yang paling rendah,
masyarakat menolak aktivitas bisnis perusahaan, sehingga keberlangsungan
bisnis terhenti. Acceptance menekankan dukungan komunitas terhadap aktivitas
bisnis perusahaan akan muncul apabila perusahaan berhasil memberikan
informasi terkait aktivitas bisnisnya, mendengarkan kebutuhan komunitas, dan
menghormati norma lokal. Approval, pada titik ini perusahaan akan mampu
mengamankan sumber daya dan aktivitas bisnisnya jika perusahaan sudah
berhasil menindaklanjuti dan mewujudkan perhatian komunitas. Psychologycal
identification menjelaskan bahwa realisasi janji kepada komunitas ternyata tidak
cukup untuk membangun relasi yang harmonis. Level ini dapat diperoleh
perusahaan jika perusahaan mampu menginisiasi kegiatan-kegiatan kepada
stakeholder seperti pelatihan kepada NGO dan pegawai pemerintah. Selain itu,
komunitas benar-benar menganggap aktivitas bisnis tidak hanya demi
kepentingan perusahaan, akan tetapi kepentingan mereka juga.
59
Kajian SLI tidak bisa dipandang sebelah maya di Indonesia. Pertama,
lisensi sosial dapat berubah-berubah sepanjang waktu sesuai dengan
kepercayaan, persepsi, dan opini komunitas lokal dan stakeholder perusahaan
lainnya (Thomsin dan Boutilier, 2011:1779). Dengan begitu, ketiadaan
pengelolaan berdampak terhadap hilangnya lisensi sosial perusahaan di mata
stakeholdernya. Kedua, debat publik, dan menjadi oposisi dterhadap aktivitas
bisnis tidak dapat dielakkan di era demokrasi yang begitu menghormati
kebebasan berbicara dan berpendapat (Smiths at al, 2016:123). Ketiga, lisensi
sosial di negara berkembang jauh lebih rumit dibandingkan negara maju. Sebab,
kelompok oposisi di negara berkembang tidak lebih terlatih dan terdidik
dibandingkan di negara maju (Mclntyre et al, 2015:307). Keempat, demokratisasi
pengelolaan sumber daya alam di tingkat lokal justru membuka arena
pertarunagan di berbagai pihak, diantaranya perusahaan, pemerintah nasional-
lokal, NGO, dan masyarakat lokal untuk mendapatkan manfaat dari praktik bisnis
(Yuwana et al, 2012:19-20).
60
4.2. Metode Penelitian
4.2.2.1. Populasi
61
Populasi di dalam studi social lisence indek ini adalah seluruh stakeholder baik
yang memiliki hubungan langsung maupun tidak terhadap aktivitas operasional
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta. Stakeholder di
kategorikan menjadi dua yaitu stakeholder Household dan Stakeholder Non-
Household.
4.2.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang tersebar ke
dalam seluruh populasi yang ada. Dua kelompok tersebut adalah rumah tangga
di Ring 1 yaitu Kelurahan Rawa Badak Selatan dan Kelurahan Koja dan
stakeholder (individu atau institusi) yang memiliki hubungan baik langsung
maupun tidak terhadap aktivitas operasional PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta.
Rumus:
62
Rumus diatas menjadi dasar untuk menentukan jumlah sampel di kedua
Kelurahan. Dengan pengaplikasikan formula tersebut maka di peroleh jumlah
responden dari masing-masing Kelurahan dijelaskan dalam tabel berikut:
Total 29.727 KK 90 kk
Selain wilayah ring 1, studi ini juga fokus pada stakeholder lain
yang kedudukannya memiliki pengaruh serta kepentingan bagi
berjalannya bisnis PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta.
Berbeda dengan ring 1, jenis populasi ini menggunakan teknik penentuan
sampel purposive. Dalam menentukan responden, tim, melakukan
kategorisasi berdasarkan pendekatan stakeholder hingga pada akhirnya
dapat menentukan jumlah responden berdasarkan sebaran jenis
stakeholder seperti yang dijelaskan tabel berikut ini:
1 Pemerintah 7
3 Institusi Pendidikan 1
Total 10
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Data yang ditampilkan pada sub-bab ini merupakan hasil olah data dari
seluruh responden yaitu masyarakat umum di kelurahan ring 1, stakeholder
tingkat kelurahan hingga kabupaten, tokoh masyarakat, tokoh CSO, tokoh bisnis
63
yang berkaitan dengan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta.
Penjelasan secara umum dilakukan pada setiap indikator yaitu economic
legitimacy, sosio-political legitimacy, interactional trust dan institutional trust
dengan menampilkan grafik yang menunjukkan data dari seluruh pernyataan di
indikator tersebut. Masing-masing pernyataan dalam indikator kemudian
dijelaskan secara detail dengan diagram lingkaran yang menampilkan
persentase data yang diperoleh didukung dengan temuan fakta di lapangan.
Economical Legitimacy
3.27
3.30 3.24
3.20 3.15
3.06
3.10
2.98
3.00
2.90
kesempatan bekerja
kesempatan Kerja
masyarakat sekitar
Tidak mengganggu
Kesempatan kepada
aktivitas ekonomi
Berdampak positif
usaha masyarakat
Memberikan
Lokal
lokal
64
Pernyataan pertama tentang informasi kesempatan kerja dengan skor
2,98 artinya, informasi soal lowongan pekerjaan di PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta tidak atau belum sepenuhnya tersampaikan ke
masyarakat. Terlebih sebagian besar warga Koja maupun Rawa Badak Selatan
sebagai wilayah ring 1 menyatakan informasi soal lowongan pekerjaan untuk
lokal nyaris tidak pernah ada. Informasi lowongan bukannya tidak ada sama
sekali, melainkan terbatas atau hanya diketahui sedikit orang. Sebagai contoh,
pekerjaan tukang kebun dapat diwariskan ke anak atau sanak saudara.
Sebetulnya, informasi soal pekerjaan bukanya tidak ada sama sekali, melainkan
sifatnya dibuka untuk umum, tidak dikhususkan hanya untuk warga ring 1.
65
responden mengatakan kehidupannya tidak terkait dengan PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta.
27 5
66
menyampaikan informasi kesempatan kerja lokal. Lalu sebanyak 27%
responden menyatakan sangat setuju soal kesempatan kerja lokal ini.
Sisanya sebanyak 19 responden atau 19% menyatakan agak tidak setuju
untuk PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sudah
menyampaikan informasi kerja lokal. Temuan terkecil adalah sebanyak 5
responden atau 5% sangat tidak setuju jika PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta sudah menyampaikan informasi soal lapangan
kerja lokal.
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Sangat Tidak Setuju 8 8,0 8,0 8,0
Tidak Setuju 13 13,0 13,0 21,0
Valid Cukup Setuju 44 44,0 44,0 65,0
Setuju 35 35,0 35,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Diagram 4. 2. Menyediakan Kesempatan Kerja Lokal
35 8
Sangat Tidak Setuju
13
Tidak Setuju
Cukup Setuju
44
Setuju
67
Sebanyak 44% responden menyatakan agak setuju terhadap pernyataan
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta memberikan kesempatan
kerja lokal. Sementara persentase kedua terbesar sebanyak 36% menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan kesempatan kerja lokal. Pada urutan ketiga
sebanyak 13% agak tidak setuju terhadap pernyataan kesempatan kerja lokal
dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta. Sisanya sebanyak
7% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini. Persentase tertinggi
ada pada pernyataan agak setuju, ini cukup selaras dengan kesempatan
kerja yang diberikan. Skema kesempatan kerja ini dengan sistem
outsourcing, jenis pekerjaannya seperti tukang kebun hingga AMT (Awak Mobil
Tangki). Memang jika ditelusuri, keberadaan pegawai PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta di ring 1 selalu ada, meski tidak bisa
dibilang banyak. Menurut penuturan warga, jumlah masyarakat yang kerja di PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta pada masa lampau lebih
banyak baik dari segi jumlah pegawai hingga ragam pekerjaannya. Mulai dari
tukang kebun, AMT, bagian pengisian hingga pemeliharaan tangki. Namun
semenjak covid 19 hingga saat ini warga mengaku belum pernah terdengar lagi
rekrutment pegawai di Pertamina Patra Niaga IT Jakarta.
68
Diagram 4. 3. Dampak Positif bagi Pengembangan Usaha Lokal
5 11
36
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
48
Setuju
69
maupun tidak ada sama saja bagi usaha warga. Harus diakui pengembangan
usaha yang cukup berdampak baik di wilayah ring 1 khususnya adalah
hospitality, sementara responden yang tidak memiliki usaha di bidang itu tentu
akan merasakan dampaknya.
Tabel 4. 6. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Tidak Berdampak buruk bagi Aktivitas
Ekonomi
4 12
44 Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
40 Cukup Setuju
Setuju
70
Terakhir terdapat sedikit persentase sebesar 4% yang mengatakan hal
sebaliknya, yaitu sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
71
Diagram 4. 5. Bermitra dengan Usaha Lokal
5 12
72
4.3.2 Socio-Political Legitimacy
Socio-Political Legitimacy
3.30
3.28
3.20 3.25
3.21 3.21
3.10 3.15 3.14
3.00 3.05
Berkontribusi bagi
menimbulkan konflik
Perlakuan adil tanpa
Upaya pelestarian
partisipasi masyarakat
berkembangnya
Mengurangi dampak
peduli terhadap
negatif dari aktivitas
institusi lokal
kesejahteraan
tradisi lokal
masyarakat
Aktivitas tidak
industrinya
Mendorong
belakang
73
mendapatkan nilai yang sempurna, namun sebagian besar masyarakat telah
merasakan adanya peningkatan kesejahteraan dengan keberadaan perusahaan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Eni warga Kelurahan Koja, "Kontribusi itu
banyak dan pastinya cukup mengangkat, hanya mungkin belum maksimal saja".
Pada pernyataan berkurangnya dampak negatif aktivitas industri, skor yang
diperoleh juga cukup tinggi yakni 3,15. Hal ini menandakan bahwa masyarakat
melihat penanganan perusahaan terhadap dampak negatif industrinya sudah
cukup baik. Hampir sebagian besar warga Kelurahan Koja tidak merasakan
adanya dampak negatif dari kegiatan perusahaan baik dari pencemaran
lingkungan atau polusi industri. Hanya saja untuk Kelurahan Rawa Badak
Selatan terdapat beberapa rumah tangga (RT) yang pernah merasakan ledakan
tangki pertamina.
Indikator dengan skor rendah lain pada aspek ini adalah mengenai
kepedulian perusahaan terhadap institusi sosial masyarakat dengan nilai 3,14.
Angka ini menunjukkan bahwa hampir sebagian masyarakat menilai perusahaan
belum cukup peduli dengan keberlangsungan lembaga sosial masyarakat seperti
PKK, Karang Taruna, maupun perkumpulan RT. Meski demikian, terdapat
sebagian warga yang sudah melihat kepedulian perusahaan pada institusi bisnis
warga seperti Kelompok Bank Sampah dan Kelompok Bunda Koja yang
mendapatkan program pembinaan tertentu. Sementara itu, terkait pernyataan
perusahaan mampu mendorong partisipasi masyarakat, indikator ini sudah
74
mendapatkan nilai yang cukup baik (3,21). Kegiatan umum yang pernah
diadakan oleh PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta seperti
acara vaksin booster covid19, hal ini membuktikan kemampuan perusahaan
dalam mendorong partisipasi positif dari masyarakat. Sayangnya, kegiatan yang
bersifat komunal ini terhitung jarang dilakukan perusahaan sehingga tidak sedikit
masyarakat yang belum pernah mengikuti acara serupa. Meskipun demikian,
masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa perusahaan mampu mengakomodir
halsemacam itu dengan mudah.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Tidak Setuju 14 14,0 14,0 19,0
Valid Cukup Setuju 36 36,0 36,0 55,0
Setuju 45 45,0 45,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Diagram 4. 6. Kontribusi pada Kesejahetraan
5
14
45 Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
36 Cukup Setuju
Setuju
Menjabarkan skor rata-rata per pertanyaan menjadi lebih rinci lagi, dari
tabel dan pie chart di atas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden yang
diteliti terdapat 45 orang atau setara dengan 45% yang sangat setuju bahwa
keberadaan PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta telah
75
berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Persentase tanggapan
terbesar kedua pada pertanyaan ini diduduki oleh pilihan agak setuju yakni 36%
atau setara dengan 36 orang. Tingginya perolehan skor pada indikator ini salah
satunya disebabkan oleh Program bantuan CSR perusahaan yang menyasar
peningkatan ketahanan ekonomi warga seperti pembinaan kelompok usaha lokal
Bunda Koja juga turut menjadi alasan penilaian baik masyarakat. Hal ini selaras
dengan pendapat Bu NH warga Kelurahan RBS yang mengatakan, “Pasti
berkontribusi. Karena di sini banyak warga yang mantan pekerja di sana. Kadang
Pertamina juga suka memberi bantuan, dan telah membina usaha kelompok
bunda koja ini”
76
Diagram 4. 7. Dampak Negatif Industri Berkurang
4
18
41
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
37
Setuju
77
pada sebagian masyarakat.
5
13
78
4.3.2.4. Aktivitas Perusahaan tidak Menimbulkan Konflik
Tabel 4. 11. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Aktivitas Perusahaan tidak
Mendimbulkan Konflik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Tidak Setuju 14 14,0 14,0 14,0
Cukup Setuju 47 47,0 47,0 61,0
Valid
Setuju 39 39,0 39,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Diagram 4. 9. Aktivitas Perusahaan tidak Mendimbulkan Konflik
14
39
Tidak Setuju
Cukup Setuju
47
Setuju
Pada indikator ini dapat dilihat bahwa sebanyak 39 orang atau 39% dari
total responden menjawab sangat setuju bahwa aktivitas perusahaan tidak
menimbulkan konflik. Tanggapan terbanyak adalah agak setuju dengan jumlah
47 orang atau 47% dan dilanjutkan dengan agak tidak setuju sebanyak 14 orang
(14%). Pilihan sangat tidak setuju tidak ada yang memilik atau 0%.
79
4.3.2.5. Terlibat dalam Pelestarian Tradisi local dan Modal Sosial
Tabel 4. 12. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Terlibat dalam pelestarian Tradisi Lokal
dan Modal Sosial
7
35 16
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
42
Setuju
80
Meskipun demikian, di sisi yang lain, tradisi lokal yang masih lestari
berkembang di masyarakat Kelurahan Koja maupun Kelurahan Rawa Badak
Selatan juga tidak banyak sehingga menjadi wajar apabila program perusahaan
yang berkaitan dengan hal ini cukup terbatas. Oleh karena itu menjadi masuk
akal apabila persebaran tanggapan pada pernyataan ini cukup variatif dimana
terdapat 41 orang (41%) yang agak setuju, 36 orang (36%) yang sangat setuju,
dan yang paling sedikit yaitu 7 orang (7%) dengan pilihan sangat setuju.
7
12
40
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
41
Setuju
Pada pernyataan ini diketahui terdapat 41 orang (41%) yang agak setuju
bahwa perusahaan sudah peduli dengan institusi sosial masyarakat sementara
hanya terdapat 7 responden (7%) yang sangat tidak setuju. Jawaban terbanyak
kedua adalah sangat setuju dengan 40 responden kemudian disusul agak tidak
81
setuju dengan jumlah 12 orang (12%). Dengan demikian, berdasarkan data
tersebut dapat dilihat bahwa beberapa responden belum melihat adanya
kepedulian dari perusahaan terhadap perkembangan lembaga-lembaga sosial
masyarakat.
82
Diagram 4. 12. Mampu mendorong Partisipasi Masyarakat
5
15
83
4.3.3 Interactional Trust
Interactional Trust
3.35
3.24 3.25
3.25
3.16 3.16
3.12
3.15
3.07
3.05
Komunikasi intensif
Merespon dengan
Menyediakan forum
dengan masyarakat
Saling mendapat
baik aspirasi
masyarakat
Melibatkan
aspirasi
bersama
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
84
pertamina. Aspek berikutnya adalah “menyediakan forum untuk mendengar
aspirasi masyarakat” dengan skor 3,24. Diketahui bahwa selama ini Pertamina
rutin menjalin hubungan dan menyediakan forum melalui lurah atau langsung
kepada masyarakat penerima manfaat. Namun untuk warga RW 02 dan 01
Kelurahan RBS diakui bahwa selama ini pertamina belum pernah lagi
mengadakan forum kepada mereka. Aspek tertinggi ialah mendapat manfaat dari
kegiatan yang dilakukan bersama, aspek tersebut mendapatkan skor 3,25.
Aspek tersebut adalah yang tertinggi kedua. Sebagian besar masyarakat menilai
bahwa Pertamina telah memberikan manfaat bagi warga sekitar, akan tetapi
kebermanfaatan itu merupakan kebermanfaatan secara umum, seperti adanya
SPBU. Namun tak sedikit juga yang menilai secara detil kebermanfaatan
pertamina melalui aspek kebermanfaatan CSRnya. Salah duanya adalah Bank
Sampah dan Bunda Koja. Kedua program CSR binaan pertamina tersebut sudah
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya peningkatan
ekonomi atau pendapatan sampingan. Beberapa warga juga menuturkan
pertamina pernah memberikan “pelatihan safety” dan “vaksinasi booster” yang
sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
85
Diagram 4. 13. Intensif dalam Berkomunikasi dengan Masyarakat
6
13
41
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
40
Setuju
86
Integrated Terminal Jakarta kecuali para penerima manfaat CSR. Dalam hal ini
masyarakat menganggap komunikasi yang dilakukan oleh PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta masih eksklusif dengan pihak yang
mempunyai kepentingan saja. Apabila terdapat keluhan yang ingin disampaikan
masyarakat terkait PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta,
mereka menyampaikannya melalui perangkat kelurahan sebagai penyambung
komunikasi.
7
15
36
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
42 Setuju
87
melibatkan pemerintah kelurahan serta pihak yang mempunyai kuasa di
masyarakat. Bahkan 7 responden (7%) menyatakan PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta tidak deliberatif dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan tindakan industri yang berdampak pada masyarakat.
Responden yang menjawab sangat tidak setuju berpendapat bahwa keputusan
terkait industri PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta ditentukan
secara sepihak oleh perusahaan dan belum melibatkan masyarakat.
88
Diagram 4. 15. Menyediakan forum untuk mendengar aspirasi
7 6
89
Diagram 4. 16. Merespon dengan baik Aspirasi Masyarakat
6
12
40
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
42
Setuju
90
4.3.3.5. Menepati setiap Janji yang telah disepakati bersama Masyarakat
Tabel 4. 19. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Menepati setiap janji yang telah
disepakati bersama Masyarakat
9
15
45 Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
31
Setuju
91
karena masyarakat mengetahui janji yang ditepati PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak
terealisasikan. Janji yang diberikan oleh PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta biasanya diwujudkan dalam program CSR untuk masyarakat.
Pemenuhan janji PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta kepada
masyarakat misalnya realisasi program Bunda Koja, Bank Sampah, Pelatihan
Safety, dan lain-lain.
5 12
92
masyarakat dan sudah banyak dibantu melalui program CSR meskipun belum
memberikan pengaruh besar bagi kesejahteraan. Sikap penerimaan masyarakat
dan tidak adanya penolakan atas keberadaan PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta menjadi salah satu manfaat yang didapatkan
perusahaan. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa antara masyarakat dengan
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sudah saling memberi
keuntungan melalui masing- masing kapasitasnya.
Tanggapan agak tidak setuju juga cukup banyak dipilih oleh responden
hingga mencapai 12%. Agak tidak setujunya responden biasanya karena merasa
bahwa masing- masing masyarakat dan PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta mempunyai kepentingan yang berbeda. Beberapa masyarakat
mengatakan bahwa PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
melalui berbagai program CSR-nya belum merata dirasakan oleh masyakat.
Artinya menguntungkan bagi masyarakat yang menerima bantuan saja,
sedangkan masyarakat lainnya tidak diuntungkan, bahkan masih ada
masyarakat yang merasa dirugikan. Oleh karena itu masyarakat masih sering
mengkritisi sistem program yang diterapkan PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta agar lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
3.20 3.14
3.10
misi kelestarian
Visi perusahaan
memberdayakan
Mengatasi resiko
aktivitas industri
menjadi bagian
dari “tetangga”
masyarakat
lingkungan
masyarakat
Kapasitas
harapan
93
Pernyataan memiliki kapasistas untuk memberdayakan masyarakat
mendapat skor 3,24, dan skor terendah terdapat pada pertanyaan tentang visi
perusahaan sejalan dengan harapan masyarakat, yaitu 3,14. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa perolehan skor pada institutional trust sudah cukup baik.
94
4.3.4.1. Kapasitas dalam Memberdayakan Masyarakat
Tabel 4. 21. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Kapasitas dalam Memberdayakan
Masyarakat
6 8
95
perusahaan memiliki kapasitas untuk memberdayakan masyarakat di sekitar
wilayah operasinya. Hal ini dikarenakan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
kurang melibatkan masyarakat umum, dan hanya memprioritaskan masyarakat
pada suatu kelompok tertentu. Program CSR kurang masuk ke titik-titik yang
membutuhkan, karena hanya untuk kelompok yang sudah ada. Beberapa
responden juga mengatakan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
sempat dilakukan oleh perusahaan tidak memiliki keberlanjutan karena tidak
dilakukan monitoring secara rutin. Sisanya sebanyak 6% atau 6 responden
menjawab sangat tidak setuju, karena mereka merasa bahwa di daerahnya tidak
ada upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan.
5 10
34
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
51
Setuju
96
masyarakat. Banyak masyarakat yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki
harapan apapun untuk perusahaan karena mereka tidak menggantungkan diri ke
perusahaan. Baik perusahaan dan masyarakat memiliki kehidupannya masing-
masing. Kemudian, sekitar 5% atau 5 responden menyatakan sangat tidak setuju
bahwa visi perusahaan sejalan dengan harapan masyarakat, karena adanya
perusahaan pun kurang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Mereka
berharap agar perusahaan mampu menjalin komunikasi yang lebih baik dan
memiliki kepedulian kepada masyarakat. Terdapat 51% atau 51 responden yang
menyatakan agak setuju, karena mereka berharap kemajuan perusahaan akan
memberikan dampak positif dan kontribusi bagi masyarakat. Sementara itu,
hanya sekitar 44% atau 44 responden yang menyatakan sangat setuju dan
harapan masyarakat telah sesuai dengan visi perusahaan. Hal ini dikarenakan
kemajuan perusahaan secara tidak langsung akan memberikan manfaat bagi
negara. Keberadaan perusahaan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap persediaan bahan bakar minyak dan gas.
97
Diagram 4. 21. Mengatasi Resiko yang terjadi akibat Aktivitas Industri
1 7
47 Tidak Setuju
Cukup Setuju
Setuju
98
4.3.4.4. Sejalan dengan Misi Kelestarian Lingkungan
Tabel 4. 24. Distribusi Nilai Pernyataan tentang Sejalan dengan Misi Kelestarian
Lingkungan
5 9
99
perusahaan untuk melestarikan lingkungan. Kemudian, ada 9% atau 9
responden yang menyatakan sangat tidak setuju, dan 5% atau 5 responden
menyatakan agak tidak setuju. Hal ini dikarenakan di beberapa wilayah kadang
tercium bau gas dan minyak. Selain itu, dulu pernah terjadi kebakaran di
lingkungan penduduk.
3 7
62 Tidak Setuju
Cukup Setuju
Setuju
Berdasarkan hasil olah data, terlihat bahwa 62% atau 62 responden sagat
setuju dan merasa bahwa perusahaan telah menyatu dan menjadi “tetangga”
yang baik bagi kehidupan masyarakat secara umum. Keberadaan perusahaan
telah memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, terutama dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja dan
berkembangnya usaha masyarakat. Kemudian sejumlah 28% atau 28 responden
100
menyatakan agak setuju, karena menurut mereka keberadaan perusahaan tidak
merugika masyarakat sekitar, dan belum pernah terjadi konflik. Meskipun
demikian, ada sejumlah 7% atau 7 responden menyatakan agak tidak setuju,
karena hanya sebagian masyarakat yang menerima manfaat dari keberadaan
perusahaan, dalam artian tidak seluruh masyarakat secara umum merasakan
manfaatnya. Sedangkan sisanya yaitu 3% atau 3 responden menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan kepada masyarakat sekitar. Mereka menganggap bahwa
perusahaan sangat eksklusif dan tidak memiliki kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan di sekitarnya. Hubungan yang terjalin kurang harmonis akibat
tidak adanya ruang untuk saling berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi.
Terutama untuk masyarakat umum, karena hubungan dengan masyarakat yang
telah terjalin sebatas kepentingan program CSR untuk kelompok-kelompok yang
dibina perusahaan.
Tabel 4. 26. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta
101
dengan kategori sedang apabila dilihat dari persentase. Pada aspek sosial
economic legitimacy terdapat lima pertanyaan dengan rata-rata jumlah skor
variabel yaitu 15,7 dari rata-rata maksimal 20, sehingga besaran persentasenya
73,5% dan masuk kategori sedang. Pada aspek socio-political legitimacy, dari
tujuh pertanyaan yang memiliki rata-rata jumlah skor variabel sebesar 22,29 dari
rata-rata maksimal 28, sehingga persentasenya adalah 79,6% dan masuk
kategori sedang. Kemudian, pada aspek interactional trust yang terdapat enam
pertanyaaan memperoleh rata-rata jumlah skor variabel sebesar 19 dari rata-rata
maksimal 24, sehingga persentasenya adalah 79,16% dan masuk kategori
sedang. Sementara itu, pada aspek institutional trust¸ dari lima pertanyaan
memiliki rata-rata jumlah skor variabel sebesar 16,51 dari rata-rata maksimal 20,
sehingga persentasenya adalah 82,55% dan masuk kategori tinggi. Berikut
disajikan bagan persentase indikator SLI PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta:
79.17
INTERTRUST
102
dalam Social License Index PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta yang meliputi masyarakat ring 1 yang meliputi Kelurahan Koja dan
Kelurahan Rawa Badak Selatan, stakeholder baik itu pemerintahan CSO, hingga
bisnis. Aspek economic legitimacy dengan persentase 78,5% berada pada
kategori sedang. Berikutnya aspek socio-political legitimacy dengan persentase
79,6% juga berada dalam kategori sedang. Kemudian interactional trust dengan
persentase 79,16% dan institutional trust dengan persentase 82,55% yang
artinya semua aspek berada pada kategori sedang.
103
cukup mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang diadakan
perusahaan.
104
masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan tersebut.
Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjangkau kelompok-kelompok
lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan, sehingga tidak hanya berfokus
pada satu kelompok saja. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam mengatasi
risiko dari aktivitas industrinya juga meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan. Sebagian besar masyarakat merasa tidak terganggu
dengan adanya aktivitas perusahaan karena selama ini kondisinya aman dan
belum pernah terjadi hal-hal buruk yang merugikan masyarakat. Salah satu hal
yang menyebabkan semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan yaitu tidak adanya kedekatan emosional dengan perusahaan akibat
kurangnya komunikasi dan kepedulian kepada masyarakat.
Tabel 4. 27. Level SLI PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
Psychology
SLI Seluruh Data 79,95%
Identification
100%
79,95%
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Mengacu pada teori Social License to Operate atau dalam istilah lain
yakni Social License Index, diketahui bahwa terdapat empat level lisensi sosial
dimana dari yang paling rendah adalah withheld/withdrawn, kemudian
acceptance, approval, dan yang paling tinggi psychological identification
(Thomson dan Boutilier, 2011). Berdasarkan bagan piramida yang disajikan di
105
atas, dapat dilihat bahwa PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
berada pada level approval dengan nilai persentase 79,95%.
106
1. Social License Index Kelurahan Koja
Kelurahan Koja merupakan ring 1 dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta. Lokasi Kelurahan dialiri oleh pipa pipa gas distribusi dari
Pelabuhan menuju Integrated Terminal Jakarta. Oleh karenanya, jarak yang
sangat dekat tersebut menjadikan Kelurahan Koja salah satu yang masuk dalam
ring 1 perusahaan. Tentu kedekatan tersebut memberikan dampak baik secara
positif maupun negatif bagi masyarakat secara luas. Berikut uraian penerimaan
masyarakat terhadap PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta.
Tabel 4. 28. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT PErtamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta Kategori Household Kelurahan Koja
ECOLEG
83.50
83.00
82.50
82.00
81.44
81.50
81.00
83.00 80.50 81.27
INSTITRUST 80.00 SOCPOLEG
83.24
INTERTRUST
107
Pada aspek economic legitimacy, penerimaan masyarakat berada pada
kategori sedang dengan presentase 81,44%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu penyampaian informasi mengenai lowongan pekerjaan
yang tersedia dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dirasa
kurang transparan menurut masyarakat. Adanya informasi terkait lowongan
pekerjaan biasanya disampaikan melalui mulut ke mulut dari warga yang sudah
bekerja di perusahaan. Selain itu berkaitan dengan keterlibatan perusahaan bagi
usaha lokal di Kelurahan Koja, masyarakat memberi respon bahwa kontribusi
perusahaan dalam usaha lokal sudah maksimal namun hanya di kelompok-
kelompok tertentu. Misalnya di Kelurahan Koja hanya dilakukan pada kelompok
Bunda Koja yang sudah berkembang dan bermitra dengan PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta. Masyarakat berharap tidak hanya kelompok
tersebut yang mendapatkan pendampingan namun juga dapat melihat pada
potensi lain yang ada di Kelurahan Koja.
Pada aspek social-political legitimacy berada di level sedang dengan
persentase 81,27%, hal tersebut terjadi karena ada beberapa faktor seperti
belum merata nya kontribusi PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta terhadap kesejahteraan masyarakat yang dalam hal ini masyarakat ring 1
di Kelurahan Koja. Hal tersebut disampaikan oleh beberapa informan yang
menyampaikan bahwa kontribusi perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat
hanya terlihat bagi orang-orang tertentu saja seperti masyarakat yang ikut dalam
kelompok Bunda Koja dan masyarakat yang bekerja di PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta sehingga dirasa belum cukup adil dalam
memperlakukan setiap masyarakat.
Adapun aspek interactional trust berada pada level sedang dengan
persentase 83,24%, di antara empat aspek yang digunakan sebagai penilaian
hasil dari aspek interactional trust dengan persentase paling tinggi. Hal tersebut
terjadi karena komunikasi antara pihak PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta dengan masyarakat khususnya di Kelurahan Koja dinilai sudah
cukup baik meskipun tidak menyeluruh terhadap warga lokal. Pada aspek
institutional trust berada pada level sedang dengan persentase 83%, dimana
aspek ini memiliki presentasi yang juga tinggi. Hal tersebut karena masyarakat
meyakini bahwa PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta memiliki
kapasitas yang besar dalam pemberdayaan masyarakat. Meskipun belum semua
108
tersentuh, namun setidaknya terdapat kelompok Bunda Koja yang dapat menjadi
bukti akan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Selain itu, meskipun tidak
dilibatkan secara langsung dalam mitigasi bencana terkait resiko yang kapan
saja dapat terjadi namun masyarakat percaya bahwa PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta mampu untuk mengatasinya karena sudah adanya
pelatihan rutin serta simulasi yang dilakukan. Masyarakat juga sudah menerima
perusahaan sebagai tetangga yang baik dan menyatu dengan kehidupan sehari-
hari. Dari persentase empat aspek tersebut dapat menjadi bukti bahwa
peneriman masyarakat terhadap aktivitas PT Pertamina Patra Niaga Integrated
Terminal Jakarta berpengaruh bagi perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat secara luas serta kepercayaan masyarakat untuk perusahaan.
Berikut ini disajikan bagan piramida social license index Kelurahan Koja yang
berada di level psychological identification :
Tabel 4.29. Level SLI Kelurahan Koja
100%
82,24
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
109
persetujuan serta dukungan penuh dari masyarakat Kelurahan Koja terhadap PT
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dilihat dari penerimaannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor saling memberi keuntungan kedua pihak
diantaranya yaitu dari segi ekonomi dapat memberi kesejahteraan bagi
masyarakat lokal yang bekerja di sana serta dengan program pemberdayaan
dalam kelompok Bunda Koja yang berkembang pesat dari sebelumnya. Dalam
komunikasi serta interaksi antara perusahaan dengan masyarakat Kelurahan
Koja juga dapat dikatakan sudah cukup baik.
2. Social License Index Kelurahan Rawa Badak Selatan
Kelurahan Rawa Badak Selatan merupakan salah satu Kelurahan yang juga
menjadi ring 1 dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta yang
terletak di Kecamatan Koja, Kota Jakarta Utara. Letak PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta memang berada di lingkungan Kelurahan Rawa
Badak Selatan sehingga sangat memiliki dampak terhadap aktivitas perusahaan.
Tabel 4. 30. Distribusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta Kategori Household Kelurahan Rawa Badak Selatan
110
yang didapatkan yaitu 21,16, skor tersebut melebihi setengah dengan persentase
75,56% sehingga masuk dalam kategori sedang. Pada aspek interactional trust
nilai maksimum dua puluh empat dari enam pertanyaan dengan rata-rata skor
yang didapatkan 17,47 yang menandakan bahwa lebih dari setengah dengan
persentase 72,78% sehingga masuk dalam kategori sedang. Terakhir terkait
dengan institutional trust nilai maksimalnya dua puluh dari lima pertanyaan
dengan skor rata-rata yang dihasilkan 15,87. Berdasarkan skor tersebut melebihi
setengah sehingga persentasenya 79,33% maka masuk dalam kategori sedang.
ECOLEG
80.00
78.00
76.00
74.00
73.00
72.00
70.00
INSTITRUST 68.00 SOCPOLEG
79.33 75.56
72.78
INTERTRUST
Grafik diatas menyajikan agregasi nilai antar variabel social license index
PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta. Jika dilihat secara umum
persebaran perolehan nilai dari empat aspek tersebut bervariasi sehingga
terdapat dua kategori yang tersemat yaitu rendah dan sedang. Penyematan
kategori sedang pada tiga aspek yaitu economic legitimacy, social-political
legitimacy, dan institutional trust mengidentifikasi bahwa sudah ada penerimaan
dan dukungan dari masyarakat yang cukup atas keberadaan PT Pertamina Patra
Niaga Integrated Terminal Jakarta. Meskipun ada beberapa hal yang masih perlu
ditingkatkan terkait dengan kesempatan kerja masyarakat lokal, pengembangan
usaha lokal, serta kontribusi perusahaan dalam kesejahteraan masyarakat
maupun dengan kegiatan- kegiatan lokal. Sedangkan penyematan kategori
111
rendah dapat menandakan bahwa masih kurangnya upaya perusahaan untuk
mendekatkan diri kepada masyarakat. Perlu adanya keterbukaan perusahaan
untuk menyampaikan terkait aktivitas bisnisnya serta mendengarkan aspirasi
yang disampaikan oleh masyarakat.
Dari empat variabel tersebut persentase tertinggi pada institutional trust
dengan persentase 79,33%. Penerimaan masyarakat terhadap PT Pertamina
Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta berkaitan dengan institutional trust
secara institusi masyarakat sudah memberikan kepercayaan yang cukup baik
dilihat dari segi kapasitas perusahaan untuk memberdayakan masyarakat,
kemampuan perusahaan dalam mengatasi bencana yang mungkin dapat terjadi,
pelestarian lingkungan serta perusahaan sudah menjadi tetangga yang cukup
baik bagi masyarakat. Bentuk pemberdayaan masyarakat serta pelestarian
lingkungan yang dilakukan perusahaan dengan masyarakat Kelurahan Rawa
Badak Selatan yaitu adanya kampung safety dan Bunda Koja SULE. Hal tersebut
dapat menjadi langkah awal terbentuk lebih banyak lagi usaha-usaha lokal di
Kelurahan Rawa Badak Selatan.
Selanjutnya dari variabel socio-political legitimacy dengan persentase
75,56% dimana penerimaan masyarakat masuk dalam kategori sedang. Namun
disisi lain kapasitas perusahaan dalam berkontribusi baik untuk kesejahteraan
maupun dalam kegiatan-kegiatan lokal yang dalam hal ini di Kelurahan Rawa
Badak Selatan. Meskipun sejauh ini tidak pernah ada konflik yang nyata, namun
ditengah masyarakat timbul rasa iri baik antar perorangan maupun antar
Kelurahan (Khususnya Koja dan Rawa Badak Utara). Mereka menilai bahwa
kurang adanya kepedulian terhadap Kelurahan Rawa Badak Selatan yang mana
sangat dekat dengan perusahaan. Keterlibatan perusahaan dalam
berkembangnya institusi lokal juga dirasa masih kurang karena selama ini belum
ada perwakilan dari perusahaan yang datang atau masuk ke kelompok-kelompok
di Kelurahan Rawa Badak Selatan.
Penerimaan masyarakat terkait economic legitimacy dengan persentase
73% masuk dalam kategori sedang. Keberadaan perusahaan sudah memiliki
legitimasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan adanya
beberapa masyarakat yang bekerja di perusahaan, tumbuhnya usaha lokal
melalui karyawan yang bekerja disana dengan toko kelontong, kost-kostan, serta
jasa laundry khususnya di Kelurahan Rawa Badak Selatan. Sementara itu, hal
112
yang masih perlu ditingkatkan yaitu mengenai informasi atau penyampaian
lowongan kerja bagi masyarakat ring 1 yang dinilai belum maksimal karena
hanya oknum-oknum tertentu saja yang mengetahui serta kerabat dekat dari
pekerja di perusahaan. Selain itu masih perlu adanya mitra yang dibangun antara
perusahaan dengan usaha-usaha lokal sehingga hal tersebut juga akan
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Terakhir yang terendah yaitu interactional trust dengan persentase
72,78% masuk dalam kategori sedang. Ini menjadi aspek dengan nilai terendah.
Hal tersebut dapat terjadi karena komunikasi yang terjalin antara perusahaan
dengan masyarakat masih sangat kurang. Tidak adanya forum atau pertemuan
rutin menjadikan hubungan masyarakat dengan perusahan renggang, tidak
dilibatkannya masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan lingkungan secara luas juga membuat masyarakat sulit untuk
menyampaikan aspirasinya.
Tabel 4.30. Level SLI Kelurahan Rawa Badak Selatan
100%
75,17%
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
113
melalui empat level penerimaan yang berkaitan dengan aktivitas bisnis yaitu
withheld/withdrawn, acceptance, approval, dan psychological identification.
Kelurahan Rawa Badak Selatan merupakan salah satu wilayah yang masuk
dalam ring 1 PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sehingga
baik secara langsung maupun tidak akan memberi dampak bagi masyarakat.
114
variabel yang diperoleh pada kategori non-household sebagaimana tersajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.31. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder Non-Household
115
Gambar 4. 12. Radar SLI Stakeholder Non-Household
ECOLEG
96.00
94.00
92.00
90.00
90.00
88.00
INSTITRUST 86.00 90.36 SOCPOLEG
95.00
89.58
INTERTRUST
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Pada bagan radar di atas dapat dilihat perbedaan antara satu variabel
dengan variabel lainnya yang diperoleh pada kategori stakeholder non-
household. Variabel economic legitimacy mendapat perolehan skor 90%
menunjukkan hasil yang sedang, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan
variabel lainnya. Angka yang didapatkan pada variabel ini berbanding lurus
dengan temuan lapangan bahwa kehadiran perusahaan Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta sedikit banyak telah memberikan dampak ekonomi
pada masyarakat di sekitar perusahaan, melalui penerimaan tenaga kerja,
kehadirannya dalam mendampingi beberapa sektor ekonomi masyarakat, serta
keberadaannya yang turut meningkatkan aktivitas ekonomi masyakat seperti
warung dan kontrakan. Nemun dampak ekonomi dari keberadaan perusahaan
masih kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan keterbatasan informasi lowongan
kerja yang dapat diakses masyarakat luas dan adanya kecenderungan eksklusif
dalam memberikan akses informasi kesempatan kerja. Warga yang bekerja di
perusahaan kebanyakan hanya tenaga kerja kasar dengan sistem outsourcing.
Selain itu, berkaitan dengan dampak ekonomi juga dinilai belum maksimal,
seperti pertanian yang akhir-akhir ini kurang mendapatkan perhatian.
Variabel Socio-political Legitimacy mendapatkan nilai 90,36%, lebih tinggi
jika dibandingkan dengan variabel economic legitimacy. Ini menunjukkan adanya
116
hubungan yang sudah cukup baik antara perusahaan dengan berbagai
pemangku kepentingan di luar masyarakat bufferzone, dan ada dampak positif
dari adanya aktivitas bisnis perusahaan terhadap wilayah sekitarnya. Variabel ini
mendapat nilai cukup tinggi karena temuan lapangan menunjukkan sangat
minimnya dampak negatif yang diakibatkan keberadaan perusahaan, bahkan
beberapa responden menyatakan tidak merasakan dan tidak mengetahui
dampak apapun dari keberadaan aktivitas bisnisnya perusahaan. Selain itu,
perusahaan juga tidak pernah ada konflik serius baik dengan masyarakat,
organisasi masyarakat, mitra bisnis, ataupun instansi pemerintahan. Namun yang
kemudian menjadikan variabel ini tidak mendapatkan nilai yang tinggi, karena
masih minimnya peran perusahaan dalam kepedulian pada institusi lokal serta
kurangnya keterlibatan pada upaya pelestarian modal sosial dan tradisi
masyarakat. Institusi lokal yang ada di massyarakat kebanyakan berjalan secara
mandiri tanpa ada keterlibatan dari pertamina. Perhatian perusahaan hanya pada
kelompok binaan. Selain itu pada karang taruna, itupun jika aktif mengajukan
proposal.
Variabel Interactional Trust mendapat perolehan skor 89,58% dengan
kategori sedang, sama seperti variabel Economic Legitimacy, lebih rendah jika
dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Hal ini menunjukkan tingkat interaksi
perusahaan dengan berbagai pemangku kepentingan sudah cukup baik, terdapat
komunikasi yang intensif secara kelembagaan dan saling mendapat keuntungan
dari adanya hubungan ataupun kerjasama yang terbangun antara kedua belah
pihak. Sayangnya, pada variabel ini juga terdapat beberapa hal yang penilaian
stakeholder masih kurang baik, sehingga menjadikan perolehan skor pada
variabel ini hanya berada pada kategori sedang. Pelibatan stakeholder dalam
keputusan industri yang berdampak masih kurang, bahkan beberapa responden
menyatakan tidak pernah dilibatkan. Begitu pun dengan ketersediaan forum
untuk mendengar aspirasi juga masih terbatas. Sementara pada aspek
pemenuhan janji, temuan lapangan bukan karena perusahaan tidak memenuhi
janji, melainkan justru tidak adanya janji perusahaan kepada masyarakat ataupun
stakeholder di luar masyarakat ring 1.
Berbeda dengan tiga variabel sebelumnya, variabel Institutional Trust
mendapat perolehan skor tertinggi sebesar 95%. Nilai ini menunjukkan bahwa
stakeholder menaruh kepercayaan besar dan menganggap Pertamina sebagai
117
bagian dari mereka. Dengan banyaknya kelompok binaan yang telah dibina dan
diberdayakan, pertamina dipandang sudah mampu memberdayakan masyarakat
di sekitarnya. Pada aspek lingkungan, pertamina juga dianggap memiliki
kepedulian dan tidak ada dampak negatif yang signifikan pada lingkungan,
seperti pencemaran dan polusi. Selain itu, pertamina juga dianggap sudah
mampu dalam mengelola risiko industri yang dapat berdampak buruk pada
masyarakat di sekitar perusahaan. Sayangnya dalam simulasi mitigasi bencana,
Pertamina belum melibatkan masyarakat dan hanya fokus pada internal
perusahaan. Sebagai perusahaan yang berdampingan dengan pemukiman
masyarakat, seharusnya pertamina juga melibatkan masyarakat dalam simulasi
mitigasi bencana.
Tabel 4.32. Level SLI SLI Non-Household
Psychology
SLI Non-Household 91,24%
Identification
100%
91,24
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Bagan Piramida di atas menunjukkan nilai SLI sebesar 91,24 % dan berada
pada level Psychological Identification. Pada level ini menunjukkan bahwa
perusahaan sudah memiliki legitimasi dan kredibilitas. Legitimasi perusahaan
tidak hanya secara legal formal, tetapi juga adanya keterbukaan informasi
aktivitas bisnis, mendengar aspirasi, dan menghormati norma lokal. Kredibilitas
perusahaan ditunjukkan dengan respons baik atas aspirasi yang didengar.
Dengan perolehan level Psychological Identification, mengisyaratkan bahwa PT
118
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sudah ada keterbukaan
dengan stakeholder di luar masyarakat ring-1 yang memiliki hubungan dengan
perusahaan. Jika dibandingan dengan level SLI pada kategori stakeholder di
ring-1, kategori ini sudah lebih unggul, yang menandakan bahwa hubungan
perusahaan dengan pemangku kepentingan secara institusional sudah lebih
baik.
1. Social License Civil Society Organization
Perolehan nilai Social License Index pada kategori civil society organization
(CSO) mendapat posisi terendah jika dibandingkan dengan kategori lain pada
stakeholder non- household. Namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kategori household. Hal ini terjadi karena yang menjadi responden dalam
penelitian ini terdiri dari latar belakang CSO yang sangat beragam, ada yang
berdomisili di wilayah ring-1, ada juga yang lokasinya berada di luar ring-1.
Secara kepentingan dan intensitas hubungan dengan perusahaan juga beragam.
Perbandingan perolehan antar variabel sebenarnya tidak terlalu lebar, hanya ada
selisih 6% antara variabel dengan perolehan nilai tertinggi dengan yang
terendah. Secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.33. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder CSO
119
persentase perolehan skor variabel ini sebesar 95%. Variabel Socio-Political
Legitimacy dengan 7 pertanyaan di dalamnya memperoleh rata-rata skor 25 dari
skor maksimal 28, sehingga secara perstase mencapai 89,26%. Variabel
Interactional Trust yang di dalamnya terdapat 6 pertanyaan memperoleh rata-rata
skor 22,9 dari skor maksimal sebesar 24, sehhingga secara persentase didapat
91,67%. Terakhir variabel Institutional Trust mendapat perolehan skor rata-rata
20 dari 5 pertanyaan di dalamnya, skor maksimal yang dapat diperoleh pada
variabel ini sebesar 20, sehingga secara persentase mencapai 100%. Dengan
melihat persentase dari masing-masing variabel, secara keseluruhan masih
masuk dalam kategori tinggi.
ECOLEG
100.00
95.00
95.00
90.00
85.00
91.67
INTERTRUST
120
responden yang menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar informasi
kesempatan kerja dari perusahaan. Selain itu minimnya kemitraan dengan
pelaku usaha lokal juga menjadi salah satu isu yang cukup banyak ditemukan di
lapangan. Sedangkan untuk dampak ekonomi, seperti berkembangnya usaha-
usaha di sekitar perusahaan, dinilai cukup baik.
121
Variabel institutional trust mendapat perolehan nilai tertinggi, sebesar 100%.
Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan yang sudah sangat baik dari
stakeholder CSO terhadap perusahaan secara kelembagaan.
100%
93,99
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
122
level approval. Adapun perolehan nilai dari masing-mmasing variabel cukup
bervariasi, dengan perbedaan antara nilai tertinggi dan terendah sebesar 12%.
Jika dilihat dari kategori yang didapatkan dari masing-masing variabel,tiga di
antara keempat variabel sudah berada pada posisi tinggi, hanya satu variabel
yang berada pada posisi sedang. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 35. Distibusi Nilai dan Persentase Variabel SLI PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta Kategori Stakeholder Pemerintah
123
Gambar 4. 16. Radar SLI Pemerintah
ECOLEG
93.00
92.00
91.00
90.00
89.00 88.57
88.00
87.00
INSTITRUST 86.00 89.29 SOCPOLEG
92.86
89.29
INTERTRUST
124
Variabel socio-political legitimacy memperoleh nilai sedikit lebih tinggi dari
variabel ekonomi, yakni sebesar 90,36%. Hal ini menunjukkan bahwa
penerimaan stakeholder pemerintah secara sosial politik juga baik dan secara
kategori nilai berada pada posisi baik. Namun karena selisih nilai yang tidak jauh
beda dengan nilai ekonomi yang rentan jatuh ke kategori sedang, variabel sosial
politik juga memiliki kecenderungan yang tidak jauh beda. Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta sudah berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat,
baik melalui program CSR ataupun melalui bantuan-bantuan yang sifatnya
karitatif. Namun dalam pemberian bantuan, perusahaan belum merata dan dinilai
masih kurang adil. Hal yang paling sering ditemukan dalam variabel sosial politik,
juga muncul pada stakeholder kategori pemerintah, yakni minimnya keterlibatan
perusahaan dalam upaya pelestarian modal sosial dan tradisi lokal. Seperti di
Kelurahan Rawa Badak Selatan, pemerintah setempat mengaku ada cukup
banyak tradisi lokal, sedangkan dari perusahaan tidak ada keterlibatan, baik
berupa bantuan atau penghargaan.
125
cukup tinggi. Stakeholder dari berbagai tingkatan dan berbagai lembaga
pemerintahan memiliki persepsi yang sama bahwa Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta sudah memiliki kapasitas untuk memberdayakan
masyarakat, kemampuan mengatasi risiko yang mungkin terjadi, dan keterlibatan
perusahaan dalam misi kelestarian lingkungan. Lingkungan alam dinilai baik,
karena tidak ada polusi maupun pencemaran. Sebaliknya, yang dinilai kurang
baik justru lingkungan sosial yang mencakup manusia serta kehidupan sosialnya.
Meski demikian, pemerintah sudah menganggap Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta sebagai tetangga dan teman baik, tentu dengan
harapan agar lebih memperhatikan lingkungan sosialnya.
Psychology
SLI Pemerintah 91,25%
Identification
100%
91,25
75%
50%
25%
0%
Sumber: Olah Data Penelitian, 2022
Bagan Piramida di atas menunjukkan nilai SLI sebesar 91,25% dan berada
pada level Psychological Identification. Pada level ini menunjukkan bahwa
perusahaan sudah memiliki legitimasi dan kredibilitas. Legitimasi perusahaan
tidak hanya secara legal-formal, tetapi juga adanya keterbukaan informasi
aktivitas bisnis, mendengar aspirasi, dan menghormati norma lokal. Kredibilitas
perusahaan ditunjukkan dengan respons baik atas aspirasi yang didengar.
Dengan perolehan level Psychological Identification, menunjukkan bahwa
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sudah mampu menjalin
126
hubungan dan interaksi yang baik dengan stakeholder pemerintah, meskipun ada
beberapa catatan pada sejumlah isu tertentu yang perlu ditingkatkan.
Kajian lisensi sosial (SLI) memiliki empat variabel yang dapat mengukur
bagaimana keberadaan perusahaan dapat diterima ditengah masyarakat yaitu
economic legitimacy, socio-political legitimacy, interactional trust, dan institutional
trust. Kemudian dari variabel ini dapat dilakukan analisis dan diabtraksikan lisensi
sosial perusahaan ke dalam tingkatan yang disusun secara hirarki yaitu
withdrawal, acceptance, approval, dan psychologycal identification.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan tim peneliti, lisensi sosial pada
area ring 1 PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta menunjukkan
bahwa aspek economic legitimacy, socio-political legitimacy, interactional trust,
dan institutional trust berada pada level sedang. Dari hal ini mengindikasikan
bahwa persepsi masyarakat wilayah ring 1 menerima keberadaan PT Pertamina
Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta.
127
kepada perusahaan dan mendukung keberadaan perusahaan di daerahnya. Dari
keempat variabel ini kemudian dapat dilihat bahwa lisensi sosial PT Pertamina
Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta di wilayah ring 1 berada pada level
approval. Lisensi sosial perusahaan yang berada pada level approval
mengindikasikan bahwa perusahaan telah mampu menindaklanjuti dan
mewujudkan perhatian kepada komunitas masyarakat yang ada di wilayah ring 1.
128
tetapi ada perbedaan derajat penerimaannya. PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta yang berada dalam wilayah Kelurahan Koja lebih
merasakan dampak keberadaan perusahaan baik dari penerimaan ekonomi
hingga kepercayaan institusi. Hal yang menarik di Kelurahan Rawa Badak
Selatan berdasarkan pengumpulan, pengolahan, dan temuan data, bahwa
variabel interactional trust penilaiannya rendah. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa masih ada permasalahan terkait dengan interaksi masyarakat dengan
perusahaan. Hal yang menjadi sorotan dari hasil penelitian ini adalah koordinasi
dan komunikasi antara kedua belah pihak perlu ditingkatkan. Koordinasi dan
komunikasi yang buruk akan menyebabkan sentimen negatif yang muncul dari
masyarakat. Mekanisme koordinasi dan komunikasi perlu formulasi yang baik,
sehingga kepentingan masing-masing pihak dapat terakomodir.
129
bagaimana aktivitas yang dijalankan perusahaan dalam aktivitas bisnisnya.
Hubungan yang dijalin perusahaan dengan pemangku kepentingan secara
intitusional dapat dikatakan baik. Jika hubungan dengan pihak luar sudah
berjalan dengan baik, tentunya hubungan dengan intitusi masyarakat wilayah
ring 1 juga harus baik atau melebihi (beyond). Upaya mewujudkan hal tersebut
tentunya perlu komitmen yang serius dari perusahaan baik dari level pengambil
kebijakan hingga pelaksana.
Selain dampak positif yang sudah dijelaskan di ata. Terdapat pula umpan
balik yang disampaikan baik oleh masyarakat Ring 1 (household) maupun aktor
non-household. Umpan balik akan disampaikan berdasarkan empat kategori
social license index. Pertama, berdasarkan EconomIc Legitimacy, beberapa
umpan balik yang disampaikan yaitu terkait dengan lowongan pekerjaan yang
belum tersosialisasi secara meluas pada masyarakat serta masih minimnya
130
usaha lokal yang menjadi mitra PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal
Jakarta. Kedua, berdasarkan Social Political Legitimacy, umpan balik yang
disampaikan yaitu adanya bau gas dan bensin yang dirasakan oleh masyarakat
Kelurahan Koja, adanya kecemburuan yang dirasakan oleh masyarakat terkait
dengan bantuan yang kurang merata, adanya konflik yang timbul akibat
pembangunan pagar keliling perusahaan yang menyebabkan akses masuk
wilayah masyarakat terhambat dan irigasi sawah yang kurang lancar, serta
perusahaan dalam menjalankan program tanggung jawab sosialnya belum
menjangkau institusi sosial di masyarakat, seperti PKK maupun karang taruna.
Ketiga, berdasarkan Interactional Trust, maka umpan balik yang disampaikan
oleh masyarakat yaitu adanya komunikasi yang intensif baik oleh Community
Development Officer maupun perusaahan secara keseluruhan, dimana sebagian
kecil masyarakat menganggap bahwa komunikasi hanya dilakukan ketika
terdapat program CSR saja, serta kurangnya pelibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan dan masyarakat.
Keempat, berdasarkan Institutional Trust, yaitu masih terdapat program CSR
yang tidak berjalan secara optimal, seperti program Bunda Koja, yang kurang
efektif karena belum dilakukan monitoring secara berkala oleh perusahaan.
Secara lebih rinci umpan balik dari masing-masing stakeholder dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.37. Umpan Balik SLI PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
131
Stakeholder Umpan Balik
sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi warga.
3. PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
dianggap masih kurang membaur dengan masyarakat
sehingga perlu ada upaya untuk meningkatkan intensitas
komunikasi. Tidak hanya pada saat mempunyai keperluan
dalam implementasi program CSR saja.
4. Belum adanya forum rutin atau platform yang dapat
menampung aspirasi masyarakat. Hal ini sejalan juga
dengan pendapat dari masyarakat yang menganggap
bahwa mereka belum dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut perusahaan dan masyarakat.
5. PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
belum banyak melibatkan usaha lokal di sekitar Kelurahan
Rawa Badak Selatan.
6. Adanya kecemburuan yang terjadi di masyarakat terkait
dengan pemberian bantuan oleh PT Pertamina Patra Niaga
Integrated Terminal Jakarta, baik kecemburuan antar
Kelurahan maupun antar individu dalam satu Kelurahan.
132
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
133
lingkungan sekitar. PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta
dinilai mampu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai kegiatan pengembangan masyarakat. Sehingga apa yang sudah
berjalan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali.
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil SLI yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai dalam
aspek interactional trust PT Pertamina Patra Niaga Intergarted Terminal Jakarta
paling rendah yaitu 79,16. Angka tersebut sudah berada dalam ketegori
134
Psychological Identification tetapi berada di bawah. Hal ini dapat dilihat dari
pertanyaan yang dijawab oleh seluruh respodnen secara keseluruhan. Pada
pernyataan terkait melibatkan masyarakat dalam mengambil keputusan
mendapatkan nilai terendah yiatu 3,07. Masyarakat menginginkan adanya
pertemuan langsung antara pihak perusahaan dengan masyarakat serta
melibatkan dalam pengambilan keputusan tidak hanya melalui kelurahan.
Sehingga masyarakat bisa mengungkapkan apa yang sedang dibutuhkan dan
terlibat dalam setiap keputusan program yang akan dilaksanakan.
135
DOKUMENTASI
136
137
138