ASPEK HUKUM
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Dosen pengampu: Dr. Adang Djatnika Effendi, S.T., M.T.
Disusun oleh:
Muhammad Aghny Al Fauqi 1209240137
Nabillah Putri Muniba 1209240150
Piona Aulia Putri 1209240162
Rifki Rahayu Al Fahrezi 1209240178
Rio Andreyanto 1209240179
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Aspek”
dalam Strategi Kelayakan Bisnis dengan tepat waktu. Tidak lupa kami haturkan shalawat
serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad Saw., dan semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Adang Djatnika Effendi, S.T., M.T. pada mata kuliah Strategi Kelayakan Bisnis. selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Identifikasi Aspek Hukum
Dalam Studi Kelayakan Bisnis bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Adang Djatnika Effendi, S.T., M.T.
selaku Dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum........................................................................................... 1
1.2 Peran Aspek Hukum dalam Studi Kelayakan Bisnis..................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Ruang Lingkup............................................................................................... 2
1.5 Sistematika Pembahasan................................................................................ 3
BAB 2 ORIENTASI WAHYU MEMANDU ILMU
2.1 Landasan Teori............................................................................................. 4
2.2 Wahyu Memandu Ilmu.................................................................................. 18
BAB 3 TINJAUAN JURNAL
3.1 Journal Business Feasibility Study Of CU.Mie Restaurant In Northern
Jakarta Region............................................................................................... 19
3.2 Journal A Business Feasibility Analysis Of Small And Medium Enterprises
For Product Strategy Determination.............................................................
....................................................................................................................22
3.3 Journal of Information Systems Applied Research (JISAR)...........................
....................................................................................................................25
3.4 Jurnal Metode Forward Chaining Untuk Penentuan Kelayakan Bisnis
Usaha Mikro...................................................................................................
....................................................................................................................29
3.5 Jurnal Anaisis aspek hukum studi kasus keyakan bisnis.......................................
....................................................................................................................32
BAB 4 DATA & FAKTA ASPEK HUKUM DALAM STUDI
KELAYAKAN BISNIS
4.1 Studi Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek Hukum Pada Perusahaan
Tambang PT. Adaro Indonesia....................................................................... 33
iii
4.2 Studi Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek Hukum Pada Usaha Jasa
Penyewaan Alat-Alat Berat PT. Swarna Cinde Raya Di Kota Palembang.... 37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 45
5.2 Saran............................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... vii
LAMPIRAN ......................................................................................................................... viii
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau
tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis
dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar
dikemudian hari bisnis yang dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan
hukum dan perizinan. Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji
dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini karena jika berdasarkan analisis pada aspek hukum
sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan
analisis pada aspek-aspek yang lain.
Msalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurangnyaketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau kelegalitasan
di bidang hukum dan lainsebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.
Adapun peran dari aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis yaitu untuk
meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang
mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
1
1.3 Tujuan
Memulai sebuah bisnis biasanya harus mulai mempelajari apa saja aspek-aspek
yang perlu diperhatikan agar kedepannya tak ada permasalahan. Salah satu aspek tersebut
yakni pandangan dari hukum.
2
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang gambaran secara garis besar mengenai gambaran
aspek hukum, peran aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis, tujuan,
ruang lingkup yang akan dibahas, serta sistematika pembahasan.
BAB 2 ORIENTASI WAHYU MEMANDU ILMU
Bab ini berisikan tentang kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang
menjadi landasan dalam mendukung pembahasan makalah ini, diantaranya
landasan teori, serta wahyu memandu ilmu.
BAB 3 TINJAUAN JURNAL
Bab ini berisikan tentang tinjauan 3 jurnal internasional dan 2 jurnal lokal
yang berkaitan dengan aspek hukum.
BAB 4 DATA & FAKTA ASPEK HUKUM DALAM STUDI KELAYAKAN
BISNIS
Bab ini berisikan tentang analisis tentang data dan fakta terkait aspek hukum
dari studi kasus yang ada di suatu perusahaan.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran
3
BAB 2
ORIENTASI WAHYU MEMANDU ILMU
Secara garis besar tujuan dari analisis aspek hukum dalam studi
kelayakan bisnis yaitu untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian
dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat
dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan mengesahkan
dokumen yang bersangkutan. Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan
material handling dan penyimpanan.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data, cara memperoleh data dan
cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum
4
Merupakann badan usaha yang kepemilikan dan pengelolaannya
ditangani oleh satu orang. Dalam sisi pengelolaannya, pengusah
memperoleh semua keuntungan perusahaan namun juga menanggung
semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan. Langkah mendirikan
badan usaha perseorangan:
a. Persiapan :
1) Menyiapkan KTP dari pihak yang bersangkutan
2) Menentukan calon nama perusahaan
3) Menentukan tempat kedudukan perusahaan
4) Menentukkan tujuan spesifik perusahaan
b. Pendaftaran ke Notaris:
2. Persekutuan
Adalah perusahaan yang memiliki dua pemodal atau lebih.
Pembentukan persekutuan bisa berdasarkan kontrak tertulis atau
kesepakatan yang legal. Persekutuan terdiri dari Firma dan persekutuan
komanditer/CV.
a. Firma
5
Adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Firma didirikan
dengan sebuah akta ntaris dan didaftarkan di kepaniteraan pengadilan
negeri,tidakdiperlukan adanya pengesahan departemen kehakiman
b. Persekutuan Komanditer/CV
Adalah suatu persekutuan untuk menjalankan suatu perusahaan
yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang
bertanggung jawab pada satu orang atau beberapa orang persero
c. Kelebihan persekutuan:
1) Mudah dalam pembentukannya
2) Penyatuan pengetahuan dan keterampilaan
3) Sumber daya modal lebih besar
4) Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan
5) Keuntungan dari sisi pajak
d. Kelemahan Persekutuan:
1) Tanggungjawab tidak terbatas
2) Tenggang waktu operasi yang terbatas
3) Perselisihan diantara partner
4) Ada halangan untuk membubarkan karena ada komitmen untuk
berpartner
3. Perseroan Terbatas (PT)
Pengertian perseroan Terbatas menurut Undang-Undang: “ Badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan
usaha dengan modal tertentu yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya” Langkah mendirikan badan usaha perseroan terbatas:
a. Pembuatan akta notaris
b. Anggaran dasar
c. Pengesahan menteri kehakiman
d. Pendaftaran wajib
e. Pengumuman dalam tambahan berita Negara (TBN)
a. Kelebihan PT:
6
1) Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
2) Terbatasnya tanggungjawab, sehingga tidak menimbulkan
resiko baik kekayaan pribadi maupun kekayaan keluarga
pemilik
3) Saham dapat diperjualbelikan dengan relative mudah
4) Kebutuhan modal lebih besar akan mudahh dipenuhi
5) Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan lebih efisien
b. Kelemahan PT:
1) Biaya pendiriannya relative mahal
2) Rahasianya tidak terjamin
3) Kurangnya hubungan yang efektif antara pemegang saham
4) Permasalahan administrasi yang rumit
5) Pengenaan pajak berganda
6) Adanya efisiensi kerja, tidak fleksibel dan tidak kompetitif
karena ukuran yang besar (Sagoro, 2020)
4. Perusahaan Negara
Adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya
dimiliki noleh Negara Republik Indonesia.perusahaan Negara dipimpin
oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh pemerintah. Perusahaan
Negara dibagi dalam beberapa jenis: perusahaan jawatan (Perjan),
perusahaan umum (Perum), dan perusahaan perseorangan (persero)
5. Perusahaan Daerah
Merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu peraturan daerah.
Modal seluruhnya atau sebagian besar milik pemerintah daerah yang
dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain dengan atau berdasarkan undang-
undang. Tujuan didirikannya perusahaan daerah adalah untuk turut serta
melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi
nasional.
6. Yayasan
Adalah organisasi yang berbentuk korporasi untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Yayasan didirikan dengan tujuan social,
bukan untuk mencari keuntungan. Kekayaan yayasan terpisah dari
kekayaan anggotanya. Dana operasional diperoleh dari sumbangan para
donator. Langkah mendirikan yayasan:
7
1) Penyampaian dokumen
2) Penandatanganan akta pendiriran yayasan
3) Pengurusan surat keterangan domisili
4) Pengurusan NPWP
5) Pengesahan menjadi badan hukum di Dep. Kehakiman & HAM
6) Pengumuman dalam berita Negara republic (BNRI)
7. Koperasi
Adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang orang atau badan
hukum. Pendirian koperasi nelalui akta pendirian setelah memperoleh
pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam berita Negara. Untuk
mendirikan koperasi dibentuk melalui rapat anggota minimal 20 orang yang
masingmasing memenuhi tiga syarat, yaitu:
1) Mampu melaksanakan tindakan hukum
2) Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi
3) Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
4) Koperasi
11
memegang prinsip pemerataan, semua anggota masyarakat bisa
mendapatkan kesempatan yang seimbang.
5. Tujuan
Situs resmi OJK menyebutkan tujuan pembangunan berkelanjutan
disebut dengan SDGs atau sustainable development goals. Program yang
satu ini dijalankan sejak tahun 2015 dan menjadi program berkelanjutan
Millenium Development Goals. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan
pembangunan berkelanjutan seperti berikut:
1. Mengentaskan kemiskinan.
2. Mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan perbaikan
nutrisi dan menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sehat yang lebih sejahtera. Mampu menggalakkan hidup
sehat dan mendukung kesejahteraan di semua usia.
4. Mencapai pendidikan yang lebih inklusif, layak dan lebih berkualitas.
5. Gender yang lebih setara dan memberdayakan perempuan.
6. Membangun infrastruktur yang kuat, mendorong inovasi,
mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan sebagainya.
7. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
8. Mengambil langkah penting dalam perubahan iklim dan dampaknya,
dan masih banyak lagi lainnya.
1. Pembangunan Pabrik
12
Dalam membangun pabrik harus memperhatikan sektor
ekonomi, sosial dan lingkungan. Sebuah pabrik perlu membuka
lapangan pekerjaan untuk bisa meningkatkan ekonomi warga sekitar.
Pabrik perlu membuka lapangan pekerjaan untuk meningkatkan
ekonomi warga yang ada di sekitar. Pabrik bisa memberikan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan industri dan
menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
2. Pembangunan Tambang Emas
Contoh pembangunan berkelanjutan selanjutnya adalah
tambang emas. Pembangunan jenis ini bisa membuka lapangan kerja
di lingkungan sekitar. Untuk pembangunan tambang emas penting
untuk memperhatikan sektor sosial masyarakat. Misalnya melakukan
pemberdayaan dan bantuan fasilitas lain untuk lingkungan sekitar.
Pembangunan tambang emas penting juga memperhatikan
keadaan lingkungan sekitarnya. Misalnya saja memperhatikan bekas
galian tambang dan menutupnya menggunakan tanah kembali agar
tidak berbahaya bagi masyarakat sekitar.
3. Pembangunan Perkantoran
Contoh pembangunan berkelanjutan selanjutnya adalah
pembangunan perkantoran. Sesuai dengan namanya perkantoran
digunakan untuk meningkatkan sektor ekonomi dan terbuka melalui
lapangan kerja. Perkantoran juga bisa memberikan berupa bantuan
pelatihan untuk masyarakat agar bisa bersaing dengan dunia kerja.
Hal itu digunakan untuk memenuhi sektor sosial dari konsep
pembangunan yang berkelanjutan. Perkantoran bisa menggunakan
energi terbarukan misalnya menggunakan energi tenaga surya atau
PLTS yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
15
c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu
16
Usaha Industri (IUI), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Usaha
Pariwisata (TDUP), Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dan lain-lain.
Untuk kegiatan usaha yang izin usahanya berupa izin usaha perdagangan,
terdapat beberapa ketentuan terbaru yang tertuang dalam Permendag No.8/2020
dan Permendag No. 64/2020. Aturan tersebut memberikan pemetaan kode KBLI
yang bisa digunakan untuk izin usaha perdagangan melalui Lampiran I Pemendag
No. 64/2020. Selain itu, aturan terbaru juga mengenalkan konsep tipe proses
bisnis, hal ini berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Permendag No.8/2020 yang membagi
tipe proses bisnis pemenuhan komitmen izin usaha menjadi:
Dengan demikian, bila kegiatan usaha yang kamu jalankan izin usahanya
masuk tipe 1 maka seharusnya dapat langsung berlaku efektif. Tapi untuk izin
usaha perdagangan yang KBLInya selain tipe I maka harus melakukan
pemenuhan komitmen terlebih dahulu supaya bisa berlaku efektif. Berikut adalah
tabel perbandingan kode KBLI yang bisa digunakan untuk izin usaha
perdagangan antara Lampiran I Permendag No.64/2020.
17
2.2 Wahyu Memandu Ilmu
18
BAB 3
TINJAUAN JURNAL
Tinjauan jurnal adalah hasil meninjau atau suatu pandangan dan/ atau suatu pendapat
terhadap suatu jurnal yang telah diselidiki dan dipelajari sebelumnya.
Tabel 3.1 Journal Business Feasibility Study Of CU.Mie Restaurant In Northern Jakarta
Region
Judul Artikel Artikel Analisis
Penulis Naddie Negan & Wulannmeiya Wowor
Nama Jurnal Journal Business Feasibility Study Of CU.Mie Restaurant In
Northern Jakarta Region
Tahun, halaman 2022, 10
Tempat Jl. MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811,
Indonesia
Tujuan Penelitian Studi ini melihat kelayakan restoran Cu.mie sebagai
bisnis di wilayah Utara Jakarta. Produk utama Cu.mie
Restaurant adalah Squid Ink Noodle dengan berbagai topping
dengan cita rasa Indonesia cita rasa nusantara. Studi ini
didorong oleh pertumbuhan berkelanjutan dari industri
makanan dan minuman dan pemulihan ekonomi pasca
COVID-19. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner online yang diisi oleh 116 orang
validresponden.
Selanjutnya, data sekunder digunakan untuk
mendukung analisis lebih lanjut; dikumpulkan melalui
sumber eksternal.Beberapa aspek manajemen bisnis seperti
keuangan, sumber daya manusia, operasional, dan pemasaran
adalah dianggap sebagai ukuran kelayakan restoran Cu.mie.
Studi ini menemukan bahwa restoran Cu.mie layak untuk
beroperasi dan menguntungkan dengan perkiraan titik impas
3 tahun, 8 bulan, dan 11 hari nilai BEP minimal Rp
1.591.033.732 per tahun atau Rp 4.358.997 per hari untuk
mencapai titik impas.
Cu.mie diperkirakan melaporkan Rp 58.537.523, laba
bersih di tahun pertama yang diperkirakan akan meningkat di
tahun kedua beroperasi dengan laba Rp 173.400.487 dengan
pertumbuhan tahunan. Untuk mengurangi risiko bisnis,
Cu.mie menerapkan beberapa langkah, seperti mengambil
asuransi PAR, mengikuti peraturan OSHA setempat,
mengevaluasi
19
laporan keuangan secara berkala, meningkatkan penjualan
dan inovasi yang didorong oleh penjualan, mendaftarkan
merek dagang dan logo,
memastikan semua kepatuhan legalitas,
Tinjauan Pustaka Profitabilitas dan peluang sektor bisnis makanan dan
minuman di Indonesia didukung oleh data dari BPS (Badan
Pusat Statistik) menunjukkan bahwa sektor industri ini
menandai pos tingkat pemulihan tertinggi COVID-19 yang
sangat berdampak pada ekonomi makro dengan tingkat
pemulihan pertumbuhan 51,09% dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan sebelum COVID (Badan Pusat Statistik,
2021). Fenomena itu menunjukkan bahwa meskipun
ekonomi situasi masih penuh ketidakpastian, bisnis makanan
dan minuman menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
Merefleksikan data yang telah disebutkan, serta adanya
prospek usaha, studi ini melakukan studi kelayakan bidang
usaha makanan dan minuman. Usaha yang diteliti adalah
sebuah restoran bernama Cu.mie. Berdasarkan definisi
restoran menurut Estiasih et al. (2017), Walker (2014),
Mensah dan Mensah (2013), dan Jagmohan (2013), restoran
Cu.mie dapat digolongkan sebagai restoran mie kasual
dengan pelayanan meja (khusus Pelayanan ala Amerika),
dengan menu a la carte dan cita rasa khas Indonesia.
Selanjutnya, menyajikan mie rebus juga uap dan beberapa
jenis mie. Fasilitas yang ada di restoran Cu.mie adalah kamar
ber-AC dan menu digital untuk meningkatkan kenyamanan
dan kemudahan pelanggan.
Selain itu, lokasi fisik restoran Cu.mie terletak di
wilayah Utara yang tumbuh secara konsisten Jakarta,
Indonesia. Data dari BPS menunjukkan bahwa setiap tahun
terjadi peningkatan jumlah penduduk secara konsisten di
Jakarta Utara (Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Utara,
2021a). Selanjutnya juga menunjukkan peningkatan potensi
permintaan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman
(Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Utara).
Kesimpulan Berdasarkan evaluasi data dari kuesioner dan
pengamatan langsung melalui berbagai lensa pemasaran,
manajemen operasional, manajemen sumber daya manusia,
dan manajemen keuangan, Restoran Cu.mie adalah dianggap
layak dan menguntungkan untuk didirikan sebagai bisnis,
dengan seperangkat rencana dan tujuan untuk setiap aspek
bisnis yang dibutuhkan dalam operasi sehari-hari dan jangka
panjang.
Data dalam studi kelayakan bisnis ini menggunakan
data primer pengumpulan (kuesioner online dan observasi
langsung), dan data sekunder (internet, buku, dan publikasi)
sehingga memperoleh hasil yang valid dan terpercaya untuk
menjadi usaha bisnis yang nyata.
20
Saran untuk restoran Cu.mie ya perlu dilakukan
perbaikan strategi pemasaran dan pemrograman agar
produknya dapat dengan mudah dan cepat diakui oleh pasar,
mengingat Cu.mie adalah merek baru di industri makanan dan
minuman. Lebih jauh studi longitudinal juga dapat dilakukan
untuk memastikan kemampuan restoran Cu.mie bertahan
dalam makanan dan persaingan industri minuman dalam
situasi yang berbeda setelah berakhirnya Pandemi COVID-19
dan memasuki periode normal baru.
21
3.2 A BUSINESS FEASIBILITY ANALYSIS OF SMALL AND MEDIUM
ENTERPRISES FOR PRODUCT STRATEGY DETERMINATION
Tabel 3.2 Journal A Business Feasibility Analysis Of Small And Medium Enterprises For
Product Strategy Determination
Judul Artikel Scientific Journal Of Reflection
Penulis Franka Hendra, Supriyono, Riki Efendi, Rosalinda, Retno
Indriyati
Nama Jurnal A BUSINESS FEASIBILITY ANALYSIS OF SMALL AND
MEDIUM ENTERPRISES FOR PRODUCT STRATEGY
DETERMINATION
Tahun, halaman 2021, 11
Tempat Indonesia
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan usaha kecil dan menengah IDRrise
untuk menganalisis kelayakan pengembangan usahanya.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
menentukan strategi slow skimming dengan terlebih dahulu
menganalisis kelayakan finansial dan menganalisis faktor
internal dan eksternal. Hasil dari penelitian ini adalah strategi
slow skiming dilaksanakan dengan mengkonsentrasikan
usaha pada tempat-tempat tertentu yang relatif terbatas dan
daerah yang masih dekat dengan lokasi perusahaan,
memperkenalkan produk dengan melakukan kegiatan
promosi pada setiap event atau pameran, konsumen bersedia
untuk membayar produk karena keramahan dalam pelayanan
dan kepuasan. Berkenaan dengan produk
23
permintaan pasar untuk membantu kegiatan usaha dalam
pemasaran. Ketiga, aspek teknis, DEBALI telah menentukan
lokasi pengembangan usaha yaitu Raya Pondok Kelapa A3
No.6 yang berlokasi di Jakarta Timur. Keempat, aspek
manajemen dan SDM, telah dibentuk struktur organisasi
sederhana oleh DEBALI yang disertai dengan syarat dan
keahlian pegawai.
Proses rekrutmen berjalan lancar dengan 14 orang
karyawan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Lima aspek
keuangan, proyeksi laporan keuangan laba rugi proyek dan
laporan arus kas tahun 2017 - 2020. Metode yang digunakan
adalah PP (Payback Period), NPV (Net Present Value), dan
IRR (Internal Rate of Return). Keenam, aspek hukum, Debali
merupakan perusahaan yang telah memiliki badan hukum
yaitu CV. Legalitas dalam suatu perusahaan sangat penting
karena merupakan identitas perusahaan. Saat ini corporate
identity menjadi pegangan kepercayaan pelanggan terhadap
suatu perusahaan. Akhir kata Akhir kata, memberikan
rekomendasi dalam pelaksanaannya terdapat peningkatan
kinerja perusahaan dari tahun 2017 ke tahun 2018.
Berdasarkan pengalaman tahun 2018 kinerja perusahaan lebih
baik dari tahun sebelumnya, sehingga upaya keras yang telah
dilakukan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja
di tahun berikutnya.
Pengakuan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing atas kontribusi dan dukungannya terhadap
penelitian ini. Mereka juga berterima kasih kepada semua
reviewer yang telah memberikan masukan berharga mereka
untuk naskah dan membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada editor
yang telah mendukung penerbitan makalah ini.
(Sumber : Scientific Journal Of Reflection Economic, Accounting, Management and Busines)
24
3.3 Studi Kelayakan Penggunaan Platform-as-a-Service Cloud Computing untuk
Organisasi Layanan Global
Tabel 3.3 Journal of Information Systems Applied Research (JISAR)
25
sebagai bagian dari kursus akademik bekerja sama dengan agensi
ukuran kecil hingga menengah dunia nyata dengan terbatas
sumber daya. Ada dua keterbatasan penyelidikan ini: pertama,
solusi yang diusulkan bersifat konseptual dan akan
diimplementasikan pada tahap berikutnya dari proyek penelitian,
dan kedua, generalisasi dari solusi yang diusulkan memiliki potensi
dan solusi tersebut dapat diperiksa untuk domain layanan lainnya.
26
GESA.
Perspektif Teknologi
Kesimpulan Temuan utama dari investigasi ini ada dua, yaitu memang
layak untuk mengimplementasikan portal berbasis cloud untuk
organisasi layanan global, dan ada prospek nyata dari penciptaan
nilai dan peningkatan layanan. Perusahaan layanan global
berukuran kecil/menengah, GESA, diharapkan memperoleh
beberapa manfaat kompetitif dari memanfaatkan PAAS dengan
komputasi awan. Manfaatnya termasuk pengurangan biaya,
peningkatan proses bisnis, optimalisasi hubungan pelanggan, dan
penciptaan layanan baru. Ditemukan bahwa model SCOR dapat
membantu perusahaan untuk memahami rantai pasokannya di
lingkungan berbasis cloud. Selain itu, proses dan aktivitas
pemodelan harus dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu proses,
27
subproses, dan aktivitas dengan tujuan dan ukuran tertentu. Hasil
dari proses dan aktivitas pemodelan memungkinkan perusahaan
untuk mendapatkan wawasan tentang detail proses bisnis dan
perilaku pada tingkat yang berbeda.
(Sumber : Journal of Information Systems Applied Research (JISAR))
28
3.4 Metode Forward Chaining Untuk Penentuan Kelayakan Bisnis Usaha Mikro
Tabel 3.4 Jurnal metode Forward Chaining Untuk Penentuan Kelayakan Bisnis Usaha Mikro
Judul Artikel Metode Forward Chaining Untuk Penentuan Kelayakan Bisnis Usaha
Mikro
Tujuan Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan studi kelayakan bisnis pada
sektor industri mikro. Penelitian ini didasarkan pada pentingnya Studi
Kelayakan Bisnis (SKB) pada organisasi bisnis yang memerlukan
penilaian kelayakan sebagai tolok ukur proses bisnis selain itu juga untuk
meminimalisir resiko bisnis yang mungkin terjadi agar bisa
ditanggulangi secara tepat.
Penelitian ini bertujuan membuat Sistem Informasi Kelayakan
Bisnis (SIKB) menggunakan forward chaining. Metode Forward
chaining adalah metode untuk mencari atau teknik yang digunakan untuk
pelacakan data ke depan menggunakan informasi yang ada dan
menggabungan rule untuk menghasilkan kesimpulan. Proses dalam
melakukan forward chaining membutuhkan variabel masukan. Proses
masukan tersebut meliputi aspek SDM dan Manajemen aspek lingkungan
aspek pemasaran aspek produksi dan aspek keuangan. Variabel tersebut
diproses dalam database yang kemudian diakuisisi datanya menggunakan
inference machine untuk membentuk pola penalaran yang dirangkai
menggunakan algoritma forward chaining. Pola penalaran selanjutnya
didaftarkan ke dalam database rule untuk mendapatkan alamat data.
Penelitian ini menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
kelayakan bisnis dengan hasil perhitungan pada aspek SDM sebesar
79.86, pemasaran sebesar 75.24, lingkungan sebesar 76.56, NPV sebesar
86,167,498 dan NPVir sebesar 255,686,953, PI sebesar 1.1 dan IRR
29
sebesar 29% dari rate 25%.
30
terhadap kelayakan bisnis sebagai referensi kepada para pengusaha
dan investor.
3. Hasil dari sistem ini telah diuji dan diverifikasi, dari penelitian dan
analisa menunjukan bahwa sistem pendukung keputusan kelayakan
bisnis dengan metode forward chaining menghasilkan output yang
sama dalam segi perhitungan dengan kondisi real perusahaan yang
dinilai.
4. Metode forward chaining dengan menggunakan mesin inferensi
mempengaruhi kecepatan dalam olah data, sehingga memberikan
efisiensi dalam penggunaan sistem dari segi waktu dan space dari
database.
31
3.5 ANALISIS ASPEK HUKUM STUDI KELAYAKAN BISNIS
Tabel 3.5 Jurnal Anaisis aspek hukum studi kasus keyakan bisnis
Judul Artikel Artikel analisis
Penulis Indah Ramadhona
Nama Jurnal Analisis aspek hukum studi kelayakan bisnis
Tahun, halaman 2020, 14
Tempat Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Tujuan Untuk memenuhi legalitas usulan proyek atau bisnis yang akan
Penelitian dibangun dan dioperasikan.
Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan
surat-surat atau dokumen-dokumen
Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan, menganalisis
ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang
akandilaksanakan, menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan
dalam memenuhi persyaratan perizinan.
Tinjauan 1) pengertian aspek hukum
Pustaka 2) jenis-jenis badan hukum usaha
3) jenis-jenis izin usaha
4) dokumen yang diteliti
Kesimpulan Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek atau bisnis yang
akan dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek atau
bisnis yang akan didirikan dan dibangun diwilayah tertentu haruslah
memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
Jenis bidang usaha seperti Perseorangan,Perseroan Terbatas(PT), Firma,
Perseroan Komanditer (CV), Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah,
Yayasan, dan Koperasi. Dalam praktiknya terdapat beragam izin.
Banyaknya izin dan jenis-jenis izin yang dibutuhkan tergantung dari
jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin yang dimaksud adalah: 1).
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), 2). Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), 3). Izin-izin usaha, dan 4). Sertifikat tanah atau surat berharga
yang dimiliki
(Sumber : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2020)
32
33
BAB 4
DATA & FAKTA ASPEK HUKUM DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
4.1 Studi Kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek Hukum Pada Perusahaan Tambang
Batuan PT. Adaro Indonesia
Untuk dapat melaksanakan kegiatan penambangan batuan, maka perlu
mendapatkan Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB) dengan memenuhi persyaratan
administratif, teknis, lingkungan dan finansial.
Pertama-tama perlu kami luruskan terlebih dahulu bahwa terminologi bahan
galian golongan C yang dulu diatur dalam UU 11/1967 kini tidak dikenal lagi dalam
UU 4/2009 dan perubahannya. Terminologi bahan galian golongan C telah diubah
menjadi batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C sudah tidak tepat
lagi dan diganti menjadi batuan.
1. Izin Penambangan Batuan
Sebelumnya melalui UU 4/2009, usaha pertambahangan dilaksanakan
dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR),
dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).[1] Namun kemudian, melalui UU
3/2020 pemberian izin diperluas lagi salah satunya Surat Izin Penambangan
Batuan (“SIPB”).
SIPB adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan usaha
pertambangan batuan jenis tertentu atau untuk keperluan tertentu.[3] Adapun
yang dimaksud dengan batuan jenis tertentu atau keperluan tertentu meliputi
batuan yang memiliki sifat material lepas berupa tanah urug, kerikil galian dari
bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, kerikil
berpasir alami (sirtu), tanah, pasir laut, tanah merah (laterit), tanah liat dan batu
gamping.
SIPB dapat diterbitkan kepada:
• badan usaha milik daerah/badan usaha milik desa;
• badan usaha swasta dalam rangka penanaman modal dalam negeri;
• koperasi; atau
• perusahaan perseorangan.
Adapun SIPB harus memuat paling sedikit:
1) nama pemegang SIPB;
2) nomor pokok wajib pajak (NPWP);
34
3) lokasi dan luas wilayah;
4) modal kerja;
5) jenis komoditas tambang;
6) jangka waktu berlakunya SIPB; dan
7) hak dan kewajiban pemegang SIPB.
2. Tata Cara Permohonan SIPB
Menjawab pertanyaan pertama Anda, permohonan SIPB diajukan kepada
Menteri di bidang pertambangan mineral dan batubara (“Menteri”), berdasarkan
permohonan yang telah memenuhi syarat administratif, teknis, lingkungan dan
finansial. Selain persyaratan tersebut, permohonan juga harus dilengkapi dengan
koordinat dan luas wilayah batuan jenis tertentu atau untuk keperluan tertentu
yang dimohon.
Patut diperhatikan, permohonan SIPB hanya dapat diajukan pada wilayah
yang telah ditetapkan sebagai Wilayah Usaha Pertambangan (WUP). Lebih
lanjut, syarat-syarat permohonan SIPB kemudian dielaborasi lebih detail dalam
Pasal 131 PP 96/2021 dengan rincian sebagai berikut:
1) Syarat administratif meliputi:
• surat permohonan;
• nomor induk berusaha (NIB);
• susunan pengurus, daftar pemegang saham atau modal, dan daftar
pemilik manfaat dari BUMD atau Badan Usaha Milik Desa, badan usaha
swasta dalam rangka penanaman modal dalam negeri, koperasi, atau
perusahaan perseorangan; dan
• salinan kontrak/perjanjian pelaksanaan proyek pembangunan yang
dibiayai oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah bagi permohonan
SIPB untuk keperluan tertentu.
2) Persyaratan teknis berupa surat pernyataan untuk tidak menggunakan bahan
peledak dalam kegiatan usaha penambangan.
3) Persyaratan lingkungan berupa surat pernyataan kesanggupan untuk
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
4) Persyaratan finansial berupa laporan keuangan satu tahun terakhir yang
telah diaudit oleh akuntan publik.
35
5) Menyampaikan koordinat dan luas wilayah batuan jenis tertentu untuk
keperluan tertentu yang dimohon. Setelah itu, pemegang SIPB dapat
langsung melakukan penambangan setelah memiliki dokumen perencanaan
penambangan yang telah disetujui Menteri, yang terdiri atas:
1) Dokumen teknis yang memuat paling sedikit:
• informasi cadangan; dan
• rencana penambangan.
2) dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
3. Luas Wilayah Penambangan Batuan
Ketentuan minimal luasan lahan lokasi tambang untuk SIPB adalah paling
luas 50 hektare, sehingga tidak ada ketentuan minimal melainkan hanya
ketentuan maksimal saja. Berikut bunyi ketentuan Pasal 86C UU 3/2020:
Pemegang SIPB dapat diberikan wilayah paling luas 50 (lima puluh)
hektare. Kami pun mencermati kembali bunyi Pasal 86A ayat (5) UU 3/2020
terdapat syarat luas wilayah batuan jenis tertentu atau untuk keperluan tertentu
yang harus dicantumkan untuk mendapatkan SIPB. Dengan demikian, berapa pun
luas wilayah pertambangan batuan berupa tanah timbun atau tanah urug dengan
ketentuan maksimal paling luas 50 hektare, tetap memerlukan SIPB.
Hal ini sejalan dengan politik perizinan menurut S.F. Marbun dalam
bukunya berjudul Hukum Administrasi Negara I (Administrative Law I), bahwa
izin merupakuan instrumen untuk mengendalikan dan mengatur perilaku
masyarakat agar melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu,
utamanya untuk membatasi gerak gerik masyarakat.
36
1. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan
Sebagai perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia, PT. Adaro
Indonesia harus mematuhi berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia. Hal ini mencakup kewajiban untuk membayar royalti tambang,
memperoleh izin tambang, mematuhi peraturan lingkungan hidup, dan
mematuhi peraturan keselamatan kerja. PT. Adaro Indonesia juga harus
mematuhi peraturan yang berlaku di wilayah di mana mereka beroperasi,
seperti peraturan pajak, peraturan tenaga kerja, dan peraturan perdagangan.
2. Perlindungan Kekayaan Intelektual
Sebagai perusahaan besar, PT. Adaro Indonesia memiliki banyak
produk dan jasa yang melibatkan kekayaan intelektual, seperti merek dagang,
paten, dan hak cipta. PT. Adaro Indonesia harus memastikan bahwa mereka
mematuhi peraturan hak kekayaan intelektual yang berlaku untuk menghindari
masalah hukum dan reputasi perusahaan. PT. Adaro Indonesia juga harus
memastikan bahwa produk dan jasa yang mereka tawarkan tidak melanggar
hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh pihak lain.
3. Pengelolaan Data Pribadi
PT. Adaro Indonesia juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi
peraturan privasi yang berlaku jika mereka memperoleh data pribadi
pelanggan atau konsumen. Hal ini mencakup memastikan bahwa data pribadi
tersebut diperoleh secara sah, data pribadi tersebut dijaga kerahasiaannya, dan
data pribadi tersebut hanya digunakan untuk tujuan yang sah. PT. Adaro
Indonesia juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan privasi
yang berlaku di wilayah di mana mereka beroperasi, seperti General Data
Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa atau California Consumer
Privacy Act (CCPA) di Amerika Serikat.
4. Kewajiban Pemerintah
Sebagai perusahaan besar, PT. Adaro Indonesia juga memiliki
kewajiban untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional. Hal ini mencakup membayar pajak, membangun
infrastruktur, dan memberikan pelatihan kerja kepada masyarakat setempat.
PT. Adaro Indonesia
37
4.2 Studi kelayakan Bisnis Ditinjau Dari Aspek Hukum Pada Usaha Jasa Penyewaan
Alat-Alat Berat PT. Swarna Cinde Raya Di Kota Palembang
Bagi sebuah perusahaan dengan membangun bangunan dengan cepat dan efisien
dibutuhkan alat untuk membantu dalam pengerjaan proyek pembangunan tersebut.
Penggunaan alat berat dibutuhkan oleh kontraktor untuk mendirikan sebuah bangunan
yang kokoh dan cepat selesai. Dalam hal ini, penggunaan alat berat merupakan salah
satu
faktor penting untuk menunjang tingkat produktifitas terutama proyek-proyek
konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar serta
mempercepat dan meningkatkan produktifitas sebuah perusahaan dengan pengerjaan
proyek yang dapat diselesaikan tepat waktu. Menurut Susy Fatena Rostiyanti dalam
Wicaksono et al., 2018, alat berat merupakan faktor penting dalam pelaksaan proyek
terutama proyek besar yang tujuannya untuk memudahkan manusia dalam
menyelesaikan pekerjaanya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih
mudah pada waktu yang relative lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik.
Prospek dari jasa penyewaan alat-alat berat akan selalu cemerlang karena usaha seperti
ini akan selalu berjalan seiring dengan pembangunan properti dan infrastruktur di
Indonesia seperti jalan, jembatan, keciptakaryaan serta perumahan.
PT Swarna Cinde Raya (SCR) merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang jasa
penyewaan alat-alat berat yang didirikan tahun 2004 oleh David Damianto. PT Swarna
Cinde Raya berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 94 Palembang. Dampak dari adanya
wabah pandemi Covid-19, menyebabkan pendapatan rata-rata PT Swarna Cinde Raya
turun hampir 25% dari total penyewaan di tahun 2019. Sehingga selain respon terhadap
Era Revolusi Industri 4.0 dan solusi dari berlakunya pembatasan kegiatan masyarakat,
maka dilakukan pengembangan berupa perancangan pembuatan aplikasi yang
dinamakan SCR App yaitu sebuah aplikasi berbasis internet yang ditujukan untuk para
langganan dan calon klien agar lebih dimudahkan dalam menyewa alat berat yang
diperlukan oleh konsumen.
Visi dari usaha ini yaitu menjadi perusahaan penyedia alat berat professional pada
tahun 2030 yang berbasis kepada solusi cerdas bagi para klien serta inovatif dengan
konsep modern mengikuti era digital 4.0 sesuai dengan kebutuhan para klien. Misi dari
usaha ini yaitu memberikan kualitas servis terbaik kepada klien didukung dengan
38
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kredibilitas tinggi, memiliki tekad
dan dedikasi penuh dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang berorientasi di era
digital 4.0 dan profesionalisme, dan menjalankan sistem manajemen sesuai dengan
standar yang berlaku yang bertujuan untuk menyediakan jejang karir serta
meningkatkan kesejahteraan bagi para karyawan.
4.2.1 Metode
39
merupakan tempat berkumpulnya perusahaan- perusahaan besar dalam bidang
transportasi, penyewaan mobil, showroom mobil, gudang, dan lain-lain.
Kantor PTSwarna Cinde Raya juga memiliki lahan yang relatifluas yang
digunakan sebagai tempat penampungan alat-alat berat yang akan disewakan
atau sedang dilakukan servis berkala. Penyewaan selama ini dilakukan secara
ready stock dengan menyiapkan alat-alat berat yang siap disewakan untuk
standby di kantor PTSCR agar calon konsumen dapat secara mudah mengecek
fisik dan kelayakan unit yang akan disewa.
40
Tabel 4.2.1 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pengembangan pada PT
Swarna Cinde Raya
2) Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam
menjalankan sebuah usaha agar produk dapat dikenal oleh masyarakat. Oleh
karena itu PT SCR akan menggunakan strategi pemasaran 7P atau yang biasa
dikenal dengan Marketing Mix yang terdiri dari Product, Price, Place,
Promotion, People, Process, dan Physical Evidence. Produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi dan memuaskan
keinginan dan kebutuhan konsumen (Dwinanda & Nur, 2020). Produk dari
layanan online maupun offline PT SCR berupa 3 jenis alat berat, yaitu
Bulldozer, Crane, dan Truck Mounted Crane.
Menurut Alma dalam (Wulandari, 2018) Harga (Price) adalah satuan
moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang
dan jasa sehingga menimbulkan kepuasan konsumen. Harga yang ditetapkan
untuk penyewaan alat-alat berat PT SCR adalah Bulldozer Rp 55.000.000/
bulan, Crane Rp 150.000.000/ bulan, dan Truck Mounted Crane Rp
70.000.000/ bulan.
Promosi (Promotion) adalah kegiatan dari pemasaran maupun penjualan
dalam rangka untuk menginformasikan dan mendorong permintaan konsumen
41
terhadap produk atau jasa dari suatu perusahaan dengan mempegaruhi
konsumen supaya membeli produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan
(Dwinanda & Nur, 2020). PT Swarna Cinde Raya menggunakan media
promosi seperti berikut:
(1) Social Networking. Menurut Setiadi (2016) media sosial adalah medium
diinternet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. PT SCR juga sudah
memiliki beberapa media social networking seperti website, dan akun
Instagram yang saat ini dikelola oleh staff perusahaan PT SCR sendiri.
(2) Public Relation. Menurut Kotler dan Keller dalam (Prakarsa, 2017) public
relation mencakup berbagai program untuk mempromosikan atau
melindungi citra atau individu produk perusahaan. Dalam hal ini, strategi
promosi PT SCR yang bertujuan untuk membangun relasi yang baik
dengan publik agar mendapat citra positif dan pandangan yang baik dari
masyarakat adalah dengan melakukan kerjasama dengan kontraktor
ternama setempat seperti PT Waskita, PT Adhi Karya, dan lain-lain, serta
mencantumkan logo PT SCR di beberapa alat berat yang sering lalu Lalang
khususnya di Palembang.
(3) Personal Selling. Menurut Tjiptono dan Chandra dalam (Prakarsa, 2017),
personal selling merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih
calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
mendapatkan pesanan. Strategi personal selling dilakukan dengan cara
melakukan pelayanan tatap muka dengan konsumen agar dapat mencapai
keuntungan yang maksimal. Dalam strategi ini, tentunya PT SCR memiliki
SOP (Standard Operational Procedure) tersendiri untuk melayani para
konsumen yang datang langsung ke kantor ataupun menghubungi para staff
kantor secara langsung untuk dapat menjelaskan prosedur secara lengkap
baik tentang harga, proses penyewaan, pembayaran, dan lain-lain secara
lengkap.
42
Orang (People) atau partisipan, menurut Kotler & Keller dalam (Dwinanda
& Nur, 2020) adalah karyawan penyedia produk atau jasa layanan maupun
penjualan, atau orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam prosesnya. PT SCR memiliki 40 Karyawan yang terbagi dari berbagai
jabatan seperti bagian Keuangan, Operasional, Pemasaran (Marketing),
Akuntan, Engineering & Maintanance, Pajak, serta Karyawan Mekanik.
Proses penyewaan alat-alat berat melalui aplikasi SCR APP sebagai berikut:
1) Mengunggah aplikasi SCR APP melalui App Store maupun Google Play
Store.
2) Sign up atau create account untuk dapat mengakses SCR APP.
3) Setelah membuat akun dan berhasil sign in, klien dapat melihat dan
memilih alat-alat berat yang akan disewa sesuai dengan kebutuhan,
setelah itu klien dapat membuat pesanan penyewaan jika telah selesai
memilih alat yang akan di sewa, maka akan di preview kembali apakah
pesanan penyewaan sesuai atau tidak, serta klien dapat melihat foto alat
yang asli dari kantor PT SCR.
Jika klien menyetujui pesanan yang telah dibuat dan klien telah mentransfer
uang sesuai dengan harga total yang sudah tertera, maka invoice pesanan atau
bukti pesanan penyewaan dapat dilihat dari “Check Invoice”. Pembayaran
dapat juga dilakukan sesuai persetujuan kedua bela pihak dan surat
perjanjian/syarat-syarat penyewaan akan di tanda tangani sebagai bentuk
penyewaan yang sah. Bukti Fisik (Physical Evidence) adanyakantor dan
tempat servis alat-alat berat di jalan Soekarno Hatta No.94 Kota Palembang.
43
Tabel 4.2.2 Kebutuhan Modal Investasi, Modal Kerja, dan Biaya PT
Swarna Cinde Raya
44
Tabel 4.2.3 Analisis Kelayakan dan keuntungan Usaha PT Swarna Cinde
Raya
4.2.3. Kesimpulan
45
layak dijalankan bersadarkan analisis kelayakan dan analisis keuntungan usaha
yang telah dilakukan.
46
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau
tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat. Adapun peran dari aspek hukum dalam
studi kelayakan bisnis yaitu untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian
dokumen-dokumen yang dimiliki. Aspek hukum yang perlu diperhitungkan secara
matang dalam studi kelayakan bisnis antara lain meliputi aspek pasar dan pemasaran,
aspek keuangan, aspek teknis atau operasi, aspek ekonomi sosial dan aspek dampak
lingkungan.
Dalam studi kelayakan bisnis, aspek hukum merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan. Aspek hukum yang terkait dengan operasional bisnis dapat berdampak
pada kelangsungan bisnis dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, dalam melakukan
studi kelayakan bisnis, perusahaan perlu memperhatikan aspek hukum yang terkait
dengan bidang us Beberapa aspek hukum yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan
bisnis antara lain izin usaha, peraturan lingkungan, kewajiban pajak, perlindungan
kekayaan intelektual, kewajiban konsumen, dan asal usul barang. Dengan memperhatikan
aspek hukum tersebut, perusahaan dapat meminimalisir risiko masalah hukum dan
membangun reputasi bisnis yang baik.
47
5.2 Saran
Kami dari kelompok 1 sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah
ini dengan mengacu kepada sumber referensi yang terpercaya. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun mengenai pembahasan
makalah diatas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Naddie Negan & Wulannmeiya Wowor. 2022. “Journal Business Feasibility Study Of
CU.Mie Restaurant In Northern Jakarta Region". Artikel Analisis.
Franka Hendra, Supriyono, Riki Efendi, Rosalinda, Retno Indriyati. (2021). A Business
Feasibility Analysis Of Small And Medium Enterprises For Product Strategy
Determination. Scientific Journal Of Reflection.
Keke Gai, Annette Lerine Steenkamp. (2018). Studi Kelayakan Penggunaan Platform-as-a-
Service Cloud Computing untuk Organisasi Layanan Global. Journal of Information
Systems Applied Research (JISAR).
Dedy Kurniadi, Toni Prahasto, Ibnu Widiyanto. (2016). Metode Forward Chaining Untuk
Penentuan Kelayakan Bisnis Usaha Mikro. Jurnal Sistem Informasi Bisnis INBIS.
Indah Ramadhona. (2020). Analisis aspek hukum studi kelayakan bisnis. Artikel analisis.
Sundek Hariyadi. (2018). Kajian Teknis Tahapan Penambangan Batubara Pada PT.Mega
Global Energy Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jurnal Geologi
Pertambangan (JGP).
Sheva Desvi, Yulizar Kasih. (2022). Analisis Kelayakan Perencanaan Pengembangan Usaha
Jasa Penyewaan Alat-Alat Berat PT.Swarna Cinde Raya Di Kota Palembang.
Publikasi Riset Mahasiswa Manajemen.
Kasmir & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Prenadamedia Group.
vii
LAMPIRAN
4. DISUKSI
A. PERTANYAAN & JAWABANNYA
1) Rezkita Puspitasari
Menurut krlompok 1, apakah dalam rencana bisnis aspek hukum menjadi
aspek yang pertama dan utama yang harus di analisis kelayakan? Dan
apakah jika sudah ada aspek hukum sebuah bisnis itu akan terjadi kegagalan
usaha atau tidak ?
Jawaban
1) Piona Aulia Putri
Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji
dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini karena jika berdasarkan analisis
pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses
tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang
lain. Karna Aspek hukum bagi perusahaan memiliki tujuan yang
sangat penting yakni untuk layak atau tidaknya perusahaan didirikan.
dalam hal ini berkenaan dengan keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat
tanda daftar perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari
notaris, surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan lain-lain.
Pertanyaan ke-2
Penyebab terjadinya jika sutu perusahaan yang sudah menyusun
aspek hukum terjadi kegagalan yaitu karena
Faktor kesengajaan menjadi faktor yang sangat fatal dalam studi
kelayakan bisnis. Hal ini berarti peneliti dengan sengaja membuat
kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, salah
satunya adalah perbuatan tercela dari para pelaksanan di lapangan
sehingga menyebabkan kegagalan usaha
viii
2) Rendi Saeful Fattah
Tujuan dari aspek hukum itu kan untuk memperoleh legalitas. Bagaimana
tinjauan hukum terhadap akuisisi dan merger perusahaan yang notabenenya
sudah mempunyai legalitas itu sendiri?
Jawaban
1) Nabilah Putri Muniba
UUPT 2007 mensyaratkan perlindungan terhadap karyawan
perusahaan, namun disamping perlindungan pihak-pihak lainnya,
dalam hal terjadinya merger, akuisisi dan konsolidasi, seperti yang
diatur dalam Pasal 126 ayat(1) UUPT 2007, yang berbunyi sebagai
berikut: “Perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan,
Pengambilalihan, atau Pemisahan wajib memperhatikan kepentingan:
1. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;
2. Kreditr dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan
3. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Pada prinsipnya menurut Penjelasan Pasal 126 ayat (1)
menegaskan bahwa penggabungan (merger):
1. Tidak dapat dilakukan apabila merugikan kepentingan pihak-
pihak tertentu;
2. Penggabungan harus juga dicegah dari kemungkinan terjadinya
“monopoli” atau “monopsoni” dalam berbagai bentuk yang
merugikan masyarakat.
Merger Perseroan Terbatas mmiliki dampak bagi pemegang
saham maka dalam UUPT 2007 tegas dikatakan bahwa tindakan
merger tidak merugikan hak-hak dari pemegang saham minoritas.
UUPT 2007 mempunyai asumsi apabila merger dilakukan dengan
merugikan pemegang saham mayoritas, maka pemegang saham
mayoritas tidak akan menyetujuinya dalam RUPS maka merger tidak
dapat dilaksanakan. Dengan demikian, pemegang saham moyoritas
bisa mengganti Direksi yang dianggap tidak kooperatif dengan
pemegang saham mayoritas. maka pemegang saham mayoritas tidak
akan menyetujuinya dalam RUPS maka merger tidak dapat
ix
dilaksanakan. Dengan demikian, pemegang saham moyoritas bisa
mengganti Direksi yang dianggap tidak kooperatif dengan pemegang
saham mayoritas.
Jawaban
1) Muhammad Agny Alfauqi 12092401
Pajak ganda biasanya terjadi karena adanya konflik kepentingan antara
satu negara dengan negara lain, misalnya konflik antara negara
domisili dengan negara asal atas suatu jenis penghasilan tertentu.
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh penerapan double taxation: Karen
adalah seorang warga negara Merah yang melakukan transaksi bisnis
di negara Biru, dari keuntungan transaksi tersebut Karen dipajaki oleh
negara Biru, dan atas profit yang sama Karen juga harus membayar
pajak dan retribusi di negara asalnya Merah. Dengan begitu Karena
harus membayar kewajiban pajak penghasilan sebanyak dua kali yaitu
di negara Merah dan negara Biru. Karena harus membayar pajak
penghasilan yang sama sebanyak dua kali, penerima penghasilan tentu
sangat terbebani oleh kebijakan tersebut. Selain merugikan subjek
pajak, pajak ganda juga bisa menimbulkan dampak negatif yang
menyangkut hubungan antar negara, baik berupa kerja sama bisnis
maupun dari segi investasi
Jawaban
1. Rifki Rahayu Alfarezi
Dari aspek regulasi ada tiga hal yang menjadi catatan. Apa saja?
Pertama, adanya disharmoni aturan antara Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria (NSPK) terhadap PP OSS, contohnya
NSPK Perindustrian dan NSPK Pariwisata. Akibatnya,
terjadinya tambahan prosedur pemenuhan komitmen di sektor
peridustrian. Kedua, NSPK tidak lengkap sehingga Pemerintah
Daerah (Pemda) memutuskan untuk menggunakan peraturan
lama dan tidak sinkron dengan OSS. Ketiga, substansi NSPK
sektor tidak memadai. Kemudian aspek sistem, mayoritas daerah
kesulitan mengintegrasikan OSS, database perizinan masih
belum terklarifikasi, tidak tersedia fitur E-Payment, tidak semua
daerah memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR), dan adanya
tambahan prosedur di aplikasi K/L yang justru dinilai
menghambat proses. UU Ciptaker ini diharapkan dapat
memberikan kepastian hukum, menyederhanakan perizinan, dan
menghapus aturan-aturan yang tumpang tindih karena Indonesia
memiliki daya tarik ketersediaan sumber daya alam.
xi