Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

“Current Issue of Accounting Profession & Overview of


Auditing and Accounting”

Disusun oleh Kelompok V

DEWI JUNITA 1810247041

KHUSNUL HAYATI OSNAWANTO 1810247038

MALAHAYATI

PUTRI INKA HAFIIZHAH 1810246947

SESI HIDAYATI

VIVI RIZKIANA A. 1810246951

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2019
ISU TERBARU AKUNTANSI PROFESI

Permintaan pengauditan dan jaminan

Audit sering digunakan dalam situasi di mana mereka tidak diharuskan oleh hukum, dan
audit diminati jauh sebelum undang-undang sekuritas mewajibkannya. Bahkan, bukti
menunjukkan bahwa beberapa bentuk akuntansi dan audit ada di Yunani pada awal 500 SM.

Namun, pengembangan bentuk bisnis perusahaan dan ekonomi dunia yang berkembang
selama 200 tahun terakhir telah memunculkan ledakan dalam permintaan jaminan yang diberikan
oleh auditor. Pada tahun 1926, beberapa tahun sebelum Undang-Undang Sekuritas tahun 1933
dan 1934, yang membutuhkan audit untuk perusahaan publik di Amerika. Menyatakan, 82
persen perusahaan di Bursa Efek New York diaudit oleh auditor independen.

Agen dan Prinsipal

Permintaan audit dapat dipahami sebagai kebutuhan akan akuntabilitas ketika pemilik
bisnis merekrut orang lain untuk mengelola bisnis mereka, seperti yang biasa terjadi pada
perusahaan modern. Sampai akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, sebagian besar organisasi
relatif kecil dan dimiliki dan dioperasikan sebagai kepemilikan perseorangan atau kemitraan.
Karena bisnis pada umumnya dijalankan oleh pemiliknya dan pinjaman terbatas, akuntabilitas
kepada pihak luar sering kali minimal. Kelahiran akuntansi dan audit modern terjadi selama
revolusi industri, ketika perusahaan menjadi lebih besar dan perlu meningkatkan modal untuk
membiayai ekspansi.

Seiring waktu, pasar modal berkembang, memungkinkan perusahaan untuk


meningkatkan modal investasi yang diperlukan untuk berekspansi ke pasar baru, membiayai
penelitian dan pengembangan yang mahal, dan mendanai bangunan, teknologi, dan peralatan
yang diperlukan untuk mengirimkan produk ke pasar. Pasar modal memungkinkan perusahaan
publik untuk menjual kepemilikan kecil (mis., Saham) atau meminjam uang dalam bentuk dari
ribuan pinjaman kecil (mis., obligasi) sehingga sejumlah besar modal dapat diperoleh dari
berbagai investor dan kreditor. Perusahaan publik adalah perusahaan yang menjual saham atau
obligasi kepada publik, memberikan kepentingan yang sah kepada publik dalam penggunaan
sumber daya perusahaan dengan semestinya. Dengan demikian, pertumbuhan korporasi modern
menyebabkan beragam kelompok pemilik yang tidak terlibat langsung dalam menjalankan bisnis
(pemegang saham) dan penggunaan manajer profesional yang disewa oleh pemilik untuk
menjalankan korporasi sehari-hari. Dalam pengaturan ini, manajer berfungsi sebagai agen untuk
pemilik (yang kadang-kadang disebut sebagai prinsipal) dan memenuhi fungsi pekerjaan
mengurus dengan mengelola aset perusahaan.

Akuntansi dan audit memainkan peran penting dalam hubungan prinsipal-agen ini.
Pertama, penting untuk memahami bahwa hubungan antara pemilik dan manajer sering
mengakibatkan asimetri informasi antara kedua pihak. Asimetri informasi berarti manajer pada
umumnya memiliki lebih banyak informasi tentang posisi keuangan yang "benar" dan hasil
operasi entitas daripada pemilik yang tidak hadir.

Karena tujuan mereka mungkin tidak bersamaan, ada konflik kepentingan alami antara
manajer dan pemilik yang tidak hadir. Jika kedua pihak berupaya memaksimalkan kepentingan
diri sendiri, manajer tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik pemiliknya. Misalnya, ada
risiko bahwa seorang manajer dapat mengikuti contoh mantan CEO Tyco Inc., Dennis
Kozlowski, yang membelanjakan dana Tyco untuk keuntungan pribadi yang berlebihan seperti
tirai mandi $ 6.000, atau Andrew Fastow, mantan CFO Enron, yang dinyatakan bersalah karena
memanipulasi laba Enron yang dilaporkan untuk menggelembungkan harga saham perusahaan
sehingga ia bisa mendapatkan bonus yang lebih besar dan menjual kepemilikan sahamnya
dengan harga yang sangat tinggi.

Pemilik dapat mencoba untuk melindungi dirinya dari kemungkinan penggunaan sumber
daya yang tidak tepat dengan mengurangi kompensasi manajer dengan jumlah sumber daya
perusahaan yang diharapkan oleh pemilik untuk dikonsumsi oleh manajer. Tetapi alih-alih
menerima kompensasi yang dikurangi, manajer dapat menyetujui beberapa jenis ketentuan
pemantauan dalam kontrak kerjanya, memberikan jaminan kepada pemilik bahwa ia tidak akan
menyalahgunakan sumber daya.
Sarbanes Oxely Act
Beberapa tahun yang lalu terjadi kejahatan akuntansi yang sangat besar, mengguncang dunia
bisnis, merugikan banyak investor, karyawan, dan banyak pihak lainnya. Sebut saja WorldCom,
sebuah perusahaan jasa layanan telekomunikasi di Amerika Serikat, dibangun di tahun 1983.
Pertumbuhan perusahaan ini sangat signifikan dan mngantarkannya menjadi perusahaan nomor
dua untuk jasa layanan telepon jarak jauh di Amerika. WorldCom menyatakan bangkrut pada
Juli 2002, dengan total nilai US $ 11 milyar. Bernie Ebbers, mantan CEO dari perusahaan ini
dinyatakan bersalah dan dalang dari kejahatan akuntansi di perusahaan yang dipimpinnya ini.
Ebbers dijatuhi hukuman penjara selama 85 tahun.

Kasus lainnya adalah kasus Enron. Enron adalah perusahaan energi terkemuka di dunia. Enron
mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah US $101 milyar. Majalah terkemuka di AS
menamakan Enron sebagai perusahaan Amerika paling inovatif selama enam tahun berturut-
turut. Enron menjadi sorotan dunia pada tahun 2001, ketika terungkapnya kondisi keungan yang
dilaporkannya didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan
secara jenius. Skandal akuntansi Enron tidak hanya membawa para direkturnya berhadapan
dengan hukum. Tidak hanya itu saja, firma akuntansi terbesar di dunia pada saat itupun, Arthur
Andersen, ditutup karena dianggap turut bertanggungjawab atas kejahatan akuntansi di Enron
(Arthur Andersen adalah firma akuntansi yang memeriksa laporan keuangan Enron pada saat itu
dan menyatakan tidak ada masalah pada laporan keuangan dan kondisi keuangan Enron).

Melihat kejahatan akuntansi yang merajalela pada saat itu, maka Kongres AS mengeluarkan
sebuah aturan, pada Juli 2002, yang diberi nama “The Sarbanes-Oxely Act 2002“. SOX act ini
adalah sebuah peraturan yang ditujukan kepada perusahan-perusahaan terbuka yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham AS. Lebih lanjut, peraturan ini bertujuan untuk melindungi
investor atas perusahaan-perusahaan terbuka tersebut, dengan memaksa perusahaan-perusahaan
tersebut untuk memperbaiki pengungkapan laporan keuangannya.

Sarbanes Oxley Act merupakan undang-undang pelaporan dan tata kelola perusahaan berstandar
Amerika Serikat. SOA mensyaratkan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa saham
Amerika untuk mentaati sejumlah aturan yang ada guna menjamin adanya kepastian lebih besar
terhadap integrasi sebuah laporan keuangan.

Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari
Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan
akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi dalam pelaporan keuangan,
memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan
menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate
governance. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang
mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang.

Hal-Hal yang Diatur Dalam SOA

Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan


governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di
bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang
independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:

 Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan
pihak manajemen
 Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang
independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
 Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
 Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien
 Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
 Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest
 Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan public untuk membuat
suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu (whistleblowers) untuk
melaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit.
Perusahaan dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFE’s EthicsLine. ACFE dapat
membantu menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,
dan memberikan informasi kepada perusahaan agara dapat mengambil tindakan yang tepat.
Sistem hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa
aman dari tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis bagi
program pencegahan fraud yang kuat (a robust fraud prevention program).

Sarbanes-Oxley Act juga meningkatkan program perlindungan bagi pegawai yang menjadi
pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk dari perusahaannya setelah
membeberkan adanya fraud dan membantu investigasi seperti: dipecat, didemosikan, diskors,
diancam, dilecehkan dan berbagai perlakuan diskriminatif lainnya Pegawai tersebut dapat
mencari perlindungan melalui Departemen Tenaga Kerja dan pengadilan distrik setempat.
Dengan adanya undang-undang ini, tindakan pembalasan terhadap pengadu dianggap sebagai
pelanggaran Federal (a Federal offense) sehingga terdapat konsekuensi hukum pidana bagi orang
yang melakukannya berupa hukuman penjara sampai dengan 10 tahun.

Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes-Oxley Act antara lain: perusahaan-
perusahaan yang sahamnya telah diregistrasi berdasarkan Section 12 of the Exchange Act of
1934, perusahaan-perusahaan yang wajib membuat laporan diregistrasi berdasarkan Section
15(d) of the Exchange Act, perusahaan-perusahaan yang sedang dalam proses registrasi, dan
Kantor Akuntan Publik yang menerbitkan laporan audit. Undang-undang ini tidak
mengecualikan perusahaan asing yang listing di Amerika Serikat dan KAP dari luar Amerika
Serikat yang menerbitkan laporan auditnya bagi perusahaan tersebut. Persyaratan bagi
independensi auditor yang diatur dalam Sarbanes-Oxley Act diantaranya: menghindari beberapa
aktivitas yang dilarang, semua jasa audit harus telah disetujui oleh komite audit, adanya rotasi
dari partner yang melakukan audit, menghindari konflik kepentingan, dan penelaahan oleh
Comptroller General terhadap dampak potensial dari rotasi yang telah diwajibkan.

Peran Audit

Peran auditor untuk menentukan apakah laporan yang disiapkan manajer sesuai ketentuan
kontrak. Jadi, verifikasi auditor dari informasi keuangan menambah kredibilitas laporan dan
mengurangi risiko informasi, atau risiko bahwa informasi yang diedarkan oleh manajemen
perusahaan akan salah atau menyesatkan.
Sementara pengaturan yang diuraikan sangat sederhana, memahami dasar-dasar
hubungan pemilik–manajer sangat membantu dalam memahami permintaan audit. Model
Principal-Agen adalah alat konseptual yang kuat yang dapat diekstrapolasi menjadi pekerjaan
yang jauh lebih kompleks dan pengaturan kontrak lainnya. Misalnya, bagaimana pemberi
pinjaman bisa mencegah manajemen dari mengambil dana pinjaman dan menggunakannya
secara tidak tepat? Salah satu caranya adalah dengan menempatkan pembatasan perjanjian dalam
perjanjian hutang dengan mana entitas dan manajemennya harus patuh. Sekali lagi, pengaturan
ini memunculkan tuntutan untuk mengaudit informasi yang dilaporkan oleh manajemen kepada
pemberi pinjaman.

Singkatnya, audit dituntut karena memainkan peran yang berharga dalam memantau
hubungan kontraktual antara entitas dan pemegang saham, manajer, karyawan, dan pemegang
hutang. Akuntan publik bersertifikat telah diakui mampu menyediakan layanan audit karena
reputasi tradisional mereka tentang kompetensi, kemandirian, objektivitas, dan kepedulian untuk
kepentingan publik. Akibatnya, mereka mampu menambah kredibilitas terhadap informasi yang
dihasilkan dan dilaporkan oleh manajemen kepada pihak luar

OVERVIEW OF SPAP 2001

Dalam tahun 1972, untuk pertama kalinya IAI berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan
Akuntan, Norma Pemeriksaan Akuntan mencakup: tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur
norma pemeriksaan akuntansi yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian
intern, bahan pembuktian, dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai pweristiwa
kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan.

Dalam tahun 1992, IAI menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan edisi revisi yang
memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No.12 dengan interpretasi No.1 sampai dengan
No.2. Dalam kongres ke VII IAI tahun 1994 disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang
secara garis besar berisi:

1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik


2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan besar atas Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 Agustustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang berjudul Standar
Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Standar Profesional Akuntan Publik per 1
Januari 2001 ada 5 standar diantarnya adalah:

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) dilengkapi dengan interpretasi PSA (IPSA)


2. Pernyataan Standart Atestesi (PSAT) dilengkapi dengan interpreasi PSAT (IPSAT)
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) dilengkapi dengan interpretasi
PSAR (IPSAR)
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan interpretasi PSJK
(IPSJK)
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) dilengkapi dengan interpreasi PSPM
(IPSM)

Menurut PSA. 01 ( SA seksi 150) Standar Auditing terdiri dari 10 yang dikelompokkan
menjadi 3 kelompok besar yaitu:

Standar Umum

1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

2. Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

4. Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan , asisten harus disupervisi dengan semestinya.

5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang memadai atas
struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan

7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang
didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
periode sebelumnya.

9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan keuangan


harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diterima.

ATURAN ETIKA

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan


dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik
akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik
sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari
Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Kode etik akuntan Indonesia memuat 8 prinsip etika sebagai berikut :Tanggung Jawab profesi,
Kepentingan Publik, Integritas, Obyektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional,
Kerahasiaan, Perilaku Profesional, dan Standar Teknis.

REFERENSI :
Arens. Alvin. A. and James. K. Loebbecke. (2000). Auditing an Integrated Approach (8th
edition). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Douglas F. Prawitt, Steven M. Glover, William F. Messier, 2014. Auditing and Assurance
Service. Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai